Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HUKUM WANITA KARIR DAN KEPEMIMPINANNYA DALAM ISLAM””

Untuk Memenuhi Tugas Materi Masail Fiqhiyah


Dosen Pengampu : Drs. H. Syaiful Hadi, M.Pdi

Disusun Oleh :
1. MUH. AMINUDIN
2. MUHAMMAD FUTAKHUL JAZULI
3. MUHAMMAD AJI FACHRUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM AL KHOZINY


PROGAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Materi bimbingan konseling, dengan judul
“HUKUM WANITA KARIR DAN KEPEMIMPINANNYA DALAM ISLAM”
Kami menyadari bahwadalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuksaran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembangunan dunia pendidikan.

Sidoarjo, 22 Juli 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...………iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
3.1 Pengertian Wanita Karier Dalam Pandangan
Islam……………………….......2
3.2 Dampak Positif Wanita
Karier…………………………………………………..2
3.3 Dampak Negatif Wanita
Karir…………………………………………………..4
3.4 Kapan Wanita Diperbolehkan Untuk Bekerja…………………………………6
3.5 Wanita Kari Jaman Modern……………………………………………………
7
3.6 Pekerjaan Yang Sesuai Dengan Fitrah
Kewanitaannya……………………….8

BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
A. Simpulan.........................................................................................................................10

B. Saran...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di masa lampau, wanita masih sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional
yang mengakar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga jika ada wanita yang
berkarir untuk mengembangkan keahliannya di luar rumah, maka mereka
dianggap telah melanggar tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan
masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian mereka kurang mendapat
kesempatan untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini
khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan
ganda bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri sehingga
jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi dimonopoli
oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak terhadap sendi-sendi
kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari wanita karir dalam pandangan islam?
2. Bagaimana dampak positif wanita karir dalam pandangan islam?
3. Bagaimanadampak negatif wanita karir dalam pandangan islam?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari wanita karir dalam pandangan islam.
2. Mengetahui dampak positif wanita karir dalam pandangan islam.
3. Mengetahui dampak negatif wanita karir dalam pandangan islam.

[1]
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wanita Karier Dalam Pandangan Islam


Secara definisi wanita karir bermakna:
1. Seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius.
2. Perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan
kerjanya dengan serius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain).
Pada masa Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal sebagai
wanita karir. di antaranya yaitu Siti Khadijah, istri Nabi, adalah satu di antaranya.
Namun demikian, kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan
kita hidup di dunia. Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk
menopang sisi-sisi kehidupan yang lain.
Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan
terhindar dari aroma yang kurang sedap. Sehingga hasilnya ciptakan suasana
rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat
penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga
untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal.
Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan
dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. karena segala sesuatu yang baik
itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah.

2.2 Dampak Positif Wanita Karier


a. Terhadap kondisi ekonomi keluarga
Dalam kehidupan manusia kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan primer
yang dapat menunjang kebutuhan yang lainnya. Kesejahteraan manusia dapat
tercipta manakala kehidupannya ditunjang dengan perekonomian yang baik
pula.
Dengan berkarir, seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang
kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan
sehari-hari.

