Anda di halaman 1dari 15

MODUL

KEGIATAN HIZBUL WATHAN

A. Latar Belakang

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai bagian dari gerakan kepanduan


mempunyai peran yang sangat strategis untuk terlibat dalam proses pembangunan
karakter generasi muda.Gerakan kepanduan pertama kali tidak terlepas dari pada pada
pandu dunia, Gerakan yang juga disebut Scouting atau Scout Movement ini bertujuan
untuk pengembangan para pemuda secara fisik, mental, dan spiritual. Scout pertama kali
di bawah oleh bapak pandu dunia yang bernama Robert Stephenson Smyth Baden
Powell.
Masuk nya pramuka ke Indonesia dibawa oleh penjajah belanda yang pada masa itu
gagasan organisasi Boden Powell tersebut dalam waktu singkat menyebar ke berbagai
negara termasuk Belanda, Di belanda gerakan pramuka dinamai Padvinder. Pada masa
itu Belanda yang menguasai Indonesia pun membawah gagasan itu ke Indonesia.
Akhirnya mereka pun mendirikan organisasi tersebut di Indonesia dengan nama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging ) Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Dalam perkembangan pemimpin-pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi
kepanduan dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan siap menjadi
kader pergerakan nasional.
Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut
di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920
berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW).
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, memiliki tugas
mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda,
sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

B. Sejarah Singkat
Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan
kepanduan dalam Muhammadiyah. Kepanduan adalah sistem pendidikan luar keluarga
dan sekolah yang membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan
metode menarik, menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom di lingkungan
Muhammadiyah yg khusus dalam bidang kepanduan. Pandu HW adalah anggota
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Hizbul Wathan didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder
Muhammadiyah” pada tahun 1918 di Yogyakarta dan selang dua tahun di tahun 1920
diganti dengan nama “Hizbul Wathan”, sehingga HW berkembang di seluruh nusantara.
Selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan (1942 sd 1950), kepanduan
HW terpaksa tidak aktif. Tahun 1950 Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun
1961. Tahun 1961, dengan adanya Kepres No. 238 Tahun 1961, semua pandu-pandu di
Indonesia melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk juga HW.
Era reformasi telah mengubah pandangan dari sentralisasi menjadi desentralisasi,
Oleh karena itu PP Muhammadiyah membangkitkan kembali HW pada 18 November
1999. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dibangkitkan kembali untuk kedua kalinya, dengan surat keputusan nomor 92/SK-PP/VI-
B/1.b/1999 dan dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
nomor 10/Kep/I.O/B/2003. Tahun 1999 dimulailah tahap sosialisasi HW kembali ke
suluruh pimpinan-pimpinan Muhammadiyah baik di Tingkat Wilayah, Daerah, Cabang
maupun Ranting.
KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan
metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi
muda. Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan
kader Muhammadiyah dan Bangsa Indonesia. Dengan metode kepanduan, anak, remaja
dan pemuda dilatih untuk mampu menjadi warga masyarakat yg berguna, mandiri dan
berakhlak mulia.
Organisasi HW dahulu, merupakan majelis, sedangkan HW baru berstatus otonom di
lingkungan Muhammadiyah. Sistem pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik
pelatihannya disesuaikan dengan tuntutan perkembangan peserta didik masa kini.
Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda
dan norma agama.
Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg
tujuannya sama-sama mendidik anak bangsa. Kepanduan HW lebih menekankan kepada
kepanduan islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan
kepanduan.

