Anda di halaman 1dari 17

1. Nama Bapak Pandu Dunia ?

A. Boden Powell
B. KH Ahmad Dahlan
C. Ir. Sukano
D. Sri Sultan Hamengkubuwono
2. Nama Lain sebelum Hizbul Wathan
A. Muhammadiyah Padvinders
B. Pandu Kesulanan
C. Pandu Hizbul Wathan
D. Majelis Hizbul Wathan
3. Tahun bergantinya menjadi Pandu Hizbul Wathan ?
A. 1920
B. 1918
C. 1916
D. 1914
4. Arti Nama Hizbul Wathan ?
A. Pembela Tanah Air
B. Cinta Tanah Air
C. Pejuang Tanah Air
D. Negara Islam
5. Atas Ususlan Siapa Perubahan Nama Menjadi Hizbul Wathan
A. RH Hadjid
B. KH Ahmad Dahlan
C. Bp H Hilal
D. Siradj Dahlan
6. Asal pemberian Nama HIZBUL WATHAN ?
A. Kesatuan tentara Mesir
B. Kesatuan Tentara Palestina
C. Nama Sahabat Nabi Muhammadi SAW
D. Nama Kesatuan Tentara Nabi Muhammad SAW
7. Tongkat-tongkat yang kamu panggul itu pada suatu ketika nanti akan menjadi
senapan dan bedil adalah Pesan Yang disampaikan Kepada pasukan HW oleh ?
A. KH Ahmad Dahlan
B. SRi Sultan Hamengkubuwono VIII
C. Ir Sukarno
D. Jendral Sudirman
8. Pada Tahun Berapa HIzbul Wathan Dilebur Ke dalam Pandu Rakyat Indonesia
A. 1945
B. 1965
C. 1935
D. 1999
9. Tahun Berapa Hizbul Watah Berpisah dari Pandu Rakyat Indonesia ?
A. 1950
B. 1945
C. 1965
D. 1932
10. Tahun Berapa HW di Lenur Ke Dalam Gerakan Pramuka ?
A. 1961
B. 1965
C. 1950
D. 1945
11. Tahun Berapa Hizbul Wathan Di Bangkitkan Kembali Setelah Dilebur ke dalam
Pramuka
A. 1999
B. 1965
C. 1950
D. 1945
materi Hizbul Wathan ( HW )
UNDANG-UNDANG DAN JANJI HW
UNDANG-UNDANG PANDU HW :
Satu ; Pandu hizbul wathan itu selamanya dapat dipercaya
Dua ; Pandu hizbul wathan itu setiawan
Tiga ; Pandu hizbul wathan itu siap menolong dan wajib berjasa
Empat ; Pandu hizbul wathan itu suka perdamaian dan persaudaraan
Lima ; Pandu hizbul wathan itu mengerti adat, sopan santun dan perwira
Enam ; Pandu hizbul wathan itu menyayangi kepada semua makhluk
Tujuh ; Pandu hizbul wathan itu melaksanakan perintah tanpa membantah
Delapan ; Pandu hizbul wathan itu sabar dan pemaaf
Sembilan; Pandu hizbul wathan itu hemat, cermat dan bermuka manis
Sepuluh ; Pandu hizbul wathan itu suci hati, pikiran, perkataan dan perbuatan

JANJI PANDU HIZBUL WATHAN :


Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :
1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah Air.
2. Menolong siapa saja semampu saya.
3. Setia menepati Undang-Undang Pandu HW

