Anda di halaman 1dari 7

1.

MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam modern terbesar di
Indonesia bahkan di dunia yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi
ini memiliki kontribusi besar dalam bidang pendidikan, filantropi, dan
Kesehatan. Sejak didirikan pada tahun 1912, persyarikatan Muhammadiyah –
Muhammadiyah menyebut dirinya sebagai persyarikatan -- telah berkomitmen
untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Muhammadiyah juga
melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tadjid.
Hingga tahun 2023 tercatat sudah memiliki 172 universitas, 23ribu PAUD dan
TK, 440 pondok pesantren, 122 rumah sakit, 600 klinik, 5.345 sekolah dan
madrasah, aset wakaf mencapai 20.465 lokasi dengan total luas tanah
mencapai 214.742.677 m2, 1.012 unit Muhammadiyah Charity Clinic, serta
Muhammadiyah terlibat aktif dalam berbagai misi kemanusiaan di Palestina,
Filiphina, Rohingya-Myanmar, Cox Bazar- Bangladesh, Maroko, Turki, Sudan,
Libya, Yordania, dan Lebanon.
Catatan menarik juga dari pergerakan persyarikatan kita hari ini, bahwa
Muhammadiyah sudah melakukan ekspansi ke luar negeri. Tercatat sampai hari
ini PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) – Pimpinan Cabang
Khusus yang didirikan di luar Indonesia – sudah mencapai 30 beserta dengan
AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia,
Muhammadiyah Australia College, TK ABA di Kairo dan sekolah darurat bagi
pengungsi Palestina di Lebanon. Ini merupakan bukti nyata dari persyarikatan
kita dalam memberikan pendidikan dan bantuan kemanusiaan di berbagai
kondisi.

Logo Muhammadiyah
dalam upayanya mengemban dakwah amar ma’ruf nahi munkar,
Muhammadiyah dibantu oleh organisasi otonom (ortom). Ortom yaitu
organisasi milik Muhammadiyah yang memiliki kewenangan untuk mengurus
rumah tangganya sendiri. Muhammadiyah memiliki 7 ortom, yaitu Aisyiyah,
Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul Aisyiyah (NA), Tapak Suci Putera
Muhammadiyah (TSPM), Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (GKHW), Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
2. Aisyiyah
Aisyiyah merupakan oganisasi otonom wanita Muhammadiyah yang didirikan
di Yogyakarta pada 19 Mei 1917. Pencetusnya yakni Nyai Ahmad Dahlan, istri
dari pendiri organisasi Muhammadiyah. Aisyiyah yang berasal dari kata Aisyah
dan iyah yang berarti pengikut ibunda Aisyah ra (istri Rasulullah SAW).
Pada masa itu Aisyiyah merupakan organisasi modern yang menampung
aspirasi perempuan, dan salah satu yang mendorong kemandirian perempuan.
Dimana slogan perempuan sebagai konco wingking berhasil ditepis oleh
Aisyiyah. Atau perempuan yang terkenal dengan trio perannya yaitu madang,
macak, manak tidak diamini oleh Aisyiyah. Aisyiyah berani tampil sebagai
perempuan mandiri tanpa perlu selalu berdiri di belakang laki-laki. Aisyiyah
mendorong para perempuan untuk mau sekolah dan belajar supaya bisa
meningkatkan taraf hidupnya. Saat ini peran Aisyiyah terutama di bidang
pendidikan dapat kita jumpai dari banyaknya TK ABA (Aisyiyah Bustanul
Athfal) dan universitas Aisyiyah yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

3. Pemuda Muhammadiyah
Pencetusan organisasi Pemuda Muhammadiyah bermula dari keputusan
kongres 21 di Makasar pada tahun 1922. Kemudian, pada tahun 1968 barulah
organisasi ini diberikan otonom penuh. Tugasnya yaitu menanamkan
kesadaran dan pentingnya peranan putra-putri Muhammadiyah sebagai
pelangsung gerakan Muhammadiyah. Pemuda Muhammadiyah merupakan
‘anak’ dari Muhammadiyah atau ortom persyarikatan yang berfokus pada
pengembangan peran pemuda. Secara historis, Pemuda Muhammadiyah
kerap dikaitkan dengan kelompok bentukan Ahmad Dahlan yang bernama
Siswo Poro Priyo. Kelompok pengajian yang berisikan pemuda-pemuda dari
Kauman yang berguru kepada Ahmad Dahlan. Pemuda yang dimaksud di
dalam Pemuda Muhammadiyah adalah laki-laki beragama Islam yang berusia
18-40 tahun. PM memiliki motto yaitu Fastabiqul Khairat.

