Anda di halaman 1dari 16

Makalah Kepemimpinan Pemerintahan

Kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi

Disusun oleh kelompok :

• Wulan Putri Amellia (6670220072)


• Cristine Natali (6670220074)
• Sindi Indriyawati (6670220077)
• Fajri Drajat Pradika (6670220128)
• Muhammad Rafli Muttaqim (6670220133)

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada


dosen pengampu mata kuliah kepemimpinan Pemerintahan yaitu Bapak Bayu
Nurrohman, M. Ipol yang telah memberikan tugas kepada kami, sehingga kita bisa
melatih atau menuangkan pengetahuan kami tentang materi yang bertema
“Kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi”. Kami juga ingin berterima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini, baik dari
sumber atau yang lainya.

Makalah yang kami buat memang jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan
langkah awal dari hal baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu sebab waktu
yang terbatas dan kemampuan kami yang masih minim, kami akan menerima semua
kritik dan saran yang akan dilontarkan kepada kami, yang senantiasa semoga dari kritik
dan saran tersebut kami mengharapkan sebuah bahan intropeksi untuk kedepannya, dan
semoga dengan adanya makalah ini tentunya kami mengharapkan makalah ini dapat
berguna khususnya bagi saya dan teman-teman penyusun dan terlebih lagi pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.

Serang, 26 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Kepemimpinan Perempuan .........................................................................3
2.2. Gaya kepemimpinan....................................................................................4
2.3. Tipe Kepemimpinan ....................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................7
3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................7
3.2. Jenis Penelitian ............................................................................................7
3.3.Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................8
4.1. Desa Sukajadi ..............................................................................................8
4.2.Analisis Gaya Kepemimpinan......................................................................8
4.3.Kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi ..............................................9
4.4.Visi dan Misi ................................................................................................9
4.5.Cara Mengatasi Konflik .............................................................................10
4.6.Tipe Kepemimpinan ...................................................................................10
BAB V PENUTUP.................................................................................................11
5.1 Kesimpulan ................................................................................................11
5.2 Saran ...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12
DOKUMENTASI ..................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa adalah sebuah komunitas di mana orang-orang hidup dan bekerja bersama
dan memiliki seperangkat aturan, norma, dan praktik mereka sendiri untuk mengelola
kehidupan mereka. Karena desa terdiri dari lahan pertanian, penduduknya bergantung
pada pertanian untuk pendapatan mereka. Desa merupakan wilayah yang berada di
bawah pemerintahan kabupaten/kota yang memiliki 4 unsur dasar yaitu solidaritas,
struktur, aktor dan basic material. Dari 4 unsur tersebut yang menjadi latarbelakang
dalam terwujudnya sebuah desa asli secara kesatuan yang mengikat masyarakat baik
territorial ataupun geneologis.
Tujuan dibentuknya sebuah desa yaitu untuk mengembangkan segala
kemampuan pengelolaan pemerintah dalam membangun pelayanan yang baik sesuai
dengan kemajuan serta perkembangan pembangunan. Tentunya dalam membangun
suatu perubahan pada sebuah desa dibutuhkan lembaga maupun organisasi serta
pemimpin yaitu kepala desa.
Pemerintah secara resmi mengangkat kepala desa sebagai pemimpin formal.
Berdasarkan hak, tanggung jawab, dan larangan pengelolaan pemerintahan desa,
kepala desa menjalankan pemerintahan desa yang telah tertuang dalam UU No. 6
Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 yang berbunyi “Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Kepala desa harus membawa perubahan yang efektif dalam membangun sebuah
desa. Dengan ini, masalah kepemimpinan masih menjadi pusat perhatian untuk lebih
di kaji lagi, terutama dalam kepemimpinan yang hanya mengandalkan seorang laki-
laki saja dan kepemimpinan perempuan yang dianggap masih memiliki persentase
yang rendah dalam budaya yang masih patriaki.
Dalam lingkungan masyarakat desa membutuhkan seorang pemimpin untuk
menjadikan lingkungan tersebut lebih terstruktur, seperti halnya dalam kepemimpinan
Desa Sukajadi yang terletak di Kabupaten Serang, Banten. Desa tersebut pernah
dipimpin oleh seorang wanita bernama Winatul Hasanah yang menjabat sebagai satu-
satunya pemimpin perempuan di Desa Sukajadi pada tahun 2008-2015.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Sebutkan profil desa Sukajadi dan profil Winatul Hasanah!
2. Apa gaya kepemimpinan yang digunakan Kepala Desa selama menjabat
sebagai Kepala Desa Sukajadi?
3. Bagaimana kepemimpinan perempuan yang berada di Desa Sukajadi?
4. Apa visi misi yang dijanjikan dan bagaimana penerapannya?
5. Bagaimana mengatasi konflik yang ada di masyarakat desa sukajadi?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat Desa Sukajadi, serta mengenal
Winatul Hasanah.
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala Desa
Sukajadi selama menjabat.
3. Untuk menganalisis kepemimpinan perempuan di Desa Sukajadi.

4. Untuk mengetahui visi misi Kepala Desa Sukajadi dan bagaimana


penerapannya.

5. Untuk mengetahui cara mengatasi konflik yang ada di masyarakat Desa


Sukajadi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Siagian (2003). Anoraga (1995) ada teori dasar yang menjadi penyebab
munculnya kepemimpinan, yaitu di golongkan menjadi tiga bagian :

1. Teori Genetik

Menurut teori genetik, seorang pemimpin muncul karena di lahirkan dan dia
ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial
Menurut teori ini, pemimpin tidak bisa muncul begitu saja atau ditakdirkan;
melainkan harus dibangun atau dibentuk oleh masyarakat. Akibatnya, seseorang yang
akan menjadi pemimpin harus melewati tahap pelatihan serta pendidikan yang
mendukung.
3. Teori Ekologis

Teori genetik dan teori sosial digabungkan dalam teori ekologi ini. Teori tersebut
berpandangan bahwa seseorang akan berhasil sebagai pemimpin jika ia dilahirkan
dengan keterampilan kepemimpinan. Kemudian tumbuh dan beradaptasi dengan
lingkungan melalui pendidikan dan pengalaman.

2.1. Kepemimpinan perempuan

Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kewenangan dan memiliki


tugas untuk mengarahkan bawahannya agar melakukan pekerjaannya untuk mencapai
tujuan dari organisasi.Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
seseorang,agar ketika memimpin bisa mempengaruhi bawahannya. Di masa sekarang
ini pemimpin tidak hanya laki-laki tetapi juga banyak pemimpin perempuan baik,
pemimpin dari tingkat desa sampai tingkat presiden.

Menurut Darwin 1999,di era demokrasi ini kepemimpinan perempuan


merupakan hal yang penting untuk di wujudkan.hal itu karena dua aspek. Pertama,
struktur politik cenderung menempatkan perempuan diwilayah domestik dan lelaki di
dunia publik. Hal ini tidak terlepas dari ideologi patriarki yang secara umum dianut
oleh masyarakat. Maka sebab itu penting untuk melalukan sebuah upaya untuk bisa
3
mendorong kepemimpinan perempuan ke wilayah publik. Kedua, kehadiran
perempuan di wilayah publik, dalam hal ini sebagai pemimpin politik akan mendorong
kebijakan yang lebih ramah gender seperti pendidikan, kesejahteraan, dan kesehatan.

2.2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah serangkaian tindakan atau


strategi yang dia pilih dan gunakan untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
tindakan anggota organisasi bawahannya. (Nawawi, 2003)

Ada indikator dalam mengukur gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan bisa


di ukur dengan indikator gaya kepemimpinan yaitu cara seorang pemimpin dalam hal
mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan bawahannya. (Pasolong
2016)

1. Gaya kepemimpinan Otokratis


Seperti yang kita ketahui Otokratis merupakan sikap pemimpin yang lebih memilih
untuk menentukan sendiri dalam hal menentukan sebuah kebijakan ataupun
keputusan yang di ambil dan mengharapkan bawahannya untuk
mematuhinya.contoh dari pemimpin yang Otokkeput. adalah Ratu Elizabeth 1.
2. Gaya kepemimpinan partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif dimana seorang pemimpin memberikan sebuah
peluang kepada bawahannya agar bisa memberikan masukan dalam menentukan
sebuah kebijakan dan keputusan yang contohnya adalah presiden Jokowi Dodo.
3. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Dalam gaya kepemimpinan ini, dimana seorang pemimpin memberikan kebebasan
pada bawahannya untuk menentukan tujuan dengan caranya masing-masing. Gaya
kepemimpinan ini bisa merugikan jika bawahan belum bisa menjalankan tanggung
jawab dan motivasi terhadap sebuah pekerjaan.
4. Gaya kepemimpinan Transaksional
Pada gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan memberikan sebuah hadiah
(reward) kepada bawahannya ketika telah selesai melakukan tugasnya sesuai
dengan kesepakatan yang di buat antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dan
bawahan yang memiliki suatu tujuan dan kepentingan masing-masing.

