ZAT ADITIF
6. Anti Oksidan
Antioksidan adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk
mecegah proses oksidasi molekul lain
Contoh :
Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan
pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.
7. Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan
tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan
derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat,
amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan
natrium bikarbonat
8. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa
serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat
(garam meja)
9. Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium
glukonat (pada buah kalangan)
10. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh:
asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim),
kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
11. Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin
untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya :
Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
12. Antibuih
Antibuih adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
mengurangi adanya pembentukan buih-buih.
Contoh : Kalsium alginat dan Asam lemak
13. Humektan
Humektan adalah sebuah bahan pangan yang ditujukan agar kelembaban
makanan tetap terjaga
Contoh :
Natrium Hidrogen, Natrium Malat, Triasetin
14. Pengembang
Pengembang bertujuan agar makanan mengembang atau bertambah
volumenya
Contoh :
Garam karbonat dan Garam bikarbonat
15. Perisa (flavouring)
adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat dengan atau
tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi rasa
dengan pengecualian rasa asin, manis, dan asam.
Perisa dikelompokkan menjadi :
Perisa alami;
Perisa identik alami; dan Perisa artifisial.
Kelompok di atas dapat terdiri dari satu atau lebih jenis yang ada dalam
Bahan baku aromatik alami (Natural aromatic raw material) adalah bahan
baku yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang cocok digunakan dalam
penyiapan/pembuatan/pengolahan perisa alami. Bahan baku tersebut termasuk
bahan pangan, rempah-rempah, herbal, dan sumber tumbuhan lainnya yang
tepat untuk aplikasi yang dimaksud. Antara lain bubuk bawang, bubuk cabe,
irisan daun jeruk, potongan daun salam, irisan jahe.
Preparat perisa (Flavouring preparate) adalah bahan yang disiapkan atau
diproses untuk memberikan rasa yang diperoleh melalui proses fisik,
mikrobiologis, atau enzimatis dari bahan pangan tumbuhan maupun hewan
yang diperoleh secara langsung atau setelah melalui proses pengolahan.
Bahan tersebut sesuai untuk konsumsi manusia pada kadar penggunaannya
tetapi tidak ditujukan untuk dikonsumsi langsung. Antara lain minyak jeruk,
ekstrak teh, oleoresin paprika, keju bubuk, ekstrak ragi.
Perisa asap (Smoke flavouring) adalah preparat perisa yang diperoleh dari
kayu keras termasuk serbuk gergaji, tempurung dan tanaman berkayu yang
tidak mengalami perlakuan dan tidak terkontaminasi melalui proses
pembakaran yang terkontrol atau distilasi kering atau perlakuan dengan uap
yang sangat panas, dan selanjutnya dikondensasikan serta difraksinasi untuk
mendapatkan rasa yang diinginkan.
C. Perisa hasil proses panas (Processed flavouring) — adalah preparat perisa dari
bahan atau campuran bahan yang diizinkan digunakan dalam pangan, atau yang
secara alami terdapat dalam pangan atau diizinkan digunakan dalam pembuatan
perisa hasil proses panas, pada kondisi yang setara dengan suhu dan waktu tidak
lebih dari 180 °C (356 °F) dan 15 menit serta pH tidak lebih dari 8,0; antara lain
perisa yang dihasilkan dari gula pereduksi dan asam amino.
D. Pengujian
Banyak aditif makanan menyerap radiasi dalam spektrum ultraviolet
dan/atau daerah tampak. Absorbansi ini dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi aditif dalam sampel menggunakan kalibrasi eksternal. Namun, aditif
dapat berada secara bersama-sama dan absorbansi salah satunya bisa mengganggu
absorbansi yang lain. Oleh karena itu, diperlukan tahapan pemisahan terlebih
dahulu. Campuran aditif pertama-tama dipisahkan dengan kromatografi cair
tekanan tinggi (HPLC) dan kemudian ditentukan on-line menggunakan detektor
UV dan/atau sinar tampak.
E. Efek samping
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis,
apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka
waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan
ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif
makanan secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan
tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah
juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang
aman dan murah.
F. Undang-undang
Menurut undang-undang RI No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pada Bab
VII mengenai Keamanan Pangan, Bagian Ketiga tentang Pengaturan Bahan
Tambahan Pangan pasal 75 dicantumkan :
Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal
yang ditetapkan ; dan/atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan
tambahan Pangan.
Ketentuan mengenai ambang batas maksimal dan bahan yang dilarang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
C. Dampak
Zat adiktif memiliki beberapa dampak penggunaan oleh manusia yang dapat
dibagi menjadi 3,yaitu dampak kesehatan,dampak sosial,dan dampak ekonomi.
1. Dampak kesehatan
Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika.
1) Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini
mengandung racun yang berbahaya.
2) Mengakibatkan kanker.
3) Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4) Penurunan daya ingat.
5) Kerusakan hati/kanker hati.
6) Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7) Menimbulkan semangat.
8) Merasa waktu berjalan lambat.
9) Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10) Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
11) Menimbulkan euphoria.
12) Mual,muntah,sulit buang air besar.
13) Kebingungan (konfusi).
14) Berkeringat.
15) Pingsan dan jantung berdebar-debar.
16) Gelisah dan berubah suasana hati.
17) Denyut nadi melambat.
18) Tekana darah menurun.
19) Otot-otot menjadi lemah.
20) Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
21) Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
22) Banyak bicara.
23) Gangguan kebiasaan tidur..
24) Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
25) Tekanan darah meningkat.
2. Dampak social
Dampak sosial yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan
psikotropika oleh manusia.
1) Susah dalam bersosialisasi.
2) Tidak percaya diri.
3) Sulit pengendalian diri.
4) Susah menyambung pembicaraan.
5) Berpikiran negatif pada diri sendiri.
6) Bergembira secara berlebihan.
7) Lebih banyak berdiam diri.
8) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial. Keluarga akan
malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
9) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
10) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
11) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
12) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa
lahir batin..
13) Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena
harganya mahal dan sudah ketergantungan terhadap obat itu,sehingga
pemakai akan memaksakan diri untuk mengkonsumsi obat itu.
3. Dampak Ekonomi
Berikut ini beberapa dampak dalam bidang ekonomi akibat dari penggunaan
zat adiktif dan zat psikotropika oleh manusia.
1) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2) Masalah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya
mahal.Namun, bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan
apa saja untuk mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau
mengambil milik orang lain dan keluarga.
3) Pemakai tidak akan dapat menabung dan memenuhi kebutuhan pokoknya
sebagai manusia biasa,karena pemakai akan lebih mementingkan obat itu
daripada kebutuhan pokoknya.
D. TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
1. UNDANG-UNDANG No.8 TAHUN 1996 TENTANG RATIFIKASI
Convention On Psichotropic Substances 1971 (Konvensi Tentang
Psikotropika 1971)
2. UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN.
3. UNDANG – UNDANG NO. 5 TAHUN 1997 TENTANG
PSIKOTROPIKA.
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN No. 124/MENKES/Pen/II/1993,
TANGGAL 8 PEBRUARI 1993 TENTANG OBAT KERAS TERTENTU.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
https://id.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan
http://tugassekolahbermanfaat.blogspot.co.id/2014/12/zat-aditif-dan-zat-
adiktif.html
http://bnetpwj.blogspot.co.id/2014/12/makalah-zat-adiktif-dan-psikotropika.html