Anda di halaman 1dari 16

PORTOFOLIO PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

USAHA YANG SESUAI DENGAN SYARIAT ISLAM

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (XII IPS 2)
1. Achmad Nuruddin
2. Alysia Madya
3. Dinda Amanda Yudistira
4. Haikal Bakti Pradana
5. Inayah Dwi Anggraeni
6. Muhammad Azril Al Athaf
7. Nanda Kurnia Suci
8. Putri Fatikha Damariyanti
9. Redza Albani
10. Titin Nabila

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Babelan


Jl. Taman Kebalen Indah Babelan – Bekasi
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, pertama dan yang utama marilah kita senantiasa memanjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, serta Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Portofolio “Usaha yang Sesuai dengan Syariat Islam”.

Portofolio ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Terima kasih kami ucapkan untuk teman-
teman dan orang di sekitar atas bantuan dan kerja sama nya yang telah ikut
berperan dalam proses dalam penyusunan portofolio. Semoga isi portofolio
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
bahwa di dalam por yang telahsaya buat ini tentu masih ada yang harus
diperbaiki, Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan
saran dari bapak dan teman-teman sekalian, agar portofolio selanjutnya lebih
baik lagi.

Bekasi, 29 Januari 2024

Kelompok 3

i|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................................ 2
D. Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Pengertian Kewirausahaan .............................................................................. 3
B. Manfaat Usaha Sesuai Syariat Islam............................................................... 3
C. Prinsip Dalam Berusaha Sesuai Syariat Islam ............................................... 5
D. Cara Memulai Usaha Menurut Syariat Islam ................................................ 6
BAB III PENUTUP .................................................................................... 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
LAMPIRAN ................................................................................................ 12

ii | P a g e
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran Islam mencakup segala aspek kehidupan manusia sebagaimana


firman Allah SWT (maksudnya) : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Kuridhai Islam sebagai agama bagimu. (QS. Al- Maidah 5: 3). Oleh karenanya
Islam merupakan suatu ketentuan, norma, pola hidup yang melingkupi
kehidupan manusia serta jadi pedoman dalam mengarungi kehidupannya yang
berikutnya pedoman itu dijabarkan dalam fiqih Islam. Lagi fiqih itu sendiri
merupakan sesuatu pola hidup yang ditawarkan Islam dalam wujud uraian
secara mendalam terhadap hukum serta syarat Allah buat diaplikasikan dalam
kehidupan manusia.

Ada pula kewirausahaan dalam disiplin ilmu fiqh ialah bagian ulasan
muamalah. Sebaliknya perdagangan merupakan bahagian dari aktivitas
kewirausahaan. Apabila kita berdialog tentang kewirausahaan bagi pemikiran
Islam, hingga rambu-rambu yang wajib dicermati dalam aktivitas ini
merupakan teori- teori yang sudah digambarkan dalam Al- Quran serta As-
Sunnah selaku norma serta etika dalam berwirausaha spesialnya dalam
perdagangan.

Islam pula mengarahkan gimana manusia itu aktif dalam menempuh


kegiatan sertasemangat bekerja keras buat mencari nafkah serta menanggapi
kebutuhan tiap hari. Allah SWT, menyeru manusia buat bertebaran di muka
bumi buat menuntut karunia Allah, dalam perihal ini artinya merupakan rezki
Allah. Apalagi Rasulullah juga sangat menyarankan kepada ummatnya buat
aktif dalam bekerja. Tidak sedikit hadits Rasulullah yang menegaskan tentang
perihal itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kewirausahaan?


2. Apa manfaat usaha sesuai syariat Islam?
3. Bagaimana prinsip dalam berusaha sesuai syariat Islam?
4. Cara memulai usaha menurut syariat Islam?

1|Page
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan.


