“Wanita Karir”
“Masailul Fiqhliyah”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Nurin Amalina
2. Rizky Titah Ariansyah
3. Yanuar Ahmad Triadi
4. Yuyun Yulaikah
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita karir adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada wanita yang aktif
dan berdedikasi dalam mengembangkan karir profesional mereka. Mereka memiliki
ambisi, tujuan, dan fokus untuk mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan
mereka. Bagi mereka, terjunnya wanita ke dunia karier bermakna positif, tidak saja
bagi wanita sendiri, melainkan juga bagi keluarganya.
Rumusaan Masalah
1. Apa Pengertian Wanita Karir
2. Bagaimana Pendapat Ulama Mengenai Wanita Karir
3. Seperti Apa Wanita Karir Dalam Konteks Indonesia
B. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Wanita Karir
2. Mengetahui Pendapat Ulama Mengenai Wanita Karir
3. MengetahuI Wanita Karir Dalam Konteks Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Wanita Karir Dalam Konteks Indonesia
Perkembangan zaman memberikan dampak yang sangat signifikan pada kaum
perempuan. Baik dari segi penampilan maupun kedudukan perempuan di kalangan
masyarakat. Hal ini memberikan predikat kepada perempuan yang memiliki
pekerjaan dengan gelar wanita karier. Di Indonesia kata-kata wanita karier sudah
tidak asing lagi untuk didengar. Sudah banyak perempuan-perempuan di Indonesia
yang menjadi wanita karier. Wanita yang menyandang status sebagai wanita karier
memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Dalam hal ini, wanita harus bisa
membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Sebagai ibu, wanita berkewajiban
untuk membina dan mendidik anak-anaknya. Karier dan rumah tangga adalah
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan bagi wanita karier. Meskipun memiliki
banyak pekerjaan, beberapa wanita profesional masih melakukan pekerjaan rumah
tangga. Mereka tetap dapat meluangkan waktu mereka dengan keluarga ketika
sedang berada dirumah. Tetapi ada juga sebagian dari wanita karier yang
mempekerjakan pelayan rumah tangga untuk dapat mengurusi rumah tangganya.
Karena mereka lebih mementingkan kariernya daripada mengurusi keluarganya.
Peranan dari wanita karier dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
terbentuknya keluarga harmonis. Dikatakan keluarga harmonis apabila wanita
karier dapat memenuhi kewajibannya sebagai wanita karier dan kewajibannya di
rumah serta adanya dukungan suami untuk istri berkarir. Dan dapat dikatakan tidak
harmonis apabila seorang istri mulai lengah terhadap pekerjaannya di rumah dan
hanya mementingkan kariernya sebagai wanita karier dan kurangnya pemahaman
suami yang selalu mengandalkan istri di rumah.
Walaupun wanita karier sudah biasa kita temui pada saat sekarang ini, tetapi
kehadiran wanita karir tersebut masih menjadi konflik yang sangat kontraversi di
kalangan masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa seharusnya wanita yang telah
bekeluarga seharusnya di rumah saja mengurusi keluarganya. Bekerja untuk
mencari nafkah adalah tugas seorang suami. Di sisi lain menyatakan bahwa
perempuan yang maju harus bisa memiliki penghasilan sendiri, apalagi pada saat
sekarang ini tidak adanya perbedaan hak antara laki-laki dengan perempuan dalam
dunia pekerjaan. Jadi tidak ada salahnya jika perempuan bekerja diluar rumah
seperti halnya laki-laki. Pada saat sekarang ini wanita juga sudah banyak yang
memiliki pendidikan yang tinggi. Jika wanita yang berpendidikan tinggi hanya
bekerja di rumah saja akan dianggap remeh oleh masyarakat, karena bagi sebagian
masyarakat mengatakan percuma memiliki pendidikan yang tinggi, jika hanya di
rumah saja dan tidak mengaplikasikan pendidikan yang telah dia miliki.
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berkarir bagi wanita diperbolehkan asal tidak keluar dari Syariat Islam seperti yaitu
menghindari hal-hal yang bersifat jahiliyyah seperti bercampur-baur dengan laki-
laki asing, pamer aurat, melembutkan suara dengan maksud memikat hati laki-laki,
dan berdua-duaan dengan bukan muhrim yang bisa menimbulkan fitnah. Dan
kedua, mendapat izin orang tua atau suami, serta menjaga pandangannya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari atas banyaknya kekurangan
dalam penyusunannya yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan kami. Dan
semoga penyusunan makalah ini selalu mendapat ridha dari Allah SWT. Aamiin.
4
DAFTAR PUSTAKA
Amini, Ibrahim, 1988. Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, Bandung Anggota
IKAPI
Departemen Agama RI. 2007. Al-Quran dan Terjemahannya Al-Jumanatul Ali. Bandung:
CV. J.Art