4
5. Gaya Kepemimpinan kharismatik
Pemimpin yang memiliki Gaya kepemimpinan ini yaitu pemimpin dengan
kharisma atau kepercayaan dirinya membuatnya menjadi pengaruh yang kuat pada
pengikutnya. Kemampuan menawan seorang pemimpin untuk membujuk
pengikutnya adalah apa yang memunculkan kharisma ini.
6. Gaya kepemimpinan Situasional
Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan menyesuaikan gayanya
disaat melihat sejauh mana perkembangan bawahannya. Hal ini menunjukkan
sejauh mana kesiapan anggotanya untuk menyelesaikan setiap tugas.

2.3. Tipe Kepemimpinan

Mustakim, menyatakan (2015:11-12) Dalam buku Kepemimpinan Desa, gaya


kepemimpinan yang digunakan kepala desa dipecah dalam tiga kategori:
kepemimpinan inovatif progresif, kepemimpinan konservatif-involutif, dan
kepemimpinan regresif. Kategori-kategori tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan regresif sebagai kepemimpinan otokratis; dalam teori, otokrasi
mengacu pada pemerintahan di mana satu individu memegang semua kekuasaan
politik.Sikap anti-perubahan dalam kaitannya dengan perubahan pemerintahan
baru desa, seperti musyawarah desa atau usaha ekonomi bersama, adalah salah satu
karakteristiknya.Desa parokial, di mana orang-orang yang hidup bersama menurut
kekerabatan, agama, etnis, atau garis lain, pasti akan ditolak. Dan desa-desa
korporatis, yang tunduk pada kebijakan dan peraturan negara, biasanya
menghasilkan pemimpin semacam ini.
2. Kepala desa yang melakukan pekerjaan dengan apa adanya, menikmati kekayaan
dan kekuasaan, dan enggan untuk berusaha berinovasi (berubah) dengan cara yang
akan merujuk dalam kesejahteraan rakyat dan pendemokrasian adalah ciri dari
model kepemimpinan konservatif involutif. Tipe kepemimpinan ini biasanya hanya
mengikuti perintah dari atas dan melaksanakan tugas pokok (tupoksi) Kepala Desa
sesuai dengannya.
3. Jenis kepemimpinan yang bersifat progresif dan inovatif yang dicirikan oleh sebuah
kesadaran untuk mengurus kekuasaan demi kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Gaya kepemimpinan tersebut akan mengarahkan pada perubahan,

5
terbuka untuk partisipasi masyarakat seluas-luasnya, transparan, dan akuntabel.
Pemimpin desa sebenarnya akan mendapatkan lebih banyak dukungan masyarakat
dengan mengikuti gaya kepemimpinan seperti itu.

Hak atas kekuasaan, kepercayaan, dan legitimasi semuanya terkait erat, menjadikan
legitimasi sebagai aspek terpenting dari kepemimpinan desa. Sikap masyarakat
terhadap otoritas terkait dengan legitimasi. Kekuasaan untuk memimpin, memerintah,
dan bertindak sebagai perwakilan atau perwakilan masyarakat.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian


Lokasi yang kami lakukan dalam penelitian ini yaitu di daerah Desa Sukajadi,
Kabupaten Serang, Banten, Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada 25 Oktober
2022.

3.2. Jenis Penelitian


Dalam menganalisis Kepemimpinan Perempuan Kepala Desa Sukajadi, jenis penelitian
yang kami gunakan yaitu penelitian kualitatif dengan menggunakan metode desktiptif.
Dengan itu, data maupun fakta yang dikumpulkan berupa hasil dari tulisan dan ucapan
wawancara, melakukan observasi langsung kelapangan, dan juga dokumen-dokumen
pribadi yang tidak dikumpulkan dengan angka/statiska.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pembuatan makalah ini, teknik pengumpulan data yang kami gunakan untuk
memperoleh informasi yaitu melalui metode observasi, wawancara, serta dokumentasi.

1. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mmendapatkan data yang dibutuhkan berupa
pengumpulan data dari sumber-sumber yang bersangkutan untuk menganalisis
kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi.
2. Wawancara
Metode wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan oleh pewawancara
(interview) dan kepada yang diwawancarai (interviewer) yaitu kepada sumber-
sumber terkait yaitu narasumber dan masyarakat setempat untuk memperoleh
informasi yang lebih relevan terkait penulisan makalah mengenai kepemimpinan
perempuan yang dibutuhkan penulis.
3. Dokumentasi
Selain metode observasi dan wawancara tentunya dokumentasi juga digunakan
untuk memperoleh data dan fakta yang tersimpan berupa bentuk arsip foto, catatan,
maupun dokumen-dokumen lainnya.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Desa Sukajadi


Desa ialah satuan pemerintah yang terkecil dalam sebuah negara yang
membutuhkan pembinaan serta peningkatan pelayanan administrasi untuk memadai
desa tersebut. Tentunya dalam menjalankan upaya pembinaan serta peningkatan
tersebut dibutuhkan seorang pemimpin. Hal tersebut juga diterapkan oleh Desa
Sukajadi yang terletak di Kabupaten Serang, Banten. Desa Sukajadi merupakan desa
yang terdiri dari 6 daerah/kampung yang terdiri dari Batubelah, Sukamaju, Cipete,
Bunar, Malang Nengah dan Gelingseng. Desa tersebut pernah dipimpin oleh seorang
perempuan yang bernama Winatul Hasanah.
Winatul Hasanah adalah seorang perempuan yang lahir pada 5 Juni 1975 di
Serang, Banten. Beliau merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara dan merupakan
lulusan SMA. Pada tahun 2008, beliau memberanikan diri serta mendapatkan
dukungan dari keluarga serta masyarakat setempat khususnya Desa Sukajadi untuk
menjadikan dirinya sebagai Kepala Desa. Beliau adalah kepala desa perempuan
pertama yang menjabat di Desa Sukajadi pada tahun 2008-2015.

4.2. Analisis Gaya Kepemimpinan


Dalam seorang pemimpin tentunya memerlukan gaya kepemimpinan. Gaya
kepemiminan ialah sebuah sikap yang digunakan untuk mempengaruhi bawahan
ataupun anggotanya. Tentunya, gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang
pemimpin akan membawa pengaruh besar dalam suatu organisasi yang dijalankan.
Dalam setiap kepemimpinan tentunya seorang pemimpin harus bisa mendorong
ataupun memengaruhi anggotanya baik itu dalam bekerjasama maupun mencapai
tujuan bersama.
Pada analisis kepemimpinan di Desa Sukajadi yang dipimpin oleh Ibu Winatul
Hasanah tentunya gaya kepemiminan yang ia gunakan adalah partisipatif. Gaya
kepemimpinan partisipatif dimana sebuah keputusan diambil dari pendapat anggota
ataupun masyarakat. Dengan kata lain, pemimpin memberikan ruang gerak untuk para
anggota atau bahawan untuk berpastisipasi dalam membuat keputusan. Hal tersebut
8
dapat dilihat ketika ia menghadapi suatu masalah yang terjadi di desa tersebut. Ia
mengambil keputusan dengan cara bermusyawarah atas kesepakatan bersama dengan
mengaitkan kepada lembaga-lembaga yang berada di Desa Sukajadi.

4.3. Kepemimpinan Perempuan di Desa Sukajadi


Untuk menjadi seorang pemimpin tidak hanya tugas kaum laki-laki, tetapi juga
kaum perempuan. Tentunya, perempuan juga memiliki kemampuan tersendiri untuk
menjadi seorang pemimpin dalam level manapun, baik menjadi pemimpin
pemerintahan, pemimpin lembaga, maupun pemimpin dalam suatu masyarakat.
Menjadi seorang pemimpin tidak memandang laki-laki ataupun perempuan. Seperti
halnya dalam sebuah desa tepatnya Desa Sukajadi yaitu Ibu Winatul Hasanah yang
menjabat sebagai kepala desa dan beliau merupakan satu-satunya pemimpin
perempuan yang berada di desa tersebut.
Tampaknya ini menjadi hal yang tabu dikarenakan banyaknya stigma tentang
“perempuan itu tidak bisa menjadi seorang pemimpin dan kodrat seorang perempuan
itu harus dirumah mengurus anak dan menjadi ibu rumah tangga yang baik’. Hal
tersebut tentu dibantah oleh Ibu Winatul Hasanah yang sangat tidak setuju akan stigma
tersebut. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin dengan
representative kepentingan masyarakat. Dengan itu, Ibu Winatul Hasanah
membuktikan kepada masyarakat setempat bahwa ia bisa menjadi seorang pemimpin
dan tentunya juga membawa kebijakan-kebijakan yang akan membawa perubahan
pada desa tersebut. Masyarakat desa pun mendukung Ibu Winatuh hasanah untuk
menjadi kepala desa.

4.4. Visi dan Misi


Pada saat menjadi kepala desa, Ibu Winatul Hasanah berhasil untuk membuat
Desa Sukajadi menjadi lebih baik lagi. Seperti visi dan misi yang dikatakan beliau yaitu
“untuk membangun Desa sukajadi menjadi lebih baik”. Banyak sekali capaian yang
diraih oleh Ibu Winatul Hasanah yaitu pada bidang pertanian dan irigasi, infrastruktur,
serta bedah rumah. Sebenarnya untuk irigasi dan pertanian memang dari dulu sudah
berjalan, tetapi masih belum maksimal dan berjalan dengan baik lagi. Penerapan visi
misi yang disampaikan oleh beliau berjalan dengan baik, walaupun terkadang ada
kendala tetapi tidak menghalangi program kerja tersebut.

9
4.5. Cara mengatasi konflik
Dalam menjalankan sebuah desa untuk menjadikan sebuah desa yang ideal
tentunya tidak mudah dilakukan dan tentu akan selalu muncul konflik maupun
permasalahan yang terjadi pada desa itu sendiri. Konflik yang sering ditemui di Desa
Sukajadi menurut Ibu Winatul Hasanah saat menjadi kepala desa tersebut adalah
konflik yang diciptakan oleh para remaja yang ada di desa tersebut. Mereka membuat
‘huru-hara’ atau kericuhan seperti di jalan dan di tempat hiburan. Cara Ibu Winatul
Hasanah dalam mengatasi konflik tersebut yaitu melalui pembinaan dengan
pendekatan langsung kepada para pemuda tersebut serta pendekatan kepada kedua
orang tua yang bersangkutan. Dengan itu, para pemuda tersebut mendapatkan binaan
serta arahan agar tidak membuat kericuhan di Desa Sukajadi.

4.6. Tipe Kepemimpinan


Setelah kita mengetahui tipe-tipe kepemimpinan dapat kita ketahui bahwa tipe
kepemimpinan bu Winatul Hasanah ialah Jenis kepemimpinan yang bersifat progresif
dan inovatif, dalam menetukan segala kebijakan berlandaskan kepentingan
masyarakat. Kekuasaan yang ia punya di pergunakan untuk rakyat, dalam memimpin
ia membawa perubahan dan inovasi yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat
desa. Serta dalam memimpin ia transparan dalam segi apapun.

10
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Desa merupakan satuan pemerintah yang terkecil dalam sebuah negara yang
membutuhkan pembinaan serta peningkatan pelayanan administrasi untuk memadai
desa tersebut. Tentunya dalam menjalankan upaya pembinaan serta peningkatan
tersebut dibutuhkan seorang pemimpin yaitu kepala desa untuk menjadikan lingkungan
tersebut lebih terstruktur, seperti halnya dalam kepemimpinan Desa Sukajadi.
Pemimpin desa Sukajadi yaitu Ibu Winatul Hasanah merupakan perempuan satu-
satunya yang menjabat sebagai kepala desa di Desa Sukajadi. Hal tersebut tentu tidak
menghalangi seorang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin baik pemimpin
pemerintahan, pemimpin lembaga, maupun pemimpin dalam suatu masyarakat. Dalam
penelitian ini, analisis gaya kepemimpinan yang digunakan Ibu winatul hasanah ialah
partisipatif dimana setiap menghadapi suatu masalah, diselesaikan dengan membuat
keputusan bersama melalui bermusyawarah. Tentunya banyak kebijakan-kebijakan
yang telah dilakukan dalam membangun Desa Sukajadi menjadi lebih baik lagi.

5.2. Saran

Saran dari kami yaitu untuk menjadi seorang pemimpin tentunya tidak memandang
seseorang itu laki-laki atau perempuan. Perempuan dapat menjadi pemimpin dengan
kemampuannya sendiri. Seorang perempuan harus multitalenta dalam segala hal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fariyanto, F., Suaidah., Ulum, Faruk. 2021. Perancangan Aplikasi Pemilihan Kepala
Desa Dengan Metode UX Design Thinking (Studi Kasus: Kampung Kuripan). Jurnal
Teknologi dan sistem Informasi (JTSI). 2(2): 52-60.

Rahardjo, Mudjia. 2011. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif.


Disampaikan pada mata kuliah metodologi penelitian, Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim Malik.

Raharjo, Muhammad Mu'iz. 2020. Kepemimpinan Kepala Desa. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Saputra, K., Azmi, A. 2021. Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan (Studi Kasus di
Desa Maliki air, Kota Sungai Penuh, Jambi). Journal of Civic Education. 4(1): 57-65.

Sarurama, Rahmawati. 2016. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Jakarta:


ALQAPRINT JATINANGOR.

Sumeru, Arief. 2016. Kedudukan Pejabat Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan


Pemerintahan Desa. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik (JKMP). 4(1): 47-56

Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta.

12
DOKUMENTASI

13

Anda mungkin juga menyukai