HlZBUL WATHAN

MELACAK JEJAK SEJARAH


Bermula dari perjalanan dakwah yangdilakukan Kiai Ahmad Dahlan ke Surakarta pada tahun
1920, berdirinya Hizbut Wathan merupakan inovasi terbuka dan kreatif untuk membina anak- anak muda
dalam keagamaan dan pendidikan mereka. Ketika melewati alun-alun Mangkunegaran, Kiai Dahlan
melihat anak-anak muda berseragam ( para anggota Javaannsche Padvinder Organisatie ), berbaris rapi,
dan metakukan berbagai kegiatan yang menarik. Mereka kelihatan tegap dan disiplin. Sekembalinya di
Yogyakarta, Kiai Dahlan memangit beberapa guru Muhammadiyah untuk membahas metodologi baru
dalam pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah, baik di sekolah-sekolahmaupun di masyarakat
umum. Kiai Dahlan mengungkapkan bahwa alangkah baiknya kalau Muhammadiyah mendirikan
padvinder untuk mendidik anak-anak mudanya agar memiliki badan yang sehat serta jiwa yang luhur
untuk mengabdi kepada Allah.
Metode padvinder diambil sebagai metode pendidikan anak muda Muhammadiyah di luar
sekolah. Hal ini sangat bermanfaat bagi metode pendidikan dan dakwah yang dilakukan Muhammadiyah,
yang semuanya merupakan tindakan strategis yang sangat erat dengan masa depan Islam,
pembaharuan masyarakat dan bangsa, serta kecepatan penyebaran gagasan-gagasan pembaharuan
dan da'wah Islam.
Gagasan Kiai A. Dahlan tersebut kemudian dikembangkan lagi, setelah diadakan pembahasan
oleh beberapa orang yang dipelopori oleh Soemodirdjo, dengan mendirikan Padvinder Muhammadiyah
yang terbentuk pada tahun 1921 (Almanak Muhammadiyah, 1924: 49, lihat juga Almanak 1357 H: 226-
227) yang diberi nama nama Hizbut Wathan. Namun ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa
Hizbut Wathan berdiri pada tahun 1919.
Aktivitas-aktivitas kepanduan di lingkungan Muhammadiyah segera dimulai. Syarbini, seorang
bekas anggota militer Belanda dan bekas order office, mengadakan latihan berbaris dan berolahraga
setiap hari Ahad sore di halaman Sekolah Muhammadiyah Suronatan. Kian hari kian bertambah
pengikutnya, tidak lagi terbatas pada guru saja, juga banyak para pemuda Kauman yang ikut berlatih.
Yang sangat menarik perhatian masyarakat ialah adanya barisan Padvinder Muhammadiyah yang tegap,
disiplin, dan rapi, yang merupakan hal yang sangat menarik bagi masyarakat saat itu.
Semboyan Hizbut Wathan pada waktu itu ialah setia kepada util amri; sungguh berhajat akan
menjadi orang utama; tahu akan sopan santun dan tidak akan membesarkan diri; boleh dipercaya;
bermuka manis; hemat dan cermat; penyayang; suka pada sekalian kerukunan; tangkas, pemberani,
tahan, serta terpercaya; kuat pikiran menerjang segata kebenaran; ringan menolong dan rajin akan
kewajiban; menetapi akan undang-undang Hizbul Wathan (Almanak Muham-madiyah, 1924: 50). Dari
semboyan (kewajiban) Hizbut Wathan ini dapat diketahui semangat, cita-cita dan karakter
yangakan itanamkan pada setiap anggota pandu Hizbut Wathan. Semboyan itu kemudian menjadi
Undang- Undang Hizbul Wathan, dan selalu diucapkan pada setiap latihan dan upacara, sehingga
meresap dalam kesadaran setiap anggota Hizbut Wathan, yang pada akhirnya akan membentuk
karakter dan kepribadian setiap anggota pandu Hizbut Wathan.
Pada perkembangan selanjutnya, Hizbul Wathan banyak mendapatkan sambutan hangat dari
masyarakat umum dan kepanduan lain. Di Solo, Hizbut Wathan mendapat tanggapan hangat dari
Javaannsche Padvinder Organisatie. H izbut Wathan juga banyak terlibat dalam berbagai aktivitas di
masyarakat umum, sehingga Hizbut Wathan akhirnya cepat dikenal di tengah masyarakat.

Dalam berbagai moment, seperti penghormatan atas pengiringan Sultan Hamengkubuwono Vll
yang pindah dari Keraton ke Amburukmo, Hizbut Wathan banyak mengambil peran dalam prosesi
tersebut. Dalam setiap kongres yang diselenggarakan Muhammadiyah dan Aisiyah, Hizbut Wathan selalu
siap untuk membantu menyelenggarakan, menjaga keamanan, menyemarakkan dengan barisan tambur
dan terompetnya. Demikian pula di setiap hari besar Islam dan hari besar nasional, Hizbut Wathan selalu
tampil dalam barisan 'elite' yang dengan gagah dan tegap berada di tengah-tengah barisan organisasi
kemasyarakatan yang lain. Juga, tidak jarang Hizbut Wathan tampil dalam berbagai upacara
jumenengan Sri Sultan Hamengkubuono Vill. Di situ Hizbut Wathan tampil dengan barisan tambur dan
terompetnya yang dipimpin langsung oleh KHA.Dahlan.
Hizbut Wathan juga sering tampil senciri dengan acara dan kegiatan yang menarik dan menjadi
perhatian masyarakat. Pada giliranya banyak warga masyarakat, khususnya anak-anak dan generasi
mudanya tertarik untuk menjadi anggota Hizbul Wathan. Tidak sedikit dengan golongan yang dulu tidak
senang dengan Muhammadiyah tertari kepada Hizbut Wathan-nya, bahkan dari kalangan kaum'abangan'
pun tidak sedikit yang memasukan anak-anaknya kedalam pandu Hizbut Wathan.Pesatnya kemajuan
Hizbut Wathan rupanya mendapat perhatian pihak NIPV, yaitu perkumpulan padvinder Hindia Belanda
yang merupakan cabang dari padvinderij di negeri Belanda (NPV). Pada saat itu, gerakan padvinderij
Hindia Belanda (Indonesia) yang dapat pengakuan internasional adalah yang bergabung dalam NIPV
tersebut yang merupakan perwakilan NPV. Pimpinan NIPV datang ke Yogyakarta untuk mengajak Hizbut
Wathan bergabung ke dalam organisasi NIPV. Usaha-usaha Comissaris NIPVReneff) tiada hentinya
untuk mengajak Hizbut Wathan menjadi anggota NIPV, sehingga ketika Kongres Muhammadiyah tahun
1926 di Surabaya, mereka mengambil inisiatif mengikuti Hizbut Wathan dalam Kongres Muhammadiyah
dari awal sampai akhir. Pertemuan dilanjutkan lagi di Yogyakarta oleh wakil NIPV untuk mengajak Hizbut
Wathan masuk kedalam organisasi NIPV, tetapi Hizbul Wathan tetap ingin mempertahankan
kedaulatannya, tidak mau menerima tawaran dari Reneff (wakil NIPV) tersebut, arena Hizbul Wathan
mempunyai prinsip-prinsip tersendiri.
Kepanduan HW dalam perjalanan sejarahnya telah menjadi wadah pendidikan bagi generasi
muda muhammadiyah yang berhasil, sekaligus menjadi sarana da'wah yang ampuh. Banyak anak- anak
muda yang tertarik memasuki kepanduan Hizbul Wathan. Mereka merasakan banyak mendapatkan
manfaat dan keuntungan menjadi pandu Hizbul Wathan. Tidak sedikit pemuda- pemuda anggota pandu
Hizbut Wathan menjadi orang yang percaya diri dan memiliki keperibadian yang baik (memiliki akhlak
utama, luhur budi pekertinya, beriman serta bertaqwa kepada Allah) serta menjadi warga masyarakat
yang berguna.
Kepanduan Hizbut Wathan melahirkan orang- orang yang kemudian tidak hanya menjadi tokoh
Muhammadiyah, tetapi juga menjadi tokoh nasional, seperti Soedirman (Panglima Besar TNI/Bapak TNI),
Soedirman Bojonegoro (Mantan Pangdam Brawijaya), Syarbini (Mantan Pangdam Diponogoro/Menteri
Veteran), M. Amien Rais (Ketua MPR), Soeharto (mantan Presiden RI II), Daryadmo (Mantan Ketua
MPR), Feisal Tanjung (mantan Menko Polkam), Hari Sabarno (Wakil Ketua MPR), dan lain-lain.

