Disusun Oleh
Kelompok 12:
1. Iqbal 1904031006
2. Septa Suhindiah 1904030008
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliahPolitik Islamsehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Konsep
Wanita Karir, Kepemimpinan Dalam Rumah Tangga Dan Masyarakat Bagi Wanita.”
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan sebagai pegangan
dalam mempelajari materi tentang ” Konsep Wanita Karir, Kepemimpinan Dalam Rumah
Tangga Dan Masyarakat Bagi Wanita.”
Juga merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah pihak
dalam proses perkuliahan pada mata kuliah Masailul Fiqhyah.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wanita Karir............................................................
B. Motivasi Wanita Karir Terjun Ke Dunia Karir.........................
C. Hukum Wanita Karir.................................................................
D. Dampak Positif Dan Negatif Dari Wanita Karir.......................
E. Pandangan Islam Tentang Wanita Karir...................................
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa lampau, wanita masih dangat terikat dengan nilai-nilai tradisional yang
mengakar di tengah-tengah masyarakat. Sehinngga jika da wanita yang berkarir untuk
mengembangkan keahlianya di luar rumah, maka mereka dianggap telah melanggar
tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkunganya. Dengan
demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri di tengah-
tengah masyarakat.
Seiring dengan berubahnya cara pandang masyarakat terhadap peran dan posisi
kaum perempuan di tengah-tengah masyarakat, maka kini sudah banyak kaum
perempuan yang berkarir, baik di kantor perempuan maupu swasta bahkan ada yang
berkarir di kemiliteran dan kepolisian.
Namun masalahnya kemudian, bagaimana pandangan Islam terhadap keterlibatan
perempuan diberbagai sektor di luar rumah, sedangkan perempuan mempunyai tuagas
utama sebagai rumah tangga. Sehubungan dengan hal tersebut, maka lebih jelasnya
dalam makalah ini akan membahas tentang wanita karir dan kepemimpinanya, penulis
akan mengulasnya dalam makalah ini, dengan harapan melalui tulisan sederhana ini
mampu membantu berbagai pihak yang membacanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Wanita Karir ?
2. Apa Motivasi Wanita Karir Terjun Ke Dunia Karir ?
3. Apa Hukum Wanita Karir ?
4. Bagaimana Dampak Positif Dan Negatif Dari Wanita Karir ?
5. Bagaimana Pandangan Islam Tentang Wanita Karir ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengatahui Pengertian dari Wanita Karir,Motivasi Wanita Karir Terjun Kedunia
Karir, Hukum, Dampak, Serta Pandangan Islam Mengenai Wanita Karir.
BAB II
PEMBAHASAN
Wanita Karir Adalah Seseorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaanya secara
serius perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya secara
serius (mengalahkan sisi kehidupan yang lain), ataupun bisa disebut dengan wanita yang
mampu mengelola hidupnya secara menyenangkan atau memuaskan baik dalam
kehidupan propesional (pekerjaan di kantor) maupun di dalam membina rumah
tangganya.
Menurut Imam Asy-Syar’wi Rahimahullah ditanya tentang perempuan (seorang
istri) yang keluar rumah untuk bekerja. Apakah Islam membolehkanya untuk
meninggalkan rumah dan anak-anaknya bekerja di luar rumah ia menjawab dengan
mengatakan bahwa perempuan ketika keluar rumah untuk bekerja, maka saat dia kembali
ia berada dalam kondisi lelah sementara anak-anaknya terabaikan dari pengawasan orang
tuanya, sehingga sang istripun merasakan berbagai tekanan yang menyusahkanya seperti
perasaan asing, tidak sejalan dengan suami dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mendidik anak-anaknya dan menjukkan kasih sayang kepada mereka.
B. Motivasi Wanita Karir Terjun Ke Dunia Karir
a. Pendidikan
Pendidikan dapat melahirkan wanita karir dalam berbagai lapangan kerja.