2. Untuk mengetahui seperti apa usaha yang sesuai dengan syariat Islam.

D. Manfaat

1. Mengetahui pengertian kewirausahaan.


2. Mengetahui usaha yang sesuai dengan syariat Islam.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Secara etimologi wirausaha berasal dari kata "wira" yang berarti pejuang,
teladan, manusia unggul, gagah berani dan berwatak agung dan "usana" yang
berarti perbuatan untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan. Jadi secara
etimologi, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Kewirausahaan yang dalam bahasa Inggris disebut entrepreneuship adalah


proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau


sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard
Cantillon (1775), mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-
employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian. Menurut Penrose (1963) kegiatan
kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya
dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap
dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. Manfaat Usaha Sesuai Syariat Islam

3|Page
Islam sangat mendorong para pengikutnya untuk berwirausaha dan
berkontribusi pada perekonomian masyarakat.
Namun, dalam menjalankan usaha, Islam juga menitikberatkan pada nilai-nilai
etika dan keadilan sehingga tercipta manfaat bagi individu, lingkungan, dan
umat secara keseluruhan. Berikut beberapa manfaat usaha yang sesuai dengan
syairat Islam:

• Manfaat Spiritual:

Menjalankan ibadah kepada Allah: Setiap aktivitas yang dilakukan dengan niat
mencari rezeki yang halal dan untuk membantu sesama dianggap sebagai
ibadah.

Menghindarkan dari riba: Islam melarang riba dan mendorong transaksi yang
adil dan transparan, sehingga usaha yang sesuai syairat terhindar dari dosa riba.

Memberi kesempatan berbuat kebaikan: Keuntungan dari usaha dapat


digunakan untuk berzakat, berwakaf, membantu fakir miskin, dan kegiatan
sosial lainnya, sehingga mendatangkan pahala.

• Manfaat Sosial:

Menciptakan lapangan kerja: Usaha yang berkembang dapat menyerap tenaga


kerja dan mengurangi pengangguran, memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menghidupkan perekonomian: Aktivitas usaha berkontribusi pada perputaran


uang, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong kemajuan ekonomi
secara keseluruhan.

Memenuhi kebutuhan masyarakat: Usaha yang sesuai kebutuhan masyarakat


menyediakan produk dan jasa yang bermanfaat, dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat.

• Manfaat Individual:

Kebebasan finansial: Keberhasilan usaha dapat memberikan kemandirian


finansial, meningkatkan taraf hidup, dan membuka peluang untuk memenuhi
kebutuhan serta meraih cita-cita.

4|Page
Pertumbuhan pribadi: Menjalankan usaha melatih keterampilan,
mengembangkan kreativitas, dan membangun mental yang kuat dan pantang
menyerah.

Kebahagiaan dan kepuasan: Mencapai kesuksesan dalam usaha yang sesuai


nilai-nilai Islam dapat memberikan rasa bangga, kepuasan, dan kebahagiaan.

C. Prinsip Dalam Berusaha Sesuai Syariat Islam

1. Hukum Halal dan Haram

- Prinsip ini menekankan pentingnya memastikan bahwa barang atau jasa


yang diperdagangkan sesuai dengan aturan hukum Islam. Produk atau layanan
yang melibatkan substansi haram, seperti alkohol, daging babi, atau riba, harus
dihindari. Ini mencakup pemahaman dan pemastian bahwa semua tahap
produksi dan distribusi mematuhi standar kehalalan yang ditetapkan oleh
syariat Islam.

- Contohnya, seorang pedagang harus memastikan bahwa produk makanan


yang dijualnya tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan dalam Islam.
Sebaliknya, jika pedagang bergerak dalam bidang keuangan, ia harus
menghindari transaksi atau produk yang melibatkan riba.

- Prinsip ini mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab moral dan etika
dalam memastikan bahwa apa yang diperdagangkan tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan menjalankan bisnis sesuai dengan
hukum halal dan menghindari yang haram, pedagang berusaha memperoleh
rezeki yang halal dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Islam.

2. Transparansi dan Kejujuran

- Prinsip ini menekankan pentingnya transparansi dalam setiap aspek


transaksi bisnis. Pedagang diharapkan untuk berkomunikasi dengan jelas dan
jujur tentang barang atau jasa yang ditawarkan, serta semua informasi yang
relevan terkait transaksi.

- Hal ini melibatkan memberikan deskripsi yang akurat mengenai produk


atau layanan, termasuk kondisi dan karakteristiknya. Tidak memberikan

5|Page
informasi yang membingungkan atau menyesatkan konsumen merupakan
bagian dari kejujuran dalam berdagang.