Pertumbuhan Muhammadiyah di masa awal tidak dapat dilepaskan dari peranan HW yang selalu
menjadi pelopor dalam setiap perintisan berdirinya Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Sebelum
Muhammadiyah berdiri di suatu daerah, biasanya lebih dahulu telah berdiri HW. Oleh karena itu, dari HW
ini kemudian lahir pemimpin, da'i, dan mubaligh yang ulet, percaya diri, dan disiplin, serta mereka
menjadi penggerak Muhammadiyah. Hizbut Wathan diakui sebagai wadah untuk mendidik generasi
muda menjadi generasi muda yang disiplin, jujur, berani,mandiri, dan terampil dan berjiwa perwira
sebagaimana ditanamkan datam kesadaran setiap anggota Hizbut Wathan metalui perjanjian Hizbul
Wathan dan Undang-undang Hizbul Wathan.

Perjalanan Hizbut Wathan terpotong oleh rasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun
1960 bahwa seluruh organisasi kepanduan harus melebur ke dalam pramuka. Dengan demikian,
perjalanan sejarah pandu Hizbul Wathan menjadi terhenti. Geliat untuk bangkit kembali muncul setelah
datangnya gelombang reformasi, yaitu keinginan untuk metahirkan kembali gerakan kepanduan Hizbul
Wathan. Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Bandung pada tahun 2000 akhirnya diputuskan bahwa
gerakan kepanduan Hizbut Wathan dilahirkan kembali sebagai organisasi otonom di lingkungan
Muhammadiyah.

PRINSIP DASAR ORGANISASI


Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang
bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan
dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan
kepanduan.
Pencapaian maksud dan tujuan HW dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1.Melalui jalur kepanduan ingin meningkatkan pendidikan angkatan muda putra ataupun putri menurut
ajaran Islam.

2.Mendidik angkatan muda putra dan putri agar menjadi manusia muslim yang berakhlak mulia, berbudi
luhur sehat jasmani dan rohani.

3.Mendidik angkatan muda putra dan putrid menjadi generasi yang taat beragama, berorganisasi, cerdas
dan trampil.

4.Mendidik generasi muda putra dan putri gemar beramal, amar makruf nahi munkar dan berlomba
dalam kebajikan.

5. Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta memperluas ilmu
pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam.

6.Membentuk karakter dan kepribadian sehingga diharapkan menjadi kader pimpinan dan pelangsung
amal usaha Muhammadiyah.
7. Memantapkan persatuan dan kesatuan serta penanaman rasa demokrasi serta ukhuwah sehingga
berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

8.Melaksanakan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

STRUKTUR ORGANISASI HlZBUL WATHAN


Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah
dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu
propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota.
Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).

LAMBANG PANDU HIZBUL WATHAN


Lambang HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya sebanyak 12 dengan
logo HW. Melambangkan bahwa HW sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang artinya bahwa
setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara.
Sedangkan kuncup melati melambangkan kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan kepribadian
pemuda Muhammadiyah sebagai pemuda Muhammadiyah.
SEMBOYAN HIZBUL WATHAN
FASTABIQUL KHAIRAT artinya berlomba lomba dalam kebajikan.

STATUS
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berstatus Organisasi otonom dari Perserikatan
Muhammadiyah (SK PP Muhammadiyah Nomor : 92/SK-PP/VI-B/I.b/1999 tertanggal 10 Sya'ban
1420 H/ 18 Nopember 1999 M)

2.Sebagai organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan


sah menurut hukum

AZAS

Pengamalan yang bernuansa Islami, diwujudkan dalam sikap dan perilaku setiap anggota
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

PERSEPSI

1. Kepanduan Hizbul Wathan adalah suatu sistem pendidikan kepanduan dan


pembinaan watak bagi remaja putra dan putri Muhammadiyah di luar lingkungan
keluarga dan diluar lingkungan sekolah
2. Kepanduan Hizbul Wathan sebagai lembaga pendidikan luar lingkungan
sekolah dan luar lingkungan keluarga berfungsi sebagai wahana pembinaan dan
pengembangan putra putri Muhammadiyah dengan menerapkan Prinsip Dasar
Kepanduan dalam perwujudan ciri dan Jatidiri Hizbul Wathan, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat
Indonesia

VISI DAN MISI HIZBUL WATHAN


Visi
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi mewujudkan anak, remaja,
pemuda yang berkualitas di lingkungan umat Islam, khususnya warga
Muhammadiyah yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai anak didik, orang
tua/keluarga masyarakat
MISI
Misi kepanduan adalah mempersiapkan kader bangsa dan kader Muhammadiyah
yang :
1. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami
2. Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
3. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
4. Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir
kreatif, inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai
macam tugas
5. Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri
SALAM HW DAN BERJABAT TANGAN

1. Hw member salam dengan tangan kanan. Apabila anggota HW membawa tongkat maka tongkat di
pindah ke tangan kiri.
2. Bila pandu HW sedang membawa barang dengan kedua tangan / sedang mengemudi maka salam
diberikan dengan melihat ke arah yang di hormati dengan senyum dan anggukan sedikit.
3. Jika bertemu dengan sesama pandu HW dengan cara berjabat tangan dengan mungucap
assalammualaikum
4. Salam HW juga diberikan kepada:
a. Teman teman HW
b. Pemimpin HW
c. Pemimpin Muhammadiyah
d. Pejabat Negara
e. Jenasah

PAKAIAN SERAGAM

Pengertian

Pakaian seragam adalah pakaian yang dipakai oleh semua anggota Pandu HW yang bentuk, corak,
warna, dan tata cara pemakaiannya seragam sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Kwartir
Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

Fungsi Pakaian Seragam

Memperkuat identitas
Sebagai pemersatu visi
Membangun jiwa korsa
Mengandung daya tarik
Memotivasi pengendalian disiplin
Menjalin kebersamaan
Mencerminkan kerapian
Menjadi Kenang-kenangan.

Kriteria Pakaian Seragam

Memiliki estetika
Menarik untuk mayoritas anggota
Cocok untuk kegiatan di lapangan maupun ruangan
Pengadaannya mudah
Sederhana tetapi praktis
Paduan warna mengandung makna
Memenuhi norma agama dan masyarakat
Mencirikan jati diri organisasi, dan tidak atau belum digunakan oleh organisasi lain.

Seragam Utama dan Tambahan

Seragam Utama
Tutup kepala
Setangan leher
Kemeja / hem
Celana / rok
Kaos kaki
Sepatu
Ikat pinggang

Seragam Tambahan
Celana pendek (pria)
T. Shirt

ATRIBUT

Pengertian

Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan/dipakai oleh anggota Pandu HW untuk menunjukkan
jabatan, jenjang, tingkat kecakapan, satuan, dan daerah.

Fungsi Atribut

Memudahkan mengenal identitas


Menandakan status dan posisi
Menunjukkan prestasi kerja
Menimbulkan kebanggaan
Manandakan tingkatan
Memupuk rasa tanggung jawab
Menjadi kenang-kenangan
Kriteria Atribut

Memenuhi estetika
Anggun dan menunjang wibawa
Sederhana, mudah diabuat, dan murah
Simbol-simbolnya bermakna
Belum dimiliki organisasi lain

