Anda di halaman 1dari 5

JENIS BTP

Jenis BTP ada 2, yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak
memiliki efek toksik misalnya gula (glukosa). Jenis lainnya adalah ADI (Acceptable Daily
Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya demi menjaga/ melindungi
konsumen. Jenis BTP campuran yang terdaftar di BPOM tahun 2012- 2017 sebanyak 632
produk, terdiri dari BTP campuran perisa dan pewarna 78% berdasarkan deskripsi umum di
industri perisa (Sjahwil et al. 2014), kategori sweet terdiri atas kelompok spicy woody, herbal,
floral, fantasi, kacang-kacangan, dairy, sweet brown, buah-buahan, berry, citrus, kategori savory
kelompok sayuran; BTP campuran pewarna 17% berdasarkan warna dasar, yaitu kuning, merah,
coklat, hijau, ungu, oranye, hitam, biru; BTP campuran pengemulsi 2%; BTP campuran
pengembang 1%; BTP campuran penguat rasa 1%; dan BTP campuran sirup 1%.
Berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 menyatakan bahwa bahan tambahan
pangan yang diizinkan digunakan dalam makanan adalah:
1. Antioksidan
Bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi.
Contohnya asam askorbat dan asam eritrobat serta garamnya untuk produk daging, ikan
dan buah-buahan kaleng.
2. Antikempal
Bahan tambah makanan untuk memncegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau
menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat mudah menyerap air. Antikempal biasa
ditambahkan pada susu bubuk, krim bubuk dan kaldu bubuk.
3. Pengatur keasaman
Bahan tambah pangan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan
derajat keasaman makanan. Contohnya asam laktat, sitrat dan malat yang digunakan pada
jeli. Salah satu tujuan utama penambahan asam pada makanan adalah untuk memberikan
rasa asam. Asam juga dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur yang
menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion hidrogenium H3O+ . Asam yang banyak
digunakan pada bahan makanan adalah asam organik seperti asam asetat, asam laktat,
asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam suksinat, dan asam tartrat. Sedangkan satu-
satunya asam organik yang digunakan sebagai pengasam makanan adalah asam fosfat.
4. Pemanis buatan
Bahan tambah pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak
memiliki nilai gizi. Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan
pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai timgkat kemanisan
masing-masing 30-80 dan 300 kali gula alami. Batas maksimum penggunaan siklamat
adalah 300 mg – 3g/kg bahan, sedangkan batas maksimum penggunaan sakarin adalah 50
– 300 mg/kg bahan. Keduanya hanya boleh digunakan untuk pangan rendah kalori, dan
dibatasi tingkat konsumsinya sebesar 0,5 mg/kg berat badan/hari.
5. Pemutih dan pematang tepung
Bahan tambah pangan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang
tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
6. Pengemulsi, pemantap dan pengental
Bahan tambah makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem
disperse yang homogeny pada makanan. Biasa digunakan pada makanan yang
mengandung air atau minyak. Contohnya polisorbat untuk pengemulsi es krim dan kue;
pectin untuk pengental pada jamu, jeli, minuman ringan dan es krim; pengental untuk
sediaan keju, mkaragenen dan agar-agar untuk pemantap dan pengental produk susu dan
keju.
7. Pengawet
Bahan tambah pangan yang dapat mencegah fermentasi, pengasaman atau penguraian
lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Contohnya asam benzoate
atau garamnya serta ester para-hidroksi benzoate untuk produk buah-buahan, kecap, keju
dan margarine; asam propionate untuk keju dan roti.
8. Pengeras
Bahan tambah pangan yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan.
Contohnya Al sulfat, Al Na sulfat untuk pengeras pada acar ketimun dalam botol; Ca
glukonat dan Ca sulfat pada buah-buahan kaleng.
9. Pewarna
Bahan tambah makanan yang dapat memberikan atau memberi warna pada makanan.
Contohnya eritrosin warna merah, green FCF, green S warna hijau, kurkumin, karoten,
yellow kuinolin, tartazin warna kuning dan caramel warna coklat.
10. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa
Bahan tambah makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan
aroma. Contohnya monosodium glutamate pada produk daging.
11. Sekuestran
Bahan tambah makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada pada makanan
sehingga dicegah terjadinya oksidasi yang dapat merubah warna dan aroma. Contohnya
asam folat dan garamnya yang ditambahkan pada produk lemak dan minyak. Sekuestran
atau ligan dapat menghambat proses oksidasi. Senyawa ini merupakan sinergik
antioksidan karena dapat menghilangkan ion-ion logam yang mengkatalis proses
oksidasi. Dalam penggunaan sekuestran sebagai sinergik antioksidan harus diperhatikan
kelarutannya. Asam dan ester-ester sitrat (20-30 ppm) dengan propilen glikol larut dalam
lemak, sehingga efektif sebagai sinergik pada semua lemak. Sebaliknya Na2EDTA dan
Na2Ca-EDTA hanya sedikit larut dalam lemak, dan karena itu kurang efektif dalam
lemak murni; tetapi garam-garam EDTA (500 ppm) sangat efektif sebagai antioksidan
dalam sistem emulsi karena adanya fase air yang kontinyu, misalnya untuk mayonnaise,
margarine, dan lain-lain.
Selain BTP yang tercantum dalam Peratuan Mentri tersebut, masih ada beberapa BTP lainnya
yang biasa digunakan dalam pangan, misalnya:
1. Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat
menguraikan secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi lebih empuk, lebih
larut dan lain-lain.
2. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau vitamin, baik
tunggal maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan.
3. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga mempertahankan
kadar air pangan.
Beberapa bahan Tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI
No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:
1. Natrium Tetraborat (Boraks)
2. Formalin (Formaldehyd)
3. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
4. Kloramfenikol (Chlorampenicol)
5. Kalium Klorat (Pottasium Chlorate)
6. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate)
7.  Nitrofuranzon (Nitrofuranzone)
8. P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)
9. Asam Salisilat dan garamnya (Salilicylic Acid and its salt)
DAFPUS:

Dewi Monita S, N. A. (2019). Profil Komposisi BTP Campuran, Pelabelan, dan Penggunaannya pada
Industri Rumah Tangga Pangan )IRTP) di DKI Jakarta. Jurnal Mutu Pangan Vol. 6(1), 38-45.
EBOOKPANGAN.COM. (2006). BAHAN TAMBAHAN PANGAN (FOOD ADDITIVE).
Wisnu Cahyadi. (2008). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan pangan. Jakarta: Aksara.
SOAL SANAS
1. Berikut ini yang merupakan contoh bahan aditif berupa pewarna buatan yang diizinkan
adalah…
a. Hijau FCF
b. Auramine
c. Orange RN
d. Metanil yellow
e. Rhodamin B
2. Pemerintah Indonesia telah mengatur tentang Label dan Etiket BTM (Bahan Tambahan
Makanan) dalam Permenkes No.722/MENKES/PER/IX/1988, antara lain pada semua
wadah/kemasan makanan harus mencantumkan label makanan yang mengandung BTM.
Persyaratan label pewarna tersebut antara lain tersebut di bawah ini, yang bukan adalah

a. Mencantumkan jenis pewarna makanan (Auramine, Tartrazine)
b. Nama dan jenis produk makanan
c. Komposisi unit produk campuran
d. Ada tulisan BTM atau pewarna makanan/ food colour
e. Takaran penggunaan pewarna dalam makanan
3. Sebuah perusahaan pembuatan minuman memerlukan bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk meningkatkan aroma untuk produknya dengan tetap mempertimbangkan
aspek kesehatan. Apa nama bahan tambahan makanan yang dapat digunakan?
a. Anato
b. Kapsaisin
c. Kalium glukonat
d. Kalsium aluminium silikat
e. Etil-butirat
4. Seorang sanitarian melakukan pemeriksaan makanan di sentra wisata kuliner dan
menemukan adanya penggunaan bahan aditif yang tidak diizinkan untuk daging, kornet
dan hotdog yang ditandai dengan tidak adanya perubahan struktur dan terjadinya
peningkatan kalori pada makanan. Apa zat aditif yang dipergunakan dalam makanan
tersebut?
a. Asam boraks
b. Tartazine
c. Aluminium silikat
d. Butylated hydroxyanisole (BHA)
e. Asam laktat

Anda mungkin juga menyukai