Anda di halaman 1dari 8

Muhammadiyah dan

Pemberdayaan Perempuan

Inda Helma Yunita


Desi Febrina Ayu Putri
LATAR BELAKANG
Organisasi ‘Aisyiyah adalah suatu organisasi otonom Muhammadiyah yang didirikan
bersamaan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 Rajab 1335 H, bertepatan
19 Mei 1917 M dan diketuai oleh Sitti Bariyah. .

Berdirinya ‘Aisyiyah tak luput dari sejarah berdirinya organisasi muhammadiyah.


Sejak berdirinya Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan sangat memperhatikan
pembinaan kaum wanita.

Gerakan ‘Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi
peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata
adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga
perguruan tinggi.
BAB II PEMBAHASAN

Cara K.H Ahmad Kesetaraan gender dan Peran perempuan


Dahlan dalam pemberdayaan muhammadiyah
memberdayakan perempuan dalam dalam kehidupan
perempuan muhamadiyah bangsa dan negara
Cara K.H Ahmad Dahlan dalam memberdayakan perempuan

Muhammadiyah adalah organisasi islam yang cukup mapan menempatkan


perempuan setara dengan laki-laki. Kyai Ahmad Dahlan dibantu Nyai Walidah
menggerakkan perempuan untuk memperoleh ilmu, melakukan aksi sosial di luar
rumah yang bisa disebut radikal dan revolusioner saat itu, kaum perempuan
didorong meningkatkan kecerdasan melalui pendidikan informal dan nonformal
seperti pengajian dan kursus-kursus, serta didirikannya organisasi Aisyiyah

KH.Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan terhadap kaum wanita, wanita yang
berpotensi untuk berorganisasi dan memperjuangkan islam di didik oleh KH.Ahmad Dahlan,
di antara anak-anak perempuan yang di didik oleh KH. Ahmad Dahlan ialah Siti Bariyah,
Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri beliau sendiri), Siti Dawingah, dan Siti
Badilah Zuber, dengan diadakan kelompok pengajian wanita dibawah bimbingan KH.
Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah (istri KH. Ahmad Dahlan) dengan nama “Sopo Tresno”.
Setelah organisasi ini sudah terbentuk maka KH. Ahmad dahlan memberikan suatu pesan
untuk para pengurus yang memperjuangkan islam, pesan itu berbunyi :
1. Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat
dan percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena
dicela.
2. Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
3. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Allah SWT hanya
untukmenghindari suatu tugas yang diserahkan.
4. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam
5. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam muhamadiyah

Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan. Ketidak adilan gender
termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi (anggapan
tidak penting), stereotype (pelabelan negative), violence (kekerasan), dan beban kerja ganda
atau lebih. Ketidaksetaraan gender yang menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan
kerugian bagi laki-laki maupun perempuan. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang
cukup besar dan berpengaruh di Indonesia harus ikut serta menyumbangkan pemikirannya
dalam masalah pemberdayaan perempuan ini. Tuntutan ini sebenarnya sejala dengan semangat
tajdid (perubahan) Muhammadiyah yang sudah digagaskan oleh KH. Ahmad Dahlan.
Peran perempuan muhammadiyah dalam kehidupan bangsa dan negara

Muhammadiyah berpandangan bahwa perempuan dalam berkiprah dalam kehidupan


bangsa dan Negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi
melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi
panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah
kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan Negara tersebut
diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai dengan kepribadian,
keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan.
Langkah-langkah strategis tersebut adalah sebagai berikut: Langkah strategi
—————> organisasi ————–> Managemen (AD/ART: Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga)
Posisi Aisyiyah dalam Muhammadiyah adalah
sebagai suatu organisasi otonom Muhammadiyah
yang di peruntukan untuk perjuangan para wanita
muslimah. Karena lembaga ini adalah bagian
horizontal dari organisasi Muhammadiyah maka
Kesimpulan fungsi dari lembagaa ini sebagai partner gerak
langkah Muhammadiyah, di mana asas dan
tujuannya tidak terpisah dari induk persyarikatan.
Aisyiyah adalah organisasi persyarikatan
Muhammadiyah yang berazaskan amar ma‟ruf
nahi munkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an
dan Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai