Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Wanita Wirausaha

Disusun Oleh
Siti Musyarofah

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yaperi Cibinong

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas kelompok dari mata kuliah Kewirausahaan dengan judul “ Wanita Wirausaha ”

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Kewirausahaan kami. yang telah memberikan kami tugas ini. Kami tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................

1.3 Manfaat dan tujuan...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dorongan R. A. Kartini..................................................................................................

2.2 Skala Mengukur Minat Wirausaha.................................................................................

2.3 Fakto-fakto yang penunjang/penghambat wanita wirausaha.........................................

2.4 Perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha..........................................................

2.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam memutuskanya menjadi seorang wirausaha.........

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................

3.2 Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Prihal mengenai wanita wirausaha mungkin bukan sekedar membicarakan prosfek namun lebih
kepada perang fsikologi dari diri wanita itu sendiri, yang menyangkut pilihan hidup: antara Berkarier
atau wirausaha adalah 2 pilihan yang layak dipikirkan dalam perkembangan ekonomi dan bisnis pada
saat ini. Namun sebaiknya, tetapkan berdasarkan kemampuan agar tidak mengorbankan kehidupan
dan masa depan. Setiap orang pasti memiliki rencana dalam hidupnya.

Salah satunya, tentang bagaimana ia akan menikmati hari tua kelak. Alternatif yang bisa dipilih?
Dengan mengumpulkan cukup simpanan dana pensiun atau memiliki usaha sendiri yang cukup
menghidupi.

Namun adakalanya, tidak perlu menunggu hari tua untuk memulai usaha sendiri. Beberapa orang
memutuskan untuk memiliki usaha sendiri ketika masih diusia produktif. Mana yang lebih tepat?

Kesulitan mendorong wirausaha wanita juga diakui oleh - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi)
Kabupaten Banyumas, menyatakan kesulitan mencetak wirausaha dari kalangan wanita. Padahal,
wirausaha itu mampu menekan angka pengangguran dan urbanisasi pascalebaran.

"Jumlah wirausaha wanita masih sedikit, terutama mereka yang berusia remaja," kata Sekretaris
Iwapi Banyumas, Sri Aningsih, siang tadi (2/9). Dia mengaku kesulitan yang dialami Iwapi mencetak
wirausaha muda dari kalangan wanita karena sebagian dari mereka tidak memiliki jiwa wirausaha.
"Mereka susah menjadi wirausaha kalau tidak memiliki hasrat untuk berwirausaha," imbuh dia.

Padahal, sambubg dia, Iwapi bekerjasama dengan Dinperindagkop kerap menggelar pelatihan dan
pembinaan tentang wirausaha. "Tapi tetap saja ilmu yang diperoleh tidak dijalankan. Ini kembali lagi
kepada individunya," katanya. Di Banyumas, para pengusaha wanita yang masuk pada keanggotaan
Iwapi jumlahnya mencapai ratusan orang. Dari jumlah itu sebagian besar merupakan wanita yang
sudah berkeluarga atau kalangan ibu-ibu. Sedangkan dari kalangan remaja jumlahnya sangat sedikit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh dorongan R. A. Kartini dalam pengembangan wirausaha khususnya


wanita?

2. Bagaimana skala mengukur minat wirausaha?

3. Apa saja faktor penunjang/penghambat wanita wirausaha?

4. Bagaimana perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha?

1.3 Manfaat dan Tujuan

1. Memberikan mahasiswa pemahaman baru

2. Memahami tentang apa dan bagaimana itu seorang wanita wirausaha

3. Memenuhi tugas matakuliah Kewirausahaan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dorongan R. A. Kartini

Wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh
DR.Suparman Sumahamijaya(1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri
bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun. (sekitar tahun 1893). Hal ini dapat kita buktikan dari
hampir semua tulisan ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan
dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-
kata perlunya pengembangan wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan
otak, karena dengan pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk
berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali ditekankan perlunya
kepercayaan pada diri sendiri.

Surat-surat ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di
Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama
Agnes Louise Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa
kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika itu
menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal lelah mencari terobosan
bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak mendapat respon oleh keluarganya.
Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh
kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita).