- Pedagang yang mentransaksikan dengan integritas dan kejujuran


menghindari taktik penjualan yang dapat menyesatkan konsumen atau
menyembunyikan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Dengan menerapkan transparansi dan kejujuran, pedagang menciptakan dasar
yang kuat untuk kepercayaan dan hubungan yang berkelanjutan dengan
pelanggan, sesuai dengan prinsip-prinsip etika dalam Islam.

3. Zakat dan Sadaqah

- Prinsip ini mencerminkan tanggung jawab sosial dan kewajiban filantropi


yang dimiliki oleh pedagang Muslim. Zakat merupakan kewajiban
memberikan sebagian kecil dari kekayaan yang dimiliki kepada mereka yang
membutuhkan, sebagai bentuk kontribusi untuk kepentingan sosial dan
kesejahteraan umum.

- Zakat dihitung berdasarkan sejumlah persentase tertentu dari harta yang


dimiliki oleh individu atau perusahaan. Ini merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi sebagai bagian dari praktik keagamaan dalam Islam.

- Sadaqah, di sisi lain, adalah sumbangan sukarela yang diberikan tanpa


adanya kewajiban tertentu. Pedagang dapat memberikan sadaqah sebagai
tindakan kebaikan dan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan di luar
kewajiban zakat.

- Dengan melibatkan diri dalam praktik zakat dan sadaqah, pedagang


berkontribusi dalam membangun solidaritas sosial dan membantu
mengurangi kesenjangan ekonomi. Ini juga memperkuat nilai-nilai keadilan
dan saling peduli dalam masyarakat, mencerminkan aspek tanggung jawab
sosial dalam berdagang sesuai syariat Islam.

D. Cara Memulai Usaha Menurut Syariat Islam

Berikut adalah beberapa cara memulai usaha yang baik menurut ajaran agama
Islam:

1. Meluruskan Niat yang Baik

6|Page
Perlu diingat bahwa segala aktivitas yang kita lakukan tujuannya untuk ibadah
dan mencapai keridhaan Allah. Begitupun dalam berwirausaha, harus
meluruskan niat yang baik agar hasilnya baik pula.

2. Membulatkan Tekad yang Kuat

Tekad yang kuat merupakan salah satu sifat yang paling penting untuk meraih
kesuksesan dalam hidup. Dalam berwirausaha perlu membulatkan tekad yang
kuat untuk bisa memulai dan bergerak.
Jika memiliki tekad yang kuat, maka akan mampu menghadapi segala
rintangan. Ketika mengalami kegagalan, maka segera bangkit.
Jika melakukan kesalahan, maka segera memperbaikinya demi hasil yang baik
baik.

3. Dalam Bidang yang Halal

Perlu mengetahui terlebih dahulu tentang halal haramnya suatu produk atau
jasa yang akan dijual. Pastikan bidang usaha memenuhi syariat Islam.
Menjual barang cacat atau rusak hukumnya haram dan tidak diperbolehkan
dalam islam. Secara tidak langsung jual beli tersebut termasuk penipuan.
Tidak hanya itu, seperti dalam menimbang barang tidak sesuai takarannya juga
termasuk unsur penipuan.

4. Mengajak atau Mencari Partner Usaha dengan Visi yang Sama

Dalam berwirausaha perlu mengajak atau mencari partner usaha dengan visi
yang sama. Carilah partner yang dapat membangun usaha dengan jujur, ulet,
dan tentunya menerapkan nilai-nilai keislaman.

5. Menentukan Strategi yang Tepat dan Halal

Hindari strategi usaha yang menyimpang dari islam, seperti menghalalkan


segala cara. Karena islam mengatur semua kegiatan manusia termasuk dalam
melakukan usaha.
Islam memberikan batasan apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang
tidak diperbolehkan.

Pertanyaan-pertanyaan yang di lontarakan narasumber kepada ibu


pengusaha :

7|Page
1. “Apakah usaha yg ibu bangun sudah memenuhi dengan
syariat islam?”

2. Mengapa ibu membuka usaha ini?

3. Apakah pendapatan dari usaha itu bisa mencukupi


kebutuhan keluarga ga?