Atribut Utama dan Tambahan

Atribut Utama

Tanda identitas Pandu HW


Tanda satuan
Tanda kepangkatan
Tanda tingkat
Tanda kwartir dan qabilah

Atribut Tambahan

Nama Pandu HW
Tanda kenang-kenangan pertemuan
Lain-lain sesuai / tidak bertentangan
SEJARAH SINGKAT PANDU HW
SEJARAH SINGKAT PANDU HIZBUL WATHAN
DETIK DETIK LAHIRNYA HW
Pada suatu hari (Ahad) KH. Ahmad Dahlan memanggil beberapa guru
Muhammadiyah : Bp. Somodirdjo (Mantri Guru Standart School Suronatan), Bp.
Syarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari Sekolah
Muhammadiyah Kota Gede.
KH. Ahmad Dahlan berkata kira-kira demikian :
Saya tadi pagi di Solo sepulang dari Tabligh sampai di muka Pura
Mangkunegaran di alun-alun Surakarta melihat anak-anak baris-berbaris,
sebagian bermain-main, semuanya berpakaian seragam, baik sekali! Apa itu??.
Bp. Somodirjo menjelaskan bahwa itu adalah Pandu Mangkunegaran yang
namanya JPO (Javaanche Padvinderij Organisatie) ialah suatu gerakan
pendidikan anak-anak diluar sekolah dan rumah.
Mendengar keterangan tersebut KH. Ahmad Dahlan menyambut :
Alangkah baiknya kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik
semacam itu untuk leladi menghamba kepada Allah, selanjutnya beliau
mengharap kepada para guru untuk mencontoh gerakan pendidikan itu.
Bp. Somodirdjo dan Bp. Syarbini mempelopori mengadakan persiapan
persiapan akan mengadakan gerakan pendidikan untuk anak-anak diluar
sekolah dan rumah. Mula-mula yang digerakkan untuk latihan adalah para
guru-guru sendiri dulu. Pendaftaran dimulai dan latihan pun diadakan di SD
Muhammadiyah Suronatan tiap Ahad Sore. Latihan meliputi baris-berbaris,
bermain tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan
kerohanian. Bp. Syarbini adalah seorang pemuda yang pernah mendapat
pendidikan kemiliteran melatih baris-berbaris. Banyak pemuda yang tertarik
sehingga pengikut latihan semakin banyak. Akhirnya diadakan penggolongan
yakni golongan dewasa dan anak-anak.
PADVINDER MUHAMMADIYAH
Tahun 1918 adalah saat Gerakan Hizbul wathan melangkahkan langkahnya
yang pertama dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Nama tersebut semakin
populer. Untuk pengawasan Gerakan padvinder Muhammadiyah ini diserahkan
kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh Muhammadiyah bagian
sekolahan tersebut dibentuklah pengurus sebagai berikut :
Ketua : H. Muchtar
Wakil Ketua : H. Hadjid
Sekretaris : Somodirdjo
Keuangan : Abdul Hamid
Organisasi : Siradj Dahlan
Komando : Sjarbini dan Damiri
Untuk memajukan gerakan tersebut, direncanakan akan mengadakan studi ke
JPO Solo. Agar kunjungan ke JPO Solo tersebut meriah, bagian sekolahan
mengusahakan uniform, kemeja drill kuning dan kemeja drill biru, sedang untuk
setangan leher untuk mudahnya menggunakan kacu yang banyak dijual ialah
kacu merah berbintik hitam.
Kedatangan Padvinder Muhammadiyah menggemparkan kota Solo. Di lapangan
mangkunegaran diadakan demonstrasi-demonstrasi dan macam-macam
permainan sebagai perkenalan. Padvinder Muhammadiyah mendapat pelajaran
yang sangat berharga dalam kunjungan ke JPO Solo.

NAMA HIZBUL WATHAN


Sepulang dari kunjungan ke JPO Solo tersebut dibicarakan nama dari Padvinder
Muhammadiyah. Di rumah Bp. H. Hilal Kauman, RH. Hadjid mengajukan nama
yang dianggap cocok pada waktu itu yaitu HIZBUL WATHAN, yang berarti
Pembela Tanah Air. Hal ini mengingat adanya pergolakan-pergolakan di luar
negeri maupun di dalam negeri yaitu masa berjuang melawan penjajah
Belanda.
Nama HIZBUL WATHAN sendiri berasal dari nama kesatuan tentara Mesir yang
sedang berperang membela tanah airnya. Dengan kata sepakat nama HIZBUL
WATHAN dipakai mengganti nama Padvinder Muhammadiyah tahun 1920.
Kejadian itu bertepatan dengan peristiwa akan turunnya dari tahta Paduka Sri
Sultan VII di Yogyakarta. Untuk turut menghormat dan akan ikut mengiringkan
pindahnya Sri Sultan VII dari keraton ke Ambarukmo, diadakan persiapan-
persiapan dam latihan. Pada tanggal 30 Januari 1921 barisan HW keluar turut
mengiringkan Sri Sultan VII pindah dari keraton ke Ambarukmo. Keluarga HW
mendapat penuh perhatian dari khalayak ramai. Dari saat itulah HW terkenal
pada umum. Hal ini ditambah lagi sesudah beberapa hari kemudian HW
berbaris dalam perayaan penobatan Sri Sultan VIII. Perayaan diadakan di alun-
alun utara Yogyakarta. HW turut pula dengan mengadakan demonstrasi dimuka
panggung dimana Sri Sultan VIII dengan para tamu menyaksikannya.
HW telah menjadi buah bibir masyarakat. Demikianlah uniform HW mulai
dikenal masyarakat. Maka tidak heranlah, kalau kadang-kadang kalau ada anak
Belanda atau Cina berpakaian Padvinder (NIPV) dikatakan : Lho, itu ada HW
Landa, Lho itu ada HW Cina, yang sebetulnya yang dimaksud adalah Padvinder
NIPV, bahkan setiap ada anak berpakaian pandu selalu dikatakan Pandu HW.
Pada tanggal 13 Maret 1921 KH. Fachrudin menunaikan ibadah haji yang kedua
kalinya yang diantar oleh barisan Pandu HW dan Warga Muhammadiyah sampai
Stasiun Tugu Yogyakarta. KH. Fachrudin sempat berpesan didepan anggota-
anggota HW dengan menanamkan anti penjajah pada anak HW :
Tongkat-tongkat yang kamu panggul itu pada suatu ketika nanti akan menjadi
senapan dan bedil
Pesan KH. Fachrudin itu ternyata benar, karena beberapa tahun kemudian
banyak anggota HW yang memegang senjata pada Zaman Jepang dengan
memasuki barisan PETA (Pembela Tanah Air) seperti : Suharto (Presiden),
Sudirman (Panglima Besar TNI), Mulyadi Joyomartono, Kasman Singodimejo,
Yunus Anis, dll.
Pesatnya kemajuan HW rupaya mendapat perhatian dari NIPV (perkumpulan
kepanduan Hindia belanda sebagai cabang dari kepanduan di Negeri
Belanda(NPV)). Pada waktu itu gerakan kepanduan yang mendapat pengakuan
dari Internasional hanyalah yang bergabung dalam NIPV tersebut.

