DOSEN PENGAMPU :
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
PEKANBARU
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya karena telah
diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah yaitu tentang “
MEMBANGUN SISTEM BISNIS SYARIAH ” diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Bisnis Syariah.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr Khaidir Saib M.Sc selaku
dosen mata kuliah Manajemen Bisnis Syariah. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lima tahun terakhir perkembangan bisnis dengan latar belakang agama,
yauitu Islam Kian Marak dan menjamur. Meski baru sebatas dibidang perbankan,
asuransi, micro finance, pendidikan, kesemuanya merupakan fenomena yang menarik
untuk di cermati. Perkembangan tersebut bahkan mendorong seorang Hermawan
Kartajaya dan M. Syakir menerbitkan sebuah buku berjudul Syariah Marketing.
Bisnis Syariah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
pembahasannya seputar perekonomian yang diatur atau sesuai dengan ajaran yang ada
pada agama Islam, dan tentunya sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan
perintah Allah SWT yang tertera dalam Al Quran. Sejak zaman Nabi Muhammad
SAW, praktek perekonomian Islam sudah mulai dijalankan. Mulai dari penyimpanan
uang atau harta, pengiriman uang, hingga peminjaman sejumlah dana yang digunakan
untuk modal usaha.
B. Rumusan Masalah
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antaralain dimulai
dengan adanya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, Baitul Mal wat Tamwil dan lain sebagainya, disusul
dengan munculnya bisnis jasa syariah seperti hotel syariah, pantai syariah, gojek
syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan hasil produk berbagai perusahaan
yang menjamin akan kehalalannya atau syariahnya seperti kosmetik, makanan, obat-
obatan hingga fashion.
Selain konsumen sebagai pengguna bisnis syariah, pelaku usahapun juga banyak
yang telah menyadari bahwa bisnis yang dijalankan dengan sistem syariah akan lebih
maju, lebih berkembang dan membawa keberkahaan bagi banyak pihak. Tidak hanya
terfokus pada keuntungan semata namun bisnis syariah dijalankan karena nita ibadah
dan mendapat ridlo dari Alloh SWT. Bisnis yang dijalnkan dengan sistem syariah
akan terasa aman, nyaman, terjamin, selain itu memiliki kualitas dalam memberikan
layanan kepada para masyarakat muslim.
Negara Indonesia dapat berperan sebagai motor penggerak bisnis syariah dan
tentunya memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menjadi pusat pengembangan
bisnis syariah. Bisnis syariah dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian
negara dengan sistemnya dan membawa keselamatan bagi para pelakunya karena
bisnis syariah dilakukan atas prinsip syariat islam sehingga aman, nyaman dan
membawa keberkahan bagi umat muslim.
4
2. Sistem Ekonomi Syariah baru ada ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi
Nabi dan Rasul.
Akad - akad syariah seperti Murabahah, Mudharabah, Musyarokah, Salam, Istisna,
dan Ijaroh telah ada dan biasa dilakukan oleh Bangsa Arab ketika itu karena memang
mereka melakukan perdagangan sebagaimana di jabarkan dalam Al-quran dalam
Surat Quraisy.
Bukan hanya akad - akad yang syariah saja yang ada, akan tetapi juga akad - akad
yang dilarang syariah pun juga dilakukan oleh mereka seperti mengambil riba,
penipuan, dan perjudian. Sebagaimana dalam benak mereka, ketika mereka
melakukan praktik riba mereka beranggapan bahwa mereka sedang Taqarub
(mendekatkan diri) kepada Allah SWT, ketika mereka melakukan perjudian anggapan
mereka adalah kedermawanan.
Pada saat itulah telah terjadi misinterpersepsi masyarakat yang sangat jauh dari
nilai kebenaran (kalau kita amati pada zaman sekarang, sepertinya gejala seperti ini
mulai ada). Anggapan - anggapan yang salah dianggap benar dan yang benar
dianggap salah. Pada saat kesimpangsiuran persepsi manusia kian membuncah maka
pada saat itulah Islam memberikan pencerahan kembali dan mengembalikan semua
itu pada tempat awalnya, seperti Riba yang dianggap Taqarub kepada Allah maka
Allah SWT balas dengan Riba itu tidak menambah apapun disisi Allah SWT, dan
bahkan dikatakan dalam Alquran surat Al - baqoroh ayat 275 - 279 orang - orang
yang memakan riba seperti orang yang kerasukan dan bahkan dianggap mengajak
perang kepada Allah dan Rasul-Nya.
Inilah yang menjadi dasar dalam praktik muamalah yaitu berawal dari yang mubah
kecuali kalau ada larangannya. Segala sesuatu dalam muamalah itu adalah boleh
kecuali ada dalil pelarangannya dan yang dilarang itu hanya sedikit sedangkan yang
halal itu banyak.
Secara umum, bisnis syariah merupakan kegiatan usaha jual beli yang
menggunakan syariat atau hukum Islam sebagai landasan utamanya. Meskipun
terdengar religius karena mengikuti ketentuan yang digariskan oleh agama Islam,
penerapan bisnis syariat ini bersifat umum. Dengan kata lain, siapa saja dapat
menerapkannya. Dengan menerapkan prinsip syariat dalam berbisnis, Anda tidak
seharusnya hanya berpaku pada aktivitas jual beli yang menguntungkan saja. Akan
tetapi, Anda perlu memperhatikan juga akhlak, kehalalan produk, serta akad dan
ibadah muamalah yang terlibat dalam perdagangan tersebut.
Secara bahasa Syariat (al-syari’ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma’li al
istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqim). Sedangkan istilah Syariah bermakna
perundang – undangan yang diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad
SAW untuk seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak,
makanan, minuman pakaian maupun muamalah (Interaksi sesama manusia dalam
berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Menurut
Syafi’I Antonio, Syariah mempunyai keunikan tersendiri, syariah tidak saja
komprehensif tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini
5
terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak membedakan – bedakan antara
kalangan Muslim dan Non – Muslim. Dengan mengacu pada pengertian tersebut,
Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberikan pengertian bahwa bisnis syariah
adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak
masing – masing. Pengertian yang hari lalu cenderung normatif dan terkesan jauh dari
kenyataan bisnis kini dapat dilihat dan dipraktikan dan akan menjadi trend bisnis
masa depan.
1. Amir Syarifuddin
Pengertian bisnis syariah diambil dari kata syariah. Menurut Amir Syarifuddin,
kata syariah adalah titah Allah yang masih ada hubungannya dengan perilaku
manusia di luar akhlak. Dapat pula diartikan bahwa syariah sebagai ketentuan
Allah yang harus dipatuhi. Bentuk syariah itu sendiri bentuknya universal, bida
diterapkan di bidang ekonomi yang tidak memandang keyakinan umat manusia
muslim maupun non muslim.
4. Steinhoff
Sementara jika dilihat dari makna non syariah, bisnis menurut Steinhoff adalah
“Business is all those activities involved in providing the goods and service
needed or desired by people”.
5. Skinner
Sementara Skinner mengartikan bahwa bisnis sebagai pertukaran barang, jasa
yang saling memberi umpan balik.
Dari beberapa pengertian menurut beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan
bawah bisnis syariah adalah aktivitas dalam menjalankan usaha, yang bertujuan untuk
mendapatkan penghasilan, pendapatan dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Bisnis
syariah dari segi kepemilikan harta tidak ada batasannya. Hanya saja dari segi
penggunaannya dibatasi. Pembatasan yang dimaksud adalah pembatasan adalah cara yang
dilakukan tidak melanggar aturan syariah dan tidak didapatkan dengan cara yang haram.
Istilah syariah populer di negara-negara mayoritas muslim. Bisnis syariah adalah salah
satunya. Pasalnya, bisnis syariah dianggap sebagai sebuah konsep bisnis yang sesuai
dengan tuntutan agama Islam. Bisnis syariah adalah kegiatan berdagang atau
menggerakkan ekonomi dengan prinsip syariah. Pengertian lain bisnis syariah adalah
bisnis yang dilakukan menurut hukum Islam. Sejalan dengan pengertian tersebut, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan bahwa dalam bisnis syariah harus dipenuhi unsur-
6
unsur yang diwajibkan dalam bermuamalah dalam Islam, antara lain produk yang dijual
harus halal dan adanya ijab qabul yang jelas antara pedagang dan pembeli. Berikut
penjelasan lengkap mengenai prinsip-prinsip dalam bisnis syariah seperti dilansir dari
situs resmi Bank Muamalat.
1. Modal Awal
Saat memulai bisnis konvensional, pilihan sumber modal yang Anda miliki
tidak terbatas. Akan tetapi, untuk melaksanakan bisnis syariah, Anda harus
memastikan modal awal tersebut berasal dari sumber yang dihalalkan dalam
Islam. Anda juga perlu meminimalkan penggunaan modal awal dari hasil riba
agar bisnis yang Anda jalankan tetap sesuai dengan prinsip syariat.
2. Sistem Bisnis
Sistem dalam bisnis konvensional dan syariah juga berbeda lho. Jika bisnis
syariah menggunakan akad tertentu untuk setiap transaksi yang dilakukan,
bisnis konvensional biasanya tidak melaksanakannya. Akan tetapi, meski tidak
melaksanakan akad tertentu, dalam pelaksanaannya bisnis konvensional tetap
menggunakan surat perjanjian yang sah untuk setiap transaksinya. Yang
membedakannya adalah perjanjian dalam bisnis syariah mengikuti prinsip
muamalah yang sudah diatur oleh syariat.
7
keuntungan. Selain itu, aktivitas jual beli dalam bisnis syariah juga tidak
menitikberatkan pada keuntungan semata, melainkan juga sebagai bentuk
ibadah kepada Allah Swt.
BMT
Jenis bisnis syariah ini mungkin tidak asing di telinga Anda. Baitul mal wa
tamwil atau lebih dikenal dengan sebutan BMT merupakan suatu bentuk
lembaga keuangan mikro yang banyak tersebar di Indonesia. Tujuan lembaga
keuangan ini adalah untuk mengangkat martabat, membela kepentingan, dan
secara umum membantu kaum yang kurang mampu dengan cara menerapkan
prinsip bagi hasil. BMT biasanya turut serta membantu perkembangan dan
pertumbuhan usaha mikro dan kecil.
Pegadaian Syariah
Pegadaian atau dalam Bahasa Arab ar rahn, bukan merupakan suatu
kegiatan usaha yang dilarang oleh agama Islam. Dengan catatan, Anda
melakukan transaksi tersebut tanpa melibatkan bunga di dalamnya. Dalam
praktiknya di Indonesia, pegadaian syariah mengambil keuntungan dari bunga
dengan mengadakan biaya simpan. Biaya tersebut berdasarkan pada akad
ijarah. Dengan kata lain, pegadaian syariah di Indonesia umumnya
menggabungkan dua akad, yaitu ijarah dan gadai.
1. Prinsip Salam
Akad jual beli dengan prinsip salam memiliki persyaratan tertentu untuk
melakukan pemesanan. Pembeli harus menyetorkan uang muka terlebih dahulu
atau membayar lunas di muka. Selanjutnya, penjual harus menyerahkan produk
kepada pembeli sesuai dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.
Yang perlu Anda pahami dalam transaksi dengan prinsip salam ini adalah adanya
kesepakatan yang jelas sehubungan dengan hasil produk. Kondisi, kualitas,
jumlah, jenis, dan ukuran produk harus sesuai dengan kesepakatan. Jika penjual
8
tidak memberikan produk yang memenuhi kesepakatan tersebut, seperti adanya
cacat produksi atau kerusakan, ia pun wajib bertanggung jawab.
