BAB I
SEJARAH GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
C. DOKUMEN PENTING
No Tahun Acara
1 1918 Atas perintah KH. Ahmad Dahlan agar Muhammadiyah mendirikan organisasi
kepanduan. Dipelopori oleh Bp. Syarbini dan Bp. Somodirjo (Yogya) didirikanlah
organisasi kepanduan dalam Muhammadiyah dengan nama Padvinder
Muhammadiyah
2 1920 Nama Padvinder Muhammadiyah diganti dengan Hizbul Wa than (Golongan
yang cinta tanah air).
3 1961 Ir. Sukarno (Presiden RI Pertama) menginstruksikan ± 60 or ganisasi
kepanduan di Indonesia untuk menjadi satu organisasi ke panduan yang
dinamakan dengan Pramuka, tepatnya tanggal 9 Maret 1961.
Tanggal 15 Maret 1961 : Maklumat Keputusan PP Muhammadiyah :
- Memenuhi dan mematuhi perintah Presiden
- Meniadakan organisasi Hizbul Wathan
Tanggal 11 April 1961 : Dibentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka
Tanggal 25 Mei 1961 : Kepres No. 238 – 1961 :
- Penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan ditugaskan Gera kan Pramuka
adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan
kepanduan
Badan-badan yang sejenis (sama) sidfatnya atau menyerupai Gerakan Pramuka
dilarang.
Tanggal 8 Juni 1961 : Majelis HW Yogyakarta menyatakan bersedia meleburkan
diri dalam perkumpulan Gerakan Pramuka
- Tanggal 14 Agustus 1961 : Hari Pramuka
Pada Muktamar Muhammadiyah di Surabaya sudah terde ngar
4 1980 pembicaraan-pembicaraan mengenai kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
2. MISI Pandu HW
Membentuk kader Muhammadiyah yang handal dan berakhalak mulia
Membina remaja Muhammadiyah yang sehat jasmani dan rokhani
Meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, trampil dan percaya diri sendiri
Susunan organisasi Hizbul Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah
dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu
propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu
daerah/kota. Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
1. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Hizbul Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah
dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu
propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu
daerah/kota. Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
Kwartir Pusat berkedudukan di tingkat Pusat
Kwartir Wilayah berkedudukan di tingkat Propinsi
Kwartir Daerah berkedudukan di tingkat Kabupaten
Kwartir Cabang berkedudukan di tingkat Kecamatan
Qabilah berkedudukan di tingkat Desa atau sekolah
2. Organisasi
Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak
dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah
amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Organisasi
ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai
Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan
kepanduan.
Kode Kehormatan merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Kode Kehormatan juga merupakan Jiwa/ruh yang akan memberi
arah dan semangat juang, sehingga hidup terbiasa dalam berbuat kebajikan
Kode Kehormatan Pandu Hizbul Wathan terdiri atas ―Janji dan Undang – Undang‖.
Janji diucapkan secara suka rela oleh calon anggota ketika dilantik menjadi anggota dan merupakan
komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam menetapi dan menepati janji tersebut.
Undang-undang pandu HW merupakan ketentuan moral/akhlaq untuk dijadikan kebiasaan diri dalam
bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia.
A. Janji HW
Diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika dilantik menjadi anggot dan merupakan
komitmen awal untuk melibatkan diri dalam menepati janji tersebut. Pengucapan janji selalu diawali
dengan basmalah disambung dua kalimat syahadat berikut artinya.
B. Undang-Undang HW
Merupakan ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai
warga masyarakat yang berakhlak mulia dalam kepanduan Hizbul Wathan.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh sungguh :
Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang dan Tanah Air.
Dua, menolong siapa saja semampu saya
Tiga, setia menepati Undang-Undang pandu HW
Undang-Undang HW
SATU Hizbul Wathan itu dapat dipercaya
DUA Hizbul Wathan itu setiawan
TIGA Hizbul Wathan itu siap menolong dan wajib berjasa
EMPAT Hizbul Wathan itu suka perdamaian dan persaudaraan
LIMA Hizbul Wathan itu mengerti adat, sopan santun dan perwira
ENAM Hizbul Wathan itu penyayang kepada semua makhluk
TUJUH Hizbul Wathan itu melaksanakan perintah tanpa membantah
DELAAN Hizbul Wathan itu sabar dan pemaaf
SEMBILAN Hizbul Wathan itu teliti dan hemat
SEPULUH Hizbul Wathan itu suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan
Sebuah pelantikan diadakan penyeledikan batin diri sendiri yang disebut “vigillie” atau renungan jiwa.
Vigillie dilakukan di tempat yang tenang dan penuh kenangna. Isinya bebebrapa pertanyaan untuk
dirinya sendiri dan yang harus di jawab oleh dirinya sendiri, bagi dirinya sendiri vigillie di buat dalam
bentuk kecil yang sewaktu-waktu dapat dibaca lagi bila penghela mendapatkan kesulitan.
C. Syarat-syarat pelantikan
1. Ada yang dilantik
2. Ada yang melantik
3. Ada berita acara pelantikan
D. Persiapan pelantikan
Sebelum pelantikan, pemimpin satuan harus mengadakan pertemuan dengan anggota yang akan
dilantik untuk menjelaskan maksud pelantikan, kewajiban apa yang harus dipenuhi sesudah
pelantikan, sanksi/kemadharatan apabila kewajiban tidak ditepati keuntungan di dunia dan di akhirat
apa yang akan diperoleh bila perjanjian ditepati.
E. Proses pelantikan
1. Pelantikan Athfal
a. Semua Atfhal berdiri dalam lingkaran besar
b. Bendera rumpun dalam standar terletak di tengah lingkaran. Rumbai rumpun sudah dipasang
tanda ada pelantikan
c. Athfal yang akan di lantik maju selangkah
d. Ramanda/ibunda berdiri di tengah-tengah dekat bendera
e. Pet/topi diletakan di atas meja/tanah di depan kaki ramanda/ibunda
f. Ramanda/ibunda memanggil nama anak yang akan di lantik
g. Anak menjawab dan lari ke hadapan ramanda/ibunda serta berdiri tegak
h. Ramanda/ibunda bertanya
Rmd/Ibnd : sungguh kamu akan menjadi HW
Calon Athfal : Ya Rmd/Ibnd
Rmd/Ibnd : Tahukah kamu arti Al-Amin?
Calon Athfal : Ya,Rmd/Ibnd
Rmd/Ibnd : Sebutkanlah !
Calon Athfal : Al-Amin adalah gelarNabi Muhammad saw padasaatbeliau masih kecil,
sebab beliau senantiasa dapat dipercaya
Rmd/Ibnd : mengertikah kamu akan undang-undang Athfal?
Calon Athfal : Ya Rmd/Ibnd
3. Pelantikan Pemimpin Kuntum, Pemimpin Kuntum Muda dan Pemimpin Kuntum Utama.
Semua Athfal berdiri dalam lingkaran.
Urutan acara sama dengan pelantikan Athfal Melati.
Pada waktu mengucapkan janji memegang rumbai rumpun dengan tangan kiri, tangan kanan
hormat kepada Rmd/Ibnd.Rmd/Ibnd membalas salam yang dilantik. Tangan kanan Rmd/ Ibnd
diletakan di atas tangan yang dilantik.
Rmd/Ibnd memasang tanda jabatan.
5. Proses pelantikan
a. Pemimpin regu sambil membawa Pengenal yang akan naik tingkat lapor kepada pemimpin
pasukan bahwa dari regunya ada anggota yang menempuh SKT purwa, SKP dan siap untuk
menerima tanda kenaikan tingkat /TKP (sebut nama TKP-nya).
b. Pemimpin pasukan menerima dengan baik laporan tersebut dan memberikan pengantar
seperlunya.
c. Pengenal yang bersangkutan disuruh maju satu langkah.
d. Pemimpin pasukan meminta agar Pengenal berjanji sebagai berikut : ―Saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan mengerjakan kewajiban saya sebagai HW tingkat...... dan bersedia
dicabut tanda tersebut apabila saya melanggar perjanjian tetapi saya akan berusaha agar
saya tidak melanggar perjanjian.‖
e. Pembawa acara mengomando penghormatan.
f. Setelah selesai disematkan kepada Pengenal yang bersangkutan.
g. Upacara selamat dari pemimpin pasukan dan pembantunya, serta pemimpin regunya.
h. Pemimpin regu lapor kepada pemimpin pasukan bahwa upacara kenaikan tingkat/penyerahan
TKT/TKP selesai. Pemimpin regu membawa Pengenal yang bersangkutan ke regunya.
i. Upacara selesai. Ucapan selamat dari Pengenal yang ikut upacara kepada yang menerima
TKT/TKP, dilanjutkan dengan kegiatan lain.
6. Pelaksanaan Upacara :
a. Para penghela berdiri berjajar dalam bentuk V saling berhadapan, pemimpin kerabat (kafilah)
berdiri dekat sudut V, kemudian ia membuka pertemuan
b. Setelah memberi kata pengantar ia menyuruh seorang penghela untuk menjemput Rimata
supaya hadir di tempat upacara.
c. Setelah Rimata datang kafilah menyerahkan pimpinan pertemuan kepada Rimata
d. Setelah dibacakan kata Sandi Rimata membuka pertemuan secara resmi ditandai dengan
menancapkan kapak dsb
e. Rimat mempersilahkan para penanggung untuk menjemput calon yang akan dilantik
f. Setelah diizinkan masuk tempat pertemuan calon yang diapit oleh dua orang penanggung
masuk tempat pertemuan dan berdiri di dalam V di tengah-tengah menghadap Rimata
g. Rimata menjelaskan maksud tujuan dan makna pelantikan beratnya tanggung jawab
penghela secara singkat. Kemudian Rimata memberi kesempatan kepada calon untuk berfikir
dan memutuskan apakah ia sanggup dilantik atau belum. Rimata dan yang hadir
membelakangi calon supaya dapat berfikir dengan tenang
h. Kalau calon tetap berdiri di tempatnya berarti ia sanggup dilantik
i. Rimata mempersilahkan yang hadir menghadap kearah semula dan pelantikan dilanjutkan.
j. Skema pelantikan
O
Rimata
X
Meja
O ` O O
Penanggung Calon Penanggung
1. Pendahuluan
Qabilah merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, baik
peserta didik, anggota pembina, maupun anggota kehormatan. Dan sebagai ujung tombak dalam
kesatuan organik, karena proses pendidikan progresif diselenggarakan disatuan-satuan. Untuk itu
qabilah Putra terpisah dengan qabilah putri yang masing-masing dipimpin oleh seorang Pemimpin
qabilah
3. Bentuk Kelompok
a. Satu Rumpun Athfal terdiri dari 12-40 anak berusia 6-10 tahun.
b. Satu Pasukan Pengenal terdiri dari 12-40 remaja berusia 11-15 tahun.
c. Satu Kerabat Penghela terdiri dari 4-40 pemuda berusia 16-20 tahun
d. Satu Kafilah Penuntun terdiri dari 4-40 pemuda dewasa berusia 21-25 tahun.
4. Ketentuan
a. Tiap Rumpun terdiri dari 4 Kuntum.
Setiap Kuntum memakai nama warna yang dipilihnya sendiri, misalnya : Merah, Putih, Biru,
Kuning, Hijau, dan sebagainya.
b. Tiap Pasukan terdiri dari 4 Regu.
Setiap Regu memakai nama yang dipilihnya sendiri, untuk putra memakai nama hewan, untuk
putri memakai nama bunga atau tumbuhan. Tiap regu ditandai dengan sebuah benderaa regu
c. Tiap Kerabat terdiri dari 4 Ikhwan/Akhwat.
Satuan Ikhwan/Akhwat memakai nama lambang sesuai dengan aspirasinya dengan ketentuan
nama lambang tidak sama dengan lambang yang dipakai oleh organisasi lain
5. Pemimpin
a. Qabiah dipimpin oleh seorang Pemimpin Qabiah, yang dipilih melalui Musyawarah Qabilah
b. Rumpun dipimpin oleh 4 orang dewasa
c. Pasukan dipimpin oleh 3 orang dewasa
d. Kerabat dipimpin 0leh 2 orang dewasa
6. Struktur Organisasi
A. Lambang
Lambang HW adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama dua belas
dengan monogram HW di tengahnya. Sinar matahari berjumlah dua belas bermakna
bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim
sehari penuh kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
B. Simbol
Simbol HW sebagai jati diri adalah lingkaran dengan gambar sekuntum bunga
melati yang di dalamnya terdapat pita bertuliskan ―Fastabiqul Khairat‖ dengan huruf
arab yang bermakna berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan.
Kuncup bunga melati dengan daun mahkota berwarna putih berarti suci, berjumlah
lima helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna rukun
Iman. Dua lembar daun bermakna dua kalimat syahadat, bunga melati menunjuk ke
atas berarti setiap pandu bercita-cita tinggi, ditopang oleh selembar pita berbentuk
mulut tersenyum, artinya setiap pandu selalu senyum dalam keadaan suka dan
duka
C. Motto
Fastabiqulkhairat yang berarti berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan ( Q.S. 2:148; Q.S.5:48)
D. Bendera
Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan lebar
dan panjangnya dua berbanding tiga. Di dalamnya berisi enam garis hijau yang
bermakna rukun Iman dan lima garis kuning yang bermakna rukun Islam. Garis
hijau dan kuning diletakkan berselang-seling.
Di sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau,
dengan ukuran lebar dan panjangnya masing-masing sepertiga lebar dan sepertiga panjang
bendera.
Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkatan dan qabilah, yaitu 135 x 90 cm. Bendera
Penghela, Pengenal, dan Athfal disesuaikan dengan ciri khas dan kebanggaan masing-masing.
A. ATHFAL
1. Tanda dan atribut pandu Athfal
a. Tutup Kepala (topi ) Putra-Putri
Keterangan topi pandu Athfal :
Tutup kepala pandu Athfal berbentuk setengah lingkaran dengan
belahan 5,warna hijau diantara belahan plipit warna kuning medium, dari
titik atas melengkung kearah bawah (lihat gambar di atas)
5 Belahan mengandung arti 5 rukun Islam
Lencana topi pandu Athfal melatih dalam lingkaran
b. Jilbab(putri)
Keterangan jilbab pandu Athfal :
Jilbab warna khaki berbentuk mukena dengan tali melingkar dari
samping kanan kearah samping kiri.
Lingkar jilbab bawah dimasukkan dalam baju (lihat gambar diatas)
c. Tanda topi ( Putra-putri)
Keterangan lencana topi pandu Athfal :
Lencana topi pandu Athfal, berbentuk bulat dengan dasar warna kuning tua.
Melati atau daun warna kuning emas ( muda)
Lencana dibuat bahan plastik, logam, kain, bordir atau sablon (lihat gambar diatas)
Diameter 4,5 cm
d. Duk(Sal leher ) Putra-putri
Keterangan duk (sal leher) :
Warna dasar hijau tua dengan plisir kuning muda (medium) lebar
maksimal 1 cm
Lambang matahari HW diameter lingkaran maksimal 8 cm diletakkan diantara ujung runcing
pelisir kuning dengan jarak dari bawah maksimal 2,5 cm (lihat pada gambar)
Pemakaian duk digulung rapi.
e. Ikat Pinggang pandu Athfal Putra-putri
Keterangan ikat pinggang :
Ikatan pinggang pandu Athfal warna hitam dengan timang kepanduan HW
Timang warna kuning emas atau putih perak
f. Kemeja (hem) Athfal putri
Keterangan kemeja (hem) pandu Athfal putri
Kemeja dengan saku 4, dua saku diatas ikat pinggang dua saku
dibawahnya, warna kemeja khaki tua.
Ujung lengan dengan manset ( kancing) atau tidak
Kemeja dipakai diluar pinggang celana
g. Kemeja atau hem untuk putera
Keterangan :
Kemeja dengan saku dua,warna kemeja khaki tua.
Ujung lengan dengan manset(kancing) atau tidak.
Kemeja di dalam (dimasukkan) pinggang celana
h. Celana Pandu Athfal putra putri
Keterangan :
Celana pandu Athfal putri dengan 2 saku di samping kanan dan kiri