Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pada awal tahun 90-an kita pernah mendengar nama HW. Sebenarnya apakah
sebenarnya HW itu? Seperti yang telah kita ketahui bahwa ada kesebelasan sepak bola PS
HW atau yang memiliki kepanjangan Hizbul Wathon itu, merupakan kesebelasan sepak
bola yang dipelopori organisasi Muhammadiyah. Tapi, ternyata pada awalnya HW bukanlah
kesebelasan sepak bola.
Lalu, apakah sebenarnya Hizbul Wathon itu? Hizbul Wathon adalah salah satu
organisasi otonom yang dinaungi Muhammadiyah. Hizbul Wathon (HW) secara bahasa, yaitu
pembela tanah air. Organisasi ini merupakan organisasi yang bergerak di bidang
pendidikan kepanduan baik putra maupun putri. Organisasi ini juga merupakan salah satu
wadah Muhammadiyah dalam menyebarkan dakwahnya yang memiliki tujuan amar maruf
nahi munkar sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As-Sunnah.
Biasanya, organisasi ini dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah
Muhammadiyah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Perguruan Tinggi
(PT). Kegiatan dari organisasi ini memiliki banyak manfaat. Selain dari sarana dakwah
Muhammadiyah, organisasi ini juga menjadi salah satu metode pendidikan dalam sekolah-
sekolah Muhammadiyah. Organisasi ini juga merupakan salah satu tindakan strategis dari
Muhammadiyah untuk mewujudkan masa depan Islam yang cerah, pembaharuan masyarakat
dan bangsa, serta mampu mempercepat penyebaran ide-ide pembaharuan dan metode dakwah
Islam yang sesuai Al Quran dan As-Sunnah.

B. Maksud dan Tujuan Organisasi HW


Organisasi Hizbul Wathon merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah
yang memiliki tugas untuk membentuk generasi muda dengan sistem kepanduan yang
bernafas Islami. Secara umum tujuan HW yaitu menyiapkan generasi muda yang mempunyai
aqidah, fisik dan mental yang kuat, berilmu dan berteknologi serta memiliki akhlaqul karimah
sehingga pada akhirnya siap menjadi kader persyarikatan yang kuat dan berkarakter.
Untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut perlu dilakukan berbagai macam upaya.
Berikut di antara upaya-upaya yang dilakukan HW :
a. Melalui jalur kepanduan bertujuan untuk mendidik angkatan muda baik putra
maupun putri sesuai dengan ajaran Islam
b. Mendidik angkatan muda putra dan putri agar berakhlaqul karimah, berbudi luhur
serta sehat secara jasmani dan rohani
c. Mendidik angkatan muda putra dan putri menjadi generasi yang taat dalam
beragama, berorganisasi, cerdas dan terampil
d. Mendidik generasi muda putra putri agar gemar beramal, ber-amar maruf nahi
munkar dan berlomba dalam berbuat kebajikan
e. Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta
memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam
f. Membentuk karakter dan kepribadian sehingga diharapkan bisa menjadi kader
pemimpin dan penerus amal usaha Muhammadiyah
g. Menguatkan rasa persatuan dan kesatuan serta menanamkan sifat demokratis juga
nilai ukhuwah sehingga bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa
h. Melaksanakan semua kegiatan yang sesuai dengan nafas dan tujuan organisasi
C. Visi dan Misi Hizbul Wathan
Setiap organisasi pasti mempunya visi yang ingin diwujudkan dan juga misi yang
menjadi usahanya. Oleh karena itu, Hizbul Wathan tentu mempunyai visi dan misi sebagai
landasan awal bergeraknya organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah ini.
1) Visi
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi mewujudkan anak, remaja,
pemuda yang berkualitas di lingkungan umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah yang
selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai anak didik, orang tua/keluarga masyarakat.
2) Misi
Misi kepanduan adalah mempersiapkan kader bangsa dan kader Muhammadiyah yang
:
a. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami
b. Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
c. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
d. Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir kreatif,
inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai macam tugas
e. Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri
D. Sejarah Gerakan Kepanduan di Muhammadiyah
Kelahiran Hizbul Wathon sangat berkaitan dengan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan yang
memiliki harapan agar anak-anak muda Muhammadiyah memiliki jasmani yang sehat dan
rohani yang kuat sehingga bisa mengabdi kepada Allah SWT dan menyebarkan misi dakwah
Muhammadiyah yang mengembalikan kemurnian sesuai dengan kaidah dari Al Quran dan
As-Sunnah.
Pada tahun 1918, beliau sering melakukan dakwah dengan cara tabligh yaitu
mengadakan perjalanan dakwah dan membuat sebuah pengajian di perkumpulan SATF
(Sidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah) di daerah Surakarta. Cara ini juga merupakan cara yang
efektif untuk menyebarkan dakwah pada masa tersebut.
Pada saat itu, beliau mengamati anak-anak muda gerakan pandu Mangkunegaran yang
merupakan anggota dari JPO (Javaansche Padvinder Organisatie) memakai seragam yang
rapi dan dan juga dengan atribut yang lengkap, sedang melakukan kegiatan latihan baris-
berbaris dan berbagai keterampilan kegiatan kepanduan di Alun-alun Keraton
Mangkunegaran.
Sekembalinya beliau dari kota Surakarta, beliau mempunyai gagasan untuk membuat
sebuah gerakan kepanduan yang bernafaskan Islam yang nantinya akan diimplementasikan di
sekolah-sekolah Muhammadiyah. Gagasan itu akhirnya beliau kemukakan dengan
memanggil beberapa guru yang ada di sekolah-sekolah Muhammadiyah, diantaranya yaitu
Soemodirdjo dan Syarbini.
Dan setelah gagasan K.H. Ahmad Dahlan terkait gerakan kepanduan itu
dikemukakan, Soemodirdjo dan para guru sekolah-sekolah Muhammadiyah mempelopori
berdirinya sebuah gerakan kepanduan yang dinaungi Muhammadiyah yaitu Padvinder
Muhammadiyah (Pandu Muhammadiyah). Gerakan kepanduan ini pada mulanya diikuti oleh
para pemuda dan anak-anak. Latihan yang dilakukan di antaranya adalah baris-berbaris dan
beberapa jenis olah raga yang dilakukan setiap hari Ahad sore di halaman Sekolah
Muhammadiyah Suronatan.
Pada saat itu, yang menjadi pelatih gerakan kepanduan ini adalah Syarbini. Syarbini
adalah salah satu pelopor berdirinya gerakan ini yang pernah menjalani pendidikan militer
dari pemerintahan kolonial Belanda. Atas dasar kemampuan kemiliteran yang dimilikinya,
maka Syarbini dipercaya menjadi pelatih pertama gerakan kepanduan ini.
Seiring berjalannya waktu gerakan kepanduan ini mulai mendapat hati dari
masyarakat dan akhirnya menjadi semakin populer. Oleh karena itu, maka segala macam
urusan terkait dengan gerakan kepanduan ini diserahkan oleh Pengurus Besar
Muhammadiyah kepada pengurus Muhammadiyah Bagian Sekolah.
Setelah diserahkannya kepengurusannya pada pengurus Muhammadiyah Bagian
Sekolah, maka dibentuklah sebuah kepengurusan untuk mengakomodir kegiatan-kegiatan
dari gerakan kepanduan ini. Kepengurusan gerakan ini pada saat itu adalah sebagai berikut :
Voorzitter (Ketua) : H. Muchtar
Vice Voorzitter (Wakil Ketua) : R. H. Hadjid
Sekretaris : Soemodirdjo
Penningmeester (Bendahara) : Abdul Hamid
Bagian Organisasi : Siradj Dahlan
Komando : M. Sarbini
Dengan adanya susunan kepengurusan tersebut diharapkan segala kegiatan dari
gerakan ini dapat terorganisir dengan rapi.