C. Prinsip Dasar
Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah
yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan
gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan
Al-Qur'an dan As-Sunnah. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan.
Pencapaian maksud dan tujuan HW dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melalui jalur kepanduan ingin meningkatkan pendidikan angkatan muda putra
ataupun putri menurut ajaran Islam.
2. Mendidik angkatan muda putra dan putri agar menjadi manusia muslim yang
berakhlak mulia, berbudi luhur sehat jasmani dan rohani.
3. Mendidik angkatan muda putra dan putrid menjadi generasi yang taat beragama,
berorganisasi, cerdas dan trampil.
4. Mendidik generasi muda putra dan putri gemar beramal, amar makruf nahi munkar
dan berlomba dalam kebajikan.
5. Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta
memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam.
6. Membentuk karakter dan kepribadian sehingga diharapkan menjadi kader pimpinan
dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah.
7. Memantapkan persatuan dan kesatuan serta penanaman rasa demokrasi serta
ukhuwah sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
8. Melaksanakan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

D. TUJUAN, AZAS, VISI DAN MISI PANDU HW

Membahas mengenai Tujuan, Azas, Visi dan Misi Kepanduan Hizbul Wathan tentunya kita
tidak bisa lepas dari Anggaran Dasar Kepanduan Hizbul Wathan sebagai bahan acuan
penyelenggaraan kegiatan kepanduan ini. Dalam Anggaran Dasar yang telah disahkan
pada Muktamar ke-2 Hizbul Wathan di Jakarta pada tanggal 14 - 15 Januari 2011 yang
lalu, serta telah disahkan oleh PP Muhammadiyah melalui Surat Keputusannya No.
49/KEP/I.0/B/2011, Tujuan, Azas, Visi dan Misi Kepanduan Hizbul Wathan adalah ...

TUJUAN
1. Menegakan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud masyarakat
kepanduan yang islami.
2. Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik,mengasuh, dan membimbing anak –
anak remaja dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan supaya menjadi
orang islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti yang luhur,
berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri sendiri, persyarikatan dan
masyarakat umum

AZAS
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berazaskan Islam, diwujudkan dalam sikap dan
perilaku setiap anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

VISI

Menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang :


a. memiliki aqidah, mental dan fisik yang kuat
b. berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah
agar terwujud pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan


pemuda muslim.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para Pemimpin
Satuan, Pimpinan Kwartir dan Pelatih.
3. Mengembangkan HW di seluruh Indonesia
4. Mengadakan kerrjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri
5. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah
Air, dan Bangsa.
6. Melakukan berbagai usaha sesuai dengan maksud dan tujuan Hizbul Wathan.

E. Metode Pendidikan Kepanduan Hizbul Wathan

Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah
untuk anak, remaja dan pemuda. Dilakukan di alam terbuka dengan metode yang
menarik, menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk warga negara yang
berguna dan mandiri.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Kepanduan Islami, artinya dalam upaya
menanamkan aqidah Islamiyah dan membentuk akhlaq mulia kepada peserta didik
dilakukan dengan metode kepanduan.
Ciri khas Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ada dalam prinsip dasar dan metode
pendidikannya , yaitu:
1. Pengamalan aqidah Islamiyah.
2. Pembentukan dan pembinaan akhlaq mulia menurut ajaran Islam.
3. Pengamalan kode kehormatan pandu.
4. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu.
5. Kegiatan dilakukan di alam terbuka.
6. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
7. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.
8. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.
9. Tidak terkait dan berorientasi pada partai politik atau golongan tertentu.