Kemajuan ini menyababkan wanita tidak puas bila hanya menjalankan peranan di
rumah saja.
b. Terpaksa oleh keadaan yang mendesak
Karena keadaan keuangan tidak menentu sementara kebutuhan semakin
membutuhkan pemenuhan sehingga dengan sendirinya ia harusbekerja diluar
rumah
c. Untuk mencari kekayaan sebanyak-banyaknya
Ini biasanya terjadi pada wanita yang menganggap bahwa uang diatas
segalanya,dimana yang paling penting didalam hidupnya adalah menumpuk
kekayaan.
d. Untuk mengisi waktu luang
Di antara perempuan ada yang merasa bosan diam di rumah karena tidak
mempunyai kesibukan dengan urusan rumah tangganya. Oleh sebab itu, untuk
menghilangkan rasa bosan tersebut ia ingin mencari kegiatan di bidang usaha dan
sebagainya.
e. Untuk mencari ketenangan dan hiburan
Seorang perempuan mungkin mempunyai kemelut yang berkepanjangan dalam
keluarga yang sulit di atasi , oleh sebab itu ia mencari jalan keluar dengan
menyibukkan diri di luar rumah
f. Untuk mengembangkan bakat
Bakat melahirkan perempuan karir yang bukan sarjana , namun berbakat dalam
bibdang tertentu.
C. Hukum Wanita Karir
Ada berbagai pendapat mengenai wanita karier ini yang semuanya berdasarkan
alasan tersendiri, diantaranya:
1. Melarang wanita menjadi wanita karier
Menurut ulama yang berpendapat seperti ini, pada dasarnya hukum karier wanita
di luar rumah adalah terlarang, karena dengan bekerja diluar rumah maka akan ada
banyak kewajiban dia yang harus ditinggalkan. Misalnya melayani keperluan suami,
mengurusi dan mendidik anak serta hal lainnya yang menjadi tugas dan kewajiban
seorang istri dan ibu. Padahal semua kewajiban ini sangat melelahkan yang
membutuhkan perhatian khusus.
Semua kewajiban ini tidak mungkin terpenuhi kecuali kalau seorang wanita
tersebut memberi perhatian khusus padanya.
Larangan ini didasarkan bahwa suami diwajibkan untuk membimbing istrinya pada jalan
kebaikan sedang istri diwajibkan mentaatinya. Begitu pula dengan hal dunia laki-laki dan
wanita, maka islam menjadikan laki-laki diluar rumah untuk mencari nafkah bagi
keluarganya.
2. Memperbolehkan wanita berkarier di luar rumah
Jika memang ada sesuatu yang sangat mendesak untuk berkariernya wanita diluar
rumah maka hal ini diperbolehkan. Namun harus dipahami bahwa sebuah kebutuhan
yang mendesak ini harus ditentukan dengan kadarnya yang sesuai sebagaimana sebuah
kaidah fiqhiyah yang masyhur. Dan kebutuhan yang mendesak ini misalnya :
Wanita karir akan berusaha untuk mempecantik diri dan penampilannya agar
selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan kebangaan tersendiri bagi
suaminya, yang melihat istrinya tampil prima didepan para relasinya.
Terhadap Anak
Manakala seorang wanita karier biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah
setelah seharian bekerja diluar rumah, hal ini secara psikologis akan berpengaruh
terhadap tingkat kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan
rumah tangga seharihari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya.
Jika hal itu terjadi maka sang Ibu akan mudah marah dan berkurang rasa
pedulinya terhadap anak. Survey yang dilakukan di negara-negara Barat
menunjukkan bahwa banyak anak kecil yang menjadi korban kekerasan orangtua
yang seharusnya tidak terjadi apabila mereka memiliki kesabaran yang cukup
dalam mendidik anak. Hal lain yang lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-
anak kepada hal yang negatif, seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai
akibat dari kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua, khususnya Ibu
terhadap anak-anaknya. Wanita karir akan kekurangan waktu dalamm mendidik
anak dan sering kali menyebabkan bermain, terlibat gang, tawuran, serta
mudahnya anak-anak terbawa arus pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba.
Terhadap Suami
Dibalik kebanggaan suami yang mempunyai istri karir yang maju, aktif, kreatif,
pandai yang dibutuhkan masyarakat tidak mustahil menemui persoalan-persoalan
dengan istrinya. Apabila seorang istri tenggelam dalam kariernya, pulang sangat
letih, sementara suaminya di kantor tengah menghadapi masalah dan ingin
menemukan istri di dalam rumah dalam keadaan segar dan memancarkan
senyuman kemesraan, tetapi yang ia dapatkan hanyalah istri yang cemberut
karena kelelahan. Ini akan menjadi masalah yang runyam dalam keluarga.
Kebanyakan suami yang istrinya berkarier merasa sedih dan sakit hati apabila
istrinya yang berkarier tidak ada di tengah-tengah keluarganya pada saat
keluarganya membutuhkan kehadiran mereka. Juga ada keresahan pada diri
suami, khususnya pasangan-pasangan usia muda karena mereka selalu menunda
kehamilan dan menolak untuk memiliki anak dengan alasan takut mengganggu
karir yang tengah dirintis olehnya.
Terhadap Masyarakat
Para ulama masih memperdebatkan bolehkah seorang wanita (istri) bekerja di luar
rumah. Untuk mengetahui bagaimana hukum wanita yang bekerja atau berkarir dapat dilihat
dari fatwa-fatwa para ulama. Ada dua pendapat tentang boleh tidaknya wanita bekerja di luar
rumah.
Pendapat yang paling ketat menyatakan tidak boleh, karena dianggap bertentangan
dengan kodrat wanita yang telah diberikan dan ditentukan oleh Tuhan. Peran wanita secara
alamiah, menurut pandangan ini, adalah menjadi istri yang dapat menenangkan suami,
melahirkan, mendidik anak, dan mengatur rumah. Dengan kata lain, tugas wanita adalah
dalam sektor domestik. Pendapat yang relatif lebih longgar menyatakan bahwa wanita
diperkenankan bekerja di luar rumah dalam bidang-bidang tertentu yang sesuai dengan
kewanitaan, keibuan, dan keistrian, seperti pengajaran, pengobatan, perawatan, serta
perdagangan. Bidang-bidang ini selaras dengan kewanitaan.
Wanita yang melakukan pekerjaan selain itu dianggap menyalahi kodrat kewanitaan
dan tergolong orang-orang yang dilaknat Allah karena menyerupai pria.
Dalam sejarah Islam awal, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada
masa Nabi Saw cukup beraneka ragam. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti
Ummu Salim binti Malhan, yang menjadi perawat atau bidan. Bidang perdagangan, nama
istri Nabi yang pertama, Khadijah binti Khuwailid, tercatat sebagai seorang sangat sukses.
Istri Nabi Saw lainnya, Zainab binti Jahsy, aktif bekerja sampai pada menyamak kulit
binatang, dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan. Raithah, istri sahabat Nabi Abdullah bin
Mas`ud, sangat aktif bekerja, karena suami dan anaknya tidak mampu mencukupi kebutu-
han hidup keluarganya.
Adapun fatwa atau pendapat yang menekankan kepada kaum wanita yang bekerja
untuk kembali kepada tugas kodrati mereka, yakni sebagai seorang istri dan ibu sejati,
umumnya berasal dari sebagian besar ulama Timur Tengah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wanita Karir Adalah Seseorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaanya secara
serius perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya secara
serius (mengalahkan sisi kehidupan yang lain), ataupun bisa disebut dengan wanita yang
mampu mengelola hidupnya secara menyenangkan atau memuaskan baik dalam
kehidupan propesional (pekerjaan di kantor) maupun di dalam membina rumah
tangganya.
Berkarier bagi muslimah boleh-boleh saja asalkan tidak keluar dari koridor Syariat Islam
seperti tersurat dan tersirat dalam kisah nabi Musa dan kedua putri Nabi Syuaib.
Pertama, memenuhi tata cara pergaulan yang Islami, yaitu menghindari hal-hal yang
bersifat jahiliyyah seperti bercampur-baur dengan laki-laki asing (ikhtilath), pamer aurat
(tabarruj), melembutkan suara dengan maksud memikat hati laki-laki, dan berdua-duaan
(khalwat) dengan non-muhrim yang bisa menimbulkan fitnah. Dan kedua, mendapat izin
orang tua (kalau belum menikah) atau suami, serta menjaga pandangannya (ghadhdh al-
bas ) dan dengan alasan yang tidak bertentangan dengan syariat islam.
B. SARAN
Sudah waktunya kita memahami betapa agungnya Agama ini di dalam setiap produk
hukumnya, berpegang teguh dengannya, menjadikannya sebagai hukum yang berlaku
terhadap semua aturan di dalam kehidupan kita serta berkeyakinan secara penuh, bahwa
ia akan selalu cocok dan sesuai di dalam setiap masa dan tempat. Tidak ada bentuk
diskriminasi dan ketidakadilan bagaimanapun bentuknya, termasuk dalam berkarier baik
laki-laki maupun wanita. Wanita boleh saja berkarier selama memperhatikan etika, tidak
menimbulkan fitnah serta tidak mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu.
DAFTAR ISI