2. Prinsip Murabahah
Dalam berbisnis sesuai syariat, Anda juga harus familiar dengan prinsip
murabahah. Akad jual beli ini memastikan penjual dan pembeli mengerti secara
detail dan terperinci mengenai produk yang diperjualbelikan. Pembeli berhak
mendapatkan informasi yang lengkap dari penjual mengenai harga, kondisi,
kualitas, serta syarat pembelian produk yang akan ia beli. Setelah itu, penjual dan
pembeli bisa menyelesaikan transaksi bisnis setelah keduanya saling sepakat
dalam suatu perjanjian.
3. Prinsip Mudharabah
Jika bisnis Anda melibatkan pemilik dengan pengelola modal, Anda tidak boleh
melewatkan prinsip mudharabah. Mudharabah merupakan akad kerja sama yang
menyatukan pihak pemilik modal dan pengelola modal dalam pendirian suatu
kegiatan usaha. Dalam prinsip mudharabah, kedua pihak akan membagi
keuntungan sesuai dengan yang sudah disepakati di awal.
4. Prinsip Musyarakah
Berbeda dengan mudharabah, akad kerja sama musyarakah mempertemukan
kedua belah pihak untuk mendirikan dan mengelola suatu kegiatan usaha bersama.
Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati di awal, kerugian akan ditanggung
bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis tersebut. Sedangkan
keuntungan yang didapat akan dibagi berdasarkan kesepakatan bersama.
5. Prinsip Istishna
Mirip dengan prinsip salam, akad transaksi jual beli dengan prinsip istishna
juga dilakukan untuk pemesanan di awal oleh pembeli kepada penjual. Akan
tetapi bedanya, pembeli dalam akad ini belum menyerahkan sejumlah uang
terlebih dahulu kepada penjual sebelum produk diterima. Produk juga harus
memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang telah disetujui dalam perjanjian di awal
pemesanan. Menurut Fatwa DSN MUI, syarat-syarat dalam akad istishna antara
lain: Penyerahan produk dilakukan kemudian, Detail spesifikasi harus jelas, Tidak
boleh menukar produk kecuali sejenis dengan apa yang ada di kesepakatan awal,
Pembeli tidak boleh menjual kembali barang yang belum diterima secara fisik,
Tempat dan waktu penyerahan barang harus ditentukan sesuai kesepakatan
bersama, Penjual harus menyerahkan produk dengan spesifikasi yang sesuai
dengan detail pesanan.
6. Prinsip Ijarah
Selain akad jual beli dan kerja sama, syariat juga mengenal prinsip ijarah.
Objek dari transaksi ini bisa berupa sewa atas suatu barang, seperti menyewakan
kamar kos, atau pekerjaan yang dilakukan satu pihak untuk pihak lainnya,
misalnya mempekerjakan seseorang untuk membersihkan rumah. Bisnis syariah
ini memiliki syarat, yaitu harus dilakukan oleh seseorang yang sudah baligh dan
berakal. Selain itu, harus ada kejelasan manfaat atau jasa yang menjadi objek
transaksi.
9
Hukum Islam mengatur bagaimana cara muslim berbisnis. Mulai dari apa yang
boleh di jual, apa yang tidak boleh di jual, bagaimana cara menjual, bagaimana
membagi keuntungan, dan sebagainya sudah diatur agar muslim menjalankan bisnis
di jalan yang benar jangan sampai merugikan orang lain.
Memulai bisnis syariah tidak berbeda jauh dengan merintis jenis bisnis lainnya.
Kamu harus membuat perencanaan bisnis, menentukan apa yang di jual, sehmentasi
pasar dan sebagainya. Namun ada langkah tertentu yang harus kamu lakukan dan
harus kamu hindari dalam bisnis syariah.
