Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MUHAMMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AIK

DOSEN PENGAMPU YULINA FADHILA, M.Pd

KELOMPOK X
DI SUSUN OLEH :
DEWI CAMELIA IRANI
SULASMINI
ILMA FARIDA

PROGRAM STUDI PIAUD


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah
melimpahkan rahmad dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk dan isinya sederhana.

Pada kesempatan ini pula tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang setulus - tulusnya
kepada Ibu Yulina Fadhila M.Pd., selaku pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga
penulis dapat mengetahui rumusan masalah,tujuan dan manfaat penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya penyusunan
makalah ini.

Demikian harapan penulis sehingga makalah ini dapat berguna bagi penulis maupun bagi
para pembaca makalah ini.

Probolingggo, 15 – 4 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………i

Daftar Isi …………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah ………………………………………………………….1

1.2. Rumusan masalah ………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Cara KHA.Dahlan memberdayakan perempuan …………………………………2

2.2 . Kesetaraan Gender dalam Muhammadiyah …………………………………2

2.3. Peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara …2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………...................3


BAB I

PENDAHULUAN

Organisasi Aisyiyah adalah suatu organisasi otonom muhammadiyah yang didirikan bersamaan
peringatan isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei
1917 M dan diketahui oleh Siti Bariyah. Nama Aisyiyah di cetuskan oleh KH. Fachruddin, nama ini
diambil agar perjuangannya seperti Aisyiyah istri Rasulullah SAW.

Nasyiatul isyiyah adalah organisasi otonom dan kader muhammmadiyah, yang merupakan gerakan
keputrian, bergerak dibidang keagamaan dan kemasyarakatan yang berdirinya diawali dengan
pembentukan SP ( siswa praja )dari ide – ide Somodirjo.

Dalam peranannya organisasi Aisyiyah untuk pemberdayaan perempuan dan masyarakat mulai dari
bidang pendidikan seperti pendirian taman kanak – kanak, Frobel dan program keluarga sakinah juga
mem,beri pengetahuan ten tang adab berpakaian muslimah dalam islam , dalam bidang keeshatan
mendirikan RSKIA ( rumah sakit khusus ibu dan anak ), dalam bidang ekonomi Aisyiyah membuat suatu
program home industry dan lain – lain. Peran Nasyiatul Aisyiah adalah membekali para remaja putri
pengetahuan dan ketrampilan.

Selain itu Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan pengembangan sumberdaya kader
dilingkungan angkatan muda Muhammadiyah ( AMM) putri secara integrative dan professional yang
mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf menuju masyarakat madani.

Berhubung dengan kesetaraan gender dalam perspektif Muhammdiyah menyatakan bahwa wanita setar
denmgan laki – laki, ini juga sesuai dengan perlakuan KH Ahmad Dahlan yang sangat memperhatikan
perempuan untuk dijadikan penerus perjuangan islam, dan juga menyuruh para wanita untuk bersekolah
di sekolah – sekolah milik Belanda.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Cara KHA.Dahlan memberdayakan perempuan

Berdirinya Aisyiyah tak luput dari sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah, Sejak
berdirinya Muhammadiyah, KH.Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan terhadap
kaum wanita, wanita yang berpotensial untuk berorganisasi dan memperjuangkan Islam
akhirnya di didik oleh KH Ahmad Dahlan, di antara anak - anak perempuan yang di didik
oleh KH Ahmad Dahlan ialah Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri
beliau sendiri), Siti Dawingah, dan Siti Badilah Zuber. Dengan diadakan kelompok
pengajian wanita dibawah bimbingan KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah (Istri
KH.Ahmad Dahlan) dengan nama “Sopo Tresno”.

