KELOMPOK 10
Penyusun:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang "Muhammadiyah dan
Pemberdayaan Perempuan".
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui cara
KHA.Dahlan memberdayakan perempuan, kesetaraan gender dalam Muhammadiyah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Cara KHA Dahlan Dalam Memberdayakan Perempuan................................................6
B. Kesetaraan Gender dalam Muhammadiyah....................................................................8
C. Peran Perempuan Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara..........9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
Kesimpulan...........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam juga memberikan panduan tentang tanggung jawab dan peran wanita dalam
masyarakat. Wanita dalam Islam diberikan hak-hak yang meliputi hak pendidikan, hak
kepemilikan, hak berperan dalam kehidupan sosial dan politik, serta hak ekonomi. Mereka
dianjurkan untuk mencari pengetahuan, berkontribusi dalam masyarakat, dan berperan
sebagai ibu, istri, atau anggota masyarakat yang berdaya. Pentingnya kesetaraan gender
dalam Islam juga tercermin dalam contoh-contoh dari kehidupan Nabi Muhammad saw.
Beliau menjunjung tinggi peran dan kontribusi wanita dalam masyarakat, seperti Khadijah
binti Khuwailid sebagai pedagang sukses dan Aisyah binti Abu Bakar sebagai ulama dan
penjaga tradisi Islam.
PEMBAHASAN
Prinsip persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam Islam justru
memiliki keunikan tersendiri jika, dibandingkan dengan paradigma yang berkembang
di Barat. Misalnya, dalam konteks budaya Indonesia, kaum perempuan bisa
berpartisipasi di ranah publik dengan menjabat posisi struktural pemerintahan.
Bahkan, dengan disahkannya UU Pemilu yang mewajibkan kuota 30% bagi kaum
perempuan di Indonesia, merupakan bukti bahwa mereka juga bisa berbuat seperti apa
yang dikerjakan olah kaum laki-laki. Namun sekali lagi perlu diingat, perempuan
dengan kodrat yang telah diberikan kepadanya jelas memiliki kelemahan tersendiri,
seperti halnya kaum laki-laki. Secara kodrati, antara laki-laki dan perempuan tidaklah
sama. Atas pertimbangan rasional dengan memperhatikan kodratnya yang demikian,
maka muncul batasan-batasan etik yang khas bagi kaum perempuan. Kita kemudian
mengenal fiqih kontekstual yang membahas tentang etika pergaulan bagi kaum
perempuan. Dalam hal ini, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis telah
mengagendakan fiqih kontekstual tersebut dalam Kitab Adabul Mar’ah Fil Islam
(Etika Perempuan dalam Islam).
Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini Aisyiyah telah banyak
memiliki amal usaha diberbagai bidang diantaranya adalah; pendidikan, kewanitaan,
PKK, kesehatan dan organisasi wanita. Pimpinan Pusat Aisyiyah berusaha memberi
didikan dikalangan wanita islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral, dan
bermental luhur, memberikan bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, tanggung
jawab istri dalam dan di luar rumah tangga, memberikan motivasi keluarga sejahtera,
keluarga bahagia, memberikan bimbingan pemeliharaan bayi sehat, keluarga
berencana, berislam dan sebagainya.
Masuknya perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang politik merupakan
salah satu indikasi kemajuan dan kualitasdemokrasi sebuah bangsa. Dalam perspektif
gender yang diusungoleh kalangan feminis adapun yang menyatakan bahwa
perempuan harus dilibatkan dalam kedudukan yang sejajardengan laki-laki di seluruh
bidang pembangunan termasuk dalam bidang politik.Menurut Bahsin dan Khan
(Muthali’in,2001:41), munculnyafeminism merupakan suatu kesadaran akan
penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, ditempat kerjadan
dalam keluarga, serta tindakan sadar oleh perempuan maupunlaki-laki untuk
mengubah keadaan tersebut.
Pandangan Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah tentang peran politik perempuan
dapat dicermati berdasarkan keputusan yang telah dibuat oleh Muhammadiyah
melalui lembaga yang berkenaan dengan itu dalam hal ini Majelis Tarjih dan
Tajdid.Ketika pandangan patriaki masih sangat kental dalam kultur masyarakat
Indonesia dan diskursus-diskursus gender belum mengemuka saat ini.
Keputusan Majelis Tarjih yang terhimpun dalam Adabul Mar’ah fil Islam
memberikan apresiasi dan afirmasi bahwasanya perempuan boleh menjadi pemimpin.
Perempuan boleh menjadi hakim, direktur sekolah, menteri, walikota dansebagainya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan