Anda di halaman 1dari 13

ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

ZAT ADITIF

A. Pengertian Zat Aditif


    Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat
aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak
atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan
yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi,
jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang
lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu,
industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan
(sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian
direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek
samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.

B. Macam-macam Zat Aditif


1. Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga
makanan tersebut lebih menarik.

a. Contoh pewarna alami :


 Anato (orange)
 Karamel (cokelat hitam)
 Beta karoten (kuning)
 Klorofil (hijau)
b. Contoh pewarna sintetik :
 Biru berlian (biru)
 Coklat HT (coklat)
 Eritrosit (merah)
  Hijau FCF (hijau)
2. Penyedap Rasa Dan Aroma (Flavour)
    Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan
ester.
Contoh :
 Isoamil Asetat (Rasa Pisang)
 Isoamil Valerat (Rasa Apel)
 Butil Butirat (Rasa Nanas)
 Isobutil Propionat (Rasa Rum)
3. Penguat Rasa (Flavour Echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan
adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama
vetsin.
4. Zat Pemanis Buatan
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin
(kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium
siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.
5. Pengawet
    Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman
atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya :
 Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman
ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
 Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
 Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet
kalangan.
 Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.

6. Anti Oksidan
    Antioksidan adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk
mecegah proses oksidasi molekul lain
Contoh :
 Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan
pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
 Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.
7. Pemutih dan pematang tepung
    Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan
tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
Pengatur keasaman
    Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan
derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat,
amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan
natrium bikarbonat
8. Anti kempal
    Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa
serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat
(garam meja)
9. Pengeras
    Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium
glukonat (pada buah kalangan)
10. Sekuestran
    Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh:
asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim),
kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
11. Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin
untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya :
Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
12. Antibuih
Antibuih adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
mengurangi adanya pembentukan buih-buih.
Contoh : Kalsium alginat dan Asam lemak
13. Humektan
    Humektan adalah sebuah bahan pangan yang ditujukan agar kelembaban
makanan tetap terjaga
Contoh :
Natrium Hidrogen, Natrium Malat, Triasetin
14. Pengembang
    Pengembang bertujuan agar makanan mengembang atau bertambah
volumenya
Contoh :
Garam karbonat dan Garam bikarbonat
15. Perisa (flavouring)
adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat dengan atau
tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi rasa
dengan pengecualian rasa asin, manis, dan asam.
Perisa dikelompokkan menjadi :
Perisa alami;
Perisa identik alami; dan Perisa artifisial.
Kelompok di atas dapat terdiri dari satu atau lebih jenis yang ada dalam
Bahan baku aromatik alami (Natural aromatic raw material) adalah bahan
baku yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang cocok digunakan dalam
penyiapan/pembuatan/pengolahan perisa alami. Bahan baku tersebut termasuk
bahan pangan, rempah-rempah, herbal, dan sumber tumbuhan lainnya yang
tepat untuk aplikasi yang dimaksud. Antara lain bubuk bawang, bubuk cabe,
irisan daun jeruk, potongan daun salam, irisan jahe.
Preparat perisa (Flavouring preparate)  adalah bahan yang disiapkan atau
diproses untuk memberikan rasa yang diperoleh melalui proses fisik,
mikrobiologis, atau enzimatis dari bahan pangan tumbuhan maupun hewan
yang diperoleh secara langsung atau setelah melalui proses pengolahan.
Bahan tersebut sesuai untuk konsumsi manusia pada kadar penggunaannya
tetapi tidak ditujukan untuk dikonsumsi langsung. Antara lain minyak jeruk,
ekstrak teh, oleoresin paprika, keju bubuk, ekstrak ragi.
Perisa asap (Smoke flavouring)  adalah preparat perisa yang diperoleh dari
kayu keras termasuk serbuk gergaji, tempurung dan tanaman berkayu yang
tidak mengalami perlakuan dan tidak terkontaminasi melalui proses
pembakaran yang terkontrol atau distilasi kering atau perlakuan dengan uap
yang sangat panas, dan selanjutnya dikondensasikan serta difraksinasi untuk
mendapatkan rasa yang diinginkan.
C. Perisa hasil proses panas (Processed flavouring) — adalah preparat perisa dari
bahan atau campuran bahan yang diizinkan digunakan dalam pangan, atau yang
secara alami terdapat dalam pangan atau diizinkan digunakan dalam pembuatan
perisa hasil proses panas, pada kondisi yang setara dengan suhu dan waktu tidak
lebih dari 180 °C (356 °F) dan 15 menit serta pH tidak lebih dari 8,0; antara lain
perisa yang dihasilkan dari gula pereduksi dan asam amino.

D. Pengujian
    Banyak aditif makanan menyerap radiasi dalam spektrum ultraviolet
dan/atau daerah tampak. Absorbansi ini dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi aditif dalam sampel menggunakan kalibrasi eksternal. Namun, aditif
dapat berada secara bersama-sama dan absorbansi salah satunya bisa mengganggu
absorbansi yang lain. Oleh karena itu, diperlukan tahapan pemisahan terlebih
dahulu. Campuran aditif pertama-tama dipisahkan dengan kromatografi cair
tekanan tinggi (HPLC) dan kemudian ditentukan on-line menggunakan detektor
UV dan/atau sinar tampak.

E. Efek samping
    Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis,
apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka
waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan
ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif
makanan secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan
tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah
juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang
aman dan murah.

F. Undang-undang
    Menurut undang-undang RI No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pada Bab
VII mengenai Keamanan Pangan, Bagian Ketiga tentang Pengaturan Bahan
Tambahan Pangan pasal 75 dicantumkan :
Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal
yang ditetapkan ; dan/atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan
tambahan Pangan.
Ketentuan mengenai ambang batas maksimal dan bahan yang dilarang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.

G. Bahan yang dilarang


Selain mengatur bahan tambahan pangan yang diizinkan, Permenkes no
033/2012 juga mengatur bahan kimia yang dilarang digunakan sebagai bahan
tambahan pangan. Berikut adalah bahan kimia yang dimaksud dalam Permenkes
tersebut :
1. Asam borat dan senyawanya
2. Asam salisilat dan garamnya
3. Dietilpirokarbonat
4. Dulsin
5. Formalin
6. Kalium bromate
7. Kalium klorat
8. Kloramfenikol
9. Minyak nabati brominasi
10. Nitrofurazon
11. Dulkamara
12. Kokain
13. Nitrobenzena
14. Sinamil antranilat
15. Dihidrosafrol
16. Biji tonka
17. Minyak kalamus
18. Minyak tansi
19. Minyak sasafras.
ZAT ADIKTIF

A. Pengertian zat adiktif


    Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan
(adiksi). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik
(psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat
tertentu. Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali
mengonsumsi zat tersebut.
    Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong adiktif,
misalnya suku indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara adat.
Pada awalnya, semua bahan adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh
tumbuh-tumbuhan itu adalah ganja (cannabis sativa), opium (papaver
somniverum), kokain (Erythroxylum coca), mariyuana (Cannabis indica). Akan
tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam, khususnya bidang
kimia, saat ini manusia telah dapat membuat bhan-bahan adiktif buatan (sintetis)
yang berkemampuan sama dengan zat adiktif alami. Zat adiktif sintetis ada
berbagai macam jenis dan khasiatnya berbeda-beda.
    Pada mulanya, zat adiktif digunakan untuk memenuhi kebutuhan medis.
Para dokter yng melakukan tindakan operasi terhadap pasien menggunakan bahan
adiktif untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien. Pemakaian obat atau zat
adiktif oleh para dokter tersebut menggunakan dosis yang sesuai kebutuhan dan
dalam pengawasan yanga baik.
B. Jenis – Jenis
    Semua zat adiktif, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun bahan
adiktif sintetis, disebut narkoba atau napza. Narkoba adalah singkatan dari
Narkotika Psikotropika dan Bahan Adiktif Lainnya. Dalam istilah lain, narkoba
dapat pula disebut dengan Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif. Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu :
1. Zat Adiktif Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh
Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain opium mentah,
candu, kokain, ganja, THC, dan heroin.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin. Narkotika
golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan opium,dan
Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan..
Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam, contohnya etil morfin dan
kodein.
Berikut beberapa contoh pengertian yang termasuk jenis narkotika adalah :
1. Opium berasal dari getah tumbuhan papaver somniverum yang
belum masak. Opium diolah menjadi morfin dan kodein yang
diperlukan dalam bidang kedokteran sebagai obat analgesik
(penghilang rasa sakit), selain dapat menghilangkan rasa nyeri,
jenis opium tertentu juga dapat membuat orang tidur nyenyak dan
membuat orang gembira (mersakan
euforia) tanpa sebab. Saat ini, opium
telah dapat dibuat manusia, yaitu
berupa opium semisintetis dan opium
sintetis. Opium alami contohnya dalah
morfin, kodein dan tebain. Opium
semisintetis terbuat dari opium alami
yang dicampur sedikit bahan kimia.
Contoh opium semisentitetis adalah
heroin dan hidroformon. Opium murni contohnya meperidin dan
propoksifen.
2. Ganja berasal dari daun
tumbuhan cannabis sativa
yang mengandung zat
psikoaktif, yaitu zat yang
dapat mempengaruhi mental
dan tingkah laku orang.
Pohon dan ranting tanaman
ganja juga mengan dung
psiko aktif meski dalam
kadar yang rendah. Kadar tertinggi terdapat pada pucuk tanaman ini,
yaitu ± 10 %. Zat psiko aktif hashish dapat dihasilkan dari getah
tanaman ganja yang dikeringkan.
3. Kokain adalah bubuk putih
yang berasal dari daun
koka (Erythroxylum).
Kokain dahulu digunakan
dalam bidang medis
sebagai anestesi (obat
pembius) lokal. Akan
tetapi, sekarang kokain
tidak lagi digunakan sebagai anestesi karena telah ditemukan bahan
psikoaktif lain yang relatif lebih aman.
4. Heroin adalah zat yang tergolong zat narkotika yang dapat memberikan
rasa senang yang luar biasa pada pemakainya sehingga lupa dengan
semua masalah
5. Morfin adalah zat yang tergolong dalam opioida alami yang berasal dari
getah opium. Morfin berupa kristal putih, menyerupai kokain, yang
dapat menekan pusat pernapasan. Pada kasus overdosis morfin,
biasanya pemakai mengalami gangguan pernapasan yang fatal. Morfin
juga dapat mengganggu siklus menstruasi pada wanita pemakai,
impotensi pada pria pemakai,sembelit, serta efek-efek samping yang
berbahaya lainnya.
2. Zat Adiktif Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat
mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh :
Ekstasi. Zat psikotropika
golongan I terdiri dari 26
macam
2. Golongan II : Psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalan terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine. Zat psikotropika golongan II
terdiri dari 14 macam.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital. . Zat psikotropika golongan III terdiri dari 9
macam.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ). . Zat psikotropika golongan
IV terdiri dari 60 macam.
           
Jenis-jenis psikotropika:
1. Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan
potensi     ketergantungan yang sangat kuat. Contoh : LSD,MDMA, dan
mascalin.
2. Psikotropika yang berkhasiat tetapi dapat menimbulkan ketergantungan
seperti     Amfetamin.
3. Psikotropika dari kelompok hipnotik sedative, seperti Barbiturat. Efek
ketergantungan     sedang.
4. Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan,seperti
Diazepam,Nitrazepam.

Zat Adiktif Non-Nakotika dan Non-Psikotropika Yang termasuk Zat


Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
Minuman Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah
bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini
sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah
untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal dari hasil
fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat
dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja
ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang
mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya,
minuman keras dikelompokkan menjadi golongan :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca,
d. Manson House, Johny Walker ).
    Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian
diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum
minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar,
muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis
akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali
turun, dan banyak bicara sendiri.
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut )
    Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut )mudah
menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
Tembakau
    pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian
dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu
masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Teh
    Teh mengandung zat theine dan kafein yang dimana kita menjadi
terbiasa mengkonsumsi teh setiap hari.
Kopi
    Kopi juga mengandung kafein. Biasanya orang mengkonsumsi kopi
dengan tujuan agar tidak mengantuk karena di dalam kopi mengandung
kafein yang dapat meningkatkan respon kewaspadaan terhadap otak kita.
Nikotin
    Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun,
orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya,
melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang
diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat
meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak,
gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit
jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

