BISNIS SYARIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH
Dosen Pengampu :
Faridhatun Faizah, SE, MM,
Ahmad Nilnal Munachifdlil ‘Ula, S.Pd.I, M.Pd.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca makalah ini akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Bisnis Syariah........................................................................................3
B. Sejarah Perkembangan Bisnis Syariah....................................................................3
C. Dasar-Dasar Bisnis Syariah.....................................................................................4
D. Nilai Dasar Bisnis Syariah :....................................................................................5
E. Prinsip Dalam Bisnis Syariah..................................................................................5
F. Ciri Utama Dalam Bisnis Syariah...........................................................................6
G. Tujuan Bisnis Syariah.............................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lima tahun terakhir perkembangan bisnis dengan latar belakang agama,
yaitu Islam kian marak dan menjamur. Meski baru sebatas dibidang perbankan,
asuransi, micro finance, hotel, pendidikan, kesemuanya merupakan fenomena
yang menarik untuk dicermati. Seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia
yang mayoritas penduduknya muslim terhadap keharusan menggunakan dan
memanfaatkan produk (barang maupun jasa) yang halal dan barokah, maka peran
produsen atau perusahaan-perusahaan berbasis syariah menjadi sebuah alternatif
masa depan yang sangat menjanjikan. Barangkali ini dianggap terlalu optimis.
Tapi itulah trend yang sekarang sedang menuju ke arah sana. Jika melihat
perkembangan bisnis syariah termasuk juga lembaga-lembaga syariah di negara-
negara muslim lainnya seperti Kuwait, Uni Emirat Arab, Malaysia, bahkan
Singapura, Indonesia sudah tertinggal cukup jauh. Tak kalah heboh, negara-negara
Eropa pun kini sedang berpikir untuk membuka unit-unit usaha syariah. Satu sisi
tentang perkembangan itu kita semua patut bersyukur. Pada sisi yang lain, kita
juga patut waspada. Karena bukan tidak mungkin berbagai variasi produk syariah
yang bermunculan saat ini ternyata tidak lebih dari sekedar ‘berganti nama’.
Secara paradigmatic sebuah perusahaan bisa saja tetap berpijak pada konsep
bisnis sekuler-kapitalistik, tapi di poles dengan polesan syariah atau tepatnya etika
Islami, seperti : jujur, amanah dan sejenisnya. Sehingga hal penting bagi
perusahaan itu mendapatkan market share yang menguntungkan di pasar syariah.
Religion brand sebagaimana produk syariah kini, meski mungkin pangsa pasarnya
lebih spesifik dan sangat segmented, sangat mungkin dalam waktu dekat akan
menjadi produk yang banyak dibutuhkan oleh semua orang, bukan saja umat
Islam. Inilah tantangan kita, khususnya bagi pengusaha muslim untuk membangun
iv
peradaban bisnis yang syariah. Bukan saja sekedar polesan, tapi juga asas, konsep,
manusia, implementasi dan hasil yang benar-benar menampilkan sosok bisnis
berbasis syariah yang utuh, unik dan barokah. Dalam konteks perkuliahan
lembaga keuangan syariah, bisnis syariah sejatinya berupa perbankan syariah,
asuransi syariah, pegadaian syariah pasar modal syariah, penjaminan syariah,
hotel syariah dan lainnya (lembaga keuangan dan bukan keuangan).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui pengertian bisnis syariah dan sejarah perkembangan bisnis syariah
2. Mengetahui dasar-dasar bisnis syariah
3. Mengetahui prinsip dalam bisnis syariah
4. Mengetahui ciri utama bisnis syariah
5. Mengetahui tujuan bisnis syariah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa, syariat (al-syari’ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma’
li al istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqîm). Sedangkan secara istilah, syariah
bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui Rasulullah
Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah,
akhlak, makanan, minuman pakaian maupun muamalah (interaksi sesama manusia
dalam berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Menurut Syafi’I Antonio, syariah mempunyai keunikan tersendiri, syariah tidak saja
komprehensif, tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini
terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak membeda-bedakan antara kalangan
Muslim dan non-Muslim. Dengan mengacu pada pengertian tersebut, Hermawan
Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa bisnis syariah adalah bisnis
yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-
masing.
Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antara lain
dimulai dengan adanya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank syariah,
asuransi syariah, reksadana syariah, Baitul Mal wat Tamwil dan lain sebagainya,
disusul dengan munculnya bisnis jasa syariah seperti hotel syariah, pantai syariah,
vi
gojek syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan hasil produk berbagai
perusahaan yang menjamin akan kehalalannya atau syariahnya seperti kosmetik,
makanan, obat-obatan hingga fashion.
Selain konsumen sebagai pengguna bisnis syariah, pelaku usahapun juga banyak
yang telah menyadari bahwa bisnis yang dijalankan dengan sistem syariah akan lebih
maju, lebih berkembang dan membawa keberkahaan bagi banyak pihak. Tidak hanya
terfokus pada keuntungan semata namun bisnis syariah dijalankan karena nita ibadah
dan mendapat ridlo dari Allah SWT. Bisnis yang dijalankan dengan sistem syariah
akan terasa aman, nyaman, terjamin, selain itu memiliki kualitas dalam memberikan
layanan kepada para masyarakat muslim.
Negara Indonesia dapat berperan sebagai motor penggerak bisnis syariah dan
tentunya memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menjadi pusat pengembangan
bisnis syariah. Bisnis syariah dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian
negara dengan sistemnya dan membawa keselamatan bagi para pelakunya karena
bisnis syariah dilakukan atas prinsip syariat Islam sehingga aman, nyaman dan
membawa keberkahan bagi umat muslim.
vii
D. Nilai Dasar Bisnis Syariah :
1. Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.
2. Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3. Keadilan antar manusia.
viii
ix
4. Rela Sama Rela
Saat terjadi akad, harus didasari rela sama rela antara kedua belah pihak (penjual
dan pembeli). Namun, akad dengan rela sama rela akan sah jika sebelumnya
sudah terpenuhi rukun dan syarat dagang. Agar kedua belah pihak rela sama rela,
maka pelaku bisnis (penjual) harus menjelaskan kondisi barang yang dijual secara
detail kepada pembeli.
5. Tidak Boleh Melakukan Transaksi Terlarang
Transaksi-transaksi yang dilarang untuk dilakukan dalam Islam adalah transaksi
yang disebabkan oleh dua faktor. Pertama, haram zatnya (objek transaksinya)
seperti transaksi jual beli alkohol, narkoba, binatang buas, dan lain-lain. Kedua,
haram selain zat nya (cara transaksinya) seperti riba, gharar, maisir, akad yang
batil, zhalim, dan maksiat. Itulah sedikit penjelasan mengenai bisnis syariah,
semoga bermanfaat.
x
muslimah, ia hanya akan menerima konsumen khusus wanita. Berbeda dengan
bisnis non syariah, ia akan menerima konsumen wanita dan pria.
3. Implementasi Bisnis Sesuai Dengan Syariah Islam
Dalam implementasi bisnis, pelaku bisnis akan mengimplementasikan teori dan
praktek bisnis sesuai dengan syariah Islam. Sehingga saat menjalankan bisnis, ia
tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan secara material saja. Namun,
juga mengejar ridho Allah SWT.
4. Tidak Mengandung Unsur Riba
Riba merupakan tindakan yang ‘dilarang’ keras di dalam Islam. Contoh riba
dalam jual beli terjadi ketika penjual menetapkan penambahan harga ketika
konsumen membeli suatu barang secara kredit (mencicil). Oleh karena itu, bisnis
syariah mengharamkan adanya metode pembayaran secara kredit karena dianggap
mengandung unsur riba.
