KELOMPOK 1
Dosen Pengampu : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam Terapan
anggota kelompok
1. ADELIA B.C (K7121002)
2. Alia R.FSayur Mayur (K7121026)
3. Aljazira Y.I (K7121030)
4. Andin D.A (K7121305)
5. Destiana E.P (K7121074)
6. Indah Permatasari (K7121134)
7. Maryatul Qibtiah (K7121162)
8. Nugraheni S.E (K7121206)
9. Pipit (K7121219)
10. Rizali Nurfahmi (K7121248)
11. Wulan Novi K (K7121292)
01
PENGERTIAN
ZAT ADITIF
02
Pengertian
Zat aditif
Zat Aditif menurut WHO (World Health
Organization) adalah zat – zat yang
ditambahkan pada makanan dalam
jumlah sedikit untuk memperbaiki
warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau
memperpanjang masa penyimpanan.
03
pesyaratan penambahan zat aditif
Persyaratan penambahan zat aditif
dalam makanan yaitu:
1. Memperbaiki kualitas atau gizi
makanan.
2. Membuat makanan tampak lebih
menarik.
3. Meningkatkan cita rasa makanan.
4. Membuat makanan menjadi lebih
tahan lama atau tidak cepat basi
atau busuk.
04
PENGGUNAAN
ZAT ADITIF
05
Penggunaan zat aditif
Dalam Permenkes Nomor 033 tahun 2012 tentang zat aditif dinyatakan bahwa
yang digunakan dalam pangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
08
zat aditif
Berdasarkan
fungsinya
09
1. PEWARNA
Pewarna adalah zat yang dapat
memberi warna pada makanan dan
memberikan tampilan yang menarik
dalam penyajiannya. Pewarna dibagi
menjadi 2 yaitu, pewanra alami dan
sintetik
10
Pewarna alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan. Pewarna alami cenderung
lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui
proses kimiawi.
13
pENYEDAP RASA SINTETIK
Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan
adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang
biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin.
14
3. Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada
makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa
manis.
a. pemanis alami
15
b. Pemanis Sintetik
16
4. Pengawet
Pengawet adalah salah satu zat aditif yang
dimasukkan ke dalam makanan, merupakan
senyawa atau zat kimia yang dapat
menghambat atau menghalangi segala macam
perubahan pada bahan makanan yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme, yang
mengakibatkan makanan menjadi berbau, busuk
dan basi. Menurut asalnya bahan pengawet
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bahan
pengawet alami dan bahan pengawet buatan.
17
a. pengawet alami
Bahan pengawet alami adalah jenis bahan-
bahan dari alam yang dapat digunakan
sebagai pengawet makanan. Beberapa
contoh pengawet alami adalah sebagai
berikut.
Garam dapur
Gula
Bawang putih
Cuka
Kunyit
18
b. pengawet buatan
Bahan pengawet buatan dapat dibagi menjadi dua
kriteria, yaitu berdasarkan fungsinya dan komposisi
kimianya. Berdasarkan fungsinya, bahan pengawet dapat
digolongkan menjadi empat :
Antiseptik
Germisida
Fungisida
Mikostatik
Berdasarkan komposisi kimianya, bahan pengawet dapat
digolongkan menjadi dua golongan sebagai berikut.
Zat pengawet organik
Zat pengawet organik 19
5. antioksidan
Anti oksidan adalah salah satu zat aditif
pada makanan yang berupa senyawa
dengan sifat mudah teroksidasi. Banyak
produk makanan dalam kemasan kaleng
yang menggunakan anti oksidan. Beberapa
jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam
pengolahan makanan, di antaranya asam
askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam
askorbat digunakan pada pengolahan
daging dan buah kalengan. Sedangkan,
butilhidroksianisol (BHA) digunakan untuk
kemasan makanan.