Hindari Riba
Ibnu al-Arabi dalam kitab Ahkam Al Qur’an mendefiniskan riba secara
bahasa dengan arti tambahan dan dalam literatur lain diartikan penambahan,22
10
sedangkan secara istilah yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya
satu transaksi pengganti. Sedangkan larangan riba terdapat dalam firman Allah
dalam QS Al-Baqarah ayat 275-278 di antaranya firman Allah “wa ahllahllahu
al-bay’a wa harrama al-riba, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba,” serta dalam QS. Ar-Rum: 39, Q.S. An-Nisa: 161 dan Q.S. Ali Imran (2):
130. Demikian juga hadis mengenai larangan riba di antaranya hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah saw bersabda:”janganlah kamu
sekalian menjual emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, kurma dengan kurma, jelai dengan jelai, garam dengan garam kecuali
sejenis, bertatap muka, dan saling menerima” (HR. Muslim). Pengharaman
riba ini bisa dilihat melalui konsep alasan (illat) dalam riba menurut
pandangan ahli fikih yang bisa diaplikasikan dalam praktek bisnis di
Indonesia. Yang dimaksud dengan illat riba yaitu sifat yang berada pada harta
benda ribawi, apabila sifat itu berada di dalam dua harta benda ribawi yang
sebagai ganti, maka sifat muamalah itu ribawiyah (bisa ditumbuh-
kembangkan). 23 Sifat ini tidak termaktub secara nash di dalam nash-nash
yang berhubungan dengan riba, akan tetapi ahli fikih menkonklusikan nash-
nash tersebut. Oleh sebab itu Ahli fikih berbeda-beda pendapat dalam
menyikapi dan menelusuri nash-nash tentang riba sebagai berikut:
I. Di dalam emas dan perak maka illat pengharaman riba adalah harga,
sedangkan selain keduanya, maka illat pengharaman riba adalah
makanan (at-tha’mu), pendapat dipelopori oleh Imam Syafi’i di dalam
qaul jadid, Ahmad di dalam salah satu riwayatnya dan ini yang
mu’tamad menurut Malikiyah di dalam riba an-nasa’i.
11
kerja usaha serta ada unsure resiko (gharm) yang mesti ditanggung.
Walaupun dalam prakteknya Islam melarang pengambilan resiko yang
berlebihan. Seperti yang di sebutkan sebelumnya, riba merupakan
salah satu unsur terlarang dalam bisnis syariah. Kamu tentu ingin
menghindari praktik ini sebelum benar – benar memulai bisnismu.
Riba atau pemungutan bunga (interest) secara tegas dan eksplisit
dilarang dalam hukum islam. Untungnya di indonesia ada banyak bank
syariah yang menerapkan sistem bagi hasil dan bisa melakukan
pinjaman modal.
Hindari Gharar
Gharar adalah keraguan dalam kontrak dan merupakan transaksi bisnis yang
mengandung ketidakpastian bagi berbagai pihak. Intinya objek transaksinya
masih spekulatif tidak ada wujud dan tidak ada kejelasan Gharar tidak
dibenarkan dalam hukum Islam. Selanjutnya adalah Gharar yaitu
ketidakpastian dalam transaksi yang diakibatkan dari tidak terpenuhinya
ketentuan syariah dalam transaksi tersebut. Dampak dari transaksi yang
mengandung gharar adalah adanya pendzaliman atas salah satu pihak yang
bertransaksi sehingga hal ini dilarang dalam islam.
Beberapa kategori unsur gharar antara lain dari segi kuantitas tidak
sesuainya timbangan atau takaran, kemudian dari siis kualitas terdapat
ketidakjelasan pada kualitas barang, selanjutnya dari sisi harga adanya dua
harga dalam satu transaksi, dan yang terakhir dari sisi waktu yaitu terdapat
ketidakjelasan pada waktu penyerahan Ketidakpastian yang muncul akibat
tidak terpenuhinya ketentuan syariah dalam suatu transaksi, maka
ketidakpastian tersebut merupakan gharar yang dilarang oleh syariat. Adapun
Ketidakpastian yang tetap muncul setelah seluruh ketentuan syariah terpenuhi
dalam suatu transaksi, maka ketidakpastian tersebut merupakan sunnatullah
yang tidak boleh dihilangkan, namun dapat dikelola.
Hindari Maysir
Maysir artinya perjudian yang sudah jelas ditentang dan dilarang dalam
hukum Islam, terjadinya maysir menunjukan bahwa kesepakatan bisnis antara
para pihak merupakan hasil bujukan amoral. Salah satu pihak diberikan
harapan palsu bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari kontrak atau
perjanjian transaksi. Yang pertama adalah Maysir atau Qimar yaitu suatu
bentuk permainan yang didalamnya dipersyaratkan, jika salah seorang pemain
menang, maka ia akan mengambil keuntungan dari pemain yang kalah dan
sebaliknya.
Contoh dari maysir ini adalah judi, sedangkan beberapa aktivitas yang
termasuk dalam kategori judi yang telah dilarang misalnya seperti SMS
berhadiah sesuai dengan Fatwa MUI No. 9 Tahun 2008 Tentang SMS
Berhadiah dan kuis berbasis telepon sesuai arahan dari Dr. Nasr Farid, Mufti
Mesir, Sekjen Majma al Buhuts al Islamiyyah, Wafa Abu ‘Ajuz dan Syeikh
Abdul Aziz bin Baz. Mengenai hal ini sudah terdapat dalil Al-Qur’an yang
melarang maysir/gharar dalam QS. Al Maidah:90 berikut: “Hai orang-orang
yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah:90).
12
Terapkan transaksi halal & Transaksi haram
Transaksi halal adalah semua transaksi yang dibolehkan oleh Syariah Islam,
sedangkan Transaksi haram adalah semua transaksi yang dilarang oleh Syariah
Islam. Halal dan Haram suatu transaksi tergantung dari pada beberapa
karakteria, yaitu :
Objek yang dijadikan transaksi apakah objek halal dan objek haram.
Cara transaksi apakah menggunakan cara yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah (Transaksi Halal) atau transaksi yang bertentangan dengan
Syariat Islam.
Halal menjadi hal utama yang harus diterapkan dalam bisnis syariah. Hal ini
berarti kau harus menghindari barang atau kegiatan apapun yang bersifat
haram. Menjalankan bisnis syariah berarti kau tidak dapat menjual minuman
keras, babi, perjudian, dan hal – hal yang bersifat spekulatif, pornografi,,
asusila, serta hal lain yang dilarang oleh Islam. Produk – produk tertentu yang
kamu jual kamu juga perlu mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Eskipun memang tanpa menjalankan bisnis syariah
sekalipun sertifikat halal penting untuk didapatkan terutama pada produk
makanan dan minuman.
Kata hukum yang sudah baku dan populer dalam bahasa Indonesia, berasal dari
bahasa Arab al-hukmu atau hukm, jamaknya ahkam, yang secara harfiah mengandung
arti; putusan, ketetapan, dan kekuasaan. Al-Qur’an menggunakan (al-hukm atau
hukm) dalam arti Hukum sebanyak lima kali, mengandung arti hukum itu ialah
13
khithab (Allah) yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan mukallaf sebagai
ketetapan atau pilihan.Syariah Islam (bahasa Arab: )شريعة إسالميةyakni berisi hukum
dan aturan Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari tradisi
Islam.
Bisnis adalah usaha dagang atau usaha komersial dalam dunia perdagangan; bidang
usaha. Bisnis atau usaha merupakan sistem interaksi sosial yang mencerminkan sifat
khas bisnis sehingga seolah-olah menjadi suatu dunia tersendiri yang otonom.Dalam
hal ini bisnis merupakan aktifitas yang cakupannya begitu luas meliputi aktifitas
produksi, distribusi, perdagangan, jasa ataupun aktifvitas yang berkaitan dengan suatu
pekerjaan untuk memperoleh penghasilan.
Sementara itu, Syariah berasal dari bahasa Arab yang artinya jalan yang lurus.
Menurut Fuqaha (para ahli hukum Islam), syariah atau syariat berarti hukum yang
ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya untuk hambanya-Nya, agar mereka menaati
hukum itu atas dasar iman, baik yang berkaitan dengan aqidah, amaliyah (ibadah dan
muamalah), dan yang berkaitan dengan akhlak. Secara istilah pengertian syariah
mengandung arti hukum dan tata aturan yang disyariatkan Allah bagi hambanya untuk
diikuti.
Dalam hukum bisnis syariah terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui, untuk
dapat memahami sistem atau mekanisme yang terdapat dalam hukum bisnis syariah,
sebagai berikut:
Akad
Halal
Murabahah
Salam
Istishna
Musyarakah
Mudharabah
Wadiah
Ijarah
Hawalah
14
ekonomi bidang kreatif dengan jumlah terbesar di Indonesia. Perubahan gaya
hidup masyarakat merupakan pendorong utama semakin majunya bisnis kuliner
makin menjanjikan. Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup pekerja yang
berada di kantor hingga malam hari—terutama bagi karyawan-karyawan yang
tinggal di ibu kota.
2. Salon Muslimah
Dibandingkan dengan barbershop yang bisa memenuhi permintaan dari
customer muslim maupun non-muslim, salon Muslimah ada dan hanya
diperuntukkan untuk para Muslimah. Bisnis ini makin bergelora dengan adanya
peningkatan penggunaan jilbab di kalangan Muslimah Indonesia. Bahkan jika
berkaca dari pelaku bisnis ini, ada di antaranya yang sudah membuka gerai salon
di berbagai kota di Indonesia. Bahkan beberapa menawarkan program partnership
alias kemitraan. Nah, jika Anda tertarik menjalani bisnis ini, Anda bisa
memulainya dari nol atau memilih bergabung dengan program kemitraan. Meski
Anda bisa memulai bisnis salon dari nol, bergabung dengan kemitraan akan
mempermudah langkah Anda dalam membangun bisnis salon muslimah. Apalagi
jika Anda belum punya pengalaman sama sekali di bidang ini. Program kemitraan
ini bersifat franchise; jadi Anda akan membeli ‘merek’ untuk jangka waktu
tertentu. Kelengkapan bisnis salon, termasuk di dalamnya peralatan, dan
mekanisme kerja, pemberian pelatihan untuk tenaga kerja, dan berbagai
kelengkapan salon lain juga akan diberitahukan kepada Anda.
15
5. Kos Syariah
Bagi Anda yang punya ‘uang dingin’ dalam jumlah besar, atau ingin menjajaki
bisnis properti yang berlandaskan hukum Islam, membangun kos syariah bisa
menjadi opsi brilian bagi Anda. Usaha kos syariah bisa menjadi sumber
pendapatan pasif. Anda dituntut untuk menggelontorkan dana besar membangun
properti dan mencari penghuni dari kos yang akan Anda sewakan. Setelahnya,
Anda tinggal menikmati hasil jerih payah tersebut. Mungkin bagi Anda usaha ini
memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi, jika Anda geluti dengan baik, yang
satu ini bisa berperan sebagai produk investasi jangka panjang yang minim resiko.
Lantas, apa yang membedakan kos syariah dengan kos biasa? Pada umumnya, kos
syariah hanya diperuntukkan untuk penghuni yang beragama Islam dan umumnya
hanya berlaku untuk satu jenis kelamin saja (tidak ada kos campur, kecuali untuk
kos keluarga).
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antaralain dimulai
dengan adanya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, Baitul Mal wat Tamwil dan lain sebagainya, disusul
dengan munculnya bisnis jasa syariah seperti hotel syariah, pantai syariah, gojek
syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan hasil produk berbagai perusahaan
yang menjamin akan kehalalannya atau syariahnya seperti kosmetik, makanan, obat-
obatan hingga fashion.
Selain konsumen sebagai pengguna bisnis syariah, pelaku usahapun juga banyak
yang telah menyadari bahwa bisnis yang dijalankan dengan sistem syariah akan lebih
maju, lebih berkembang dan membawa keberkahaan bagi banyak pihak. Tidak hanya
terfokus pada keuntungan semata namun bisnis syariah dijalankan karena nita ibadah
dan mendapat ridlo dari Alloh SWT. Bisnis yang dijalnkan dengan sistem syariah
akan terasa aman, nyaman, terjamin, selain itu memiliki kualitas dalam memberikan
layanan kepada para masyarakat muslim.
Negara Indonesia dapat berperan sebagai motor penggerak bisnis syariah dan
tentunya memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menjadi pusat pengembangan
bisnis syariah. Bisnis syariah dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian
negara dengan sistemnya dan membawa keselamatan bagi para pelakunya karena
bisnis syariah dilakukan atas prinsip syariat islam sehingga aman, nyaman dan
membawa keberkahan bagi umat muslim.
Bisnis Syariah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
pembahasannya seputar perekonomian yang diatur atau sesuai dengan ajaran yang ada
pada agama Islam, dan tentunya sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan
perintah Allah SWT yang tertera dalam Al Quran. Sejak zaman Nabi Muhammad
SAW, praktek perekonomian Islam sudah mulai dijalankan. Mulai dari penyimpanan
uang atau harta, pengiriman uang, hingga peminjaman sejumlah dana yang digunakan
untuk modal usaha.
Hukum Islam mengatur bagaimana cara muslim berbisnis. Mulai dari apa yang boleh
di jual, apa yang tidak boleh di jual, bagaimana cara menjual, bagaimana membagi
keuntungan, dan sebagainya sudah diatur agar muslim menjalankan bisnis di jalan
yang benar jangan sampai merugikan orang lain.
Memulai bisnis syariah tidak berbeda jauh dengan merintis jenis bisnis lainnya.
Kamu harus membuat perencanaan bisnis, menentukan apa yang di jual, sehmentasi
17
pasar dan sebagainya. Namun ada langkah tertentu yang harus kamu lakukan dan
harus kamu hindari dalam bisnis syariah.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diteliti penulis, tentunya terdapat
keterbatasan dari penulis dalam menjelaskan data yang penulis peroleh dari hasil
penelitian ini. Dengan segala keterbatasan penulis maka penulis memberikan
beberapa masukan yang dapat dijadikan referensi pagi penelitianpenelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
Acuan untuk Berbisnis Syariah.
2. Bagi pemangku kebijakan, penelitian ini diharapkan menambah khasanah
keilmuan dalam rancangan peraturan hukum dalam Berbisnis Syariah.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.suara.com/bisnis/2022/04/14/172219/bisnis-syariah-pengertian-keunggulan-
tujuan-dan-dasar-hukumnya
https://www.iaei-pusat.org/memberpost/ekonomi-syariah/sejarah-ekonomi-syariah?
language=id
http://mgt.unida.gontor.ac.id/bagaimana-perkembangan-bisnis-syariah-di-indonesia/
http://mh.uma.ac.id/apa-itu-istilah-dalam-hukum-bisnis-syariah/
https://kumparan.com/aisyasya56/perencanaan-bisnis-syariah-1zLLRPc8LQZ
https://bmtitqan.org/artikel/detail/10/bertransaksi-sesuai-syariah.html
https://www.bankmuamalat.co.id/index.php/artikel/pengertian-maysir-gharar-dan-
riba#:~:text=Selanjutnya%20adalah%20Gharar%20yaitu%20ketidakpastian,hal%20ini
%20dilarang%20dalam%20islam.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/download/55/pdf
\
https://www.maybankfinance.co.id/artikel/pengertian-bisnis-syariah-dan-perbedaannya-
dengan-bisnis-biasa
https://store.sirclo.com/blog/bisnis-syariah/
https://www.maybankfinance.co.id/artikel/10-ide-bisnis-syariah
https://deepublishstore.com/blog/materi/pengertian-bisnis-syariah-prinsip-dan-contoh/
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/19920/05.5%20bab%205.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
19