Anda di halaman 1dari 11

Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan

Dosen Pengampu :

Sri Cahyaning Umi Salama, M.Si

Disusun Oleh :

Mahrus Mahbubi | 202210370311411

Dhafi Nur Hakiki | 202210370311423

Mochammad Iqbal Aliyyudin Al Hakim | 202210370311434

Rafi Nabil Hanif Saputra | 202210370311450

Permana Mahatma Adiya Putra | 202210370311458

Nabil Thoriq Rilo Cendekia Putra | 202210370311459

Revindo Dewantara | 202210370311490

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KOTA MALANG

2022/2023

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………...

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….

BAB II ISI

2.1 Sejarah Aisyah…………………………………………………………………………

2.1.1 Pendirian 'Aisyiyah………………………………………………………………….

2.1.2 Peran Kiai Haji Ahmad Dahlan……………………………………………………...

2.1.3 Pembentukan 'Aisyiyah………………………………………………………………

2.2 Sejarah NA……………………………………………………..………………………

2.2.1 Gagasan Pendirian NA……………………………………………………………….

2.2.2 Peran Somodirdjo…………………………………………………………………….

2.2.3 Tujuan Organisasi NA………………………………………………………………..

2.3 Peran Penting Perempuan Muhammadiyah dalam Sejarah Bangsa……………………

2.3.1 Peran dalam Pendidikan………………………………………………………………

2.3.2 Kesejahteraan Masyarakat…………………………………………………………….

2.3.3 Aktivisme Sosial dan Kemanusiaan…………………………………………………..

2.3.4 Pengembangan Keilmuan……………………………………………………………..

2.4 Produk-produk Putusan Muhammadiyah tentang Perempuan………………………….

2.4.1 Tuntunan Mencapai Esteri Islam………………………………………………………

2.4.2 Adabul Mar'ah fil Islam………………………………………………………………..

2.4.3 Fikih Perempuan………………………………………………………………………

2.4.4 Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua…………………………………….

2.4.5 Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah………………………………………………….

2.4.6 Pokok-pokok Pikiran 'Aisyiyah Abad Kedua…………………………………………

2.4.7 Risalah Pencerahan…………………………………………………………………

2.4.8 Fatwa-fatwa Tarjih tentang Perempuan…………………………………………….


2.4.9 Fikih Perlindungan Anak (2018)……………………………………………………

2.5 Tema-tema Tajdid tentang Perempuan………………………………………………..

2.5.1 Pemberdayaan Perempuan………………………………………………………….

2.5.2 Pendidikan Perempuan……………………………………………………………..

2.5.3 Peran Perempuan dalam Masyarakat………………………………………………

2.5.4 Pandangan Muhammadiyah Terhadap Perempuan………………………………….

2.5.5 Perhatian Muhammadiyah pada Isu Perempuan……………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam,
menghadapi berbagai tantangan terkait isu gender, di mana peran perempuan
seringkali terbatas dan terkungkung oleh norma-norma patriarki. Namun, di tengah
dinamika ini, organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, memiliki potensi
untuk menjadi agen perubahan yang signifikan.

Muhammadiyah, didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, lahir


sebagai gerakan reformis yang menekankan pada pembaruan dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada
dimensi agama, tetapi juga memperluas cakupan perhatiannya ke bidang sosial dan
pendidikan.

Pemikiran dan ajaran Muhammadiyah yang moderat dan inklusif memberikan


landasan kuat bagi upaya pemberdayaan perempuan. Seiring dengan perkembangan
zaman, Muhammadiyah terus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, termasuk
isu-isu gender. Pentingnya pemberdayaan perempuan dalam konteks keberlanjutan
pembangunan sosial dan ekonomi menjadi semakin terang benderang. Oleh karena itu,
melihat sejarah dan perkembangan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam di
Indonesia, menjadi sangat menarik untuk memahami peran serta kontribusinya dalam
upaya pemberdayaan perempuan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana sejarah berdirinya Asiyiyah ?


2) Bagaimana sejarah NA?
3) Apa peran penting perempuan Muhammadiyah dalam sejarah bangsa?
4) Apa saja produk produk putusan muhammadiyah tentang perempuan ?
5) Apa tema tema tajdid tentang perempuan ?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui sejarah berdirinya Asiyiyah.


2) Mengetahui sejarah NA.
3) Mengetahui peran penting perempuan Muhammadiyah dalam sejarah bangsa.
4) Mengetahui produk produk putusan muhammadiyah tentang perempuan.
5) Mengetahui tema tema tajdid tentang perempuan.

BAB II

ISI
2.1 Sejarah Aisyah
Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 dalam perhelatan akbar
nan meriah bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Embrio berdirinya
‘Aisyiyah telah dimulai sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresna di tahun 1914,
yaitu perkumpulan gadis-gadis terdidik di sekitar Kauman.