20
6. pelengkap gizi
Pada pengolahan bahan makanan,
sebagian zat gizi seperti vitamin-vitamin
dan mineral yang dikandungnya bisa
hilang atau berkurang atau menjadi rusak
selama pengolahan berlangsung, untuk itu
kepada makanan olahan perlu
ditambahkan pelengkap zat gizi. Kegiatan
menambahkan zat gizi tertentu ke dalam
bahan makanan atau makanan olahan
yang sedikit mengandung zat gizi tersebut
disebut fortifikasi.
21
7. zat penstabil
Perubahan-perubahan pada makanan
menunjukkan bahwa pada produk makanan
tersebut bersifat tidak stabil. Oleh karena itu
untuk mempertahankan kestabilan produk
makanan olahan ini perlu ditambahkan zat
kimia tertentu yang berfungsi menstabilkan. Zat
kimia yang dapat menstabilkan produk olahan
ini disebut stabilizer.
Menurut cara kerja kimia dan fisikanya, zat
stabilizer dibagi atas 4 jenis:
1. Surfaktan
2. Zat Pemantap
3. Zat Anti Kerak
4. Zat Pengikat Logam
22
8. zat pengembangan
adonan
Zat pengembang adonan yang lazim
digunakan dalam mengembangkan
adonan roti dan kue adalah zat-zat kimia
yang dapat menghasilkan CO2, seperti
garam-garam bikarbonat (NaHCO3 – soda
kue).
23
zat aditif
Berdasarkan
sumber
perolehannya
di alam
24
PENGGOLONGAN ZAT ADITIF
BERDASARKAN SUMBER PEROLEHANNYA DI ALAM
25
a. zat aditif alami
27
B. zat aditif buatan
Contohnya :
Sakarin, Aspartam, Siklamat (Zat Aditif Sebagai
Pemanis)
Amil Asetat, Amil Valerat, Etil Butirat (Zat Aditif
Sebagai Penambah Aroma);
Asam Sorbat, Natrium Benzoat, Natrium Nitrit (Zat
Aditif sebagai Pengawet);
Sunset Yellow, Brilliant Blue, Ponceau 4R (Zat
Aditif sebagai Pewarna).
28
zat aditif
Berdasarkan
keberadaannya
dalam makanan
29
PENGGOLONGAN ZAT ADITIF
BERDASARKAN keberadaan dalam makanan
30
A. zat aditif yang Tidak Disengaja
Zat yang terdapat di dalam makanan yang jumlahnya
sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan yang
terjadi.
Contohnya:
Adanya sisa pestisida pada makanan.
Salmonella, Stafilokokus dan Racun Botulisme yang
terdapat dalam makanan kaleng.
Sisa hormon yang terdapat dalam daging, misalnya
hormon yang ditambahkan ke dalam daging untuk
mempercepat proses pertumbuhannya.
31
B. zat aditif yang sengaja ditambahkan
Zat aditif yang sengaja ditambahkan pada makanan
baik ketika makanan diolah atau ketika siap dikonsumsi,
yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi, cita
rasa, mengendalikan keasaman/kebasaan, serta
memantapkan bentuk dan rupa.
Contohnya:
Penambahan vitamin, mineral, asam amino, dan
penambahan BTP seperti pewarna, pengawet, pemanis,
pada suatu makanan dengan tujuan tertentu.
32
Tujuan penambahan zat aditif
Memperbaiki Memproduksi
Memperbaiki dan
warna, bau, dan makanan untuk
menaikkan nilai gizi
konsistensi/tekstur kelompok khusus
suatu makanan
suatu bahan seperti penderita
pangan yang diabetes, pasien
Contoh : dapat berubah yang baru
Penambahan atau berkurang mengalami operasi,
vitamin, mineral, akibat pengolahan orang yang
atau asam amino. dan penyimpanan. menjalankan diet
rendah lemak, dll
Contoh : Penambahan
Pewarna, Pengawet, Contoh : pemanis buatan,
Pengemulsi pengganti lemak (fat replacer),
33
pengental, dan lain-lain.