4. Sejak kapan ibu/bapa mulai membuka usaha?

Berikut jawaban dari Pertanyaan-pertanyaan narasumber ke ibu


pengusaha :

1. Mulai usaha ini sekitar 5 tahunan lah semenjak bapak habis kena musibah
dari situ mulai usaha kecil kecilan.

2. Yaitu semenjak bapak itu sakit setelah kecelakaan usaha kecil di rumah
untuk menyambung hidup tapi bukan berarti bergantung pada penghasilan
tersebut jadi sekedar membantu bagaimanapun tetap mengharapkan usaha
dari suaminya untuk ngebantuin bapak untuk mencari nafkah.

3. Sebenarnya untuk mencukupi bersyukur Alhamdulilah cuma sekedar


membantu saja untuk mencukupi masih banyak kebutuhan lain dan
bagaimana tetap menghandalkan penghasilan suami.

4. In Syaa Allah udah memenuhi karena barang-barang yang ataupun


makanan serta minuman yang ibu jual udah dijamin halal dan kalau
timbangan pun tidak dikurangi tidak ditambahin ya sesuai pas harga pun
disesuaikan dengan warung-warung yang lain.

8|Page
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berwirausaha adalah merupakan kegiatan sosial yang dapat membantu


sesama makhluk yang saling ketergantungan antara satu sama lain. Islam
sangat menganjurakan manusia untuk berusaha memperoleh rezki yang telah
Allah janjikan dengan jalan usaha.

Berwirausaha berbasis syariah adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh


seseorang dengan berlandaskan syariat agama Islam, dimana setiap cara
memperoleh dan menggunakan harta yang mereka dapatkan harus sesuai
dengan aturan agama Islam baik yang halal dan menghindari yang haram.

Semangat berwirausaha telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau


sejak muda telah berwirausaha dari menggembala kambing hingga berdagang
ke negeri Syam. Semangat dan kerja keras Beliau menjadi panutan dan
motivasi bagi kaum muslimin untuk senantiasa mengais rezeki dengan jalan
berwirausaha.

Disamping berdagang adalah untuk menjawab kebutuhan ekonomi,


bahkan berwirausaha sangat dianjurkan dalam Islam sebagaimana sabda
Rasulullah SAW. "Mata pencarian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah?"
Jawab beliau: lalah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan
setiap jual beli yang bersih." (HR. Al-Bazzar).

Namun demikian, sepantasnyalah seorang pedagang melestarikan sifat-


sifat terpuji seperti yang dikemukan oleh Imam Al-Ghazali, yaitu: sifat taqwa,
zikir dan syukur, tidak mengambil laba secara berlebihan, sifat jujur, niat untuk
ibadah, azzam dan bangun lebih pagi, toleransi, silaturrahim, dan sebagainya.

B. Saran

Tidak dapat dipungkiri, bahwa tuntutan ekonomi sering membawa


kesenjangan dalam berbagai hal menyangkut perdagangan. Tidak jarang
wirausahawan yang melakukan kecurangan dalam berwirausaha, serta

9|Page
melanggar etika-etika wirausaha yang telah di ajarkan oleh Allah dan Rasul-
Nya.

Disamping itu, ada pula orang yang pesimis dalam berusaha dan bekerja.
Sementara Allah dan Rasul-Nya sangat mencintai orang-orang yang giat dalam
bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu,
melalui makalah ini kami menyarankan kepada para pembaca agar
mempedomani Al-Quran dan Hadits serta berpedoman kepada disiplin ilmu
fiqih tentang tata cara bermuamalah.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Faisal Azmi. (2017, September 7). Makalah Kewirausahaan Islam. Retrieved


from id.scribd.com: https://id.scribd.com/document/358232555/37662-
Makalah-Kewirausahaan-Islam
opopjatim. (2020, November 21). Cara Memulai Usaha yang Baik Menurut
Ajaran Islam. Retrieved from opop.jatimprov.go.id:
https://opop.jatimprov.go.id/detail/134/cara-memulai-usaha-yang-baik-
menurut-ajaran-islam
Rafli Hardiansyah. (2021, April 19). Makalah Bisnis Dalam Ajaran Islam-
Kelompok 5 Ab-1d. Retrieved from id.scribd.com:
https://id.scribd.com/document/503555867/Makalah-Bisnis-Dalam-
Ajaran-Islam-kelompok-5-Ab-1d

11 | P a g e
LAMPIRAN

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai