Pemberdayaan Perempuan
Gerakan ‘Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi
peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata
adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga
perguruan tinggi.
BAB II PEMBAHASAN
KH.Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan terhadap kaum wanita, wanita yang
berpotensi untuk berorganisasi dan memperjuangkan islam di didik oleh KH.Ahmad Dahlan,
di antara anak-anak perempuan yang di didik oleh KH. Ahmad Dahlan ialah Siti Bariyah,
Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri beliau sendiri), Siti Dawingah, dan Siti
Badilah Zuber, dengan diadakan kelompok pengajian wanita dibawah bimbingan KH.
Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah (istri KH. Ahmad Dahlan) dengan nama “Sopo Tresno”.
Setelah organisasi ini sudah terbentuk maka KH. Ahmad dahlan memberikan suatu pesan
untuk para pengurus yang memperjuangkan islam, pesan itu berbunyi :
1. Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat
dan percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena
dicela.
2. Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
3. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Allah SWT hanya
untukmenghindari suatu tugas yang diserahkan.
4. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam
5. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam muhamadiyah
Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan. Ketidak adilan gender
termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi (anggapan
tidak penting), stereotype (pelabelan negative), violence (kekerasan), dan beban kerja ganda
atau lebih. Ketidaksetaraan gender yang menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan
kerugian bagi laki-laki maupun perempuan. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang
cukup besar dan berpengaruh di Indonesia harus ikut serta menyumbangkan pemikirannya
dalam masalah pemberdayaan perempuan ini. Tuntutan ini sebenarnya sejala dengan semangat
tajdid (perubahan) Muhammadiyah yang sudah digagaskan oleh KH. Ahmad Dahlan.
Peran perempuan muhammadiyah dalam kehidupan bangsa dan negara