Pengajian Sopo Tresno belum merupakan suatu nama organisasi hanya sebuah perkumpulan
pengajian biasa, untuk memberi suatu nama yang konkrit suatu perkumpulan, beberapa
tokoh Muhammadiyah seperti KH. Ahmad Dahlan, KH. Mokhtar, KH. Fachruddin dan Ki
Bagus Hadi Kusuma serta pengurus Muhammadiyah yang lain mengadakan pertemuan
dirumah Nyai Ahmad Dahlan. Waktu itu diusulkan nama Fatimah, namun tidak disetujui.
Oleh KH. Fachruddin dicetuskan nama Aisyiyah, yang kemudian dipandang tepat dengan
harapan perjuangan perkumpulan itu meniru perjuangan Aisyah, Istri Nabi Muhammad
SAW yang selalu membantu berdakwah.

Peresmian Aisyiyah dilaksanakan bersamaan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad pada
tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei 1917 M dan diketuai oleh Siti Bariyah.
Peringatan Isra' Mi'raj tersebut merupakan peringatan yang diadakan Muhammadiyah untuk
pertama kalinya. Selanjutnya, KH. Mukhtar memberi bimbingan administrasi dan
organisasi, sedang untuk bimbingan jiwa keagamaannya dibimbing langsung oleh KH.
Ahmad Dahlan.
Setelah organisasi ini sudah terbentuk maka KH Ahmad Dahlan memberikan suatu pesan untuk
para pengurus yang memperjuangkan Islam, pesan itu berbunyi:

1) Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan
percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela.

2) Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.

3) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan Allah hanya untuk
menghindari suatu tugas yang diserahkan.

4) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam.

5) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.

Lembaga ini sejak kehadirannya merupakan bagian horizontal dari Muhammadiyah yang
membidangi kegiatan untuk kalangan putri atau kaum wanita Muhammadiyah. Komponen
perempuan Persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan corak tersendiri dalam ranah
sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.
Gerakan Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi
peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata
adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga
perguruan tinggi.

Aisyiyah adalah organisasi persyarikatan muhammadiyah yang berazaskan amar ma‟ruf nahi
munkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Sunnah.

Pemberdayaan Perempuan oleh Aisyiyah Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam
bidang keagamaan dan kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan
komitmen dan kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam
pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dengan visi “tertatanya kemampuan organisasi
dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat”, „Aisyiyah melalui Majelis Ekonomi bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi
rakyat kecil dan menengah serta pengembanganpengembangan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan diantaranya :

 Dalam bidang ekonomi

Mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi
sebanyak 1426 buah di Wilayah, Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha koperasi,
pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil atau toko.

 Dalam bidang pendidikan

sejalan dengan pengembangan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan Aisyiyah, melalui
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Majelis Pendidikan Tinggi, Aisyiyah
mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa. Dengan
tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan
kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap,
percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah
SWT, berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia pra
TK sampai Sekolah Menengah Umum dan Keguruan.

 Dalam bidang kesehatan


Aisyiyah berupa Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai
Pengobatan dan Posyandu secara keseluruhan berjumlah 280 yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga metakukan
kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan
menular, penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA, bahaya merokok dan minuman keras,
dengan menggunakan berbagi pendekatan dan bekerjasama dengan berbagi pihak,
meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan,
menyelenggarakan pilot project sistem pelayanan terpadu antara lembagakesehatan, dakwah
sosial dan terapi psikologi Islami.
 Dalam bidang keagamaan Aisyiyah mempunyai program majelis-majelis tablig, Dengan
visi untuk menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan
keagamaan untuk mencapai masyarakat madani, Majelis Tabligh mengembangkan gerakan-
gerakan Dakwah Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan
masyarakat, mengembangkan materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas
mubalighat.