E. Sejarah Penamaan Hizbul Wathon (HW)


Gerakan Hizbul Wathon tidak serta merta lahir dengan nama tersebut. Pada dasarnya,
gerakan ini adalah gerakan kepanduan yang mempunyai banyak sekali kesamaan dengan
gerakan Pramuka. Perbedaan yang mendasar adalah nafas gerakan ini yang Islami dengan
berdasarkan pada Al Quran dan As-Sunnah sebagaimana sesuai dengan dasar dari gerakan
Muhammadiyah.
Hizbul Wathon merupakan transformasi dari gerakan Padvinder Muhammadiyah.
Dengan kata lain yaitu gerakan ini merupakan gerakan kepanduan Padvinder
Muhammadiyah yang berganti nama. Pada tahun 1920, beberapa personil Muhammadiyah
bagian pengajaran diutus untuk melakukan pengembangan wawasan dan pengalaman ke JPO
(Javansche Padvinders Organisatie). Dari hasil kunjungan ke Surakarta tersebut akhirnya
ditemukan beberapa hal yang dijadikan rujukan dalam mencari nama yang pas untuk gerakan
kepanduan yang dibentuk Muhammadiyah. Hasil temuan-temuan tersebut akhirnya dibahas
di rumah H. Hilal di Kauman, Yogyakarta untuk menentukan nama apa yang paling pas
digunakan untuk gerakan kepanduan Muhammadiyah.
Pada pertemuan di rumah H. Hilal, nama dari gerakan kepanduan akhirnya
ditentukan. Atas usul R.H. Hadjid, maka ditentukanlah nama gerakan ini, yaitu Hizbul
Wathan. Nama ini berkaitan dengan jiwa perjuangan melawan penjajah Belanda pada saat itu.
F. Hizbul Wathan dalam Masa Pergerakan Nasional dan Penjajahan Jepang
Pada tanggal 3 April 1926 G. J. Ranneft, Komisaris Besar NIPV ( Nederlands-Indische
Padvinders Vereeniging) menyelenggarakan dan memimpin konferensi kepanduan di rumah H.
Dahlan (dari Hizbul Wathan) Yogyakarta, dengan mengundang seluruh Pemimpin Kepanduan
Nasional Indonesia.1 Di dalam pertemuan tersebut, NIPV menuangkan gagasan agar semua
organisasi gerakan kepanduan di Indonesia dipersatukan dalam satu wadah. Akan tetapi, HW
menolak gagasan tersebut. Alasannya, konsep tersebut tidak sesuai dengan prinsip
Kepanduan Nasional Indonesia. Konsep yang diusung oleh NIPV cenderung berorientasi
untuk menguntungkan pemerintah kolonial Belanda saja sehingga HW tidak berkenan untuk
menuruti gagasan tersebut.
Keputusan HW yang tidak mau mengikuti gagasan tersebut akhirnya menimbulkan
kemarahan dari pihak Belanda. Karena penolakan tersebut, Belanda akhirnya melarang HW
untuk menggunakan istilah Padvinder atau Padvinderij. Larangan tersebut menginisiasi H.
Agus Salim saat Kongres SIAP (Serikat Islam Angkatan Pandu) untuk menggunakan istilah
Pandu dan Kepanduan sebagai pengganti istilah Padvinder dan Padvinderij.

1
Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, (Yogyakarta : Pusat Pengadaan
Perlengkapan HW Kwartir Pusat Hizbul Wathan : 2007), hal. 16-17
Ketika Jepang menggantikan Belanda dalam menjajah Indonesia, HW masih dapat
aktif berjalan. Bahkan, HW yang pada masa itu dipimpin Haiban Hadjid (Putra H Hadjid)
ikut serta dalam ulang tahun Tenno Heika. Akan tetapi, seiring berjalannya Jepang
mempunyai pemikiran lain. Penjajah Jepang melarang semua kegiatan yang berkaitan dengan
partai, organisasi pemuda, termasuk Pandu. Sebagai substitusi dari kebijakan Jepang tersebut,
para pemuda Indonesia dimasukkan ke dalam organisasi/gerakan yang dibuat Jepang, yaitu
Seinendan, Keibondan dan PETA (Pembela Tanah Air).

G. HW pada Masa Revolusi Kemerdekaan (1945)


Pada masa revolusi kemerdekaan tepatnya di akhir September 1945, bertempat di
balai Mataram Yogyakarta diadakan musyawarah dari seluruh gerakan-gerakan Kepanduan
yang dulu sempat dilarang pada masa penjajahan Jepang. Dari pertemuan tersebut dihasilkan
keputusan bahwa gerakan Kepanduan harus dibangkitkan kembali. Pada saat itu, HW
diwakili oleh Mawardi dan Haiban Hadjid.
Pada tanggal 27-29 Desember 1945, Kesatuan Kepanduan Indonesia dalam kongres
yang digelar di Solo, menghasilkan sebuah kesepakatan menyatukan seluruh gerakan
Kepanduan di Indonesia dengan nama Pandu Rakyat Indonesia. Pengurus kwaritr besar
dari gerakan ini, antara lain :
- Dr. Muwardi dari Pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
- Hertog dari Pandu KBI
- Abdulghonie dari Hizbul Wathan
- Djoemadi dari Hizbul Wathan
Pada bulan Desember 1948 saat terjadi peristiwa clash II/PK II (Pandu Kebangsaan
II), seluruh kegiatan kepanduan tersebut dihentikan. Pada saat itu, Belanda kembali ingin
menduduki Indonesia sebagai efek dari kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Akan tetapi,
untuk daerah yang belum terjamah Belanda, Pandu Rakyat Indonesia masih tetap eksis
dengan berbagai macam kegiatannya.
Pada tanggal 20-22 Januari 1950. Pandu Rakyat Indonesia menggelar Kongres yang
ke-2 di Yogyakarta. Dalam kongres tersebut lahirlah beberapa keputusan yang berpengaruh
pada bangkitnya kembali gerakan Kepanduan di Indonesia. Keputusan tersebut antara lain :