HW MENOLAK BERGABUNG DENGAN NIPV


M. Ranelf seorang pemimpin dari NIPV dan yang memegang perwakilan NPV
telah datang di Yogyakarta menemui pimpinan HW, mengajak supaya HW
masuk ke dalam organisasi NIPV. Usaha-usaha Ranelf selaku komisaris NIPV
tiada hentinya untuk menarik HW menjadi anggota NIPV sehingga ketika
Konggres Muhammadiyah tahun 1926 di Surabaya, ia mengikuti Konggres
Muhammadiyah dari awal sampai dengan selesai.
Selanjutnya diadakan pertemuan lagi di Yogyakarta oleh wakil NIPV, mengajak
HW masuk kedalam organisasi NIPV. HW mempunyai prinsip-prinsip yang sukar
diterima oleh Padvinder. Adapun HW jika dikatakan itu bukan Padvinder, bagi
HW tidak keberatan. HW adalah Hizbul Wathan, mau dikatakan itu padvinder
atau bukan terserah yang mau mengatakannya.
KH. Fachrudin mengetahui bahwa NIPV merupakan kepanduan yang bersifat ke
Belanda an dan merupakan alat dari penjajah Belanda, sehingga ajakan
tersebut ditolak HW. Alasan HW menolak ajakan tersebut karena HW sudah
mempunyai dasar sendiri yaitu Islam, dan HW sudah mempunyai induk sendiri
yaitu Muhammadiyah. Sesuai dengan induknya HW bersemangat anti penjajah,
HW tidak dapat diatur menurut aturan NIPV.

HW PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG


Pada permulaan jaman Jepang HW masih nampak kegiatannya, bahkan ikut
pawai yang diadakan oleh Jepang dalam rangka merayakan UlangTahun Tenno
Heika, sedangkan yang memimpin pawai tersebut Bp. Haiban Hadjid. HW
terpilih untuk ikut serta dalam pawai tersebut karena HW dalam baris-berbaris
terkenal bagus dibandingkan dengan kepanduan lainnya. Oleh karena itu
pandu-pandu dari organisasi lain memberi identitas HW sebagai PANDU
MILITER.
Kepanduan pada permulaan perndudukan Jepang namapknya akan mendapat
kesempatan hidup terus. Namun tidak lama kemudiansecara terang-terangan
Jepang melarang berdirinya organisasi-organisasi kepanduan serta pergerakan
lainnya.
Sehingga semua pandu-pandu di Indonesia tidak aktif dari kegiatannya.

PADA MASA KEMERDEKAAN


Sesudah proklamasi kemerdekaan timbullah keinginan untuk menghidupkan
kembali organisasi kepanduan Indonesia. Sedang bentuk dan sifatnya harus
sesuai dengan keadaan, yakni suatu organisasi kepanduan yang bersatu
meliputi seluruh Indonesia dan tidak terpecah belah.
Pada akhir bulan September 1945 di Balai Mataram Yogyakarta berkumpullah
beberapa orang pemimpin pandu. Dari HW hadir Bp. M. Mawardi dan Bp. Haiban
Hadjid.
Pada tanggal 27 29 Desember 1945 diadakan konggres Kesatuan Kepanduan
Indonesia yang hadir lebih kurang 300 orang. Termasuk utusan dari HW. Dalam
konggres ini dengan suara bulat diputuskan membentuk PANDU RAKYAT
INDONESIA.
Anggota pengurus Kwartir Besar Pandu Rakyat Indonesia antara lain : Dr.
Mawardi (KBI), Hertog (KBI), Abdul Ghani (HW), Jumadi (HW).
Tahun 1948 terjadilah aksi polisionil ke 2, Belanda menduduki Yogyakarta, Ibu
Kota RI.
Konggres pandu Rakyat kedua diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 20
sampai dengan 22 Januari 1950. Keputusan-keputusan yang dihasilakn dalam
konggres Pandu Rakyat Indonesia yaitu antara lain menerima konsepsi baru
yang memberi kesempatan kepada bekas pemimpin pandu untuk
menghidupkan kembali organisasinya masing-masing.

