Anda di halaman 1dari 11

MEMBANGKITKAN PERJUANGAN KARTINI PADA

GENERASI MILENIAL DALAM MEMBENTUK KARTINI MASA


KINI

Tema: Menyikapi Semangat Juang Para Pahlawan Pada Generasi


Millenial

OLEH
NAMA : ANISA KRISTY MEGA AULIA
NIM : 16102118
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRILOGI
DKI JAKARTA
2019
SURAT PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anisa Kristy Mega Aulia


Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 10 Oktober 1998
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Trilogi
Judul Karya Tulis : Membangkitkan Perjuangan Kartini pada Generasi
Milenial dalam Membentuk Kartini Masa Kini

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
Lomba Karya Tulis 2019 ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan
plagiarism dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis lainnya.
Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya termasuk tidak
benar, saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat
pemenang lomba ini.

Jakarta, 28 Oktober 2019


Yang menyatakan

Anisa Kristy Mega Aulia


16102118
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan
paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.

Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari
beberapa buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami tentang pendidikan wanita di era milenial bercermin dari perjuangan
Kartini.

Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.

Jakarta, 28 Oktober 2019

Anisa Kristy Mega Aulia


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 6
1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 6
2. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 7
3. Metode Penelitian......................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 8
1. MENJADI KARTINI MASA KINI DI ERA MILENIAL .......................... 8
2. PENTINGNYA PENDIDIKAN DAN HAK KEBEBASAN BAGI
WANITA – MENELADANI DARI PERJUANGAN KARTINI ....................... 8
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 10
1. Kesimpulan ................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan mutlak bagi manusia. Hal
ini juga menjadi indikator yang akan menghantarkan manusia untuk mencapai
harapan dan cita-citanya. Mutu pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi
yang baik pula. Herbert Spencer mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah
menyiapkan seseorang agar dapat menikmati kehidupannya yang bahagia.”.
Tentunya pernyataan tersebut memperkuat bahwa setiap manusia berhak
mendapatkan kebahagiaannya. Melalui pendidikan bukan tidak mungkin suatu hal
yang rumit dapat teratasi. Pendidikan tidak menjamin setiap orang dapat sukses dan
berhasil mencapai apa yang diinginkan. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki
takdirnya masing-masing yang sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Berbicara mengenai pendidikan, hal ini juga tidak akan terlepas bahwa
perempuan dan pendidikan merupakan elemen yang mungkin berbeda namun tidak
dapat terlepaskan. System pendidikan jika tidak ada penyertaan untuk perempuan
maka tidak dapat dikatakan sebagai esensi pendidikan, karena pada dasarnya
sebuah pendidikan adalah cara untuk membentuk suatu keadilan yang humanis.
Banyak permasalahan yang terjadi pada perempuan sedari dulu hingga sekarang
bahwa pendidikan perempuan masih selalu dipandang sebelah mata. Terkadang
pendidikan untuk perempuan dianggap hanyalah sebagai formalitas saja. Hingga
hal ini kemudian ditegakkan oleh R.A. Kartini yang menuangkan segala
pemikirannya yang sekarang kita kenal dengan judul “Habis Gelap Terbitlah
Terang”. Hal itu menjadi dasar pemikiran tentang bagaimana pentingnya
pendidikan perempuan. Perempuan tentu perlu pendidikan sama halnya dengan
kaum pria. Dalam surat yang ditulis Kartini sudah ditegaskan jelas bahwa
perempuan juga wajib mendapatkan pendidikan dan kesetaraan dengan kaum pria.
Karena pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perempuan dan akan
berpengaruh dalam segala bidang. Ada sebuah kalimat yang menegaskan bahwa
“Jika anda mendidik seorang laki-laki berarti anda telah mendidik seorang person,
tapi bila anda mendidik seorang perempuan berarti anda telah mendidik seluruh
anggota keluarga.”. Tentunya pernyataan bahwa mendidik perempuan merupakan
bibit untuk terbentuknya generasi-generasi baru yang berwawasan. Hal ini juga
perlu digaris bawahi oleh para perempuan agar terus merealisasikan potensinya
untuk mencapai sesuatu. Namun faktanya, berdasarkan data statistic perguruan
tinggi pada tahun 2017, hanya 1 dari 6 wanita lulusan SMA atau SMK yang dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi padahal mantan Presiden
Indonesia pun pernah menafsirkan bahwa “Perempuan itu tiang negeri.”.maka tidak
perlu heran jika ada nantinya sebuah Negara dimana perempuan tersebut berpijak
akan mampu menaikkan harkat dan martabat bangsa.
Betti Alisjahbana dalam bukunya yang Beliau tulis berjudul Perempuan Pemimpin
menegaskan bahwa terkadang yang menjadi hambatan tersendiri dari perempuan itu justru
dating karena diri sendiri yang masih dalam sifat labil dalam merencanakan cita-cita atau
merasa mungkin tidak percaya kemampuan diri sendiri dan hal ini juga sering didasari oleh
paradigma senior dan orang-orang yang lebih tua mengenai perempuan dalam keluarga
yang sedari dulu selalu disebutkan bahwasanya perempuan tugasnya mengurus rumah
tangga. Padahal kunci dari suatu keberhasilan adalah dengan adanya cita-cita, harapan serta
mimpi yang diimbangi dengan tindakan. Hal ini juga agar langkah dalam kehidupan kita
menjadi lebih terarah. Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan
dapat menjadi sebuah kesadaran bahwa hak pendidikan dan kebebasan wanita yang sudah
diperjuangkan oleh ibu kita Kartini tidak boleh terhenti begitu saja dan mestinya kita harus
lebih meneladani apalagi di era yang sudah semakin banyak kemudahan.