Karya tulis ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi
merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, bahkan Amerika
sejak 1921.

Semasa dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan keprihatinan,
namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk belajar sendiri. Bahkan belajar
bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu
kartini dengan cara berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan
suatu modal mengejar kemajuan.

Sekarang ini sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Idonesia sudah
mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan,
perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.

Kita jumpai juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita
pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia (IWAPI).

Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang
selalu memperjuangkan hak emannsipasi.

2.2 Skala Mengukur Minat Wirausaha

Dalam mengukur minat wirausaha kita dapat melakukan wawancara dan interview dengan
wanita pengusaha yang sudah berhasil. Pada umumnya pengusaha terbuka terhadap orang yang
ingin memperoleh pengetahuan dari pengalamannya. Walaupun umumnya para pengusaha ini
orang-orang yang sibuk namun mereka akan selalu menyediakan waktu bagi siapa saja yang ingin
memperoleh informasi.

Pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri , karena faktor berikut:

1. Membuka kesempatan untuk memperoleh keuntungan,

2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi,

3. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos,

4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

2.3 Fakto-fakto yang penunjang/penghambat wanita wirausaha

A. Faktor yang menunjang:

· Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga
keharmonisan, kerja sama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupa usaha.

· Mendidik angota keluarga agar berhasil dikemudian hari dapat dikembangkan dalam personel
manajemen perusahaan.

· Adat istiadat, contohnya di Bali dan sumatera Barat, dimana wanita memiliki peranan dalam
mengatur ekonomi rumah tangga.

· Lingkungan kebutuhan hidup atau home industri seperti menjahit, menyulam, membuat kue,
aneka masakan, kosmetik mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komonditi
tersebut.

· Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi
pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.

Karakteristik Entrepreneur :

1. Memiliki disiplin tinggi,

2. Selalu awas terhadap tujuan yang hendak dicapai,

3. Selalu mendengarkan rasa intuisinya,

4. Sopan pada orang lain,

5. Mau belajar apa saja yang memudahkan ia mencapai tujuan,

6. Mau belajar dari kesalahan,

7. Selalu mencari peluang baru,

8. Memiliki ambisi, berfikir positif,


9. Senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang matang sebelumnya.

B. Faktor-faktor yang menghambat

· Faktor kodrat kewanitaan, misal hamil dan menyusui.

· Faktor sosial budaya, adat istiadat.. Maksudya yaitu seorang wanita sangat bertanggung jawab
penuh dengan urusan rumah tangga. Bila suami sakit atau anak sakit, ia harus memberikan
perawatan yang intensif.

· Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga merugikan, yaitu jika ia
marah akan kehilangan rasionalnya.

· Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga akan berpengaruh
terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadangwanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan
uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi.

2.4 Perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha

1. Wanita pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya
frustasi dalam pekerjaannya sebelumnya.

2. Dalam hal perodalan bisnis, pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal,
sedangklan wanita usaha memperoleh modal dari tabungan, modal pribadi dan pinjaman pribadi.
Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman dari perbankkan dari kaum pria.

3. Mengenai karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan


vleksibel, realistik dan keatif, antusias dan energik dan mampu berhubungan dengan lingkungan
masyarakat dan memiliki medium level of self confidence, kaum pria top self confidence atau lebih
tinggi dari kebanyakan kaum wanit

4. Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45

5. Kerabat yang menunjang para pengusaha wanita adalah keluarganya, suami dan kelompok-
kelompok pergaulannya serta organisasi wanita.

6. Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya, akan tetapi pada
wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan publik
realitionsif.

2.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam memutuskanya menjadi seorang wirausaha:

Perencana keuangan dari Finansial Consulting, agar tidak terjerumus pada keputusan yang
kurang tepat sebelum memutuskan mengakhiri karir dan memulai usaha sendiri.

1. Baca Peluang
Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha, bukan sekadar peluang.
Peluang itu akan selalu ada. Tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah peluang itu
bisa menjadi prospek yang bagus untuk masa depan kita?

Pahami jika ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan.

Cara terbaik mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan peluang bisa
memberikan prospek yang bagus bagi diri kita ke depan. Bila prospeknya bagus dan hal itu bisa
terjadi, maka apapun pilihannya takkan jadi masalah.

2. Fokus pada Tujuan

Sebelum memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami masa
sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses tersebut, selalu ada saat
yang bagus namun ada juga yang tidak bagus.

Apabila datang masa yang sulit, cobalah ingat kembali jika salah satu alasan memilih berwirausaha,
karena prospeknya ke depan kita nilai lebih menjanjikan. Paling tidak akan lebih baik dari kondisi
saat ini.

Hal penting lain yang patut dicatat, selalu fokus pada tujuan di masa depan. Mungkin akan selalu ada
goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai menghancurkan keyakinan.
Apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan di depan.

3. Bisa Kapan Saja

Pilihan berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia produktif,
maupun ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya bila merasa pilihan dan peluang yang
diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, mengapa tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya
dilihat dari kekayaan atau kesejahteraan yang bisa dicapai, namun juga memberikan aktualisasi diri.

Mengenai penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih baik. Ingat,
wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima gaji secara langsung setelah 1
bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan
keberhasilan itu datang tidak dapat diprediksi. Bisa cepat, bisa juga lambat. Tergantung bagaimana
seseorang menjalani proses tersebut.

4. Asuransi Usaha

Semua kegiatan pasti ada risikonya, termasuk juga usaha. Dan, saat ini, Anda dapat memilih
menanggung risiko itu sendirian dengan kekayaan pribadi, atau dengan meletakkan risiko tersebut
ke orang lain dengan asuransi.

Memang, pada dasarnya usaha tidak dapat diasuransikan, namun aset usaha sangat bisa
diasuransikan.

Aset usaha berupa tempat usaha, barang dagangan, atau jenis aset lainnya, masih bisa
diasuransikan. Caranya, dengan menghubungi perusahaan asuransi kerugian. Bersama mereka,
dapat dihitung berapa besaran aset yang dapat diasuransikan. Selain itu, konsultasikan mengenai
produk yang paling sesuai dengan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap usaha.

5. Kesungguhan dan Disiplin


Sebelum memulai berwirausaha, pastinya akan ada pertanyaan besar yang mengganjal: “Berapa
besar modal yang harus dikumpulkan untuk bisa memulai usaha baru?”

Sebenarnya tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling utama
adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak mungkin bisa menjalankan
usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan perhitungan modal sebelum menjalankan
usaha.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sekarang ini dibalik kemajuan ekonomi dan bisnis, dunia usaha kembali menjadi sorotan
karena kompleksitas kebutuhan adalah tuntutan yang harus segera di penuhi oleh usaha-usaha
dalam mengagkat perekonomian nasional baik berupa pendapatan perkapital (middle income)
maupun menyediakan lapangan kerja.

Sudah banyak kemajuan kita lihat dari berbagai bidang. Wanita-wanita indonesia sudah
mampu memasuki lapangan kerja seperti di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan,
perhubungan, keuangan dan perbankan. Kita jumpai pula dalam bidang bisnis, yang lebih dikenal
dengan istilah wanita pengusaha, yang mendirikan wanita yang berwirausaha. Mereka mendirikan
asosiasi , yaitu Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI)

3.2 Saran

Dalam memulai suatu usaha atau bisnis kita harus punya tekat yang kuat, dan tentunya
kemampuan dalam hal materi, atau modal yang cukup dalam berbisnis. Terkhusus bagi wanita,
janganlah kita takut atau ragu dalam berbisnis. Tetap tanamkan karakteristik kepribadian wanita
pengusaha yang mempunyai sifat toleransi dan vleksibel, realistik dan keatif, antusias dan energik
dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan memiliki medium level of self
confidence.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

https://aminsinarjoeccomic.blogspot.com/2013/12/wanita-wirausaha.html

https://m.kontan.co.id/news_analisis/motivasi-wanita-wirausaha-indonesia?page=2

Anda mungkin juga menyukai