ME MUTU SKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL
WATHAN TENTANG PEDOMAN ORGANISASI GERAKAN
KEPANDUAN HIZBUL WATHAN.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah salah satu organisasi otonom
Muhammadiyah, yang dinyatakan sebagai salah satu wadah perkaderan yang efektif.
Obyek perkaderannya adalah anak-anak, remaja dan pemuda, dengan menggunakan
prinsip dasar dan metode kepanduan.
Sebagai organisasi otonom, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi
percepatan peningkatan pertumbuhan dan pengembangan organisasi kepanduan yang
berkemajuan, serta mengemban misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan
pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya, dan siap menjadi
kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
Sistem Pendidikan Kepanduan Hizbul Wathan adalah di luar keluarga dan sekolah untuk
anak, remaja dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik,
menyenangkan dan menantang.
Kegiatan pendidikan kepanduan sifatnya mengisi kekosongan kegiatan di rumah dan di
sekolah. Dalam Kepanduan Hizbul Wathan diutamakan pembinaan akidah, akhlak,
ibadah, dan muamalah duniawiyah dalam bentuk kegiatan praktis yang menarik,
menyenangkan, menantang dan diutamakan di alam terbuka.
Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang efektif, diperlukan pedoman organisasi
yang jelas dan terperinci. Hal ini dimaksudkan agar pengaturan tata kerja dan tata laksana
organisasi berjalan efektif dan efisien.
Pedoman ini mencakup organisasi Kwartir dan Qabilah, yang disesuaikan dengan
Tanfidz Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
B. Dasar
Pedoman organisasi ini berdasarkan :
1. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 184/KEP/I.0/B/2016;
2. Surat Keputusan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan nomor 001/SK-
Kwarpus/A/IX/2016;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
B. Berdasarkan fungsi/horizontal:
1. Di Kwartir Pusat : Bidang dan Urusan
2. Di Kwartir Wilayah : Bidang dan Urusan
3. Di Kwartir Daerah : Bidang dan Urusan
4. Di Kwartir Cabang : Bidang dan Urusan
5. Di Qabilah : Bidang dan Urusan
C. Pembentukan/Penetapan Organisasi
1. Kwartir Pusat :
Kwartir Pusat dibentuk, ditetapkan, dan dilantik oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
BAB IV
PRINSIP KERJA
Kwartir dan Qabilah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus selalu berpedoman
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpijak pada landasan Hizbul Wathan, yaitu Al Qur’an dan As Sunnah, Muqaddimah
Anggaran Dasar Hizbul Wathan, dan sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah
maka berpijak pula pada landasan Qaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah, Matan
Keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah,
Pedoman Hidup Islami warga Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, serta
pemikiran-pemikiran mendasar lainnya yang menjadi dasar nilai dan norma Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan;
2. Memelihara kultur/tradisi dalam berorganisasi yang selama ini menjadi khazanah
kearifan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam mengembangkan sikap
kepanduan.
3. Menjalankan keputusan Muktamar ke-3, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Hizbul Wathan, serta peraturan-peraturan/qaidah-qaidah yang berlaku dalam
kepanduan yang diwujudkan dalam rencana strategis yang sesuai dengan prinsip
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
4. Berorientasi pada kerja sesuai dengan amanah dan konsisten terhadap pembagian
tugas yang telah ditentukan. Menjalankan sistem kepemimpinan kolektif-kolegial
dengan mengikuti tata kerja serta menjaga kekompakan, ukhuwah dan produktivitas
dalam menjalankan kepemimpinan Kwartir dan Qabilah periode 2016-2021.
BAB V
PEMBAGIAN TUGAS KWARTIR PUSAT
Kwartir Pusat merupakan kesatuan yang bulat dan tersistem dalam organisasi. Pembagian
tugas dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi. Oleh karena itu
setiap anggota Kwartir Pusat dalam menjalankan tugasnya wajib melakukan dan
memelihara hubungan, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara terus-menerus.
Setiap anggota Kwartir Pusat melakukan tugas sebagai berikut :
BAB VI
TATA HUBUNGAN
A. Kwartir Pusat
1. Ketua Umum dan Ketua-Ketua, Sekretaris Umum dan Sekretaris-Sekretaris,
Bendahara Umum dan Bendahara, merupakan satu kesatuan yang bulat dalam
menjalankan tugasnya dan dilakukan secara kolektif dalam sistem kepemimpinan
kolegial.
2. Fungsi Ketua Umum adalah memimpin Kwartir Pusat. Dalam hal Ketua Umum
berhalangan secara tetap melakukan tugasnya, fungsi Ketua Umum dilaksanakan oleh
salah seorang Ketua sebagai pejabat berdasarkan keputusan Kwartir Pusat.
3. Sekretaris Umum dan atau Sekretaris adalah pengendali segala informasi masuk dan
keluar yang diperlukan Hizbul Wathan; oleh karenanya bertanggung jawab atas
terselenggaranya kelancaran arus informasi ke semua jurusan.