2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan pertanyaan dibawah ini:
1. Bagaimana menjadi Kartini di era milenial?
2. Alasan pentingnya pendidikan dan hak kebebasan bagi perempuan?

3. Metode Penelitian
Dalam penulisan paper ini kami menggunakan metode studi pustaka. Dalam
studi pustaka tersebut kami menelusuri dari beberapa sumber web dan buku
sebagai referensi untuk menguatkan paper yang kami buat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. MENJADI KARTINI MASA KINI DI ERA MILENIAL
Kartini adalah figure seorang wanita Indonesia yang luar biasa. Sosoknya
menginspirasi kaum hawa, khusunya wanita-wanita Indonesia. Namun apakah di era 4.0
ini, Indonesia masih bisa memiliki sosok pahlawan wanita seperti Kartini? Tentu bisa
karena pada dasarnya kita semua bisa meneladani perjuangan Kartini yang sudah
diperjuangkan setengah mati agar kelak kita bisa menjadi Kartini muda yang dapat
meneruskan perjuangan Kartini di masa kini. Lalu bagaimana caranya?
a. Meningkatkan Kualitas Diri dengan Menjadi Diri Sendiri
Kenapa menjadi diri sendiri bisa disebut meningkatkan kualitas? Karena
menjadi diri sendiri adalah hal yang mahal. Dimana kita terus berusaha
memperbaiki diri hari demi hari dan tidak lagi mementingkan kepentingan sepihak.
Menjadi diri sendiri juga bukan berarti menutup diri dari segala perkembangan
zaman yang ada, namun lebih kepada selektif yang bijaksana. Tidak terbawa arus
yang mengharuskan untuk bertindak yang foya-foya.
b. Mandiri dalam Segala Situasi
Wanita kadang sering dianggap adalah pribadi yang lemah dan bergantung
pad laki-laki. Seorang Kartini adalah pribadi yang mandiri dan tidak menuntut
banyak hal untuk dituruti. Mandiri juga tidak hanya soal hidup secara mandiri.
Namun juga harus mandiri secara ekonomi serta tegar dalam mengatasi segala
masalah yang terjadi dengan menempatkan diri sesuai situasi.
c. Tidak Pernah Jera Mengembangkan Wawasan
Sebagai generasi yang hak pendidikan dan kebebasan sudah diperjuangkan
oleh Kartini, kita tentu harus memanfaatkan sebaik mungkin situasi saat ini.
Menjadi Kartini masa kini dapat mewujudkannya dengan banyak membaca dan
rajin memperdalam informasi agar kemampuan yang dimiliki dapat selalu
berkembang yang nantinya dapat menginspirasi banyak orang. Ditambah dengan
kemudahan dalam mengakses berbagai informasi, tentunya akan sangat mudah
untuk selalu update pengetahuan-pengetahuan.
d. Berani dalam Menyampaikan Aspirasi
Pada zaman Kartini, Kartini adalah orang yang berani menyuarakan segala
macam bentuk aspirasinya hingga membuahkan hasil dalam mecerdaskan wanita
Indonesia. Saat ini, kita pun juga harus memiliki keberanian dalam menyampaikan
segala aspirasi dan tentunya dalam konotasi yang positif karena mungkin saja
aspirasi yang kita sampaikan berguna untuk perubahan.

2. PENTINGNYA PENDIDIKAN DAN HAK KEBEBASAN BAGI WANITA –


MENELADANI DARI PERJUANGAN KARTINI
Saat ini kehidupan para perempuan Indonesia tidak lagi seberat dan sebebas
pada saat zaman penjajahan Belanda yang biasa didefinisikan dengan ‘terkekang’.
Hal ini telah diberantas oleh Ibu Kita Kartini dengan mempelopori emansipasi
wanita. Kartini sendiri juga telah memperjuangkan bahwasanya seorang wanita pun
tetap bisa menjadi wanita dan tentunya tetap dapat bersekolah tanpa melupakan
keluarganya. Mengapa pendidikan dan hak kebebasan bagi perempuan penting?
a. Pencetak Generasi Penerus
Seorang perempuan akan menjadi wanita dewasa yang nantinya akan
memiliki keluarga dan perannya pun berubah menjadi seorang ibu yang tentunya
memiliki tugas besar dalam mendidik dan membentuk akhlak sang anak. Oleh
karena hal itu, tentunya perempuan harus mengenyam pendidikan yang tinggi agar
nantinya dapat dengan baik menjalankan tugasnya dalam mendidik generas-
generasi penerus bangsa. Karena pendidikan yang berisikan berbagai ilmu
pengetahuan akan menghantarkan kita ke dalam kebahagiaan hidup.
b. Handal dalam Pengambilan Keputusan Rumah Tangga
Begitupun saat berumah tangga, sebagai perempuan, kita akan dituntut
untuk mengatur segala kebutuhan untuk rumah tangga dan tentunya pandai juga
dalam mengatur segala keuangan agar tidak terjadi pemborosan. Peran pendidikan
akan bermain dalam segi pengambilan keputusan mana yang terbaik untuk rumah
tanggga.
c. Upgrade Pengetahuan dengan Lebih Luas
Pendidikan juga membuat pemikiran seorang wanita berkembang luas tidak
hanya melulu soal pekerjaan rumah dan urusan anak namun dalam lingkup
wawasan global. Dengan pendidikan, wanita dapat membuka diri yang akan
memungkinkan untuk mengetahui banyak hal baru untuk menjadi topic
perbincangan di luar sana.
BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, demi melanjutkan perjuangan Kartini yang
sudah sekuat tenaga. Kita pun sebagai generasi penerusnya yang di era sekarang
sudah semakin dipermudah dengan berbagai teknologi harus terus meneladani
Beliau dengan memanfaatkan buah dari perjuangan Beliau. Karena bahwasanya
kita semua mampu menjadi seorang Kartini masa kini dengan mengembangkan
segala potensi yang kita memiliki dan terus belajar karena pendidikan akan
memberikan kemajuan bagi bangsa dan negara.

Daftar Pustaka
Affandi, D. F. (2019, May 6). Muda Kompas. From Perjuangan Kartini:
https://muda.kompas.id/baca/2019/05/06/perjuangan-ra-kartini/
Elmira, P. (2019, April 20). Liputan 6. From Menilik Peran Ganda Perempuan, Para
Kartini Masa Kini: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3946143/menilik-
peran-ganda-perempuan-para-kartini-masa-kini
Faridatun, M. (2019, April 21). Hai Bunda. From Inspirasi untuk Anak: Cerita Sukses 5
Kartini Masa Kini: https://www.haibunda.com/parenting/20190421154843-61-
38792/inspirasi-untuk-anak-cerita-sukses-5-kartini-masa-kini
Iljas, W. B. (2018, Oktober 12). Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik. From Berita
Satu: https://www.beritasatu.com/investor/516102-tanggung-jawab-hukum-
akuntan-publik.html
Indra, R. (2017, April). CNN Indonesia. From Menjadi Inspirasi, Semangat Kartini Masa
Kini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170422064732-277-
209407/menjadi-inspirasi-semangat-kartini-masa-kini
Ismail. (n.d.). Blogspot. From ETIKA PROFESI DAN KEWAJIBAN HUKUM
AUDITOR: https://ismail125cc.blogspot.com/2014/03/etika-profesi-dan-
kewajiban-hukum.html
JDIH. (n.d.). From Penjelasan Atas Undang-Undang No 5 Tahun 2011:
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2011/5TAHUN2011UUPENJEL.htm
Kartika, M. U. (2019, April 22). Inilah.com. From Apresiasi untuk Kartini Masa Kini:
https://m.inilah.com/news/detail/2521913/apresiasi-untuk-kartini-masa-kini
Merdeka.Com. (2018). From Kartini Masa Kini: https://www.merdeka.com/tag/kartini-
masa-kini/
Nazal, B. (2017, April 21). Kumparan. From Perjuangan Kartini Demi Emansipasi
Wanita: https://kumparan.com/bily-nazal/perjuangan-kartini-demi-emansipasi-
wanita
Ricardo, S. (n.d.). Kewajiban dan Tanggung Jawab Hukum Auditor. From Hukum
Online: https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol21999/kewajiban-
dantanggung-jawab-hukum-akuntan-publik/
Rizki, M. J. (2018, November 15). Keterlibatan Akuntan Publik dalam Manipulasi
Laporan Keuangan. From Hukum Online:
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5bed467ca1e5e/keterlibatan-akuntan-
publik-dalam-manipulasi-laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai