Anda di halaman 1dari 9

MUHAMMADIYAH DAN

PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN

Teknologi Industri Pertanian


Universitas Muhammadiyah jember
Pedahuluan
Dari sejak hegemoni Barat mulai menguasai banyak negeri kaum muslimin, seiring melemahnya kekuatan mereka,
sedikit demi sedikit dominasi syariat dan hukum Islam bergeser ke ranah privat dan hanya diminati oleh minoritas orang.
Produk-produk pemikiran Barat secara bertahap menyebar di kalangan kaum muslimin.
Allah telah menjelaskan dalam surah At–Taubah ayat 71–76 bahwa kedudukan antara laki – laki dan perempuan di
hadapan Allah itu sama. Sama–sama memikul kewajiban dan sama-sama mendapatkan hak. Islam mensejajarkan antara
laki-laki dan perempuan dalam sejumlah hak dan kewajiban. Sekalipun ada beberapa perbedaan maka hal itu merupakan
penghormatan terhadap asal fitrah kemanusiaan dan dasar-dasar perbedaan kewajiban.
Di indonesia, gerakan wanita islam terbesar adalah Aisyiyah. Aisyiyah merupakan organisasi wanita islam non-politik
yang terkemuka. Organisasi ini telah tersebar ke seluruh indonesia dengan kiprah yang bisa dirasakan banyak pihak.
o Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara KHA. Dahlan memberdayakan Perempuan?
2. Bagaimana kesetaraan gender dalam Muhammadiyah?
3. Bagaimana peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Pembahasan
 Cara KH. Ahmad Dahlan memberdayakan Perempuan
Muhammadiyah adalah organisasi islam yang cukup mapan menempatkan perempuan
setara dengan laki-laki. Kyai Ahmad Dahlan dibantu Nyai Walidah menggerakkan
perempuan untuk memperoleh ilmu, melakukan aksi sosial di luar rumah yang bisa disebut
radikal dan revolusioner saat itu, kaum perempuan didorong meningkatkan kecerdasan
melalui pendidikan informal dan nonformal seperti pengajian dan kursus-kursus, serta
didirikannya organisasi Aisyiyah
Peresmian Aisyiyah dilaksanakan bersamaan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
pada tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei 1917 M dan diketuai oleh Siti Bariyah.
Peringatan Isra' Mi'raj tersebut merupakan peringatan yang diadakan Muhammadiyah
untuk pertama kalinya. Selanjutnya, KH. Mukhtar memberi bimbingan administrasi dan
organisasi, sedangkan untuk bimbingan jiwa keagamaannya dibimbing langsung oleh KH.
Ahmad Dahlan.
Setelah organisasi ini sudah terbentuk maka KH. Ahmad Dahlan memberikan suatu
pesan untuk para pengurus yang memperjuangkan Islam, pesan itu berbunyi:
1) Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
2) Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan
percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela.
3) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Allah SWT hanya untuk
menghindari suatu tugas yang diserahkan.
4) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam.
5) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
 Kesetaraan gender dalam Muhammadiyah

Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidak adilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan, ketidakadilan gender
termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi
(anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negatif), violesence (kekerasan), beban kerja
ganda atau lebih, dan sosialisasi ideologi nilai peran gender, perbedaan gender yang
menimbulkan ketidak adilan ini menyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun perempuan.
Muhammadiyah sebagai organisasi islam yang cukup besar dan berpengaruh di indonesia
harus ikut serta menyumbangkan pemikirannya dalam masalah pemberdayaan perempuan ini,
tuntutan ini sebenarnya sejalan dengan semangat tajdid (perubahan) muhammadiyah yang
sudah di gagaskan oleh KH. Ahmad dahlan
Di sisi yang lain ini juga membuat muhammadiyah untuk terbuka dan
fleksibel terhadap unsur-unsur inovasi baru yang membawa mashlahat, walau
dari manapun asalnya inovasi itu asalkan tidak bertentangan dengan kedua
prinsip di atas yaitu Qur’an dan sunnah, ini seperti keterbukaan KH. Ahmad
dahlan yang beradaptasi terhadap pemikiran dan intuisiyang berasal dari
kolonial barat dan kristen seperti sistem pendidikan, kurikulum, pakaian, panti
asuhan, dan lain-lain.
 Peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini Aisyiyah telah banyak memiliki amal
usaha diberbagai bidang diantaranya adalah pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan
organisasi wanita. Pimpinan pusat aisyiyah berusaha memberi didikan dikalangan wanita
islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral, dan bermental luhur, memberikan
bimbingan perkawinan dan kerumahtangganan, tanggung jawab istri dalam dan di luar
rumah tangga, memberikan motivasi keluarga sejahtera, keluarga bahagia, memberikan
bimbingan pemeliharaan bayi sehat, keluarga berencana, berislam dan sebagainya.
Prinsip gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA), sering juga disebut Nasyiah,
adalah organisasi otonom dan kader muhammadiyah yang merupakan gerakan
putri islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.
Tujuan organisasi ini adalah membentuk pribadi putri islam yang berarti bagi
agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan
makmur yang diridhai oleh allah SWT.
TERIMA KASIH
KELOMPOK 03
Erwin Fadilatur Rosyid 2110331001
Diana Dwi Anggraeni 2110331011

Anda mungkin juga menyukai