AMANAT PANGSAR JENDERAL SUDIRMAN


Pada hari Ahad Legi 19 Desember 1948 Belanda menyerbu dan menduduki Ibu
Kota RI Yogyakarta dan menangkap Presiden dan Wakil Presiden serta beberapa
pemimpin Indonesia lainnya, tetapi bukan berarti RI telah jatuh. Pangsar
Jenderal Sudirman (Pandu HW) meskipun dalam keadaan sakit beliau pantang
menyerah, keluar kota untuk memimpin perang gerilya.
Pada tanggal 29 Juni 1948 Belanda meninggalkan Yogyakarta dan masuklah
tentara RI ke Yogyakarta, yang kemudian terkenal dengan Yogya Kembali.
Pangsar Jenderal Sudirman masih dalam keadaan dan dirawat di RS Magelang.
M. Mawardi dan beberapa orang wakil dari Muhammadiyah menengok di RS
Magelang. Pada saat itu Jenderal Sudirman mengamanatkan kepada Mawardi
selaku Wakil Muhammadiyah agar Kepanduan Hizbul Wathan yang merupakan
tempat pendidikan untuk CINTA TANAH AIR didirikan lagi. Di samping itu juga
untuk melanjutkan tujuan semula pendirian HW yaitu : sebagai kader
Muhammadiyah dalam penyebaran agama Islam. Dikatakan bahwa HW
merupakan tempat yang baik untuk mendidik anak-anak Muhammadiyah agar
kelak menjadi seorang pejuang yang cinta tanh air dan sekaligus taat pada
agama. Oleh karena itu dianjurkan pada warga Muhammadiyah agar jangan
ragu-ragu lagi untuk mendidik putra-putrinya melalui Kepanduan HW.

APEL PERESMIAN BERDIRINYA KEMBALI HW


Untuk melaksanakan amanat Pangsar Jendral Sudirman pada sore hari tanggal
29 Januari 1950 secara simbolis HW mengadakan apel yang dipimpin oleh Bp.
Haiban Hadjid untuk meresmikan berdirinya kembali kepanduan Hizbul Wathan,
dan pada malam harinya Pangsar TNI Jenderal Sudirman wafat. Oleh karenanya
pada waktu itu ada semboyan :
HW BANGKIT UNTUK MELANJUTKAN KEPEMIMPINAN JENDERAL SUDRIMAN
Setelah HW resmi berdiri lagi banyaklah anggota Pandu Rakyat yang dulu juga
pandu HW masuk kembali ke dalam Hizbul Wathan.

MAJELIS HW
Kepanduan Hizbul Wathan yang merupakan organisasi bagian Muhammadiyah
dalam struktur organisasinya tidak dapat dipisahkan dari Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis HW disingkat dengan Majelis HW adalah
suatu badan pembantu Pimpinan Muhammadiyah yang diserahi tugas
melaksanakan Pimpinan, usaha Muhammadiyah dalam bidang Ke HW an.
Majelis HW adalah sebagai Kwartir Besar HW dan mempunyai Pimpinan
langsung ke bawah tingkat daerah, cabang. Anggota Majelis HW terdiri dari
anggota Muhammadiyah yang mempunyai keahlian tentang HW. Mereka
ditetapkan dan diberhentikan oleh PP Muhammadiyah.

MAJELIS HW TAHUN 1961


Ketua : MH. Mawardi
Wk/Kb Umum : R. Haiban Hadjid
KB Bag. Lab : HAG Dwidjosuparto
KB Penghela : R. Subiso Sastrowarsito
KB Pengenal : H. Suroso
KB Athfal : Donowardoyo
KB Bag. Latihan : Otong Muchsin
KB Perw. Jakarta : KH. Mansur
Anggota : R. Dawam Marzuki
Bendahara : Hirmas
Sekretaris I : H. Amien Luthfie
Sekretaris II : Achmad Sumitro, BSc
Sekretaris III : Rofiq JA
Tapi, sungguh sayang pada tanggal 9 Maret 1961, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomer : 238/ 61, Kepanduan Hizbul Wathan dan
kepanduan lainnya dilebur ke dalam Pramuka.

Setelah tertidur lama, pada tanggal 10 Syaban 1420 H atau bertepatan dengan
tanggal 18 November 1999 M. Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan kembali
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan No : 92/SK-
PP/VI-B/1.b/1999 M. Dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Nomor : 10/KEP/I.O/B/2003 M. Dan Kepanduan Hizbul Wathan
menjadi Organisasi Otonom Muhammadiyah.

Jatidiri Kepanduan Hisbul Wathan

A. Identitas Kepanduan Hizbul Wathan


Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan anak, remaja dan
pemuda, di luar lingkungan keluarga dan sekolah, dalam membentuk warga
masyarakat islami yang berguna dan berakhlak mulia, dengan metode
kepanduan.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom
Muhammadiyah, yang mengkhususkan pendidikan anak, remaja dan pemuda
menjadi warga masyarakat yang mandiiri dan berakhlak mulia, dengan metode
kepanduan yang islami.
B. Sifat Kepanduan Hizbul Wathan (HW)
Kepanduan HW mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Terbuka, artinya dapat meneima siapa saja yang memenuhi syarat menjadi
anggota.
Sukarela, artinya tidak ada paksaan atau perintah untuk menjadi anggota.
Nasional, artinya diperuntukkan bagi bangsa Indonesia, bergerak di bumi
Indonesia dalam rangka mencerfdaskan bangsa.
Islami, sebagai salah satu dari organisasi otonom Muhammadiyah, yang
mengemban misi dan visi persyarikatan.
C. Ciri khas Kepanduan Hizbul Wathan
Ciri khas Kepanduan HW, ditandai dari prinsip dasar dan metode pendidikan:
1. Prinsip Dasar yang harus dipatuhi adalah:
Pengamalan akidah islamiyah.
Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam.
Pengamalan Kode Kehormatan Pandu.
Pendidikan di luar lingkungan keluarga dan sekolah.
Satuan dan kegiatan terpisah antara putera dan puteri.
Tidak terkait dan berorientasi kepada partai politik atau golongan tertentu.
2. Metode Pendidikan yang diterapkan adalah:
Kegiatan dilakukan di alam terbuka.
Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang.
Pemberdayaan anak didik dengan penerapan sistem beregu.
Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.
D. Kode Kehormatan Pandu
Kode kehormatan pandu terdiri dari Janji Pandu dan Undang undang Pandu;
yang masing-masing dibedakan antara pandu Athfal dan pandu
Pengenal/Penghela/Penuntun.
1. Janji Pandu
Janji Pandu Athfal
Janji Pandu Pengenal/Penghela/Penuntun
2. Undang-undang
Undang-undang Pandu Athfal
Undang-undang Pandu Pengenal/Penghela/Penuntun
E. Lambang dan Simbol Kepanduan Hizbul Wathan
Lambang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah lingkaran matahari
bersinar 12 dengan inisial HW di tengahnya.
Simbol Gerakan Hizbul Wathan adalah sekuntum bunga melati yang
dibawahnya ada pita bertuliskan Fastabiqul Khairat dalam huruf Arab, bermakna
berlomba-lomba dalam kebajikan.
Sinar Matahari sebanyak dua belas yang di dalamnya terdapat inisial HW
bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar
pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci,
berjumlah lima helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam
helai (tampak tiga) bermakna rukun Iman, dan dua helai daun bermakna dua
kalimat syahadat.

