Anda di halaman 1dari 4

MENGENANG

GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN MENJELANG SATU ABAD

A. Pendahuluan
Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah
Amar Ma’ruf nahi Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan As
Sunnah, bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala
bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, memiliki tugas
mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan
pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap
menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.
Sebagai suatu gerakan, setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki
tugas dan tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan
menyebar-luaskan maksud dan tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Hizbul Wathan sendiri memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal ini dimaksudkan
agar setiap anggota memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi,
sehingga sanggup untuk membela dan mempertahankan tanah air Indonesia dari
segala hal yang dapat mengancam keutuhan dan kedaulatannya.
B. Sejarah Singkat Berdirinya
Detik Detik Lahirnya Hw
Pada suatu hari (Ahad) KH. Ahmad Dahlan memanggil beberapa guru
Muhammadiyah : Bp. Somodirdjo (Mantri Guru Standart School Suronatan), Bp.
Syarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari Sekolah
Muhammadiyah Kota Gede.
KH. Ahmad Dahlan berkata kira-kira demikian :
“Saya tadi pagi di Solo sepulang dari Tabligh sampai di muka Pura
Mangkunegaran di alun-alun Surakarta melihat anak-anak baris-berbaris,
sebagian bermain-main, semuanya berpakaian seragam, baik sekali! Apa itu??”.
Bp. Somodirjo menjelaskan bahwa itu adalah Pandu Mangkunegaran yang
namanya JPO (Javaanche Padvinderij Organisatie) ialah suatu gerakan
pendidikan anak-anak diluar sekolah dan rumah.
Mendengar keterangan tersebut KH. Ahmad Dahlan menyambut :
“Alangkah baiknya kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik
semacam itu untuk leladi menghamba kepada Allah, selanjutnya beliau
mengharap kepada para guru untuk mencontoh gerakan pendidikan itu”.
Bp. Somodirdjo dan Bp. Syarbini mempelopori mengadakan persiapan –
persiapan akan mengadakan gerakan pendidikan untuk anak-anak diluar sekolah
dan rumah. Mula-mula yang digerakkan untuk latihan adalah para guru-guru
sendiri dulu. Pendaftaran dimulai dan latihan pun diadakan di SD
Muhammadiyah Suronatan tiap Ahad Sore. Latihan meliputi baris-berbaris,
bermain tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan
kerohanian. Bp. Syarbini adalah seorang pemuda yang pernah mendapat
pendidikan kemiliteran melatih baris-berbaris. Banyak pemuda yang tertarik
sehingga pengikut latihan semakin banyak. Akhirnya diadakan penggolongan
yakni golongan dewasa dan anak-anak. 
Padvinder Muhammadiyah
Tahun 1918 adalah saat Gerakan Hizbul wathan melangkahkan langkahnya
yang pertama dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Nama tersebut semakin
populer. Untuk pengawasan Gerakan padvinder Muhammadiyah ini diserahkan
kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh Muhammadiyah bagian
sekolahan tersebut dibentuklah pengurus sebagai berikut :
Ketua : H. Muchtar
Wakil Ketua : H. Hadjid
Sekretaris : Somodirdjo
Keuangan : Abdul Hamid
Organisasi : Siradj Dahlan
Komando : Sjarbini dan Damiri
Untuk memajukan gerakan tersebut, direncanakan akan mengadakan studi
ke JPO Solo. Agar kunjungan ke JPO Solo tersebut meriah, bagian sekolahan
mengusahakan uniform, kemeja drill kuning dan kemeja drill biru, sedang untuk
setangan leher untuk mudahnya menggunakan kacu yang banyak dijual ialah
kacu merah berbintik hitam.
Kedatangan Padvinder Muhammadiyah menggemparkan kota Solo. Di
lapangan mangkunegaran diadakan demonstrasi-demonstrasi dan macam-macam
permainan sebagai perkenalan. Padvinder Muhammadiyah mendapat pelajaran
yang sangat berharga dalam kunjungan ke JPO Solo.
C. Asas, Maksud dan Tujuan
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berasaskan Islam. Sedangkan maksud
dan tujuannya adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dann pemuda
menjadi manumur muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.
D. Metode Pendidikan
Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan
sekolah untuk anak, remaja dan pemuda. Dilakukan di alam terbuka dengan
metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk
warga negara yang berguna dan mandiri.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Kepanduan Islami, artinya
dalam upaya menanamkan aqidah Islamiyah dan membentuk akhlaq mulia
kepada peserta didik dilakukan dengan metode kepanduan.
Ciri khas Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ada dalam prinsip dasar dan
metode pendidikannya , yaitu:
1. Pengamalan aqidah Islamiyah.
2. Pembentukan dan pembinaan akhlaq mulia menurut ajaran Islam.
3. Pengamalan kode kehormatan pandu.
4. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu.
5. Kegiatan dilakukan di alam terbuka.
6. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
7. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.
8. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.
9. Tidak terkait dan berorientasi pada partai politik atau golongan tertentu.
E. Usaha
Dalam mencapai maksud dan tujuan yang telah diterangkan di atas,
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berusaha :
1. Mengembangkan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di seluruh Indonesia.
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja, dan
pemuda muslim.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk para pelatih, pimpinan,
dan pemimpin anak didik.
4. Menyelenggarakan pendidikan kepanduan Islami.
5. Mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri.
6. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan.
F. Keanggotaan dan Keorgansisasian
Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik
Indonesia, beragama Islam, yang terdiri dari :
1. Anggota Biasa adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan
menjadi:
a. Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun
b. Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun
c. Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun
d. Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun
2. Anggota Pembina adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan atau
melatih peserta didik serta mengelola dan atau memimpin Kwartir atau
Qabilah. Anggota pembina terdiri dari pelatih, Instruktur, Pemimpin
Satuan, dan Pimpinan Kwartir atau Qabilah.
3. Anggota Kehormatan adalah para pecinta Kepanduan Hizbul Wathan, yang
karena usia, kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kepanduan. Anggota Kehormatan terdiri dari:
a. Pandu Wreda Hizbul Wathan dan Pandu Wreda Nasyiatul ‘Aisyiyah.
b. Orang yang berjasa dalam pengembangan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
c. Simpatisan Kepanduan Hizbul Wathan.
Jenjang organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar
dengan jenjang organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai
berikut:
1. Di tingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat
2. Di tingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah
3. Di tingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah
4. Di tingkat PC Muhammadiyah disebut Kwartir Cabang
5. Di tingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah

Anda mungkin juga menyukai