- Menerima konsep baru dan memberikan kesempatan kesempatan pada golongan


khusus untuk menghidupkan kembali gerakan Kepanduannya yang dulu sempat
mati suri
- Membuat langkah untuk mencari pengakuan dari dunia internasional
- Menetapkan struktur kepengurusan besar Kwartir Besar Putra dan Kwartir Besar
Putri
Jenderal Soedirman yang notabene adalah salah satu tokoh besar dalam tubuh HW
sebelum meninggal memberikan sebuah pesan. Pesan tersebut adalah meminta kepada
Muhammadiyah agar membangkitkan kembali HW sesuai dengan hasil keputusan kongres
tersebut. Hingga akhirnya pada tanggal 29 Januari 1950 diadakan sebuah apel kebangkitan di
halaman Masjid Agung Kauman yang dipimpin oleh Haiban Hadjid sebagai tanda aktifnya
kembali gerakan kepanduan Hizbul Wathon.
Dengan bangkitnya kembali Hizbul Wathan, bangkit pula Pandu Hizbul Islam, Pandu
Al Wathoni, Pandu SIAP (Syarikat Islam Afdeling Pandu), Pandu Islam, Pandu Anshor,
Pandu Al Irsyad, Pandu Nasyiatul Aisyiyah dan pandu-pandu dari agama lain 2. Pada saat itu,
pandu-pandu yang tidak berlandaskan nafas agama/pandu umum juga banyak memisahkan
diri dari Pandu Rakyat.
Pada tahun 1961 lahirlah Keppres No. 238 tahun 1961 yang berisikan tentang lahirnya
Gerakan Pramuka. Keppres itu memuat larangan bahwa gerakan yang menyerupai gerakan
pramuka dilarang untuk berjalan kembali. Sehingga HW akhirnya meleburkan diri ke gerakan
pramuka.
Selama hampir 40 tahun HW melebur ke dalam gerakan pramuka. Dalam kurun waktu
tersebut masih ada sebagian anggota HW yang tidak mau bergabung ke dalam gerakan
pramuka dan masih melakukan kegiatan seperti biasa. Karena di dalam benak mereka Pandu
HW masih sebuah kesatuan yang tidak bisa melebur ke dalam gerakan pramuka. Hingga
puncaknya pada tahun 1996 diadakanlah Reuni Nasional I di Yogyakarta yang sebelumnya
didahului Reuni se-DIY dan Reuni Malang. Pada acara tersebut muncul gagasan agar
Kepanduan HW dihidupkan kembali. Sejak saat itu, pertemuan demi pertemuan rutin
dilakukan baik sekali sepekan maupun sebulan sekali. Pada pertemuan-pertemuan tersebut
muncullah pemikiran-pemikiran terkait konsep gerakan kepanduan yang bersifat Islami.
Setelah melewati beberapa kali pertemuan, Pimpinan dari HW Wredha menemui
Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membangkitkan kembali kegiatan HW pada tanggal
18 November 1998 dan pada saat itu pula disetujui oleh PP Muhammadiyah. Karena pada
tahun 1998 adalah tahun reformasi dimana pada saat itu banyak kerusuhan dan huru-hara
karena demo nasional menggulingkan pemerintahan Presiden Soeharto, maka kebangkitan
HW ditunda pada tahun berikutnya bertepatan dengan milad Muhammadiyah ke-87.
Dengan SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999, maka
gerakan Kepanduan Hizbul Wathon resmi dibangkitkan kembali. Setelah berjalan hingga
2
Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, (Yogyakarta : Pusat Pengadaan
Perlengkapan HW Kwartir Pusat Hizbul Wathan : 2007), hal. 18
beberapa tahun berikutnya SK tersebut dikuatkan kembali dengan SK PP Muhammadiyah
No. 10/KEP/1.0/B/2003. SK tersebut merupakan perwujudan dari surat edaran PP
Muhammadiyah No. VI/B/I.A/58/2000 tanggal 28 Februari 2000.

H. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) HW


1) Pengertian
Setiap organisasi pasti tidak akan pernah lepas dengan yang namanya Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah Tangga) (ART) begitu pula organisasi HW. Karena arah gerakan
sebuah organisasi sangat ditentukan dengan adanya AD dan ART. AD dan ART memasuki
ranah tujuan ke mana organisasi tersebut akan dibawa. Tanpa adanya AD dan ART sebuah
organisasi tidak mempunyai arah tujuan dalam mengembangkan dan memberdayakan
organisasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat lebih rinci lagi terkait pengertian dari AD dan
ART.

Anggaran Dasar (AD) adalah peraturan dasar / pokok suatu organisasi yang
digunakan sebagai landasan dan acuan seluruh kegiatan sebuah organisasi. 3 Jadi, semua
peraturan dan arah tujuan sebuah organisasi pasti akan selalu berlandaskan isi yang
terkandung dalam sebuah Anggaran Dasar. Dalam konteks kenegaraan Republik Indonesia,
AD seperti UUD 1945 sehingga isi dari AD ini masih bersifat general (umum) belum
terperinci. Oleh karena itu, AD saja tidak cukup untuk mencapai tujuan dari sebuah
organisasi, maka diperlukan juga adanya ART (Anggaran Rumah Tangga).

Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan peraturan pokok organisasi sebagai


terjemahan AD yang lebih detail dan operasional.4 Pada dasarnya, ART merupakan
pengembangan dari AD itu sendiri. Sehingga pada ART sifatnya sudah sangat detail dan jelas.
Selain itu, ada juga pokok pikiran yang melengkapi sesuatu yang mungkin belum tertuang di
dalam AD. Pada hakekatnya, ART merupakan sumber rujukan berbagai macam peraturan
mendasar dan juga panduan teknis dalam operasional sebuah organisasi.

ART ini bersifat intern yaitu mengatur urusan yang berkaitan dengan urusan
kerumahtanggaan dalam sebuah organisasi. Jadi, ART ini merupakan sesuatu yang eksklusif
di sebuah organisasi. Perbedaannya dengan AD yaitu AD lebih bersifat ekstern. Jadi, AD
lebih mengarah ke tujuan akhir yang ingin dicapai sebuah organisasi.

