Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KARYA MOMENTAL UMAT ISLAM DAN IPTEK

Dosen Pengampu : Sabrina Pertiwi, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Evi Nelyanti (2021201005)
2. Juwita Ambarsari (2021201009)
3. Kris Indriyani (20212010 )

KELAS 12 PGSD REGULER


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHHAMMADIYAH OKU TIMUR
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Karya Momental
Umat Islam dan Iptek.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Ibu Sabrina Pertiwi, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Kami sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar kami dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.

Belitang, Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi................................................................................... 3
B. Motif Berprestasi dalam Kewirausahaan................................................... 3
C. Bagaimana Berwirausaha.......................................................................... 4
D. Langkah Menuju Kewirausahaan.............................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah
agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib
hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik itu
ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini banyak
masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang menemukan
pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi sebenarnya
adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
Dalam bahasa Arab, pengetahuan digambarkan dengan istilah al- ilm,
diambil dari kata ‘alamah, yang berarti “tanda”, “simbol”, atau ”lambang”,
yang dengannya sesuatu itu dapat dikenal. Tapi alamah juga berarti
pengetahuan, lencana, karakteristik, petunjuk dan gejala. Karenanya ma’lam
(ma’alim) berarti juga petunjuk jalan, Dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan dianggap dapat menunjukkan jalan menuju kesejahteraan dan
juga menerangi kehidupan umat manusia, yang jika Berjaya ilmu
pengetahuan maka sejahteralah kehidupan pada saat itu, apabila ilmu
pengetahuan tidak berkembang maka kehidupan akan menjadi tertutup,
primitif dan tidak berkembang pula.
Islam pernah mengalami kejayaan di dalam ilmu pengetahuan di masa
lalu, Tokoh-tokoh Islam pada masa itu sangat membawa agama Islam pada
masa kejayaan yang sangat tinggi. Latar belakang penulis dalam menulis
makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang agama Islam sebagai
pelopor dalam ilmu pengetahuan pada masa itu. Pada peradaban kejayaannya
Islam masuk ke Eropa, dan bangsa-bangsa Eropa yang pada waktu itu sangat
primitif, kemudian tertolong dengan kedatangan tokoh-tokoh Islam tersebut.
Itulah bukti kekuatan ilmu pengetahuan terhadap kesejahteraan umat. Pada
masa Napoleon Bonaparte ke Mesir agama Islam mulai jatuh, dan ilmu
pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh

1
Islam dilanjutkan oleh bangsa-bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai
para penemu adalah bangsa Eropa. Dan hal ini menandai kemunduran
pengembangan ilmu pengetahuan dalam umat islam.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hakikat ipteks dalam pandangan Islam?
2. Jelaskan kejayaan dan kemunduran, serta upaya kebangkitan umat Islam?
3. Jelaskan hubungan agama dan budaya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat ipteks dalam pandangan Islam.
2. Untuk mengetahui kejayaan dan kemunduran, serta upaya kebangkitan
umat Islam.
3. Untuk mengetahui hubungan agama dan budaya.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Hakikat Ipteks dalam Pandangan Islam

B. Zaman Kejayaan dan Kemunduran, Serta Upaya Kebangkitan Umat


Islam
C. Hubungan Ilmu Agama dan Budaya
Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil
hikmahnya. Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha.
Kadang-kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut.
Namun, jika kita telaah lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak
cerita suka duka dibelakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang
menyedihkan dibalik suskses yang diraih pengusaha tersebut. Ada pengusaha
yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih-tatih. Bahkan, seringkali
penderita tersebut menderiat kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena
keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari
waktu ke waktu selama bertahun-tahun akhirnya berhasil.
Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab
untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai
merintintis usahanya, yaitu :
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan (iseng)
4. Coba-coba
5. Terpaksa
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak
ditemui. Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah
memiliki usaha sebelumnya. Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya
seseorang dengan sengaja mendirikan usahanya. Biasanya mereka belajar dari
kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti contoh dari pengusaha yang ada
dengan mencari modal atau bermitra dengan orag lain. Model ini biasa
dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis.
Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan. Kesuksesan dan

3
kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja,
biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan
untuk tambah kegiatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang
mencoba menjual atau memproduksi suatu skala kecil untuk mengisi waktu
luang. Akan tetapi, usaha ini ternayata terus meningkat. Meningkatnya
pesanan atau permintaan ini terus pula direspon oleh pemilik denagn
menambahkan modal dan kapasitas produksinya. Maka, kegiatan yang
semula dilakukan hanta untuk mengisi wakttu senggang menjadi kegaitan
yang memberikan hasil yang luar biasa.
Memulai usaha dengan coba-coba cukup banyak dilakukan dan juga
menunai keuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum
memiliki pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka
yang baru terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak
sedikit usaha yang diawali dengan coba-coba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun
berdasarkan hasil penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang
berhasil karena keterpaksaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai
usaha, baik secara berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai
usaha yang lazim dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendirikan usaha baru.
Artinya seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan
yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala
sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akta notaris
sampai ke pengadilan negeri (Departemen Kehakiman), kemudian
mengurus izin-izin yang dibutuhkan. Disamping itu tugas lain adalah
mencari lokasi yang tepat dan menyediakan peralatan atau mesin yang
sesuai dengan usahanya.
2. Membeli perusahaan

4
Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah
ada atau sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan
terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak
aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham
berikut aset perusahaan yang dimiliki.
3. Kerja sama maajemen dengan sistem waralaba (Franchising)
Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen
perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan
induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan
disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan
oleh franchisor berupa :
b. Pemilihan lokasi usaha
c. Bentuk bangunan
d. Layout gedung dan ruangan
e. Peralatan yang diperlukan
f. Pemilihan karyawan
g. Penentuan atau penyediaan bahan baku atau produksi
h. Iklan bersama.
Cara seperti ini sudah pernah dilakukan oleh McDonald,
Indomart, Rumah makan sederhana, dan lain-lain.
4. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Artinya pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah
ada sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan
kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh
perusahaan keluarga (Kasmir, 2013:38-41).

D. Langkah Menuju Kewirausahaan


Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa
karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan
keberhasilan berwirausaha sebagai berikut :

5
1. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide
atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk
menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang. Apabila ada
kesiapan dalam menghadapi risiko.
2. Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan,
dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja
keras sesuai dengan urgensinya, wirausahawan harus mampu
mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua
pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan
dan secara kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi,
kerja keras, dan memiliki keberanian secara bertanggung jawab. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan papanran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
motivasi adalah dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan suatu tindakan  untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau
diharapakan. Jenis motivasi adakalanya motivasi positif dan motivasi negatif.
Tujuan motivasi di antaranya adalah mendorong gairah dan semangat kerja,
meningkatkan kepuasan, meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan
loyalitas, efektifitas, efisiensi, meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif
berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk

6
mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. Ada banyak faktor
yang mendorong dan menghambat kesuksesan dalam berwirausaha. Tetapi
keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam berwirausaha sangat bergantung
pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri.

B. Saran
Disarankan bagi setiap pembaca yang nantinya akan memulai
berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik,
dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang
wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses
risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga
semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat
dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di
jalankannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dun Steinhoff, John F. Burgess. 1993. Small Business Management


Fundamentals 6th ed. New York: Mcgraw Hill, Inc.

Kasmir. 2013. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan


Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suhandana, G. Anggan.1980.  Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku


Kewirausahaan Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP.

Suryana. 2013. Kewirausahaan :Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:


Salemba Empat.

7
8

Anda mungkin juga menyukai