Anda di halaman 1dari 7

Nama : Radila Arifin M.

H
Universitas : Sam Ratulangi
Jurusan : Akuntansi

HIDUP DAN PERJUANGANNYA BAGI WANITA MASA KINI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”
demikianlah kata pepatah yang hingga kini menjadi panutan bangsa Indonesia dalam
memberikan penghargaan bagi para pahlawan. Betapa tidak, dalam perjalanannya
bangsa Indonesia telah menghasilkan banyak pahlawan yang telah berjuang mati-matian
untuk memperoleh serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Baik itu pahlawan
nasional, pahlawan kemerdekaan, hingga pahlawan revolusi, semua mendapat
penghargaan karena mereka telah berjasa besar bagi kepentingan bangsa Indonesia.
Banyak dari para pahlawan tersebut berjuang di medan peperangan, sebut saja sosok
Pangeran Diponegoro, Kapitan Pattimura, dan Sultan Agung yang berjasa dalam
memerangi tentara kolonial Belanda. Namun ada pula yang berjasa terhadap bangsa
Indonesia bukan melalui jalan perang melainkan melalui pendidikan. Salah satu di
antaranya adalah Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita yang telah berjasa dalam
membela hak kaum wanita Indonesia serta memperjuangkan kehidupan sosial yang
lebih baik bagi rakyat pribumi.
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno melalui Kep. Pres. RI No.108 Tahun
1964, pada tanggal 2 Mei 1964, mengangkat R.A. Kartini sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.
R.A. Kartini diangkat sebagai pahlawan bukan karena kegigihannya dalam bergerilya
melawan tentara kolonial Belanda, namun ia diangkat karena cita-citanya sehubungan
dengan nasib kaum wanita. Ia juga dikenang karena surat-suratnya yang mengandung
berbagai gagasan revolusioner untuk memajukan bangsa Indonesia yang kala itu masih
bodoh dan miskin. Ia memperjuangkan hak kaum wanita bukan melalui jalur politik
melainkan melalui jalur pendidikan. Kartini ingin mengangkat derajat kaum wanita
pribumi agar dapat setara dengan kaum pria terutama dalam hal pendidikan. Ia juga
memiliki cita-cita agar suatu saat nanti bangsanya mampu bebas dari telapak kaki
bangsa lain dan dapat mengatur sendiri kehidupan bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Bagi Kartini, untuk mencapai cita-cita tersebut yang dibutuhkan adalah pendidikan.
Karena jasanya yang besar dalam kemajuan bangsa inilah, Kartini diangkat sebagai
Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Karena jasa besarnya dalam pendidikan, banyak sekolah di Indonesia yang
memperingati Hari Kartini secara khusus. Banyak kegiatan dilakukan untuk
memeriahkan Hari Kartini di antaranya mengadakan berbagai lomba seperti membatik,
memasak, hingga fashion show dengan busana tradisional. Semua kegiatan tersebut
sejatinya memang dilaksanakan untuk mengenang jasa R.A. Kartini. Namun
kenyataannya, peringatan tersebut kurang memberikan kesan mendalam khususnya bagi
para remaja Indonesia. Remaja masa kini cenderung kurang menghayati nilai-nilai
perjuangan Kartini. Buah pemikirannya yang revolusioner hingga semangatnya yang
besar untuk belajar, kurang mendapat sorotan dari para remaja. Peringatan Hari Kartini
hanya dijadikan sarana kegiatan yang sifatnya formalitas tanpa dimaknai secara lebih
mendalam. Nyatanya saat ini, R.A. Kartini belum menjadi sosok yang diteladani atau
diidolakan para remaja. Remaja saat ini lebih cenderung meneladani idola-idola mereka
seperti Agnes Monica atau Lady Gaga. Mereka mencintai idolanya hingga menirukan
gaya berpakaian atau bahkan gaya hidup idolanya. Sosok Kartini yang seharusnya
menjadi teladan bagi remaja, kini malah hampir terlupakan seperti sebuah pepatah,
”Kacang lupa akan kulitnya.” Remaja masa kini seolah-olah melupakan sosok Kartini
yang sejatinya telah membuat kehidupan mereka kini menjadi lebih baik.