F. Keanggotaan dan Keorgansisasian Kepanduan Hizbul Wathan


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan merupakan satu-satunya organisasi Kepanduan
yang berdiri sendiri, tanpa intervensi pemerintah. Hizbul Wathan juga satu-satunya
organisasi kepanduan yang menggunakan istilah kepanduan di Indonesia, walaupun
Pramuka juga merupakan organisasi kepanduan, namun tidak menggunakan istilah
kepanduan dalam setiap kegiatannya.
Sebagai sebuah organisasi kepanduan tentunya dalam beberapa hal terdapat
kesamaan dengan pramuka hanya perbedaan pada seragam dan atributnya, dalam
kepanduan Hizbul Wathan yang wajib diketahui oleh seluruh anggota kepanduan Hizbul
TINGKATAN DALAM ORGANISASI :
Kwartir Pusat = Organisasi kepanduan HW untuk tingkat nasional
Kwartir Wilayah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat Provinsi
Kwartir Daerah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat Kota atau Kabupaten
Kwartir Cabang = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat kecamatan / desa
Qabilah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat amal usaha Muhammadiyah, baik
sekolah, masjid dll.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PIMPINAN QABILAH :
 Memimpin HW ditingkat Qabilah
 Menetapkan kebijakan HW berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya, keputusan
Musyawarah Qabilah dan Rapat Pimpinan Qabilah
 Membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang anggotanya
 Membina rumpun Athfal, Pasukan Pengenal, Kerabat Penghela, Kafilah Penuntun
 Membina hubungan dengan Pimpinan Muhammadiyah, Ortom AUM setempat
 Memberi laporan kepada kwartir di atasnya

Masa jabatan Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang
masing-masing lima tahun.
 Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW, diselenggarakan oleh
Kwartir Pusat, diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh Kwartir
Pusat, anggota Tanwir dari Kwartir Wilayah, dan utusan Kwartir Daerah
 Tanwir adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW di bawah Muktamar,
diselenggarakan oleh Kwartir Pusat diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam
masa jabatan Kwartir Pusat, serta dihadiri oleh Kwartir Pusat dan anggota Tanwir
dari Kwartir Wilayah
 Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Wilayah,
diselenggarakan oleh Kwartir Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun, serta
dihadiri oleh Kwartir Wilayah, utusan Kwartir Daerah, dan utusan Kwartir Cabang
 Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Daerah,
diselenggarakan oleh Kwartir Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun serta
dihadiri oleh Kwartir Daerah, utusan Kwartir Cabang dan utusan Pimpinan Qabilah
 Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Cabang,
diselenggarakan oleh Kwartir Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun, serta
dihadiri oleh Kwartir Cabang, dan utusan Pimpinan Qabilah
 Musyawarah Qabilah HW adalah permusyawaratan HW dalam Qabilah,
diselenggarakan oleh Pimpinan Qabilah diadakan setiap dua tahun sekali,serta
dihadiri Pimpinan Qabilah
PROGRAM KERJA QABILAH
1. Organisasi:

 Membangun organisasi/manajemen kepanduan islami terdepan


 Membangun organisasi professional, efektif, efisien, sehat, akuntabel,
tanggungjawab bersama
 Meningkatkan mutu anggota
 Membina rumpun athfal, pasukan pengenal, kerabat penghela, dan kafilah
penuntun
 Membangun dan membina organisasi yang amanah

2. Administrasi, dana, dan keuangan

Melengkapi buku – buku administrasi seperti:

 Buku Induk Anggota


 Buku Keuangan
 Buku Agenda Kegiatan
 Buku Inventaris
 Buku Ekspedisi Surat
 Buku Harian
 Buku Risalah Rapat
 Buku Kenaikan Tingkat
 Kartu Pribadi

Mewujudkan kemandirian pendanaan, memiliki ruang kerja, iuran anggota

3. Diklat

Peserta didik :

 Mengadakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang


mampu membekali dengan nilai-nilai yang islami
 Mengintensifkan pelaksanaan SKT dan SKP
 menyelenggarakan temu giat peserta didik yang berjenjang seperti ceria pandu
athfal, perkemahan besar pandu pengenal, mahrojan pandu penghela dan
penuntun
 pemberian tanda penghargaan sepeti TKT, TKP, Bintang Tahunan
 upacara penerimaan anggota, kenaikan tingkat, pemindahan golongan,
penyerahan kepada masyarakat

Anggota Dewasa :

 mengikuti pelatihan jabatan seperti jaya pertiwi, jaya melati, jaya matahari
 pertemuan pelatih athfal, pengenal, penghela dan penuntun
 Pembinaan dan Akreditasi Pelatih Qabilah
4. HUMAS, Komunikasi dan Informasi

 Menjalin kerjasama dengan Muhammadiyah, AUM dan Ortom


 Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah, swasta, orangtua peserta didik
dan masyarakat
 Mensosialisasikan kepanduan HW dengan kegiatan yang maslahat dan manfaat
 Pelatihan tenaga terampil pengguanaan alat-alat komunikasi/informasi
 Membuat data base keanggotaan
 Pelatihan muballigh dan kemampuan berkunikas

SATUAN / PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK


Kuntum = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Athfal sebanyak 6 - 10 orang.
Rumpun = kumpulan atau kesatuan Kuntum yang terdiri dari 4 kuntum
Regu = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Pengenal sebanyak 6 - 8 orang
Pasukan = kumpulan atau kesatuan Regu yang terdiri dari 4 regu
Kawan = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Penghela sebanyak 6 - 8 orang
Kerabat = kumpulan atau kesatuan Kawan yang terdiri dari 4 kawan
Nafar = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Penuntun sebanyak 6 - 8 orang
Kafilah = kumpulan atau kesatuan Nafar yang terdiri dari 4 Nafar.

SEBUTAN UNTUK PESERTA DIDIK DAN PELATIH / PEMBINA


Ramanda / Ibunda = panggilan untuk pembina, pembantu pembina dan pelatih golongan
Athfal. Panggilan ini juga biasa disebutkan untuk panggilan sesama pembina / pelatih.
Rakanda / Ayunda = panggilan untuk pembina, pembantu pembina golongan pengenal,
penghela dan penuntun.
Rimata = panggilan untuk pemimpin Kerabat atau pembantu pembina golongan penghela.
Rais = panggilan untuk pemimpin Kafilah atau pembantu pembina golongan penuntun.
Auladi = panggilan untuk anggota HW golongan Athfal
Ananda = panggilan untuk anggota HW golongan Pengenal
Adinda = panggilan untuk anggota HW golongan Penghela dan Penuntun.

Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik Indonesia,


beragama Islam, Anggota kepanduan HW tidak jauh dengan tingkatan yang ada pada
pramuka, di pramuka ada tingkat Siaga,Penggalang, Penegak/Pandega, dan Pembina.
Sedangkan di HW sendiri mempunyai tingkatan yang terdiri dari :
a. Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun ( Tingkat SD )
b. Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun ( Tingkat SMP )
c. Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun ( Tingkat SMA )
d. Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun
G. Undang – undang dan Janji Hizbul Wathan
Janji Pandu diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika dilantik menjadi anggota
dan merupakan komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam menetapi dan menepati janji
tersebut. Sedangkan Undang-Undang Pandu merupakan ketentuan moral untuk dijadikan
kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia.
Bagi Pandu Athfal, bunyi Kode Kehormatan Pandu Athfal adalah sebagai berikut :
Janji Athfal:
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :
1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah.
2. Selalu menurut Undang-Undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.
Undang-Undang Athfal :
1. Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda
2. Athfal itu selalu berani dan teguh hati.
Sedangkan Kode Kehormatan bagi Pandu Pengenal, Penghela, dan Penuntun adalah
sebagai berikut :
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :
1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah Air.
2. Menolong siapa saja semampu saya.
3. Setia menepati Undang-Undang Pandu HW

UNDANG-UNDANG PANDU HW :

1. HW selamanya dapat dipercaya

Tanyakan pada diri kita apakah kita sudah berupaya untuk selalu dapat dipercaya ?
Khususnya hari ini apakah kita telah berkata, bertindak sesuatu yang tidak dapat di
percaya ?
Jangan pernah melukai perasaan orang lain
Jangan pernah mendustai kepada Allah SWT
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara
dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung.