4. Nasyiatul Aisyiyah
Naisyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom yang menjadi gerakan putri
Islam. Organisasi ini bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan
keputrian. Tujuannya yaitu untuk menanamkan rasa persatuan, memperbaiki
akhlak, serta memperdalam agama para kader Muhammadiyah.
Jika Pemuda Muhammadiyah dikaitkan dengan Siswo Poro Priyo maka
Nasyiyatul Aisyiyah (NA) dikaitkan dengan Siswo Projo. Yaitu kelompok
pengajian yang juga didirikan oleh Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan yang
berisi perempuan-perempuan muda. Kegiatannya kala itu bukan hanya
mengaji Al-Qur’an saja, tetapi secara aktif para muridnya juga diajari untuk
berpidato, jama’ah subuh, mengadakan peringatan hari-hari besar Islam,
kegiatan keputrian dan pelatihan-pelatihan keterampilan. Sama halnya dengan
Aisyiyah, lahirnya NA merupakan terobosan dari Muhammadiyah dalam
melakukan emansipasi wanita di tengah kultur masyarakat yang
menomorduakan perempuan dalam aspek kehidupan. NA memiliki
motto/semboyan yaitu Albirru Manittaqqa yang berarti kebaikan adalah bagi
siapa saja yang bertaqwa dan berbakti kepada Allah.
5. Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM)
Tapak suci merupakan organisasi otonom yang beranggotakan pesilat-pesilat
di lingkungan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 Rabiul
Awwal 1383 H atau bertepatan dengan 13 Juli 1963. Tapak suci (TSPM) adalah
ortom yang berfokus pada pengembangan ilmu bela diri yang berasaskan
Islam. Hingga hari ini anggota TS tercatat berjumlah 3juta orang yang terus
bertambah. Menurut ketua umum Pimpinan Pusat Tapak Suci, Dr. H.M Afnan
Hadikusumo, P.Ua (Pendekar utama) tapak suci kini sudah mengikuti jejak
ayahanda Muhammadiyah, tersebar di seluruh penjuru dunia. Tercatat hingga
hari ini Tapak Suci ada di 22 negara.
Tapak suci selain mempelajari ilmu bela diri, juga mempelajari aqidah
islamiyah. Di dalam tapak suci haram hukumnya melakukan ritual-ritual diluar
ajaran islam, misalnya melakukan ritual supaya kebal senjata. Hal tersebut
tergolong dalam perbuatan syirik.
Keanggotaan tapak suci ditandai dengan sabuk yang dikenakan. Sabuk yang
dikenakan oleh ananda sekalian yang berwarna kuning, baik kuning polos
maupun sudah memiliki melati satu hingga empat dinamakan sebagai siswa.
Sedangkan tingkat selanjutnya adalah sabuk yang berwarna biru, baik biru
polos maupun biru bermelati satu hingga empat dinamakan kader. Kader inilah
yang memiliki wewenang dari pimpinan untuk membuka cabang latihan
(melatih). Selanjutnya adalah sabuk yang berwarna hitam, baik hitam polos
maupun hitam bermelati satu hingga empat dinamakan sebagai pendekar.
Tingkatan pendekar bisa diperoleh dengan mengikuri UKT (Ujian Kenaikan
Tingkat) berjenjang ataupun diperoleh sebagai tanda kehormatan.
6. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (GKHW)
Hizbul Wathon dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918.
Pelopor berdirinya antara lain Siraj Dahlan dan Sarbini. Namun berdasarkan
SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20 Mei 1961, Hizbul Wathan ditiadakan
dan disatukan ke dalam gerakan pramuka. Runtuhnya era orde baru (turunnya
Presiden Soeharto) menyulut semangat HW untuk lahir kembali. Akhirnya pada
tahun 2005 HW resmi lahir kembali. HW memiliki arti cinta tanah air yang
dilambangkan dalam seragamnya. Atasan yang berwarna coklat kehijauan
melambangkan tanah sedangkan celana berwarna biru tua melambangkan air.
Antara HW dengan gerakan kepanduan lain seperti pramuka memiliki
kesamaan yaitu bertujuan untuk melakukan pendidikan di luar keluarga dan
sekolah yang menyenangkan tetapi yang membedakan adalah kepanduan HW
lebih menekankan kepada kepanduan Islami. Di dalam kepanduan HW sendiri,
pandu HW (sebutan bagi anggota HW) tidak hanya belajar tentang baris
berbaris, sandi, tali temali dan semapore tetapi juga diajari tentang kecakapan
hidup lainnya misalnya tentang pertolongan pertama pada kecelakaan,
keorganisasian,ketangkasan, aqidah islamiyah, tata cara shalat, taharah, tata
cara mengurus jenazah, dan juga kemuhammadiyahan .
Seperti halnya Tapak Suci, tingkatan anggota dalam HW disimbolkan pada
hasduk yang dipakai. Pada tingkat pandu athfal hasduk berwarna hijau dengan
pita berwarna kuning, pada tingkat pandu pengenal hasduk berwarna hijau
dengan pita berwarna merah dan putih, sedangkan pada tingkat pandu
penghela dan penuntun hasduk berwarna hijau dengan pita berwarna putih.
7. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
adalah gerakan mahasiswa Islam dan salah satu organisasi
otonom Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta pada 14 Maret 1964 M atau 29
Syawal 1384 H. IMM bertujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi
Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah,
yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. IMM adalah ortom Muhammadiyah
yang bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan.
Keunikan dari IMM yang tidak dimiliki oleh ortom lain – kecuali HW – adalah
pada penamaan. Pada tingkat pimpinan terbawah jika pada Muhammadiyah
dan ortom lainnya disebut dengan Pimpinan Ranting (PR) kemudian diikuti
dengan nama daerahnya, tetapi di IMM disebut dengan Pimpinan Komisariat
(PK) diikuti nama tokoh atau nama fakultas. Contohnya ranting Muhammadiyah
di kelurahan Pandean disebut dengan PRM Pandean, atau ranting Aisyiyah di
kelurahan Giwangan disebut dengan PRM Giwangan. Di IMM jika ingin
menyebut komisariat IMM di Fakultas Psikologi UMS (Univesitas
Muhammadiyah Surakarta) bernama PK IMM Al Ghazali, komisariat IMM di
UMKLA (Universitas Muhammadiyah Klaten) bernama PK IMM Avicenna.
Komisariat IMM di FAI UMY (Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta) disebut PK IMM FAI UMY.

8. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)


adalah organisasi otonom pelajar yang lahir dari
persyarikatan Muhammadiyah. IPM beranggotakan para pelajar di seluruh
Indonesia yang bergerak dalam dakwah Islam. Akidahnya bersumber dari Al-
Quran dan Al-Sunnah dengan fokus pada prinsip amar ma’ruf nahi mungkar di
kalangan pelajar. Prestasi yang membanggakan bagi Muhammadiyah umumnya
dan IPM khususnya yaitu bahwa IPM selama 4 kali beturut-turut dinobatkan
sebagai organisasi kepemudaan (OKP) beprestasi oleh Kementerian Pemuda
dan Olahraga RI (Kemenpora). Selain itu, dinobatkan juga sebagai OKP terbaik
se Asia Tenggara.
Tingkat terbawah pimpinan IPM adalah ranting yang berada di
sekolah/madrasah mulai dari menengah pertama hingga atas serta pondok
pesantren. Contohnya PR IPM (Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar
Muhammadiyah) SMP Muhammadiyah 2 Caruban, PR IPM MA Muhammadiyah.
Mars IPM berjudul IPM Berjaya.

Anda mungkin juga menyukai