C. Dampak
    Zat adiktif memiliki beberapa dampak penggunaan oleh manusia yang dapat
dibagi menjadi 3,yaitu dampak kesehatan,dampak sosial,dan dampak ekonomi.
1. Dampak kesehatan
Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika.
1) Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini
mengandung  racun yang berbahaya.
2) Mengakibatkan kanker.
3) Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4) Penurunan daya ingat.
5) Kerusakan hati/kanker hati.
6) Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7) Menimbulkan semangat.
8) Merasa waktu berjalan lambat.
9) Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10) Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
11) Menimbulkan euphoria.
12) Mual,muntah,sulit buang air besar.
13) Kebingungan (konfusi).
14) Berkeringat.
15) Pingsan dan jantung berdebar-debar.
16) Gelisah dan berubah suasana hati.
17) Denyut nadi melambat.
18) Tekana darah menurun.
19) Otot-otot menjadi lemah.
20) Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
21) Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
22) Banyak bicara.
23) Gangguan kebiasaan tidur..
24) Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
25) Tekanan darah meningkat.
2. Dampak social
Dampak sosial yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan
psikotropika oleh manusia.
1) Susah dalam bersosialisasi.
2) Tidak percaya diri.
3) Sulit pengendalian diri.
4) Susah menyambung pembicaraan.
5) Berpikiran negatif pada diri sendiri.
6) Bergembira secara berlebihan.
7) Lebih banyak berdiam diri.
8) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang   candu narkoba akan bersikap anti sosial. Keluarga akan
malu besar karena punya   anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
9) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan   tinggi alias DO / drop out.
10) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar   berbohong dan melakukan tindak kriminal.
11) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani  kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
12) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa
lahir batin..
13) Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena
harganya mahal dan sudah ketergantungan terhadap obat itu,sehingga
pemakai akan memaksakan diri untuk mengkonsumsi obat itu.

3. Dampak Ekonomi
Berikut ini beberapa dampak dalam bidang ekonomi akibat dari penggunaan
zat adiktif dan zat psikotropika oleh manusia.
1) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2) Masalah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya
mahal.Namun, bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan
apa saja untuk mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau
mengambil milik orang lain dan keluarga.
3) Pemakai tidak akan dapat menabung dan memenuhi kebutuhan pokoknya
sebagai manusia biasa,karena pemakai akan lebih mementingkan obat itu
daripada kebutuhan  pokoknya.
D. TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
1. UNDANG-UNDANG No.8 TAHUN 1996 TENTANG RATIFIKASI  
Convention On Psichotropic Substances 1971  (Konvensi Tentang
Psikotropika 1971)
2. UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG  KESEHATAN.
3. UNDANG – UNDANG NO. 5 TAHUN 1997 TENTANG
PSIKOTROPIKA.
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN No. 124/MENKES/Pen/II/1993,
TANGGAL 8 PEBRUARI 1993 TENTANG OBAT KERAS TERTENTU.

E. POKOK-POKOK SANKSI HUKUM NARKOTIKA


1. Menggunakan untuk diri sendiri atau terhadap orang lain dikenakan ancaman
pidana mulai dari maksimal 15 tahun minimal 2 tahun dan denda maksimal 5
milyar minimal 25 juta (pasal 78).
2. Memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai
narkotika  golongan II  ancaman pidana mulai dari maksimal 12 tahun minimal
5 tahun dan denda   maksimal 3 milyar - minimal 100 juta (pasal 79).
3. Memproduksi, Mengolah, Mengekstraksi, Mengkonversi, Merakit Atau
MenyediakanNarkotika Golongan I, Golongan II Dan Golongan III Dikenakan
Ancaman Pidana MulaiDari Maksimal Pidana Mati Minimal 4 Tahun Dan
Denda Maksimal 7 Milyar Minimal 200 Juta (Pasal 80).
4. Mengimport, mengeksport, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau
menukar narkotika golongan I, atau golongan II atau golongan III dikenakan
ancaman pidana mulai dari maksimal pidana mati minimal 4 tahun dan denda
maksimal 7 milyar minimal 200 juta   (pasal 82).
5. Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika 
golongan I, atau golongan II atau golongan III dikenakan ancaman pidana
mulai dari maksimal 20 tahun minimal 5 tahun dan denda maksimal 750 juta
minimal 250 juta (pasal 84).
6. Menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri , atau golongan II atau
golongan IIIdikenakan ancaman pidana mulai dari maksimal 5 tahun minimal 2
tahun (pasal 85). 
KESIMPULAN
Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan golongan.Setiap
penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat dampak bagi kehidupan dan
kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan
merusak beberapa fungsi organ dan mempengaruhi lancarnya kegiatan system
organ.Untuk kehidupan,berdampak pada sosial dan ekonomi.Sedangkan untuk
produsen,pengguna,dan pengedar zat adiktif dan psikotropika akan mendapat sanksi
hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.Untuk di negara kita akan diberi sanksi
yang sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan hukum Negara Republik
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
 https://id.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan
 http://tugassekolahbermanfaat.blogspot.co.id/2014/12/zat-aditif-dan-zat-
adiktif.html
 http://bnetpwj.blogspot.co.id/2014/12/makalah-zat-adiktif-dan-psikotropika.html

Anda mungkin juga menyukai