4. Bendahara Umum dan atau Bendahara-Bendahara adalah penanggung jawab
pengelolaan keuangan dan kehartabendaan Kwartir Pusat termasuk perencanaan dan
pengendaliannya.
A. Musyawarah
1. Muktamar
Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Pusat dan
diadakan satu kali dalam lima tahun;
2. Tanwir
Tanwir adalah permusyawaratan dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di bawah
Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Pusat, dan
diadakan sekurang-kurangnya dua kali selama masa jabatan Kwartir Pusat;
3. Musyawarah Wilayah
Musywarah Wilayah adalah permusyawaratan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Wilayah, dan
diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Musyawarah Daerah
Musywarah Daerah adalah permusyawaratan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Daerah, dan
diadakan satu kali dalam lima tahun;
5. Musyawarah Cabang
Musywarah Cabang adalah permusyawaratan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Cabang, dan
diadakan satu kali dalam lima tahun;
6. Musyawarah Qabilah
Musywarah Qabilah adalah permusyawaratan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Qabilah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Qabilah, dan diadakan
satu kali dalam lima tahun;
7. Musyawarah Kwartir
Musyawarah Kwartir adalah permusyawaratan dalam Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan di bawah Musyawarah Wilayah/Musyawarah Daerah/Musyawarah
Cabang/Musyawarah Qabilah, yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab
Kwartir Wilayah/Kwartir Daerah/Kwartir Cabang/Qabilah, dan diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu masa jabatan Kwartir Wilayah/Kwartir
Daerah/Kwartir Cabang/Qabilah.
B. Rapat – Rapat:
1. Rapat Anggota Kwartir (Rapat Pimpinan), dihadiri oleh Anggota Kwartir, diadakan
secara rutin sekurang-kurangnya sekali sebulan atau menurut keperluan, dipimpin
Ketua Umum/ Ketua;
2. Rapat Kwartir (Rapat Pleno), dihadiri oleh Anggota Kwartir, Ketua dan Sekretaris
Bidang dan Urusan Kwartir, Ketua dan Sekretaris Kwartir di bawahnya;
3. Rapat Kerja Kwartir, diadakan oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah,
Kwartir Cabang, dan Qabilah, dan pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu tahun;
4. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir, diadakan oleh unsur pembantu Kwartir (Bidang
dan Urusan), dan diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu masa jabatan.
2. Masa Jabatan:
a. Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Qabilah
adalah lima (5) tahun;
b. Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir
Daerah, Ketua Kwartir Cabang, dan Ketua Qabilah, masing-masing dapat dijabat
oleh orang yang sama dua (2) kali masa jabatan beruturut-turut.
BAB VIII
ISTIDRAK QABILAH
A. Pengertian
1. Qabilah adalah wadah untuk menghimpun, mendidik, dan melatih anggota HW yang
terdiri dari: peserta didik dan orang dewasa;
2. Qabilah khusus adalah qabilah yang peserta didiknya memiliki keterbatasan baik
jasmani maupun rohani;
3. Qabilah terdiri dari Rumpun, Pasukan, Kerabat, dan Kafilah;
4. Rumpun adalah kesatuan Kuntum. Satu Rumpun terdiri dari Lima Kuntum;
5. Kuntum adalah kumpulan terkecil anggota HW yang disebut Athfal, terdiri dari 8
orang, yang berumur 6 – 10 tahun;
6. Pasukan adalah kesatuan Regu. Tiap Pasukan terdiri atas Lima Regu;
7. Regu adalah kumpulan terkecil anggota HW yang disebut Pengenal, terdiri dari 8
orang, yang berumur antara 11 – 16 tahun;
8. Kerabat adalah kesatua Kawan. Tiap Kerabat terdiri atas Lima Kawan;
9. Kawan adalah kesatuan terkecil anggota HW yang disebut Penghela, terdiri dari 8
orang, yang berumur antara 17 – 20 tahun;
10.Kafilah adalah kesatuan Nafar. Tiap Kafilah terdiri dari beberapa Nafar;
11. Nafar adalah kumpulan terkecil anggota HW yang disebut Penuntun, terdiri dari 6 – 8
orang, yang berumur antara 21 – 25 tahun;
12.Pemimpin adalah sebutan bagi peserta didik yang memimpin Kuntum, Regu, Kawan,
dan Kafilah;
13.Pelatih adalah orang dewasa yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan di
Rumpun, Pasukan, Kerabat, dan Kafilah, serta telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan formal dalam kepanduan HW, atau yang dipersamakan;
14.Instruktur adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keahlian, atau keterampilan
tertentu yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan.
