Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AL-ISLAM

PIMPINAN DAERAH AISYIAH SUKAJADI

Dosen Pengampu Dr.H.M Rasyad Zein, MM

Disususn Oleh:

Trisna Wulandari (210501155)

Rahma Dhira Syafitri (210501070)

Nova Rahmadani (210501172)

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan itu jika ada penulisan kata
mohon dimaafkan. Sholawat dan salam semogah tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah AL-ISLAM dengan
BAPAK Dr. H. Rasyad Zein, MM. Makalah ini berjudul “Pimpinan Daerah Aisyiah Sukajadi”.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka, kami menyampaikan
ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Tidak menutup kemungkinan dalam menyusun makalah ini terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, kami berharap Bapak dosen dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
konstruktif demi perbaikan makalah kedepan.

Pekanbaru, 16 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1. Sejarah Pimpinan Daerah Aisyiyah......................................................................................3
2.2. Ideologi Pimpinan Daerah Aisyiyah.....................................................................................3
2.3. Pengkaderan Pimpinan Daerah Aisyiyah..............................................................................4
2.4. Amal Usaha Pimpinan Daerah Aisyiyah...............................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv

DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehadiran sebuah organisasi masyarakat (ORMAS) merupakan jawaban atas
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupannya. Hal ini sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh seorang sosiolog yaitu Wiliam Graham Sumner, yang
mengatakan bahwa suatu Lembaga hadir karena adanya kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Kebutuhan masyarakat akan Pendidikan,
maka lahirlah sebuah Lembaga Pendidikan yakni sekolah dari tingkat taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi. Kebutuhan masyarakat akan kesehatan, maka lahirlah sebuah
rumah sakit, puskesmas, posyandu. Kebutuhan masyarakat akan ekonomi, maka lahirlah
bank, koperasi simpan pinjam dan lain sebagainya. Dalam hal ini Aisyiyah sebagai
Organisasi Masyarakat (ORMAS) Islam perempuan Muhammadiyah yang mampu
berperan untuk merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Aisyiyah didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan pada tanggal 19 Mei 1917 M / 27
Rajab 1335 H di Yogyakarta. Aisyiyah muncul pada abad ke-20 ketika keadaan wanita
cukup memprihatinkan baik di bidang pendidikan maupun strata sosial. Streotip yang
dibangun di tengah masyarakat wanita sebagai element yang bertugas mengurus
persoalan rumah tangga sehingga menyampingkan kualitas pendidikan. Sosok pejuang
perempuan yaitu Raden Adjeng Kartini dalam tulisannya yang ditujukan kepada
Abendanon yang menjelaskan seperti yang dijelaskan Pane “dari semenjak dahulu
kemajuan perempuan itu menjadi pasal yang penting dalam usaha memajukan bangsa,
kecerdasan pikiran penduduk bumi putra tiada akan maju dengan pesatnya, bila
perempuan itu ketinggalan dalam usaha itu, perempuan menjadi pembawa peradaban ”.
Munculnya kesadaran akan peran perempuan di tengah masyarakat menjadi pendorong
munculnya organisasi perempuan salah satunya Aisyiyah.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah Pimpinan Daerah Aisyiah?
b. Bagaimana bentuk ideologi Pimpinan Daerah Aisyiah?

1
c. Bagaimana bentuk pengkaderan Pimpinan Derah Aisyiah
d. Apa saja amalan usaha Pimpinan Daerah Aisyiah?

1.3. Tujuan Makalah


a. Untuk mengetahui sejarah Pimpinan Daerah Aisyiah
b. Untuk mengetahui ideologi Pimpinan Daerah Aisyiah
c. Untuk mengetahui pengkaderan Pimpinan Daerah Aisyiah
d. Untuk mengetahui amal usaha Pimpinan Daerah Aisyiah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Pimpinan Daerah Aisyiyah


Sejarah berdirinya Aisyiyah yaitu didirikan oleh istrinya K. H Ahmad Dahlan yang
bernama Siti Walidah pada tanggal 19 Mei tahun 1335 H 1917 M. Berdirinya Asiyiyah memiliki
pertimbangan dasar yang kuat dan matang. Didampingi dengan perjuangan para tokoh berusaha
membentuk wadah bagi anggota Muhammadiyah wanita yang dinamakan Aisyiyah.
Sebelum Aisyiah terbentuk, organisasi ini awalnya merupakan gerakan pembinaan
perempuan. Sekelompok perempuan yang berkumpul ini dibina serta dibimbing oleh KH Ahmad
Dahlan dan istrinya Nyai Walidah. Mula-mula terbentuknya perkumpulan tidak semata karena
sesuatu hal yang kebetulan, tapi hal ini memang sudah menjadi cita-cita beliau untuk membina
perempuan yang kelak akan di amanahi untuk memimpin wanita Muhammadiyah. Seiring
berkembangnya organisasi Muhammadiyah Nyai Ahmad Dahlan mendirikan kelompok
pengajian perempuan yang di ikuti oleh anak muda dan orang tua. Pada tahun 1914 perkumpulan
itu di kenal dengan sebutan Sapa Tresna. Perlu diketahui Sapa Tresna ini hanya nama sebuah
perkumpulan kemlompok pengajian saja. Setelah pengajian sapa Tresna berkembang menjadi
sebuah organisasi, namanya di ubah menjadi Aisyiyah. Latar belakang nama Aisyiyah berasal
dari gagasan Almarhum Fahrudin yang mengusulkan penggunaan nama Aisyiyah yang berkiblat
kepada nama Siti Aisyah istri Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam yang turut berperan
membantu beliau dalam dakwah dan perang membela Islam. Dengan nama tersebut diharapkan
organisasi Aisyiyah dapat meniru peran serta perjuangan Siti Aisyiyah istri Nabi Muhammad
dalam Islam.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, Aisyiyah merupakan organisasi perempuan pertama
yang turut memprakarsai dan membidangi terbentuknya organisasi wanita pada Kongres wanita I
tahun 1928 di Yogyakarta. Dalam hal ini, Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita lain
bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan dan
kebodohan.

3
2.2. Ideologi Pimpinan Daerah Aisyiyah
Ideologi Pimpinan Daerah Aisyiyah sama dengan Pimpinan Pusat Aisyiyah yang di
Yogyakarta, kemudian dibawahnya ada Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau yang kantornya
terletak di Pekanbaru Jalan Ababil, kemudian Pimpinan Daerah Aisyiyah. Jadi semua Pimpinan
Aisyiyah ini memiliki ideologi yang sama dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits tanpa
adanya Mahzab. Selain itu, Pimpinan Daerah Aisyiyah ada putusan Tarjih yang sama dengan
Muhammadiyah. Pimpinan Dearah Aisyiyah juga memgang teguh prinsip-prinsip beramal
Makhruf Nahi Munkar.

2.3. Pengkaderan Pimpinan Daerah Aisyiyah


Pengkaderan Pimpinan Derah Aisyiyah yaitu Majelis Kader, dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah ada Majelis Kader, Pimpinan Wilayah Aiysyiah juga terdapat Majelis Kader.
Untuk pengkaderan Pimpinan Dearh Aisyiyah setiap tahun mengadakan Baitul Arqom yaitu
untuk meningkatkan mutu dan memperbanyak kader-kader Aisyiyah, di Baitul Arqom ini
nantinya akan diajarkan bagaimana apa ke Aisyiyah-an atau biasa disebut Pembinaan Kader, jadi
melalui Majelis kader yang ada di Pimpinan Derah Aisyiyah ini.

2.4. Amal Usaha Pimpinan Daerah Aisyiyah


Amal usaha dari Pimpinan Derah Aisyiyah ada dua, pertama panti asuhan Aisyiyah yang
terletak di Jl. Soekarno Hatta, Sidomulyo. Kemudian Klinik Aisyiyah yang terletak di Jl. Kh.
Ahmad Dahlan. Selain itu TK Aisyiyah berada di bawah binaan Pimpinan Daerah Aisyiyah
walaupun Tk Aisyiyah merupakan amal usaha Pimpinan Cabang Aisyiyah. Jadi TK Aisyiyah
memiliki 12 Cabang, kemudian terdapat PAUD juga di Kota Pekanbaru.

4
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi Aisyiyah didirikan oleh Siti Walidah istri dari Kh. Ahmad Dahlan yang beda lima
tahun dengan Muhammadiyah. Kedudukan Aisyiyah yaitu sebagai mitra dari Muhammadiyah,
mitra tersebut tidak hanya ada pada saat kegiatan saja namun pada saat pengambilan keputusan
Aisyiyah yang merupakan mitra dalam setiap pertimbangan pengambilan keputusan. Sebagai
organisasi Otonom khusus Aisyiyah Kota Yogyakarta kedudukan tersbut tentunya akan
membantu perempuan Muhammadiyah untuk duduk dalam kepengurusan Muhammadiyah.

Dalam hal pergerakan kebangsaan, Aisyiyah merupakan organisasi perempuan pertama


yang turut memprakarsai dan membidangi terbentuknya organisasi wanita pada Kongres wanita I
tahun 1928 di Yogyakarta. Dalam hal ini, Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita lain
bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan dan
kebodohan

iv
DAFTAR PUSTAKA

Fabiana Meijon Fadul. (2019). 済無 No Title No Title No Title. 127–131.

Ii, B. A. B. (1917). amar ma’ruf nahi munkar . 3, 23–48.

iv

Anda mungkin juga menyukai