Melihat pelbagai keprihatinan tersebut, penulis merasa tertarik untuk


mengangkat kembali perjuangan Kartini dalam karya tulis ini karena bagi penulis
banyak nilai perjuangan Kartini yang masih relevan untuk diteladani dan
diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Penulis hendak mengenalkan kisah hidup dan perjuangan Kartini.

2. Menunjukkan buah pemikiran dan karya-karya inspiratif Kartini.


3. Mengetahui sejauh mana remaja putri mengenal dan meneladani sosok Kartini.

4. Menunjukkan petikan makna hidup Kartini bagi remaja putri dan seminaris.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ini antara lain:
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi pustaka sebagai
bahan pokok. Studi Pustaka merupakan metode mendapatkan data dan informasi dengan
cara membaca buku. Studi pustaka ini penulis lakukan dengan cara membaca buku
mengenai R.A. Kartini. Penulis juga akan melakukan observasi dengan menggunakan
internet atau media massa lain sebagai sarana untuk mendapatkan data.

BAB IV
PEMBAHASAN

Hari Kartini tidak cukup hanya menjadi sebatas acara seremonial saja, tetapi
bagaimana memaknai semangat perjuangan Kartini untuk diterapkan sebagai pemicu
agar emansipasi dan kesetaraan gender tersebut bisa diterapkan dengan sebaik-baiknya,
dan dijalanlan dalam semua bidang baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Pemerintah harus memperkuat komitmennya untuk berbuat nyata serta mengevaluasi
kebijakannya, efektifitas kebijakannya, pelaksanaan kebijakan yang ada serta
melakukan langkah kongkrit, untuk masa depan perempuan Indonesia.

Indonesia harus terus berbenah dan terus melakukan pembaruan, ide Kartini
harus terus digulirkan, digelorakan, disuarakan dan direalisasikan sesuai dengan konteks
zamannya. Ide besarnya diambil, tetapi strateginya perlu dikembangkan sesuai
perkembangan zaman.

Tidak sedikit perempuan berpandangan bahwa adaptif dengan gaya hidup


hedonis, materialistis merupakan “ciri perempuan modern” atau ciri wanita yang
emansipatif. Memaknai perempuan moden yang dicita-citakan Kartini tentu bukan
demikian. Kartini bukan memperjuangkan hedonism, budaya materialistis, konsumtif,
gaya hidup serba wah, namun memperjuangkan perempuan harus berkualitas,
berpendidikan, perempuan harus terus berkarya, bernovasi, perempuan harus partisipatif
dalam berbagai bidang, agar dapat menyumbangkan manfaat besar bagi keluarga,
bangsa dan negara.

Banyaknya masalah perempuan saat ini, sebagai pertanda bahwa perempuan


masih menghadapi masalah yang kompleks dan ide Kartini belum menjadi spirit yang
kokoh bagi, maka negara dan pemerintah harus hadir dengan tindakan nyata, bertindak
cepat, sistematis dan berkelanjutan dan terukur.

Dalam hidup ini Allah telah menciptakan alam seisinya dengan sangat
sempurna. Semua dirancang dan dikendalikan sesuai dengan tata hukum Sang Pencipta
yaitu Allah SWT. Penciptaannya berupa keteraturan yang terancang. Bukti dari semua
itu adalah diciptakannya segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Ada baik dan
buruk, panjang pendek, tinggi rendah, jauh dekat, pria wanita, dan atau laki-laki
perempuan. Semua itu merupakan bukti kesempurnaan.

Perbedaan tersebut bukanlah hal untuk membedakan. Perbedaan itu tidak


sekedar permainan kata-kata belaka. Tapi, sebuah hal yang harus difahami. Karena
dengan perbedaan itulah segala kebaikan muncul. Pria dan perempuan keberadaannya
sangat menentukan perkembangan dunia ini. Khususnya perempuan. Sosok yang penuh
dengan kelembutan dan kasih sayang ini mempunyai potensi dan kekuatan yang begitu
besar.