[2]
Pratiwi Sudamona mengatakan bahwa pria dan wanita adalah “Mitra Sejajar”
dalam menunjang perekonomian keluarga. Dalam konteks pembicaraan
keluarga yang modern, wanita tidak lagi dianggap sebagai mahluk yang
semata-mata tergantung pada penghasilan suaminya, melainkan ikut
membantu berperan dalam meningkatkan penghasilan keluarga untuk satu
pemenuhan kebutuhan keluarga yang semakin bervariasi.
b. Sebagai Pengisi Waktu
Pada zaman sekarang ini hampir semua peralatan rumah tangga memakai
teknologi yang mutakhir, khususnya di kota-kota besar. Sehingga tugas wanita
dalam rumah tangga menjadi lebih mudah dan ringan. Belum lagi mereka
yang menggunakan jasa pramuwisma (pembantu rumah tangga), tentu saja
tugas mereka di rumah akan menjadi sangat berkurang. Hal ini bisa
menyebabkan wanita memiliki waktu luang yang sangat banyak dan
seringkali membosankan. Maka untuk mengisi kekosongan tersebut
diupayakanlah suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Diungkapkan oleh Abdullah Wakil bahwa kemudahan-kemudahan yang
didapat wanita dalam melakukan tugas rumah tangga, telah menciptakan
peluang bagi mereka untuk leluasa mencari kesibukan diluar rumah, sesuai
dengan bidang keahliannya supaya dapat mengaktualisasikan dirinya di
tengah-tengah masyarakat sebagai wanita yang aktif berkarya.
c. Peningkatan sumber daya manusia
Kemajuan teknologi di segala bidang kehidupan menuntut sumber daya
manusia yang potensial untuk menjalankan teknologi tersebut. Bukan hanya
pria bahka wanitapun dituntut untuk bisa dapat mengimbangi perkembangan
teknologi yang makin kian pesat.
Jenjang pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka
sebagai sumber daya potensial yang diharapkan dapat mampu berpartisipasi
dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat berguna bagi masyarakat,
agama, nusa dan bangsanya.
d. Percaya diri dan lebih merawat penampilan
Biasanya seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas untuk
berhias diri, karena ia merasa tidak diperhatikan dan kurang bermanfaat.
Dengan berkarir, maka wanita merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga
[3]
timbullah kepercayaan diri. Wanita karir akan berusaha untuk memercantik
diri dan penampilannya agar selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan
menjadikan kebanggaan tersendiri bagi suaminya, yang melihat istrinya
tampil prima di depan para relasinya.
2.3 Dampak Negatif Wanita Karir
Diantara dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain:
a. Terhadap Anak
Seorang wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah
seharian bekerja di luar rumah, hal ini secara psikologis akan berpengaruh
terhadap tingkat kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi
pekerjaan rumah tangga sehari-hari, maupun dalam menghadapi anak-
anaknya. Jika hal itu terjadi maka sang Ibu akan mudah marah dan berkurang
rasa pedulinya terhadap anak. Survey yang dilakukan di negara-negara Barat
menunjukkan bahwa banyak anak kecil yang menjadi korban kekerasan
orangtua yang seharusnya tidak terjadi apabila mereka memiliki kesabaran
yang cukup dalam mendidik anak.
Hal lain yang lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-anak kepada hal
yang negatif, seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai akibat dari
kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua, khususnya Ibu terhadap
anak-anaknya.
b. Terhadap Suami
Di kalangan para suami wanita karir, tidaklah mustahil menjadi suatu
kebanggaan bila mereka memiliki istri yang pandai, aktif, kreatif, dan maju
serta dibutuhkan masyarakat, Namun dilain sisi mereka mempunyai problem
yang rumit dengan istrinya. Mereka juga akan merasa tersaingi dan tidak
terpenuhi hak-haknya sebagai suami. Sebagai contoh, apabila suatu saat
seorang suami memiliki masalah di kantor, tentunya ia mengharapkan
seseorang yang dapat berbagi masalah dengannya, atau setidaknya ia berharap
istrinya akan menyambutnya dengan wajah berseri sehingga berkuranglah
beban yang ada. Hal ini tak akan terwujud apabila sang istri pun mengalami
hal yang sama. Jangankan untuk mengatasi masalah suaminya, sedangkan
masalahnya sendiripun belum tentu dapat diselesaikannya. Apabila seorang
istri tenggelam dalam karirnya, pulang sangat letih, sementara suaminya di
kantor tengah menghadapi masalah dan ingin menemukan istri di dalam
[4]
rumah dalam keadaan segar dan memancarkan senyuman kemesraan, tetapi
yang ia dapatkan hanyalah istri yang cemberut karena kelelahan. Ini akan
menjadi masalah yang runyam dalam keluarga.
Kebanyakan suami yang istrinya berkarir merasa sedih dan sakit hati apabila
istrinya yang berkarir tidak ada di tengah-tengah keluarganya pada saat
keluarganya membutuhkan kehadiran mereka. Juga ada keresahan pada diri
suami, khususnya pasangan-pasangan usia muda karena mereka selalu
menunda kehamilan dan menolak untuk memiliki anak dengan alasan takut
mengganggu karir yang tengah dirintis olehnya.
c. Terhadap Rumah Tangga
Kemungkinan negatif lainnya yang perlu mendapat perhatian dari wanita karir
yaitu rumah tangga. Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan
kelalaian seorang istri dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri
tidak memiliki keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu
sibuk dalam berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai.
Untuk mencapai keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan
tugas sebagai ibu dan istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan perpecahan
dalam rumah tangga tidak bisa dihindarkan lagi.
d. Terhadap Masyarakat
Hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak hanya berdampak
terhadap keluarga dan rumah tangga, tetapi juga terhadap masyarakat
sekitarnya, seperti hal-hal berikut:
1. Dengan bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya di
berbagai sektor lapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak langsung
telah mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan pria,
karena lapangan pekerjaan yagn ada telah diisi oleh wanita. Sebagai contoh,
yang sering kita lihat di pabrik-pabrik. Perusahaan lebih memilih pekerja dari
kalangan wanita ketimbang pria, karena selain upah yang relatif minim dan
murah dari pria, juga karena wanita tidak terlalu banyak menuntut dan mudah
diatur.
2. Kepercayaan diri yang berlebihan dari seorang wanita karir seringkali
menyebabkan mereka terlalu memilih-milih dalam urusan perjodohan. Maka
seringkali kita lihat seorang wanita karir masih hidup melajang pada usia yang
seharusnya dia telah layak untuk berumah tangga bahkan memiliki keturunan.
[5]
Selain itu banyak pria yang minder atau enggan untuk menjadikan wanita
karir sebagai istri mereka karena beberapa faktor; Seperti pendidikan wanita
karir dan penghasilannya yang seringkali membuat pria berpikir dua kali
untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup. Sementara itu dilain sisi
pria-pria yang menjadi dambaan para wanita karir ini -kemungkinan karena
terlalu tinggi kriterianya- telah lebih dulu berkeluarga dan membina rumah
tangga dengan wanita lain. Hal inilah mungkin yang menyebabkan timbulnya
anggapan dalam masyarakat bahwa “Semakin tinggi jenjang pendidikan yang
dapat diraih oleh wanita maka semakin sulit pula baginya untuk mendapatkan
pendamping hidup.”

2.4 Kapan Wanita Diperbolehkan Untuk Bekerja


Tugas terbesar seorang wanitaadalah membesarkan generasi baru. Wanita
telah dipersiapkan oleh Allah secara fisik dan psikologisntidak boleh disibukkan
oleh sesuatu yang bersifat materi maupun moral. Hal itu tidak berarti bahwa
wanita yang bekerja diluar rumah dilarang oleh syariat islam.
Pada dasarnya wanita bekerja atas keinginannya sendiridiperbolehkan,
contohnya jika janda yang mati dan diceraikan atau tidak mempunyai
kesempatan untuk menikah . Bisa juga karena keluarga yang memintanya untuk
bekerja, seperti membantu suaminya atau untuk merawat anak-anaknya, atau
adik laki-laki dan adik perempuannya, menjaga ayahnya yang telah tua, seperti
dalam kisah dua orang anak perempuan yang menjaga seorang pria tua yang
tertulis dalam surat Al-Qashash yang biasa menjaga ternak ayahnya. Allah yang
Maha Kuasa berfirman, “Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia
menjumpai sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia
memjumpai dibelakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang
menghambat ternaknya. Musa berkata : Apa maksutnmu dengan berbuat begitu?
“Kedua wannita itu menjawab : “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami,
sebelum pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah
orang tua yang telah lanjut umurnya.”(Al-Qashash)
Masyarakat sendiri butuh seorang wanita pekerja seperti memberikan
perawatan medis kepada wanita dan menjaganya , mengajari gadis-gadis dan
pekerjaan yang berhubungan dengan wanita. Jika diperbolehkan beberapa wanita
untuk bekerja, harus dibatasi dengan kondisi-kondisi sebagai berikut :
[6]
 Pekerjaan itu harus sah menurut hokum islam sehingga tidak
bolehdalam pekerjaaan yang diharamkan oleh islam, misalnya
sebagai pembatu yang bekerja dirumah bujangan atau sebagai
sekertaris pribadi untuk seorang manajer, yang posisinya
membuat dia harus tinggal bersama.
 Jika wanita keluar rumah, dia harus tetap taat pada morang
seorang wanita muslimahdalam berpakaian, cara berbicara dan
tingkah laku, pandangan dan kemaluannya seperti pada arti ayat
berikut : “ Hai istri-istri nabi , kamu sekalian tidaklah seperti
wanita lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk
dalam berbicara sehingga orang yang ada penyakit dalam
hatunya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (Al-Ahzab:32)
 Pekerjaan wanita tidak boleh mempengaruhi tugasnya yang tak
boleh diabaikan, seperti tugasnya terhadap anak-anak dan
suaminya.
 Suasana lingkungan harus membantunya dalam melakukan
tugasnya sama baiknya saat ia mendapatkan hak-haknya seperti
bekerja paruh waktu .
 Harus ada dalam departemen, perusahaan, bank, bahkan instansi
yang jauh dari godaan dan dimana wanita tak sendirian sengan
satu atau beberapa lelaki. Allah lah yang mengatakan kebenaran
dan menuntun pada jalan yang benar.

2.5 Wanita Kari Jaman Modern


Seiring dengan berubahnya cara pandang masyarakat terhadap peran dan
posisi kaum wanita di tengah masyarakat, maka saat ini sebagaimana kaum pria
banyak kaum wanita yang berkarir, baik di bidang sosial, politik, pemerintahan
dan kemiliteran. Namun sulitnya pengakuan sosial terhadap keterlibatan wanita
di dunia publik. Selain disebabkan oleh faktor budaya, didasarkan pula oleh
pemahaman agama yang mana ada pihak yang berkuasa atau kuat keinginan
masyarakat untuk mempertahankan tradisi yang telah ada. Fenomena
ketidakadilan sering terjadi terhadap wanita terutama ketika ia berada dalam
sektor publik. Ketidakadilan itu terlihat dari adanya marginalisasi, diskriminasi,

[7]
dan subordinasi wanita dan pria. Diskriminasi wanita di tempat kerja, wanita
ditempatkan pada posisi sekunder karena munculnya anggapan wanita cenderung
lebih pasif dan memiliki intelektual lebih rendah dibanding pria.
Tak jarang wanita dipandang kurang produktif karena terhalang cuti
hamil dan melahirkan. Serta pengupahan lebih rendah dari pria karena wanita
dianggap pencari nafkah tambahan. Kemudian peneliti mencoba melihat wanita
karir dalam pandangan tokoh feminis Indonesia yaitu Husein Muhammad yang
pemikirannya masih kental dengan dunia pesantren dan menggunakan rujukan
fiqh klasik, ditambah kemampuannya membaca secara kritis terhadap khasanah
Islam, serta membentuk sebuah pemikiran yang cukup utuh dan sistematis
mengenai fiqh khususnya fiqh wanita dalam perspektif gender. Melihat wanita
karir adalah wanita yang mandiri, bekerja menghidupi dirinya sendiri serta untuk
mengaktualisasikan dirinya baik ruang publik maupun domestik. Husein
Muhammad juga melihat wanita dan pria yang sudah dewasa berhak bekerja
dimanasaja, Di dalam rumah maupun di luar rumah. Setiap orang harus bisa
mandiri, tidak tergantung pada orang lain, tetapi harus bisa bekerja sama. Jadi
wanita berkarier tidak ada masalah sama dengan pria berkarir, kendala ada pada
siapa saja yang bekerja. Yang diperlukan adalah sikap saling menghormati, dan
saling bekerja sama untuk saling menghidupi guna mensejahterkan. Wanita karir
di Indonesia sudah mengalami kemajuan besar meski masih ada paradigma sosial
yang belum jelas mengenai posisi wanita. Namun wanita Indonesia sudah bisa
berkarir di semua bidang publik yang semula diperuntukkan pria, serta sudah
memperlihatkan kapabelitas dan prestasinya dalam segala bidang. Terbukanya
ruang publik bagi wanita memberikan sumbangan yang berharga bagi kemajuan
masyarakat. Semakin banyaknya wanita yang sukses dalam karir dapat
menjadikan masyarakat dan Negara semakin maju.

2.6 Pekerjaan Yang Sesuai Dengan Fitrah Kewanitaannya


Islam tidak memberikan beban untuk memikul tanggung jawab
memberikan nafkah pada dirinya,tetapi memberikan tanggung jawa tersebut
kepada bapak,suami atau salah satu kerabat. Yang demikian itu karena sengaja
Islam membebankan kepada orang laki-laki untuk meberikan nafkah kepada
keluarga serta tanggung jawab menanggung hidupnya,supaya wanita dapat
[8]
memfokuskan tugasnya mengurus rumah dan menjadi seorang ibu rumah tangga
yang baik,sehingga bisa menjadi penyejuk rumah,penghibur bagi suaminya dan
serta putera-puterinya,dan menjadi penghias yang senantiasa menyenangkan
untuk dipandang,serta “otak” yang mengatur urusanya.
Demikian itulah pandangan Islam trehadap wanita dan keluarga,dan itu
pula yang menjadi filsafat dam kehidupan rumah tangga.Tidak diragukan lagi
gahwa wanita Muslimah yang berada di bawah Bimbingan Islam mempunyai
perbedaan yang besar antara kondisi wanita Muslimah dan wanita barat.Di dalam
Islam,wanita Muslimah mendapat kehormatan,pemeliharaan dan jainan hidup
yang muli,sedangkan di Barat wanita mendapat perlakuan yang tidak
menguntungkan dan bahkan dihinakan,khususnya setelah menginjak usia tua.
Dalam bukunya yang berjudul Al-Marah Baina Al-Fiq wa Al-
Qanun,seorang dai besar Islam,Dr Musthafa As-Siba’i telah mengumpulkan
ungkapan pemikiran Barat mengenai masalah ini. Seorang filsuf dan ekonom
Perancis, Joul Simon, Mengatakan bahwa ”Wanita di Barat telahtelah menjadi
tenunan dan barang cetakan .Pemerintah telah memanfaatkan mereka untuk
bekerja di perusahan-perusahaan mereka.Dengan demikian itu,mereka untuk
bekerja di perusahaan-perusahaan mereka.Dengan demikian itu,mereka telah
mendapatkan uang berdolar-dolar,tetapi di sisi lain mereka merobohkan tiang-
tiang keluarga meraka. Selanjutnya dia mengatakan “Ada juga wanita yang lebih
maju dibandingkan laki-laki yang bekerja menangani pembukuan dan sebagai
lapangan perdangangan.
Selanjutnya dia kembali menuturkan :
“Wanita harus tetap menjadi wanita,karena dengan demikian itu dia akan
mendapatkan kebahagiannya da membagi kebahagiaan itu kepada orang lain.Kita
berkewajiban memperbaiki kondisi ksum wanita.Oleh karena itu,kita harus serius
dan bersunfgguh-sungguh untuk memperbaikinya serta menghindari berbagai
hal yang dapat menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang menghilangkan
fitrah kewanitaanya”.
Sebenarnya,wanita Barat sangat iri terhadap wanita Muslimah dan
berharap bisa mendapatkan hak, penghormatan, pemeliharaan jaminan dan
kemandirian seperti yang telah didapatkan wanita muslimah.
”Seorang sastrawan dan sekaligus pelancong misalnya, memandang
bahwa Amerika mengarahkan anak-anak mereka sejak kecil untuk mencintai
[9]
peralatandan hal-hal yang bersifat kepahlawanan dalam permainan mereka.Saya
merasa senag mendengarapa yang diungkapkan oleh Jabari, Karena sudah lima
tahun yang lalu aku kembali dari kujunganku dari Amerika serikat .Di dalam
rumah dan keluarga itu terdapat kesejahteraan masyarakat dan setiap individu
manusia serta menjadi inspirasi, kebaikan dan kreatiftas .
Terjunnya wanita menangani pekerjaa laki-laki dan bergelut dalam
kancah kehidupan keras serta bergumul denag kaum laki-laki untuk bisa
menggantikan atau bergabung dengan mereka.Tidak diragukan lagi bahwa
wanita muslimah yang sadar bahwa bimbingan agamnya.

BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa:
1. Wanita karier adalah perempuan yang memiliki karir atau yang
menganggap kehidupan kerjanya dengan serius.
2. Dengan berkarier, seorang wanita akan mendapatkan imbalan yang
kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
3. Wanita karier berdampak Positif terhadap ekonomi keluarga, pengisi
waktu luang, peningkatan sumber daya manusia, percaya diri dan lebih
merawat pada penampilannya.
4. Wanita karier juga berdampak negative terhadap perkembangan anak,
suami, rumah tangga, dan masyarakat sekitarnya.mendapat izin orang
tua (kalau belum menikah) atau suami, serta menjaga pandangannya
(ghadhdh al-bashar) dan dengan alasan yang tidak bertentangan dengan
syariat islam.
B. Saran

Sudah waktunya kita memahami betapa agungnya dien ini di dalam setiap
produk hukumnya, berpegang teguh dengannya, menjadikannya sebagai hukum
yang berlaku terhadap semua aturan di dalam kehidupan kita serta berkeyakinan
secara penuh, bahwa ia akan selalu cocok dan sesuai di dalam setiap masa dan

[10]
tempat. Tidak ada bentuk diskriminasi dan ketidakadilan bagaimanapun
bentuknya, termasuk dalam berkarier baik laki-laki maupun wanita. Wanita
boleh saja berkarier selama memperhatikan etika, tidak menimbulkan fitnah serta
tidak mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu.

Dari beberapa kriteria di atas, sepertinya sulit kita menemukan karier


wanita yang ada saat ini bisa memenuhi ketentuan tesebut kecuali sedikit sekali.
Bahkan yang banyak kita saksikan adalah bahwa setiap karier wanita saat ini
baik di kantor, pabrik, sales atau lainnya penuh dengan ikhtilat, pakaian yang
tidak syar’i dan banyak menimbulkan fitnah. Oleh karena itu, kaum wanita
mukminah hendaknya bertaqwa pada Allah, takut pada adzab-Nya yang pedih,
tidak karena hanya beberapa keping uang rela menerjang larangan Allah dan
Rasul-Nya. Padahal sebenarnya banyak dari kalangan wanita karier tersebut
bukan karena kebutuhan yang mendesak atau karena sebab syar’i lainnya namun
mungkin hanya karena mengejar ambisi dunia. Wallahu a‘lam.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : http://kompasiana.comwww.nabilahfirda.com/bicara-soal-wanita-wanita-karir-
dampak-negatif-wanita-karir_54f93a26a33311b6078b48e9. Akses tanggal 22
April 2017, pukul 15.30 WIB.

Sumber : (http://dimaswarning.wordpress.com/wanita-karir-dampak-negatif-dan-
positif/). Akses tanggal 20 Juni 2013, pukul 17.03

Sumber : (http://siskanajwa.blogspot.com), Diposkan oleh I'm Proud to be Muslimah


tentang “Ayat Al-Quran dan Al-Hadits yang berkaitan dengan Perkara
Korupsi”. Akses tanggal 22 juni 2013, pukul 23.14 Wita.

[11]

Anda mungkin juga menyukai