3
Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, (Yogyakarta : Pusat Pengadaan
Perlengkapan HW Kwartir Pusat Hizbul Wathan : 2007), hal. 22
4
Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, (Yogyakarta : Pusat Pengadaan
Perlengkapan HW Kwartir Pusat Hizbul Wathan : 2007), hal. 22
2) Fungsi Anggaran Dasar
Anggaran Dasar seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya sangant penting untuk
keberlangsungan sebuah organisasi. Oleh karena itu, Anggaran Dasar mempunyai fungsi
yang sangat vital dalam sebuah organisasi. Berikut adalah beberapa fungsi penting adanya
Anggaran Dasar :
a. Sebagai pondasi dari sebuah organisasi
b. Sebagai pedoman dalam penyusunan ART, kebijakan, peraturan dan petunjuk dalam
teknis operasional organisasi
c. Sebagai sarana untuk menunjukkan eksistensi di lingkungan masyarakat
d. Sebagai rambu dalam menjalin kerja sama dengan pihak luar
e. Sebagai pegangan kwartir dan qabilah
3) Fungsi Anggaran Rumah Tangga
Selain Anggaran Dasar, sebuah organisasi tidak bisa terlepas oleh adanya Anggaran
Rumah Tangga. Tentunya ART tidak bisa dipandang sebelah mata dalam organisasi. Fungsi
dan peranan juga tidak kalah penting dengan AD. Beberapa fungsi dari ART antara lain, yaitu
:

a. Sebagai terjemahan dan penafsiran AD yang telah ada


b. Menjadi komplemen dalam batang tubuh AD
c. Menjadi landasan program kerja dalam internal organisasi
d. Sebagai pedoman peraturan dasar, kebijakan, dan petunjuk dalam operasional
organisasi
e. Sebagai pegangan kwartir, qabilah dan simpatisan
4) Fungsi Buku Pedoman Dasar
Selain AD dan ART sendiri HW juga mempunyai buku pedoman dasar yang pada
nantinya akan menjadi panduan dalam menggerakkan roda organisasi itu sendiri. Berikut
adalah beberapa fungsi Buku Pedoman Dasar HW, yaitu :
a. Sebagai panduan dalam menerjemahkan dan pelengkap adanya ART
b. Sebagai dasar dalam berbagai kegiatan operasional pimpinan kwartir, qabilah
dan unit
c. Sebagai kumpulan berbagai aturan, pedoman dan berbagai petunjuk utama
5) Isi Buku Pedoman Dasar
Sebagai sebuah pegangan dalam menjalankan AD dan ART tentunya isi dari buku
tersebut harus mendukung berbagai kegiatan organisasi. Berikut adalah diantara isi
dari Buku Pedoman Dasar organisasi HW :
a. Maksud, tujuan, fungsi, visi dan misi HW
b. Organisasi dan keanggotan HW
c. Ciri khas dan jati diri HW
d. Pakaian seragam dan atribut
e. Kode Kehormatan
f. Pola dan sistem pelatihan
g. Manajemen Kwartir dan Qabilah
h. Muktamar dan musyawarah
i. Jambore dan perkemahan besar
j. Amal usaha
I. Struktur Organisasi Hizbul Wathan
Struktur organisasi Hizbul Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat
hingga Kwartir Cabang. Berikut adalah struktur organisasi Hizbul Wathan :
a. Kwartir Pusat merupakan kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional
b. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi
c. Kwartir Daerah/Kota yaitu sebuah kesatuan kwartir-kwartir Cabang/Kota
dalamsatu daerah/kota
d. Kwartir Cabang adalah kesatuan golongan-golongan atau tempat latihan
J. Undang-Undang Hizbul Wathan
Di dalam HW tidak hanya diberikan pendidikan terkait penguatan fisik atau jasmani
saja akan tetapi juga meliputi pelajaran tentang akhlak dan budi pekerti yang luhur. Selain itu,
HW memberi pendidikan untuk para anggotanya agar mengerjakan amal saleh sesuai dengan
tuntunan agama Islam. Semboyan Sedikit Bicara Banyak Bekerja dan Fastabiqul Khairat,
maka HW membuat sebuah Undang-Undang yang harus menjadi acuan. Berikut adalah 10
Undang-Undang HW yang harus menjadi pegangan setiap anggotanya :
a. Pandu HW itu selamanya dapat dipercaya
b. Pandu HW itu setia kawan
c. Pandu HW itu selalu siap menolong dan wajib berjasa
d. Pandu HW itu suka perdamaian dan persaudaraan
e. Pandu HW itu memiliki adab sopan santun dan perwira
f. Pandu HW itu penyayang bagi semua makhluk
g. Pandu HW itu selalu melakukan perintah dengan tidak membantah
h. Pandu HW itu sabar dan bermuka manis
i. Pandu HW itu hemat dan cermat
j. Pandu HW itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
K. Lambang dan Simbol Hizbul Wathan (HW)
1) Lambang Hizbul Wathan
Lambang Hizbul Wathan (HW) adalah
matahari bersinar utama dua belas dengan
monogram HW ditengahnya atau inisial dari
organisasi HW yang merupakan ciri khas dari
organisasi ini.

2) Makna Lambang HW
1. Lambang HW adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama dua belas
dengan monogram HW ditengahnya. Sinar utama matahari sebanyak dua belas
bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi
muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan negara.
2. PANCARAN sinar dua belas, bermakna langkah Muhammadiyah sejak 1938 ada
dua belas:
a. Memperdalam masuknya iman
b. Memperluas paham agama
c. Memperbuahkan budi pekerti
d. Menuntun amal intiqad
e. Menggunakan persatuan
f. Menguatkan persatuan
g. Menegakkan keadilan
h. Melakukan kebijaksanaan
i. Mengadakan Majelis Tanwir
j. Mengadakan konferensi bagian
k. Mempermusyawarahkan putusan
l. Mengawaskan gerakan jalan
m. Mempersambungkan gerakan luar
3) Simbol Hizbul Wathan (HW)
Simbol HW adalah sekuntum bunga melati yang
dibawahnya terdapat pita yang bertuliskan fastabiqul
khairat dengan lafadz huruf arab yang bermakna
berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan . simbol HW
berciri khas kepanduan.

4) Makna Simbol Hizbul Wathan


Kuncup melati daun mahkota berwarna putih berate suci berjumlah lima helai
berwarna rukun islam; daun kelompak berjumlah enam bermakna rukun iman ; dua lembar
daun berarti kalomat syahadat ditopang dengan selembar pita berbentuk mulut tertawa artinya
pandu selalu bahagia.

L. MOTTO
Setiap organisasi memiliki perjuangan, sebagai pendorong semangat dalam
berorganisasi sesuai dengan visi dan misinya. Motto tersebut dapat diungkapkan dalam kata-
kata maupun dicantumkan dalam simbol. Motto Hizbul Wathan, sesuai dengan kegiatanya
yaitu kepanduan memiliki motto/semboyan FASTABIQUL KHAIRAT, yaitu berlomba-lomba
dalam kebajiakan atau kebaikan setiap perbuatan, kegiatan, usaha, perlombaan bersama-sama
dapat saling bersaing demi segala kebaikan bukan untuk saling jatuh-menjatuhkan artinya
bukan bertanding siapa yang menang dan siapa yang kalah.

M. Program Kegiatan Peserta Didik


1) Dasar
a. AD dan ART HW
b. Pedoman Penyelennggraan Pokok-Pokok Organisasi
c. Program induk Kegiatan Peserta didik HW
d. Pedoman Syarat Kenaikan Tingkat dan Syarat Kecakapan Khusus Pandu
2) Pentingnya Program dalam Pendidikan
a. Pembentukan kepribadian peserta didik harus dilakukan setingkat demi setingkat
secara teratur, dan berkesinambungan.
b. Untuk pelaksanaan kegiatan harus dibuat program yang teratur, tanpa adanya
program yang teratur, usaha pendidkan merupakan usaha yang lepas-lepas bahkan
simpang siur.
c. Program harus tertulis dan perlu program pengganti (program merupakan peta
jalannya pendidikan dan menentukan berhasil atau tidaknya usaha pendidikan)
3) Program Peserta Didik
Program peserta didik dalam HW yaitu meliputi:
a. Sifat
Meliputi seluruh pengalaman peserta didik dalam gerakan. Hal ini merupakan
suatu proses progresif pendidikan dan perkembangan pribadi.
b. Isi
Mencakup semua aktivitas yang diikuti peserta didik. Aktivitas harus menarik,
menyenangkan, meningkat, menantang, mengandung pendidikan kaum muda.
c. Teknis
Aktifitas dilaksanakan dengan cirri dan jati diri HW (prinsip dasar kepanduan dan
metode kepanduan)
d. Tujuan
Prodik sebagai alat untuk mencapai tujuan kepanduan yang berdasarkan ciri dan
jati diri HW

LANGKAH-LANGKAH
Program harus sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik
1. Kaum muda sebagai pusat pendidikan (child centered)
2. Perhatikan minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik
3. Sesuaikan dengan latar belakang sosial ekonomi serta perkembangan jiwa anak
masing-masing
PENYAJIAN PROGRAM PESERTA DIDIK
1. Implementasi atau penerapan program peserta didik oleh pemimpin yang bekerja
secara kekeluargaan dengan peserta didik(kegiatan yang bermutu)
2. Program peserta didik yang bermutu, yang menarik peserta didik dan sesuai dengan
kepentingan masyarakat akan mendorong orang dewas lainnya berpartisipasi
3. Bagian pendidkan dan latihan harus bekerja sama dengan bagian kegiatan oprasional
(kegiatan peserta didik dan kegiatan orang dewasa) untuk kesimbangan mutu
pemimpin dan pelatih
4. Program peserta didik harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
5. Perlu tersediannya alat pendukung yang memadai dan sesuai

PENGEMBANGAN PROGRAM PESERTA DIDIK BERDASARKAN KEPADA


1. Pencerminan tujuan, ciri dan jati diri
2. Mengutamakan kebutuhan, kepentingan, peserta didik dan masyarakat saat ini
3. Mengacu pada tujuan, sasaran, dan prioritas kepentingan bangsa dan negara, termasuk
sasaran pendidikan yang tepat untuk satuan peserta didik masing-masing
4. Evaluasi pengalaman praktis program peserta didik yang sedang berjalan, perlu
memperatikan umpan balik dari mereka yang berperan serta
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM PESERTA DIDIK
1. Peningkatn mutu anggota
2. Peningkatan jumlah anggota peserta didik yang memperole tanda kecakapan
3. Pandangan masyarakat teradap kepanduan positif, baik internal mapun eksternal