2.2. Muhammadiyah dan Pemihakan terhadap Kaum Perempuan

Dengan seiringi kesadaran perempuan yang mempertanyakan tentang sejauh manakah peran
agama dalam memberikan rasa aman dari berbagai tekanan, ketakutan dan ketidakadilan
persoalan agama dan perempuan menjadi marak. Dan sekarang agama mendapat suatu tantangan
baru dengan di anggapnya agama sebagai salah satu unsur yang melanggengkan suatu
ketidakadilan bagi perempuan, oleh karena itu pada agamawan baik individu atau kelompok di
tuntut untuk melihat secara lebih jelas, apakah persoalan itu inheren dalam agama itu sendiri
ataukah persoalan terletak pada tafsir keagamaan, bisa jadi terpengaruh oleh kultural tertentu.

2.2 . Kesetaraan Gender dalam Muhammadiyah

Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan, ketidakadilan gender
termanisfestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi
(anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negative), violesence (kekerasan), beban
kerja ganda atau lebih, dan sosialisasi ideologi nilai peran gender, perbedaan gender yang
menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun perempuan.

Muhammadiyah sebagai organisasi islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia
harus ikut serta menyumbangkan pemikiranya dalam masalah pemberdayaan perempuan ini,
tuntutan ini sebenarnya sejalan dengan semangat tajdid (perubahan) Muhammadiyah yang
sudah di gagaskan oleh KH Ahmad Dahlan.
Dengan pendirian KH.Ahmad Dahlan yang keras terhadap taqlid dan keterbukaannya
terhadap perubahan menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang dinamis dan bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan. Dengan semboyan kembali kepada Al-Qur‟an dan
Sunnah, KH. Ahmad Dahlan bersikap keras terhadap aspek-aspek kultural yang disebut
bid‟ah dan sikap taqlid yang membelenggu umat pada hal-hal yang tidak bermanfaat.
Penguburan yang sederhana merupaka suatu contohnya mengajarkan kepada umat islam agar
berhemat tanpa menghilangkan unsur-unsur yang di ajarkan islam.

2.3. Peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara /

Peran serta Kontribusi Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah

Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini Aisyiyah telah banyak memiliki amal usaha
diberbagai bidang diantaranya adalah; pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan
organisasi wanita. Pimpinan Pusat Aisyiyah berusaha memberi didikan dikalangan wanita
islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral, dan bermental luhur, memberikan
bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah
tangga, memberikan motivasi keluarga sejahtera, keluarga bahagia, memberikan bimbingan
pemeliharaan bayi sehat, keluarga berencana, berislam dan sebagainya.

Peran dan Kontribusi Nasyiatul Aisyiyah (NA), bergerak dalam bidang dan organisasi
gerakan putri islam, bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Nasyiatul Aisyiyah
memberikan terobosan baru yang inovatif yaitu mengadakan kegiatan SP (Siswa Praja)
Wanita. Mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga. Membekali
wanita dan putri-putri Muhammadiyah dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah (NA) mengadakan salat jumat bersama, mengadakan
tablig ke luar kota dan kampung-kampung, mengadakan kursus administrasi, dan ikut
memasyarakatkan organisasi Muhammadiyah.

Prinsip Gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA), sering juga disebut Nasyiah, adalah organisasi
otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri islam yang bergerak di
bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuan organisasi ini ialah membentuk
pribadi putri islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT.
BAB III

KESIMPULAN

Posisi Aisyiyah dalam Muhammadiyah adalah sebagai suatu organisasi otonom Muhammadiyah
yang di peruntukan untuk perjuangan para wanita muslimah. Karena lembaga ini adalah bagian
horizontal dari organisasi Muhammadiyah maka fungsi dari lembagaa ini sebagai partner gerak
langkah Muhammadiyah, di mana asas dan tujuannya tidak terpisah dari induk persyarikatan.
Aisyiyah adalah organisasi persyarikatan Muhammadiyah yang berazaskan amar ma‟ruf nahi
munkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA

Mulkham.Munir Abdil 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Zamah,Sari dkk. 2011. Kemuhammadiyahan-UHAMKA. Jakarta: Uhamka Press http : //


id.wikipedia.org/wiki/Aisyiyah

Sudarso, Shobron . 2008. Studi Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPID

Anda mungkin juga menyukai