2. HW setia dan teguh hati

Adakah sesuatu yang kita telah lakukan yang membuat kita tidak setia?
Adakah sesuatu yang telah menghilangkan keteguhan hati kita?
Khususnya hari ini, apakah kita telah berkhianat pada sahabat kita?
Dan apakah kesetiaan kita telah tergoncang demi kesenangan sesaat.Bahwasanya
orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia
kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar
janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan
barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang
besar.
3. HW siap menolong dan wajib berjasa

Apakah ketika teman seperjuangan kita sedang sakit, adakah usaha kita untuk
menjenguknya?
Apakah ketika teman kita, sahabat kita, guru kita dan orang tua kita yang pada waktu
membutuhkan pertolongan, kita menolongnya dengan wajah tersenyum, dan dengan
ikhlas hati?Atau malah kita membiarkannya, tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.

4. HW cinta perdamaian dan persaudaraan

Upaya untuk mewujudkan perdamaian dan rasa persaudaraan para muslimin tidak ada
kekacauan di muka bumi

5. HW sopan santun dan perwira

Berbicara yang sopan santun tidak menyinggung perasaaan orang lain, mengeluarkan
kata – kata kasar,Berjiwa besar berani meminta maaf apa bila kita berbuat salah atau pun
ada teman kita yang melakukan kesalahan kepada kita.

6. HW menyayangi semua makhluk

Menyayangi semua makhluk hidup yang ada di muka dunia ini,membuang sampah
ketempatnya, menjaga lingkungan, tidak menembang pohon sembarangan. kasih sayang
antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka karena Allah swt
maha pengampun dan penyanyang.

7. HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas

Apapun yang terjadi kita terima dengan penuh kesabaran dan hati yang lapang.
Melaksanakan tugas dengan ikhlas,apa lagi dengan agama dengan tulus dan ikhlas.

8. HW sabar dan bermuka manis

Apapun yang kita laksanakan harus lah bersikap sabar karena sabar itu adalah penolong
hidup kita.

9. HW hemat dan cermat

Kita harus hemat jangan terlalu boros, berupaya lah menabung untuk masa depan, jangan
lah menghabur – haburkan kalau tidak penting, sisikan lah harta – harta kita bagi keluarga
atau pun yang memerlukan
10. HW suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Seorang dikatakan matang jiwanya, bila itu dalam setiap tingkah lakunya sudah
mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci dalam
pikiran berarti bahwa selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau
ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik. Suci
dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya
dengan tidak menyinggung perasaan orang lain. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat
dari pikiran dan perkataan yang suci, maka harus sanggup dan mampu berbuat yang baik
dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.

H. LAMBANG, SIMBOL DAN BENDERA


LAMBANG

Lambang HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya
sebanyak 12 dengan logo HW. Melambangkan bahwa HW sebagai organisasi otonom
Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya
pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan kuncup melati melambangkan
kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan kepribadian pemuda Muhammadiyah
sebagai pemuda Muhammadiyah.

SIMBOL

Simbol Hizbul Wathan adalah sebagai jati diri anggota Pandu HW yaitu berupa
lingkaran dengan gambar sekuntum bunga melati di dalamnya, serta sebuah pita
bertuliskan "Fasthabiqul Khairat"dalam huruf arab yang artinya berlomba-lomba dalam
kebaikan.
Kuncup bunga melati dengan daun mahkota berwarna putih berarti suci, berjumlah
lima helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna rukun Iman
dan dua lembar daun bermakna dua kalimat syahadat, ditopang oleh selembar pita
berbentuk mulut tersenyum bermakna pandu ini selalu bahagia.

Bendera

Bendera resmi Pandu Hizbul Wathan berbentuk empat persegi panjang dengan
perbandingan lebar dan panjangnya dua berbanding tiga. Di dalamnya berisi enam garis
hijau yang bermakna rukun iman dan lima garis kuning yang bermakna rukun Islam. Di
sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi
panjang hijau, dengan ukuran lebar dan panjangnya masing-masing sepertiga lebar dan
sepertiga panjang bendera yaitu 90 cm x 135 cm.

I. TANDA – TANDA PENGENAL


J. PENGKADERAN DI HIZBUL WATHAN

Pengkaderan Kepanduan Hizbul Wathan menjadi wadah pendidikan bagi generasi


muda muhammadiyah yang berhasil, sekaligus menjadi sarana da'wah yang ampuh.
Banyak anak- anak muda yang tertarik memasuki kepanduan Hizbul Wathan. Mereka
merasakan banyak mendapatkan manfaat dan keuntungan menjadi pandu Hizbul Wathan.
Tidak sedikit pemuda- pemuda anggota pandu Hizbut Wathan menjadi orang yang
percaya diri dan memiliki keperibadian yang baik (memiliki akhlak utama, luhur budi
pekertinya, beriman serta bertaqwa kepada Allah) serta menjadi warga masyarakat yang
berguna. Karena pengkaderan pandu HW di lepas dari pada :
 Pendidikan untuk hidup (education for life)
 Pergerakan bagi generasi muda (a movement for youth)
 International
 Terbuka untuk umum (open to all)
 Kesenangan/kegembiraan/permainan yang menbandung maksud dan tujuan
tertentu (fun with a purpose)
 Tantangan /tanggung jawab bagi orang dewasa (challenge for adult)
 Suka rela (voluntary)
 Bukan partai/bagian dari pattai politik (non political)
 Bukan bagian pemerintah (non government)
Landasan berpijak pada :
 Surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 92/SK-PP/VI-B/1.b/ 1999
tentang Kebangkitan Kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam
Muhammadiyah
 Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang, Jawa Timur
 Surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.10/KEP/1.0/B/2003 tentang
Penyempurnaan Surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.92/SK-
PP/VI-B/1.b/1999 tentang kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Muhammadiyah

Kedudukan dan fungsi HW di dalam Muhammadiyah.


Kedudukan HWdalam Muhammadiyah adalah :
 Sebagai ORTOM (Keputusan Tanwir Muhammadiyah tahun 1999) di Bandung
 Sebagai salah satu wadah pembinaan kader persyarikatan yang efektif
Adapun Fungsinya :
 Menyusun sistem perkaderan.
 Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi peserta didik dan orang dewasa.
Sistim Pengkaderan HW :
 Prinsip Dasar
 Perwujudan Aqidah Tauhid
 Pembinaan Akhlaq Mulia
 Penguatan Janji dan Undang-Undang HW
 Metode
 Pengelompokan peserta didik dalam bentuk regu
 Kegiatan di alam terbuka
 Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
 Kenaikan tingkat dan tanda kecakapan
 Satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dann putri
 Tidak berorientasi dengan partai politik atau golongan tertentu
Karakteristik Pandu HW antara lain :
Amanah dan menjunjung tinggi agama, Teguh hati sebagai baja, Menjalankan kewajiban
dengan sopan serta perwira, Merakyat, Sedikit bicara banyak bekerja, Bangkit dan
melangkah (berkemajuan), Pembela tanah air, Kader pemimpin bangsa, Berlomba dalam
kebajikan, Pantang surut, Membina insan yang berakhlaq mulia, Beriman dan bertaqwa,
Berbakti demi nusa dan bangsa, masyarakat sejahtera, Menepati janji, Ikhlas beramal.
KEGIATAN - KEGIATAN HIZBUL WATHAN
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan pada kepanduan hizbul wathan tidak jauh
beda dengan kegiatan yang dilaksanakan pramuka, akan tetapi kegiatan di HW lebih
banyak kegiataan yang islami, kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
 Survival
 Pionering
 Membaca Peta
 bivak alam
 Peta Pita
 Tanda Medan
 Membuat Sketsa Panorama
 Semaphore
 Tanda Jejak
 Menaksir
 Peta Lapangan
 Kompas dan Penggunaanya
 Lagu Saat Berpisah
 PPPK (Pertolongan Pertama Pada Krcelakaan)
 Teknik Survival
 Tata Upacara Penghela
 Peraturan Baris-berbaris
 cara melipat dan membentangkan bendera merah putih

Anda mungkin juga menyukai