3 Jenis bahan tambahan makanan
Bahan Tambahan Bahan Tambahan
Bahan Tambahan Makanan Dengan
Makanan Dengan
Makanan Dengan Dosis Yang Aman
Dosis Yang Tidak
Dosis Yang Dibatasi dan Dalam Dosis
Dibatasi
Yang Tepat
34
Bahan Kimia
Berbahaya yang
Disalahgunakan
sebagai Zat Aditif
35
Boraks atau natrium tetraborat
Boraks merupakan bahan baku pembuatan desinfektan,
detergen, cat, plastik, ataupun pembersih permukaan logam.
Namun dalam kehidupan sehari-hari boraks disalahgunakan
untuk mengawetkan makanan seperti, bakso, kerupuk gendar, mie
basah, dan lain-lain.
Formalin
Formalin merupakan larutan yang mengandung 40 persen
formaldehid (HCOH) dalam 60 persen air atau campuran air
dan metanol. Sama halnya dengan boraks, formalin juga sering
disalahgunakan untuk mengawetkan makanan. Seperti mi, tahu
basah, bakso, dan ikan asin.
36
Asam salisilat
Asam salisilat atau disebut juga aspirin merupakan analgetik dan
anti-inflamasi. Asam salisilat dapat mencegah penjamuran pada
buah dan telah digunakan dalam pabrik cuka. Di Indonesia
penggunaan Asam salisilat dilarang digunakan sebagai bahan
pengawet makanan, hal tersebut dikarenakan asam salisilat
memiliki iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan.
Dietilpirokarbonat (DEP)
DEP merupakan bahan kimia karsinogenik mengandung
C6H10O5. DEP digunakan sebagai pencegah peragian pada
minuman alkohol maupun minuman yang tidak beralkohol.
37
Rhodamin B
Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis untuk pewarna
tekstil, tetapi sering disalahgunakan sebagai pewarna makanan.
Rhodamin B termasuk golongan xanthenes basa, dan terbuat dari
metadietilaminofenol dan ftalik anhidrid suatu bahan yang
sangat berfluoresensi serta tidak dapat bisa dimakan.
Kuning Metanil
Kuning metanil merupakan zat pewarna sintetis untuk industri
tekstil yang sering disalahgunakan sebagai pewarna makanan.
Menurut Sleiman dkk., dalam Ayesha dkk., (2015) metanil yellow
merupakan senyawa kimia golongan azo aromatik, berbentuk
serbuk, berwarna kuning kecoklatan, serta bersifat karsinogenik.
38
Efek Samping
Penggunaan
Zat Aditif
39
efek samping penggunaan zat aditif berlebihan
Boraks (Pengawet) Formalin (Pengawet)
Menyerang sistem saraf pusat dan menimbulkan Dapat menyebabkan keracunan dengan gejala
gejala kerusakan seperti rasa mual, muntah, diare, antara lain pusing, rasa terbakar pada tenggorokan,
kejang perut, iritasi kulit dan jaringan lemak, penurunan suhu badan, rasa gatal di dada, sulit
gangguan peredaran darah, bahkan kematian Lorem ipsum
menelan, sakit dolor
perutsitdisertai
amet, adipiscing
muntah-muntah, dan
apabila terdapat gangguan sistem sirkulasi darah. elit. Sed berdarah,
mencret pellentesque felis quis lectuskencing darah,
kejang-kejang,
lacinia
dan aliquet.
muntah Duis eros nunc,
darah.
faucibus lacinia consectetur
40
efek samping penggunaan zat aditif berlebihan
Rhodamin B Methanil Yellow (Kuning Methanil)
Menyebabkan gangguan fungsi hati Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit
hingga kanker hati. perut, diare, demam, hingga kanker kandung
kemih.
Lorem ipsum dolor sit amet, adipiscing
elit. Sed pellentesque felis quis lectus
lacinia aliquet. Duis eros nunc,
faucibus lacinia consectetur
41
Terima Kasih