Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TEKNIK INFORMATIKA
KOTA MALANG
2022/2023
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….
BAB II ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam,
menghadapi berbagai tantangan terkait isu gender, di mana peran perempuan
seringkali terbatas dan terkungkung oleh norma-norma patriarki. Namun, di tengah
dinamika ini, organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, memiliki potensi
untuk menjadi agen perubahan yang signifikan.
1.3 Tujuan
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Aisyah
Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 dalam perhelatan akbar
nan meriah bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Embrio berdirinya
‘Aisyiyah telah dimulai sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresna di tahun 1914,
yaitu perkumpulan gadis-gadis terdidik di sekitar Kauman.
Kiai Haji Ahmad Dahlan sejak awal mendorong perempuan untuk menempuh
pendidikan, baik di pendidikan formal umum maupun keagamaan. Berbeda dengan
konstruksi sosial saat itu menyatakan bahwa perempuan tidak perlu menempuh
pendidikan secara formal. Tapi sebaliknya, Dahlan mendorong anak gadis rekannya
atau saudara teman-temannya untuk bersekolah. Para gadis inilah yang kemudian
mengenyam pengkaderan ala Dahlan juga temannya, serta Siti Walidah atau Nyai
Dahlan.
Nama itu terinspirasi dari istri nabi Muhammad, yaitu ‘Aisyah yang dikenal
cerdas dan mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad, maka
Aisyiyah bermakna pengikut ‘Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam
berdakwah, seperti figur Muhammad dan ‘Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang
berdampingan bersama Muhammadiyah. Harapannya, profil Aisyah juga menjadi profil
orang-orang Aisyiyah.
2.2 Sejarah NA
Tujuan organisasi ini ialah membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi
agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur
yang diridhai oleh Allah.
1. Menanamkan Al-Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis sesuai dengan jiwa
Muhammadiyah kepada anggota-anggotanya sebagai dasar pendidikan putri dan
sebagai pedoman berjuang.
4. Mendidik dan membina kader-kader pimpinan untuk kepentingan agama, organisasi dan
masyarakat.
6. Meningkatkan fungsi Nasyiah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha
Muhammadiyah/Aisyiyah.
Pendidikan:
Perempuan Muhammadiyah telah berperan aktif dalam mendukung pendidikan
Islam dan modern di Indonesia. Mereka terlibat dalam mendirikan sekolah-sekolah
Muhammadiyah, baik tingkat dasar maupun tingkat menengah. Kontribusi mereka tidak
hanya terbatas pada guru atau tenaga pendidik, tetapi juga dalam manajemen dan
pengelolaan sekolah.
Kesejahteraan Masyarakat:
Pengembangan Keilmuan:
1. Tuntunan Mencapai Esteri Islam Yang Berarti, Keputusan Kongres ‘Aisyiyah ke-26
(1939)
2. Adabul Mar'ah fil Islām, Keputusan Muktamar Tarjih ke-17 (1972)
3. Fikih Perempuan, Keputusan Munas Tarjih ke-26 (2010)
4. Islam Berkemajuan dan Gerakan Pencerahan, dalam Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Abad Kedua, Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah
(2010)
5. Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, Keputusan Munas Tarjih ke-28 (2014)
6. Pokok-pokok Pikiran ‘Aisyiyah abad kedua, Keputusan Muktamar Abad Kedua
‘Aisyiyah ke-47 (2015)
7. Risalah Pencerahan, Keputusan Tanwir Muhammadiyah (2019)
8. Risalah Islam Berkemajuan (2022): Pengkhidmatan Kemanusiaan, c. Pemberdayaan
Perempuan
Fatwa-fatwa Tarjih tentang Perempuan Selain itu, ada juga produk ijtihad
Muhammadiyah terbaru yang menyangkut perempuan yaitu Fikih Perlindungan Anak
yang dirumuskan pada tahun 2018.
Perempuan Muhammadiyah memiliki peran vital dalam sejarah bangsa, terutama dalam
pendidikan, kesejahteraan masyarakat, aktivisme sosial, dan pengembangan keilmuan. Mereka
tidak hanya berkontribusi dalam mendukung misi Muhammadiyah tetapi juga aktif dalam
memajukan kesejahteraan masyarakat.