Kiai Haji Ahmad Dahlan sejak awal mendorong perempuan untuk menempuh
pendidikan, baik di pendidikan formal umum maupun keagamaan. Berbeda dengan
konstruksi sosial saat itu menyatakan bahwa perempuan tidak perlu menempuh
pendidikan secara formal. Tapi sebaliknya, Dahlan mendorong anak gadis rekannya
atau saudara teman-temannya untuk bersekolah. Para gadis inilah yang kemudian
mengenyam pengkaderan ala Dahlan juga temannya, serta Siti Walidah atau Nyai
Dahlan.

Pendirian ‘Aisyiyah diawali dengan pertemuan yang digelar di rumah Kiai


Dahlan pada 1917, yang dihadiri K.H. Dahlan, K.H. Fachrodin, K.H. Mochtar, Ki Bagus
Hadikusumo, bersama enam gadis kader Dahlan, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti
Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah. Pertemuan tersebut memutuskan
berdirinya organisasi perempuan Muhammadiyah, dan disepakati nama ‘Aisyiyah yang
diajukan K.H. Fachrodin.

Nama itu terinspirasi dari istri nabi Muhammad, yaitu ‘Aisyah yang dikenal
cerdas dan mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad, maka
Aisyiyah bermakna pengikut ‘Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam
berdakwah, seperti figur Muhammad dan ‘Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang
berdampingan bersama Muhammadiyah. Harapannya, profil Aisyah juga menjadi profil
orang-orang Aisyiyah.

2.2 Sejarah NA

Berdirinya Nasyi'atul Aisyiyah (NA) juga tidak bisa dilepaskan kaitannya


dengan rentang sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat memerhatikan
keberlangsungan kader penerus perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun umat
memerlukan kader-kader yang tangguh yang akan meneruskan estafet perjuangan dari
para pendahulu di lingkungan Muhammadiyah.

Gagasan mendirikan NA sebenarnya bermula dari ide Somodirdjo, seorang guru


Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah,
ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat terdorong dengan
adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, baik
dalam bidang spiritual, intelektual, maupun jasmaninya.serta memperjuangkan hak
wanita Indonesia.

Tujuan organisasi ini ialah membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi
agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur
yang diridhai oleh Allah.

1. Menanamkan Al-Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis sesuai dengan jiwa
Muhammadiyah kepada anggota-anggotanya sebagai dasar pendidikan putri dan
sebagai pedoman berjuang.

2. Mendidik anggota-anggotanya agar memiliki kepribadian putri Islam.

3. Mendidik anggota-anggotanya untuk mengembangkan keterampilan dan keaktifannya


sebagai seorang putri serta mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Islam.

4. Mendidik dan membina kader-kader pimpinan untuk kepentingan agama, organisasi dan
masyarakat.

5. Mendidik anggota-anggotanya untuk menjadi mubalighat motivator yang baik.

6. Meningkatkan fungsi Nasyiah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha
Muhammadiyah/Aisyiyah.

7. Membina ukhuwah Islamiyah.

8. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

2.3 Peran Penting Perempuan Muhammadiyah dalam Sejarah Bangsa

Perempuan Muhammadiyah memiliki peran penting dalam sejarah bangsa,


terutama dalam konteks pembangunan sosial dan pendidikan di Indonesia. Mereka tidak
hanya berkontribusi dalam mendukung misi Muhammadiyah, tetapi juga aktif dalam
kegiatan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, berikut
adalah beberapa aspek peran penting perempuan Muhammadiyah:

Pendidikan:
Perempuan Muhammadiyah telah berperan aktif dalam mendukung pendidikan
Islam dan modern di Indonesia. Mereka terlibat dalam mendirikan sekolah-sekolah
Muhammadiyah, baik tingkat dasar maupun tingkat menengah. Kontribusi mereka tidak
hanya terbatas pada guru atau tenaga pendidik, tetapi juga dalam manajemen dan
pengelolaan sekolah.

Kesejahteraan Masyarakat:

Perempuan Muhammadiyah juga terlibat dalam kegiatan kesejahteraan


masyarakat. Mereka terlibat dalam penyuluhan kesehatan, bantuan sosial, dan program-
program pembangunan masyarakat. Hal ini mencerminkan peran mereka dalam
membantu memajukan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial.

Aktivisme Sosial dan Kemanusiaan:

Perempuan Muhammadiyah turut ambil bagian dalam kegiatan aktivisme sosial


dan kemanusiaan. Mereka sering kali terlibat dalam penanggulangan bencana alam,
pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta advokasi hak-hak perempuan dan anak-anak.

Pengembangan Keilmuan:

Beberapa perempuan Muhammadiyah juga terlibat dalam pengembangan


keilmuan Islam dan sains. Mereka menjadi tokoh-tokoh akademis, peneliti, dan
intelektual yang memberikan kontribusi pada perkembangan pemikiran Islam di
Indonesia.

2.4 Produk produk putusan muhammadiyah tentang perempuan

Berikut adalah beberapa produk putusan Muhammadiyah yang berkaitan dengan


perempuan:

1. Tuntunan Mencapai Esteri Islam Yang Berarti, Keputusan Kongres ‘Aisyiyah ke-26
(1939)
2. Adabul Mar'ah fil Islām, Keputusan Muktamar Tarjih ke-17 (1972)
3. Fikih Perempuan, Keputusan Munas Tarjih ke-26 (2010)
4. Islam Berkemajuan dan Gerakan Pencerahan, dalam Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Abad Kedua, Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah
(2010)
5. Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, Keputusan Munas Tarjih ke-28 (2014)
6. Pokok-pokok Pikiran ‘Aisyiyah abad kedua, Keputusan Muktamar Abad Kedua
‘Aisyiyah ke-47 (2015)
7. Risalah Pencerahan, Keputusan Tanwir Muhammadiyah (2019)
8. Risalah Islam Berkemajuan (2022): Pengkhidmatan Kemanusiaan, c. Pemberdayaan
Perempuan

Fatwa-fatwa Tarjih tentang Perempuan Selain itu, ada juga produk ijtihad
Muhammadiyah terbaru yang menyangkut perempuan yaitu Fikih Perlindungan Anak
yang dirumuskan pada tahun 2018.

2.5 Tema-tema tajdid tentang perempuan


Tema tajdid Berikut adalah beberapa tema tajdid Muhammadiyah yang berkaitan
dengan perempuan:

1. Pemberdayaan Perempuan: Muhammadiyah berupaya memberdayakan perempuan


untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya ekonomi, politik, sosial,
dan budaya. Upaya ini bertujuan agar perempuan dapat mengatur diri dan
meningkatkan rasa percaya diri untuk membangun kemampuan dan kompetensi diri.
2. Pendidikan Perempuan: KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah mendorong perempuan
untuk memperoleh ilmu melalui pendidikan informal dan nonformal seperti pengajian
dan kursus-kursus.
3. Peran Perempuan dalam Masyarakat: Muhammadiyah mendorong perempuan untuk
berperan aktif dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.
4. Pandangan Muhammadiyah Terhadap Perempuan: Majelis Tarjih dan Tajdid PP
Muhammadiyah dengan PP ‘Aisyiyah menyelenggarakan diskusi dan seminar dengan
tema Pandangan Muhammadiyah Terhadap Perempuan Tinjauan Teologis dan
Praksis.
5. Perhatian Muhammadiyah pada Isu Perempuan: Muhammadiyah memberikan
perhatian besar pada isu perempuan, termasuk dalam fatwa dan putusannya
BAB V
Kesimpulan
Sejarah Aisyah dan Nasyi'atul Aisyiyah (NA) menunjukkan peran penting perempuan dalam
Muhammadiyah. Aisyiyah, didirikan pada 1917, bermula dari dorongan Kiai Haji Ahmad
Dahlan untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan. Nama 'Aisyiyah diambil dari
istri Nabi Muhammad, Aisyah, yang cerdas dan mumpuni. NA, yang didirikan untuk
meneruskan estafet perjuangan Muhammadiyah, memiliki tujuan mendidik putri Islam agar
memiliki kepribadian yang baik dan berperan dalam kepentingan agama dan masyarakat.

Perempuan Muhammadiyah memiliki peran vital dalam sejarah bangsa, terutama dalam
pendidikan, kesejahteraan masyarakat, aktivisme sosial, dan pengembangan keilmuan. Mereka
tidak hanya berkontribusi dalam mendukung misi Muhammadiyah tetapi juga aktif dalam
memajukan kesejahteraan masyarakat.

Produk-produk putusan Muhammadiyah tentang perempuan mencerminkan komitmen


organisasi terhadap peningkatan peran dan status perempuan. Tema-tema tajdid
Muhammadiyah terkait perempuan menyoroti upaya pemberdayaan, pendidikan, peran dalam
masyarakat, pandangan terhadap perempuan, dan perhatian pada isu-isu perempuan.
Daftar Pustaka
1. Sejarah Gerakan Perempuan Muhammadiyah dan Lahirnya 'Aisyiyah
https://muhammadiyah.or.id/sejarah-gerakan-perempuan-muhammadiyah-dan-
lahirnya-aisyiyah/
2. Pemberdayaan Perempuan Muhammadiyah: Sejarah dan Realitas
https://journal.umpr.ac.id/index.php/pencerah/article/download/1111/1005
3. Risalah Perempuan Berkemajuan: Upaya 'Aisyiyah Mendorong Kaum Perempuan
untuk Maju dan Bersaing https://muhammadiyah.or.id/risalah-perempuan-
berkemajuan-upaya-aisyiyah-mendorong-kaum-perempuan-untuk-maju-dan-
bersaing/
4. Buchori, Mochtar. (2006). Muhammadiyah: Gerakan Reformis Islam di Jawa. Mizan.
5. Afifulloh, Ishaq. (2014). "Pemberdayaan Perempuan Muhammadiyah: Sejarah dan
Realitas." Jurnal Sosiologi Dialektika, 15(2), 181-200.
6. Supriyanto, Lathifah Shohibatul. (2019). "Peran Perempuan dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial: Studi Kasus Pemberdayaan Perempuan Melalui Lembaga Amal
dan Sosial Muhammadiyah di Wilayah Semarang." Jurnal Penelitian Sosial dan
Ekonomi, 11(2), 171-182.

Anda mungkin juga menyukai