Oleh karena itu, barang siapa yang menuai prestasi positif maka Allah
memberikan reward berupa pahala dan surga. Bisnis Syariah memiliki tujuan
tertentu yaitu :
xi
non materi, baik bagi si pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih
luas, seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian social dan sebagainya. Di
samping untuk mencari qimah maddiyah, juga masih ada orientasi lainnya yaitu
qimah khuluqiyah dan ruhuhiyah.
xii
Mengenai cara-cara haram dalam mengeruk keuntungan di antaranya :
1. Keuntungan dari memperdagangkan komoditi haram.
2. Keuntungan dari perdagangan curang dan manipulasi.
3. Keuntungan melalui penyamaran harga yang tidak wajar.
4. Keuntungan melalui penimbunan barang dagangan.
5. Soal keuntungan dalam bisnis tidak ada standarisasinya, baik bersifat
minimal maupun maksimal.
2) Pertumbuhan
Jika profit materi dan benefit non materi telah di raih, maka di upayakan
pertumbuhan atau kenaikan akan terus-menerus meningkat setiap tahunnya dari profit
dan benefit tersebut. Upaya pertumbuhan ini tentu dalam koridor syariat. Misalnya,
dalam meningkatkan jumlah produksi, seiring dengan perluasan pasar dan
peningkatan inovasi agar bias menghasilkan produk baru dan sebagainya.
3) Keberlangsungan
Pencapaian target hasil dan pertumbuhan terus di upayakan keberlangsungannya
dalam kurun waktu yang cukup lama dan dalam menjaga keberlangsungan itu dalam
koridor syariat Islam.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa, syariat (al-syari’ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma’ li al
istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqîm). Sedangkan secara istilah, syariah
bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui Rasulullah
Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia. Di Indonesia, bisnis syariah yang telah
dan mulai berkembang antara lain dimulai dengan adanya lembaga-lembaga keuangan
syariah.
Dalam bisnis syariah, setiap alur bisnis memiliki kaidah-kaidah yang harus dipenuhi.
Terdapat 5 prinsip dalam bisnis syariah :
Dalam Al-Quran menyoroti bahwa segala perbuatan manusia tidak terlepas dari
sorotan dan rekaman Allah SWT. Oleh karena itu, barang siapa yang menuai prestasi
xiv
positif maka Allah memberikan reward berupa pahala dan surga. Tujuan bisnis syariah
tidak selalu mencari profit (qimah maddiyah atau nilai materi), tetapi harus dapat
memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi, baik bagi si
pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas, seperti terciptanya suasana
persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya. Di samping untuk mencari qimah
maddiyah, juga masih ada orientasi lainnya yaitu qimah khuluqiyah dan ruhuhiyah.
B. Saran
Indonesia adalah negara kita yang tercinta yang mana sampai saat ini masih
ketinggalan dengan negara maju lainnya apalagi dalam sektor ekonominya, selain itu juga
jangan sampai negara kita hanya dijadikan bahan rebutan pasaran negara asing saja. Kita
harus mulai mengembangkan dan mencurahkan perhatian untuk membina generasi muda
yang tanggap akan informasi bidang bisnis, sebagai orang-orang bisnis yang jeli dan
terampil, bukan hanya laki-laki saja, tetapi juga kaum wanitanya sebagai wanita
pengusaha. Semakin banyak kita mengetahui seluk beluk dunia bisnis, semakin banyak
peluang bagi kita untuk berhasil dan menggali keuntumgan dari pengalaman-pengalaman
tersebut.
xv
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahjos.blogspot.com/2017/09/bisnis-syariah.html
okomakalah.com/2017/04/makalah-pengertian-bisnis-dan-sejarah-perkembangan-bisnis-dan-
perilaku-bisnis-menurut-al-quran.html
http://mgt.unida.gontor.ac.id/bagaimana-perkembangan-bisnis-syariah-di-indonesia/
https://singkongcorner.wordpress.com/2017/07/13/dasar-dasar-bisnis-islam-oleh-kelompok-
5-sd15a6/amp/
https://kelasips.com/bisnis-syariah/
xvi