DEWAN SATUAN
PENDAHULUAN
Dewan satuan dalam kegiatan kepanduan harus dilaksanakan, karena merupakan perwujudan
salah satu metode kepanduan ialah sistem beregu.
Dewan satuan mutlak dan harus dilaksanakan karena berfungsi sebagai kegiatan untuk
mengembangkan:
1. Jiwa kepemimpinan
2. Kemampuan idup bermasyarakat (pokok pikiran kedua)
3. Kemampuan administrasi kegiatan satuan
4. Komunikasi informasi antara sesama insan dalam satuan
5. Kemampuan menyusun/merencanakan, mempropagandakan melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan
6. Menanamkan jiwa demokratis
POKOK MATERI
1. Dewan Satuan dalam Kepanduan HW
a. Rumpun Athfal
1. Dewan kuntum anggotanya terdiri dari seluruh anggota kuntum
2. Dewan rumput anggotnya terdiri dari seluruh dewan pemimpin kuntum,
seluruh wakil pemimpin kuntum seluruh pemimpin satuan kuntum
b. Pasukan Pengenal
1. Dewan regu anggotanya terdiri dari seluruh anggota regu
2. Dewan pasukan atau dewan pengenal anggotanya terdiri dari seluruh
pemimpin regu pengenal dari seluruh wakil pemimpin regu pengenal dan
seluruh pemimpin pasukan pengenal
c. Kerabat penghela
1. Dewan amaliah atau executive anggotanya terdiri dari seluruh anggota kawan
2. Dewan kerabat anggotanya terdiri dari seluruh pemimpin kawan dan seluruh
wakil pemimpin
3. Pemimpin kerabat berfungsi sebagai penasehat konsultan dan fasilitataor
d. Tugas Dewan Satuan
1. Dewan kuntum, dewan regu,dewan amaliah membahas kegiatan sehari-hari
2. Dewan rumpun, dewan pasukan dewan kerabat:
a.) Menyusun dan mengamalkan, pemograman pelaksanaan kegiatan,
mengadakan penilaian dan evaluasi semua pelaksanaan kegiatan
b.) Menjalankan dan mengamalkan semua kegiatan
c.) Mengelola admistrasi semua kegiatan satuan
d.) Keputusan dewan dibuat secara demokratis

2, DEWAN KEHORMATAN DALAM SATUAN HW


a. Rumusan Athfal : tidak memiliki dewan kehormatan
b. Pasukan Pengenal :dewan keormatan pasukan terdiri dari : seluruh pemimpin regu
pengenal dan seluruh pemimpin pasukan
c. Kerabat penghela: dewan kehormatan kerabat anggotanya terdiri dari pemimpin
ikhwan atau akhwat dan seluruh pemimpin ihwan dan akhwat
d. Pemimpin kerabat sebagai penasihat dan pengarah dalam dewan kehormatan penghela
e. Tugas dewan kehormatan
1. Membahas proses pelantiakan pandu
2. Membahas proses pelantiakan pemilihan dan pemilihan pemimpin satuan
3. Membahas tentanng tindakan atas pelanggaran kode kehormatan
4. Mambahas tentanng rehabillitasi anggota satuan

3.) DEWAN SUGLI


Untuk membina dan mengembangkan kepemimpinan dalam satuan HW memiliki
dewan untuk penghela setingkat kwartir yang dinamakan sugli
a. Dewan sugli adalah badan pembantu kelengkapan kwartir yang berfungsi sebagai
wadah yang berfungsi sebagai wadah kaderisasi
b. Dewan sugli bertugas mengelola kegiatan penghela ditingkat kuartir masing-
masing
c. Dewan sugli dipilih secara musyawarah pengehela ditingkat kwartir masing-
masing yang kemudian disahkan oleh kwartir
d. Dewan sugli putera terpisah dengan sugli dewan putri
e. Susunan dewan terdiri dari
1. Ketua wakil ketua
2. Sekretaris 1
3. Sekretaris II
4. Bendahara
5. Beberapa anggota mempunyai tugas sesuai dengan kebutuhan dewan

MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA


Pendahuluan
1. Memahami peserta didik merupakan sikap pemimpin satuan,, pelatih, pimpinan
kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi atau
tuntutan peserta didik dapat dijadikan pertimbangan dalam kegiatan kepanduan akan
dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka, sehingga kegiatan kepanduan lebih
menarik dan menyenangkan.
2. Beberapa dasar pertimbangan perluanya memahami peserta didik
a. Sifat umum
1) Setiap insan mempunyai persamaan dan perbedaan dengan yang lain
2) Putra berbeda dengan putri
3) Usia dan bentuk fisik antara lain kekuatan badanya, kemampuan otaknya,
tingka laku, dan jalan pikirnya
b. Dasar pertimbanngan psikologis : kegiatan akan menarik dan berhasil apabila
sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan, keinginannya dan tutuntuan peserta
didik
c. Dasar pertimbangan sosiologis
Manusia pada dasarnya memiliki rasa untuk mengikuti kegiatan
POKOK MATERI
1. Kebutuhan peserta didik
Kebutuhan dan aspirasi (tututan) peserta didik dalam pengembangan diri antara lain
a. Adanya tempat dan kesempatan untuk melaksanakan kegitan yang menyenangkan
b. Hak asasi untuk memperoleh pembinaan, bimbingan dan kasih sayang dari orang
tua, orang dewasa, dan masyarakat
c. Pengembangan bakat
d. Pengembangan minat
e. Peningkatan kemampuan dan kecakapan
f. Pencapaian cita-cita
g. Daya pembaharuan atau inovasi
h. Cipta, rasa, karsa dan karya
i. Hasrat hidup, berjasa,dan berbakti
2. Sifat-sifat khusus perkembangan
1. Jalan fikirnya masih terpusat kepada rumpun atau induk
2. Athfal telah membawa pengetahuandan pengalaman hidup di lingkungan atau
bustanul athfal
3. Pemahaman yang bersifat abstrak masih sedikit
4. Nilai kemasyarakatan kurang dikenal
5. Membentuk sikap hidup sehat pada dirinya sendiri
6. Belajar bergaul dengan teman sebaya
7. Belajar keterampilan dasar membaca, menullis, berhitung, menggambar dan
bernyanyi
8. Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial
9. Membentuk kepribadian
Dalam memahami peserta didik di dalam kepanduan HW adalah segala
upaya yang dapat ditempuh dengan menanampakan sikap, moral, akhlaq dan
segala sesuatu yang baik didalam kehidupan pribadi maupun lingkungan sosial
sehingga apa yang telah baik akan di amalkan didalam kehidupan masing-
masing individu tersebut. Dan menciptakan manusia yang berguna dan
bermanfaat .
CARA MEMBINA PESERTA DIDIK
Upaya yang hendak dilakukan kepabduan HW sebagai berikut
1. Pemimpin satuan secara langsung maupun tidak langsung membina
peserta didik di lapangan
2. Melakukan kegiatan bersama-sama yang hampir sama dengan kepanduan
3. Mengambil alih tugas kepanduan di sekolah maupun pendidikan diluar
sekolah
4. Menempatakan posisi pandu yang baik

PENDIDIKAN DINI KEPANDUAN


1. Dalam sisdiknas dikatakan bahwa proses pendidikan melewati dua jalur
a. Jalur pendidikan di sekolah, melalui kegiatan belajar-mengajar secara
berjenjang dan berkesinambungan
b. Jalur pendidiikan sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan
2. Di beberapa negara terdapat tiga jalur pendidikan yaitu
a. Pendidikan formal
b. Pendidikan non formal
c. Pendidikan formal
3. Ditinjau dari segi lingkungannya, hidup manusia terdapat tiga lingkungan
pendidikan yaitu,
a. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang bersifat mendidik
b. Lingkungan sekolah yang memang tugas utamanya adalah
melaksanakan program pendidikan (bimbingan, pengajaran, dan
latihan)
c. Lingkungan masyarakat yang bersifat mendidik
4. Pendidikan adalah usaha menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan untuk kepentingan pada masa yang
akan datang
5. Kepanduan HW adalah pendidikan yang melengkapi segmen yang belum
ditangani ole lembaga lain. Pelaksanaanya menggunakan prinsip dasar
kepanduan dan metode kepanduan serta memiliki cirri dan jati diri
sekaligus sebagai upaya self education bagi dan oleh pandu sendiri
6. Kepanduan secara luas berarti : proses pembinaan dan pengembangan
sepanjang hayat dan berkesinambungan atas dasar kecakapan yang
dimiliki peserta didik, baik sasaran kepanduan dalam arti luas tersebut
menjadikan peserta didik sebagai insan yang bertanggung jawab, mandiri
dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat
7. Kepanduan dalam arti luas bertampu kepada
a. Belajar mngetahui (learning to know) uuntuk memiliki pengetahuan umum yang
cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal; ini juga
mencakup belajar agar mampu memanfaatkan peluang pendidikan sepanjang
hayat
b. Belajar berbuat (learning to do ) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan atau
keterampilan kerja tetapi memiliki keterampilan hidup yang luas termasuk
hubungan antarpribadi dan kelompok
c. Belajar hidup bermasyarakat
Untuk menumbuhkan pemahaman kepada orang lain menghargai nilai
kemajemukan orang lain
d. Belajar menjadi seseorang
Agar dapat mengembangkan watak serta dapat bertindak dengan kemandirian
berpendapat dan bertanggung jawab.

Proses belajar dalam kepanduan terjadi pada saat peserta asik mengikuti kegiatan yang
menarik menyenangkan, rekreatif dan manantang. Pada saat seperti itu, pemimpin pandu
disela-sela kegiatan kepanduan tesebut memberikan bimbingan dan pembinaan watak secara
langsung dalam bentuk praktek secara praktis
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya belajar dalam kepanduan yaitu
1. Learning to doing belajar sambil bekerja
2. Learning to earn belajar sambil mengajar
3. Learning to live belajar mencari penghasilan
4. Living to serve penghasilan untuk hidup
5. Learning by teaching kehidupan untuk bekal.
Sehingga dalam suatu organisasi manapun akan terdapat pendidikan didalamnya entah itu
pendidikan yang dilkukan secara langsung maupun tidak langsung pasti akan terkadung
sebuah arti apa itu sebuah pendidikan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
DAFTAR PUSTAKA

http://hwdki.tripod.com/visi_dan_misi.htm

Anda mungkin juga menyukai