Disusun Oleh:
Puji syukur tetap tercurah limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menjadi Warga Negara
Indonesia yang Baik” ini. Tak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita agama islam yang
sempurna sebagai anugarah terbesar bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
Dengan pertolongan dan rahmat-Nya, Alhamdulillah Saya selaku penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Menjadi Warga Negara Indonesia yang
Baik” ini dapat tersususun. Saya-pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini sebagai
bahan evaluasi Saya dalam pembuatan makalah berikutnya. Saya juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................4-5
B. Identifikasi Masalah..........................................................................6
C. Rumusan Masalah………………………………………………….6
D. Tujuan Pengetikan ............................................................................6
E. Manfaatan Pengetikan.......................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. WARGA NEGARA YANG BAIK...........................................................7
B. Pentingnya Guru PKn dalam Pengembangan Karakter.................7-8
A. Latar Belakang
Negara dan warga negara memiliki Hubungan timbal balik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab terhadap warga negaranya
begitu juga sebaliknya. Untuk memfomulasikan Menurut Miriam Budiardjo (Suryo, 2008:49)
“Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui
penguasaan monopolistis terhadap kekuasaan yang sah”.
Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang menjadi tujuan negara adalah
“Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaiaan abadi dan keadilan sosial”. Dalam
hal ini, dapat dilihat bahwa hubungan antara negara dan warga negaranya memiliki relevansi
dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menjadi warga negara yang baik (be a good citizen) merupakan suatu hasil yang
diharapkan dari hubungan antara negara dengan warga negara. Warga negara yang baik adalah
warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya mampu mengkritisi, serta partisipatif, dan
bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari hal tersebut, maka warga
negaranya mampu melaksanakan serta memahami keseimbangan antara hak dan kewajibannya
maka terbentuklah masyarakat yang mandiri sering disebut madani (civil society).
Masyarakat madani adalah masyarakat mandiri dapat dikatakan suatu sistem sosial yang
tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan masyarakat. Civil society
merupakan masyarakat yang memiliki derajat budaya tertentu, kuncinya masyarakat tidak hanya
tentang pemerintah atau penguasa, tetapi juga berkaitan dengan kekuatan masyarakat yang ada di
dalam masyarakat tersebut. Pada dasarnya untuk mewujudkan civil society, pendidikan berperan
penting dalam pemberdayaan kualitas, baik kualitas siswa maupun pemberdayaan proses
pendidikannya yaitu peningkatan peranan guru dan pembelajarannya.
Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 mengatur tentang standart
isi untuk satuan Pendidkan dasar dan menengah adalah “mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara Indonesia, 4 Paradigma baru yang diusulkan dalam pendidikan
kewarganegaraan haruslah beorientasi pada civil society”.
Menurut pengamatan penulis saat ini, saat ini tingkat pemahaman serta kesadaran siswa
dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik masih terlihat
minim. Serta pembelajaran yang terlalu monoton sehingga siswa kurang tertarik pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraaan itu tampak terlihat dari perilaku sehari-hari siswa di
sekolah yaitu masih cendrung memiliki sikap tidak mau tau terhadap peraturan yang
diberlakukan di sekolah, masih sering menimbulkan konflik antar teman, kurang disiplin dalam
belajar, tidak memiliki jiwa nasonalisme, kurang antusias terhadap informasi kebangsaan,
bersifat indivualistis yang dipengaruhi oleh media sosial yang sangat berkembang pesat saat ini
dan perlunya peranan guru PKn dalam mendidik siswa menjadi warga negara yang mengetahui
hak serta kewajibannya dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu:
A. Kesimpulan
Konsep Good Citizenship dari Aristoteles ini menekankan pada karakter warga negara
itusendiri. Bagaimana warga negara mampu mengenal satu sama lain, aktif dalam
kegiatanpublik, memiliki kebaikan serta kebajikan dan warga negara yang terdidik. Jika tiap –
tiapwarga negara Indoesia mampu memiliki karakter – karakter tersebut maka negeri ini
akanjauh dari kata perpecahan. Pendidikan yang mumpuni jika tidak dibarengi dengan moral
dankarakter yang kuat juga akan sulit membangun Good Citizenship. Maka dari itu,
Warganegara Indonesia harus memahami betapa pentingnya mengenal satu sama lain
setameningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya. Jika itu semua dapat berjalan dengan
baik,maka sila ke – 3 Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia” dapat terwujud.
Dalam mewujudkan masyarakat yang memiliki karakter-karakter diatas dibutuhkannya peran
guru PKn. Diantaranya adalah peran guru PKn ialah kemampuan mengembangkan nilainilai
karakter yang dikembangkan di dalam perangkat pembelajaran yang telah terlebih dahulu dibuat.
Adanya perangkat pembelajaran tentu mempermudah guru untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Penyusunan perangkat pembelajaran dalam tulisan ini dapat dilakukan melalui
beberapa tahap mulai 1) Penanaman nilai-nilai karakter dalam penyusunan rencana pembelajaran
mulai dari tujuan, metode, media, dan evaluasi; 2) Penanaman nilai-nilai karakter dalam
pelaksanaan pembelajaran; 3) penilaian yang bertumpu pada penilaian sikap (afektif) yang
memuat nilai-nilai karakter seperti sikap menghargai perbedaan.
B. Saran
Untuk menjadikan seluruh warga negara Indonesia menjadi warga yang baik maka
diperlukannya guru PKn yang berkualitas untuk memberikan Pendidikan karakter sejak dini
hingga sampai jenjang perguruan tinggi.
C. Daftar Pustaka
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131474282/penelitian/PERAN+GURU+PKn+DALAM+PENDI
DIKAN+KARAKTER_2.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/26085/9/9.%203133311003%20BAB%20I.pdf