F. Bendera Kepanduan Hizbul Wathan


Bendera resmi Gerakan Kepanduan HW berbentuk kain empat persegi
panjang, lebar dan panjang bendera berbanding dua dan tiga. Di dalamnya
terdapat enam strip berwarna hijau dan lima strip berwarna kuning. Di sudut
sebelah kiri atas terdapat lambang HW, berwarna putih di atas persegi panjang
warna hijau dengan ukuran lebar sepertiga lebar bendera dan ukuran panjang
sepertiga panjang bendera.
Strip hijau berjumlah enam bermakna rukun Iman dan strip kuning berjumlah
lima bermakna rukun Islam.
Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkat dan satuan, yaitu 90 cm x
135 cm.
Bendera Suku Penghela, Pasukan Pengenal dan Rumpun Athfal, serta bendera
Regu Pengenal dan Kuntum Athfal disesuaikan dengan ciri khas dan
kebanggaan masing-masing. Ketentuan lebih rinci dijelaskan dalam Surat
Ketetapan dari Kwartir Pusat dan dalam Buku Peraturan Dasar.

G. Pakaian Seragam Pandu Hizbul Wathan


1. Pengertian Pakaian seragam
Pakaian seragam adalah pakaian resmi pandu HW yang dikenakan oleh setiap
anggotanya sebagai salah satu identitas organisasi dengan fungsi, criteria dan
tata cara pemakaian tertentu.

2. Fungsi pakaian seragam pandu HW adalah:


Sebagai identitas
Sebagai penguat jiwa korsa
Sebagai daya tarik
Sebagai motivasi pengendalian disiplin
Sebagai jalinan kebersamaan
Sebagai cerminan kerapihan
Sebagai barang kenang-kenangan
3. Kriteria Pakaian Seragam
Memiliki estetika (seni dan keindahan)
Menarik untuk mayoritas peserta didik dan anggota.
Cocok dan mendukung kegiatan di lapangan.
Sederhana tapi anggun, praktis dan mudah pengadaannya
Paduan warna harmonis dan mengandung makna.
Memenuhi norma masyarakat dan agama
Mencirikan jati diri organisasi dan belum digunakan oleh organisasi lain.

4. Tata Tertib Pakaian Seragam HW


Pemakaian seragam baku pada saat yg ditentukan harus utuh selengkapnya.
Cara pemakaiannya harus tertib sesuai dengan norma dan ketentuan yang
berlaku. Saat pemakaian seragam ditentukan sbb.:
Upacara resmi dan pertemuan kepanduan HW
Upacara kenegaraan, untuk mewakili HW
Latihan HW rutin, khusus, perkemahan dls.
Upacara di lingkungan Muhammadiyah.
Upacara pemakaman tokoh nasional / Muh.
5. Dilarang pemakaian seragam untuk kepentingan parta, golongan, famili,
kelompok dan perorangan.

H. Atribut Pandu Hizbul Wathan


Pengertian Atribut
Atribut adalah tanda-tanda yg dikenakan oleh anggota pandu, untuk
menunjukkan jabatan, jenjang tingkat kecakapan, satuan dan daerah.
Fungsi Atribut
Menunjang identitas
Menandakan status dan posisi
Menunjukkan prestasi kerja
Menimbulkan kebanggaan
Menandakan tingkatan
Menjadi kenang-kenangan.
Kriteria Atribut yang baik
Memenuhi estetika dan seni/keindahan
Anggun dan menunjang wibawa
Sederhana, mudah dibuat dan murah.
Simbul-simbulnya bermakna
Belum dimiliki organisasi lain.

I. Hymne dan Mars Hizbul Wathan


Hymne Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah HIZBUL WATHAN PANDUKU
Mars Kepanduan Hizbul Wathan adalah MARS HIZBUL WATHAN.
Hymne dan Mars, seta penggunaannya dijelaskan dalam Buku Peraturan
Dasar.

Anda mungkin juga menyukai