SYARIAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Syariah Program
Studi Hukum TataNegara Siyasah Syar’iyyah Fakultas Syariah dan Hukum Islam Kelompok 7
Semester 2
Oleh :
Airana Adilla
742352021177
Ardiansyah
742352021152
2022
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah
menentukan segala sesuatu di tangan-Nya, sehingga tak sedikitpun yang lepas dari ketentuan dan
ketetapan-Nya. Dan tak lupa pula kita kirimkan sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad
saw, karena atas berkatnyalah kita mampu mengenal agama yang benar yaitu Adinul Islam.
Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini berjudul “Kajian Terhadap Lembaga Eknomi Syariah: Koperasi
Syariah”.
Kemudian kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Anna Rahma Syam, S.Sy. M.H.
yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Pengantar Ekonomi Syariah sehingga kami
mampu mengerjakan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun,
selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala urusan kita. Aamiin yaa rabbal alamiin.
Penyusun,
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ................................................................................................... 9
b. Saran ............................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, sebenarnya koperasi berbasis nilai-nilai Islami lahir pertama kali dalam
bentuk paguyuban usaha bernama Sarikat. Dagang Islam (SDI). SDI ini didirikan oleh H.
Samanhudi di Solo, Jawa Tengah. Anggotanya para pedagang Muslim dan mayoritas
pedagang batik. Pada perkembangan selanjutnya, SDI berubah menjadi Serikat Islam yang
lebih bernuansa politik.
Koperasi syariah mulai booming seiring dengan perkembangan dunia industri syariah
di Indonesia yang dimulai dari pendirian Bank Syariah pertama pada tahun 1992. Secara
hukum, koperasi syariah dinaungi oleh Keputusan Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM
Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
1
Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia telah menjadi negara
dengan Islamic Micro Finance terbesar di dunia dengan 22 ribu gerai Koperasi Syariah dan
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jumlah ini cukup signifikan mengingat secara hukum
koperasi syariah baru didirikan pada tahun 2004.Jumlah anggota KJKS/ UJKS (sekarang
dikenal dengan nama KSPPS/USPPS) yang mencapai 232.558 orang pada April 2012.
Sementara jumlah pinjaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan landasan hukum koperasi syariah?
2. Bagaimana latar belakang lahirnya koperasi syariah?
3. Apa saja fungsi koperasi syariah?
4. Apa saja prinsip operasional koperasi syariah?
5. Apa saja akad dalam koperasi syariah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pegadaian syariah dan landasan hukum koperasi syariah.
2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai latar balakang lahirnya koperasi syariah.
3. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai fungsi koperasi syariah.
4. Untuk mengetahui prinsip operasional koperasi syariah.
5. Untuk mengetahui akad dalam koperasi syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Koperasi syariah adalah bentuk koperasi yang memiliki prinsip, tujuan dan kegiatan
usahanya berdasarkan syariah Islam, yaitu Al-Quran dan Assunah. Dan secara umum,
koperasi ini merupakan badan usaha koperasi yang menjalankan aktivitas usahanya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Semua unit usaha, produk dan operasional
koperasi ini dilakukan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional “DSN” Majelis Ulama
Indonesia.
Yang dengan begitu, didalam operasional koperasi ini tidak akan ditemukan unsur-
unsur riba, masyir dan ghara. Dan selain itu badan usaha ini juga tidak diperkenankan untuk
melakukan berbagai transaksi derivatif seperti halnya lembaga keuangan syariah lainnya.
2. Menurut Soemitra
Menurut Soemitra “2009” arti koperasi syariah adalah suatu lembaga keuangan
mikro yang dioperasikan dengan sistem bagi hasil, guna menumbuh-kembangkan usaha
mikro dan kecil anggotanya sehingga mampu mengangkat derajat dan martabat serta
membela kepentingan kaum fakir miskin.
3
dan berguna untuk menciptakan persaudaraan dan keadilan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam.
Jika melihat Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dalam penjelasan Pasal ini menyatakan bahwa kemakmuran masyarakat sangat diutamakan
bukan kemakmuran orang perseorangan dan bentuk usaha seperti itu yang tepat adalah
Koperasi. Atas dasar pertimbangan itu maka disahkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun
1992 pada tanggal 12 Oktober 1992 tentang Koperasi oleh Presiden Soeharto.
1
https://www.dosenpendidikan.co.id/koperasi-syariah/, diakses 16 Juni Pukul 20.00.
4
BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yang sama yaitu
dari anggota oleh anggota untuk anggota, maka berdasarkan Undang-undang RI Nomor 25
tahun 1992 tersebut berhak menggunakan badan hukum koperasi, dimana letak
perbedaannya dengan koperasi non syari'ah hanya terletak pada teknis operasionalnya yang
berlandaskan Syari'ah, seperti non bunga dan etika moral dengan melihat kaidah halal dan
haram dalam melakukan usahanya.
Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa koperasi syari'ah adalah usaha
ekonomi yang terorganisir secara mantap. Demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak
sosial yang operasionalnya menggunakan prinsip- prinsip yang mengusung etika moral dan
berusaha dengan memperhatikan halal atau haramnya. sebuah usaha yang dijalankan
sebagaimana diajarkan dalam Agama Islam.
BMT-BMT yang tergabung dalam Forum Komunikasi BMT Sejabotabek sejak tahun
1995 dalam setiap pertemuannya, berupaya menggagas sebuah payung hukum bagi
anggotanya, maka tercetuslah ide pendirian BMT dengan badan hukum Koperasi, kendati
badan. hukum Koperasi yang dikenakan masih menggunakan jenis Badan Hukum Koperasi
Karyawan Yayasan, namun pada tahun 1998 dari hasil beberapa pertemuan BMT-BMT
yang berbadan hukum koperasi yayasan tersebut maka dicetuskan pula pendirian sebuah
koperasi sekunder yakni Koperasi Syari'ah Indonesia (KOSINDO) pada tahun 1998, sebuah
koperasi sekunder dengan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor. 028/BH/M.I/XI/1998. yang diketuai DR. H. Ahmat Hatta, MA.
Selain KOSINDO berdiri pula INKOPSYAH (Induk Koperasi Syari'ah) yang diprakarsai
oleh PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil). ICMI, KOFESMID yang didirikan oleh
Dompet Dhuafa.
Berangkat dari kebijakan pengelolaan BMT yang memfokuskan anggotanya pada
sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana dan pendayagunaan dana tersebut maka
bentuk yang idealnya adalah Koperasi Simpan Pinjam Syari'ah yang selanjutnya disebut
KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah) sebagaimana Keputusan Menteri Koperasi RI No.
91 Kep /M.KUKM/ IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syari'ah.
5
Namun demikian, jika melihat dari banyaknya akad-akad muamalat yang ada, tidak
menutup kemungkinan Koperasi Syari'ah dapat berbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU).
Khususnya jika ditinjau dari akad jasa persewaan (ijarah), gadai (Rahn) dan jual beli secara
tunai (Bai Al-Musawamah). Sehingga dapat dikatakan Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syari'ah. Disisi lain kegiatan usaha pembiayaan anggota dalam bentuk tidak tunai dapat
dikategorikan sebagai Unit Simpan pinjam (USP) atau Unit Jasa Keuangan Syari'ah dari
KSU Syari'ah tersebut.
Badan hukum Koperasi Syari'ah dianggap sah setelah Akta pendiriannya dikeluarkan
Notaris yang ditunjuk dan disahkan oleh pemerintah melalui Kandep/Kadis Koperasi untuk
keanggotaannya wilayah Kabupaten/Kodya, sedangkan untuk keanggotaan nya meliputi
propinsi harus dibuat di Kanwil Koperasi propinsi yang bersangkutan. 2
2
Sukamayadi, S.E., MM., Koperasi Syariah dari teori untuk praktek (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2020), h.11-
14.
6
Tahun 1992 Pasal 5 adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis
2. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota
3. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
4. Kemandirian
5. Pendidikan perkoperasian
6. Kerjasama antar koperasi
Prinsip koperasi syariah hampir sama dengan konsep harta menurut syariah yaitu bahwa:
1. Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara
mutlak.
2. Manusia diberi kebebasan bermuamalah selama bersama dengan ketentuan syariah.
3. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi.
4. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk riba dan pemusatan sumber dana
ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok orang saja.
5. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
6. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
7. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional
8. Pembagian SHU dilakukan secara adil, sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota.3
3
Sukamayadi, S.E., MM., Koperasi Syariah dari teori untuk praktek (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2020), h.11-
14.
7
Akad Mudharabah adalah akad atau sistem kerjasama dimana seseorang
menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa
keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak
sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al mal
sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib. 4
4
https://rangkulteman.id/berita/koperasi-simpan-pinjam-syariah#:~:text=dan%20pembiayaan%20Syariah-,
Akad%20Koperasi%20Syariah,wadi'ah%20dan%20akad%20mudharabah, diakses 16 Juni 2022 Pukul 20.40.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi syariah adalah bentuk koperasi yang memiliki prinsip, tujuan dan kegiatan
usahanya berdasarkan syariah Islam, yaitu Al-Quran dan Assunah. Ahmad Ifham “2010”
pengertian koperasi syariah ialah usaha koperasi yang meliputi semua kegiatan usaha yang
halan, baik, bermanfaat, serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil dan tidak
megandung riba.
Kendati awalnya hanya merupakan Kelompok Swadaya Masyarakat Syari'ah, namun
demikian memiliki kinerja layaknya sebuah Bank. Di klasifikasinya BMT sebagai KSM
guna menghindari jeratan hukum sebagai bank gelap dan adanya Program Hubungan Bank
dan KSM , yakni adanya Pola Hubungan kerja sama antara Bank dengan Kelompok
Swadaya Masyarakat. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan menyebut-
kan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk
tabungan dan distribusi dalam bentuk kredit harus berbentuk Bank . Maka muncullah
beberapa LPSM yang memayungi KSM BMT. Jika melihat Pasal 33 ayat Undang-undang
Dasar 1945 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Atas dasar pertimbangan itu maka disahkan Undang-
Undang RI Nomor 25 tahun 1992 pada tanggal 12 Oktober 1992 tentang Koperasi oleh
Presiden Soeharto. Demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang operasional-
nya menggunakan prinsip- prinsip yang mengusung etika moral dan berusaha dengan
memperhatikan halal atau haramnya. sebuah usaha yang dijalankan sebagaimana diajarkan
dalam Agama Islam. yang diketuai DR. H. Ahmat Hatta, MA. Selain KOSINDO berdiri pula
INKOPSYAH yang diprakarsai oleh PINBUK . ICMI, KOFESMID yang didirikan oleh
Dompet Dhuafa. Khususnya jika ditinjau dari akad jasa persewaan, gadai dan jual beli
secara tunai . Sehingga dapat dikatakan Koperasi Serba Usaha Syari'ah.
Tujuan koperasi syariah: Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan
moral islam dan Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota. Prinsip koperasi
menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 5 adalah sebagai berikut; Keanggotaan bersifat
sukarela dan terbuka Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis, Pembagian sisa hasil
usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing
9
anggota, Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, Kemandirian, Pendidikan
perkoperasian dan Kerjasama antar koperasi.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini, dapat membantu teman-teman dalam perkuliahan
dan para pembaca dapat memahami tentang Kajian Terhadap Lembaga Eknomi Syariah:
Koperasi Syariah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
untuk itu kami menerima masukan dan kritikan dari pembaca sekalian untuk pembuatan
makalah selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sukamayadi, S.E., MM. 2020. Koperasi Syariah dari teori untuk praktek (Cet. I; Bandung:
Alfabeta).
https://rangkulteman.id/berita/koperasi-simpan-pinjam-syariah#:~:text=dan%20pembiayaan%20Syariah-,
Akad%20Koperasi%20Syariah,wadi'ah%20dan%20akad%20mudharabah (Diakses 16 Juni
2022)
11