B. Organisasi Qabilah
1. Qabilah berpangkalan di:
a. Perguruan Tinggi Muhammadiyah;
b. Ranting Muhammadiyah;
c. Pondok Pesantren/Asrama;
d. Pemukiman;
e. Sekolah/Madrasah;
f. Masjid/Mushalla;
g. Perkantoran;
h. Majlis Taklim;
i. Dan lain-lain.
2. Macam Qabilah
a. Umum, yaitu Qabilah yang peserta didiknya sehat jasmani dan rohani;
b. Khusus, yaitu Qabilah yang peserta didiknya memiliki keterbatasan, seperti:
Tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna laras, dan lain-lain.
3. Jenis Qabilah
a. Qabilah Pandu Putra, yaitu yang Qabilah yang peserta didiknya laki-laki semua;
b. Qabilah Pandu Putri, yaitu Qabilah yang peserta didiknya perempuan semua;
c. Tiap Qabilah diberi nomor Qabilah. Putra bernomor gasal, putri bernomor genap;
d. Tiap Qabilah dapat menggunakan nama tertentu, misalnya nama tokoh
Muhammadiyah, Pahlawan Nasional/daerah setempat.
4. Bentuk Qabilah
a. Qabilah lengkap terdiri dari:
1. Satu Rumpun Athfal yang terdiri dari lima Kuntum, satu Kuntum 8 anak;
2. Satu Pasukan Pengenal yang terdiri dari lima Regu, satu Regu 8 anak;
3. Satu Kerabat Penghela yang terdiri dari lima Kawan, satu Kawan 8 anak;
4. Satu Kafilah Penuntun yang terdiri dari lima Nafar (kelompok)
b. Qabilah tidak lengkap, yaitu Qabilah yang kurang dari empat satuan.
5. Qabilah (Pimpinan)
a. Qabilah dipimpin oleh lima orang yang dipilih dalam Musyawarah Qabilah;
b. Rumpun Atfal dipimpin oleh seorang HW dewasa, dengan tiga orang pembantunya
yang disebut Ramanda/Ibunda (sudah menikah) dan Rakanda/Ayunda (belum
menikah);
c. Pasukan dipimpin oleh seorang HW dewasa dengan dua orang pembantunya, yang
disebut Ramanda/Ibunda (sudah menikah) dan Rakanda/Ayunda (belum menikah);
d. Kerabat dipimpin oleh seorang HW dewasa yang disebut Ramanda/Ibunda (sudah
menikah) dan Rakanda/Ayunda (belum menikah);
e. Kafilah dipimpin oleh seorang HW dewasa yang disebut Ramanda/Ibunda (sudah
menikah) dan Rakanda/Ayunda (belum menikah).
6. Tugas dan Hubungan Pemimpin dengan peserta didik
1. Tugas:
a. Pemimpin Qabilah
1) Mewakili Musyawarah Qabilah;
2) Meningkatkan jumlah dan mutu anggota HW;
3) Memotivasi pemimpin/pelatih qabilah untuk meningkatkan
pengetahuan/wawasan, pengalaman, dan keterampilan;
4) Memajukan organisasi, mengembangkan perlengkapan, dan keuangan;
5) Meningkatkan kerja sama dengan persyarikatan dan amal usahanya, serta
ortomnya. Begitu juga dengan pemerintah dan masyarakat;
6) Memberi laporan kepada Kwartir di atasnya dan kepada Muhammadiyah
atau amal usaha tempat berpangkalnya.
6. Tingkatan
a. Athfal : Melati Satu, Dua, Tiga;
b. Pengenal : Purwa, Madya, Utama;
c. Penghela : Taruna Melati Satu dan Dua;
d. Penuntun : Kader (satu tingkat).
7. Perkaderan
a. Latihan kepemimpinan Kuntum;
b. Latihan kepemimpinan Regu Pengenal;
c. Latihan kepemimpinan Penghela dan Penuntun.
8. Pelaksanaan Latihan
a. Pelaksanaan latihan peserta didik setiap jenis dan golongan dilaksanakan
terpisah walaupun waktunya bersamaan;
b. Putra dilatih oleh putra, putri oleh putri, kecuali Athfal.
BAB IX
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
A. Administrasi
1. Buku-buku administrasi
a. Buku Induk Anggota HW;
b. Buku Keuangan;
c. Buku Agenda Kegiatan;
d. Buku Inventaris;
e. Buku Ekspedisi;
f. Buku Harian;
g. Buku Risalah Rapat;
h. Buku Kenaikan Tingkat;
i. Kartu Pribadi.
B. Keuangan
Keuangan diperoleh dari:
1. Iuran anggota;
2. Zakat, infaq shadaqah, hibah;
3. Sumbangan pembinaan dari amal usaha Muhammadiyah yang menaungi;
4. Sumbangan lain yang tidak mengikat.
C. Tanda Anggota
a. Setiap anggota menerima tanda anggota, setelah dilantik menjadi anggota;
b. Pembuatan tanda anggota diselenggarakan oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan kantor Yogyakarta.
BAB X
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini, akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Pusat