OLEH :
NO. BP : 1811013029
KELAS : A
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Bahan tambahan makanan (aditif makanan) adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur,
dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral
dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan
untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu komponen atau
mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif
makanan alami dan buatan (sintetis).
Menurut undang-undang RI No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pada Bab VII mengenai
Keamanan Pangan, Bagian Ketiga tentang Pengaturan Bahan Tambahan Pangan pasal 75
dicantumkan:
1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan
a. Bahan tambahan pangan yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan;
dan/atau
b.Bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan Pangan.
2. Ketentuan mengenai ambang batas maksimal dan bahan yang dilarang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
27. Sekuestran
Sekuestran (sequestrant) adalah bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion logam
polivalen untuk membentuk kompleks sehingga meningkatkan kestabilan dan kualitas pangan.
Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:
Kalsium dinatrium etilenadiaminatetraasetat (CaNa2EDTA);
Isopropil sitrat;
Natrium glukonat;
Kalium glukonat.
C. EFEK SAMPING BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif
buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu
bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur
penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan
tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan
berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.
D. BAHAN YANG DILARANG
Selain mengatur bahan tambahan pangan yang diizinkan, Permenkes no 033/2012 juga mengatur
bahan kimia yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Berikut adalah bahan kimia
yang dimaksud dalam Permenkes tersebut:
Asam borat dan senyawanya; Asam salisilat dan garamnya; Dietilpirokarbonat; Dulsin; Formalin;
Kalium bromat; Kalium klorat; Kloramfenikol; Minyak nabati brominasi; Nitrofurazon; Dulkamara;
Kokain; Nitrobenzena; Sinamil antranilat; Dihidrosafrol; Biji tonka; Minyak kalamus; Minyak tansi;
Minyak sasafras.