Diakui atau tidak pada saat ini peranan wanita sangatlah besar dalam berbagai
bidang. Baik dalam peran pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan peranan wanita
telah kita rasakan diranah publik, seperti contohnya politik. Dan itu artinya wanita dapat
memajukan bangsa dan negara melalui SDM yang dimiliki oleh wanita Indonesia.

Dipelopori oleh sang pioner emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini yang
melegenda dengan kutipan bukunya “ Habislah gelap terbitlah terang” munculah istilah
emansipasi wanita. Berkat jasa beliau, diera globalisasi ini peran wanita bukanlah suatu
hal yang tabu untuk melakukan aktivitas yang diluar perkiraan wanita ,namun masih
dalam batas-batas yang wajib diperhatikan. Sebelum membahas lebih jauh antara
emansipasi dan kesetaraan gender, mari kita lihat maksud dan arti dari keduanya.

Emansipasiartinya memberikan hak yang sepatutnya diberikan kepada orang


atau sekumpulan orang di mana hak tersebut sebelumnya dirampas atau diabaikan dari
mereka. Dimana refleksi emansipasi yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini
adalah untuk membawa perubahan besar kepada perempuan Indonesia, yaitu perjuangan
menuntut hak pendidikan bagi perempuan. Karena kita ketahui bahwa dizaman dahulu,
pendidikan bagi perempuan ataupun kaum pribumi adalah hal yang sangat tabu dan
sangat susah untuk dicapai.

Sedangkan kesetaraan gender adalah suatu keadaan setara dimana antara pria
dan wanita dalam hak ( hukum ) dan kondisi  ( kualitas hidup ) adalah sama. Gender
adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi
serta peran sosial kemasyarakatan.

Sesungguhnya emansipasiyang sebenarnyaadalah bentuk pemberian hak kepada


wanita untuk mengembangkan diri dan kemahiran profesional agar bisa bergandeng
bahu dengan lelaki dalam pembangunan negara. Tidak ada maksud negatif yang
tersembunyi di sebalik gerakan emansipasi. Jikapun ada, itu kembali ke niat orang atau
kumpulan yang memperjuangkannya dan apa latar belakang yang memotivasinya.

Kesetaraan gender dengan emansipasi adalah 2 hal yang berbeda arti.


Kesetaraan gender adalah persamaan kodrat atau persamaan gender dari wanita dan
laki-laki. Jika kita lihat dari fisik, seorang wanita dan laki-laki jelas sangat berbeda.
Secara psikologis menyebutkan adanya perbedaan antara wanita yang 90%
menggunakan perasaan dan sisanya adalah logika dan sangat berbanding terbalik
dengan laki-laki yang 90% menggunakan logika dan sisanya adalah perasaan.
Bagaimana bisa kita menyamakan fakta-fakta tersebut? Makna dari emansipasi
mungkin sudah keluar dari zona artian yang sebenarnya sehingga banyak orang
menyebutkannya emansipasi adalah kesetaraan gender. Namun dalam hal ini sangat
berbeda.
Istilah Emansipasi Wanita pada prinsipnya memberikan seluruh hak dasar
manusia (Human Rights) kepada Wanita, misalnya hak berbicara, hak hidup, dan lain
sebagainya. Namun wanita diharuskan berada pada kodrat yang telah ditentukan
untuknya. Inilah yang diajarkan oleh Kartini. Hubungannya adalah emansipasi
merupakan tindak lanjut dari gagasan kesetaraan gender dalam bentuk tindakan nyata
seorang wanita dalam kehidupannya.

Alangkah lebih bijaksananya jika kita mengartikan dan memaknai emansipasi


wanita sebagai salah satu bentuk kerjasama antara laki-laki dan wanita dalam
menjalankan kehidupan. Sebagai seorang partner, tentu saja mempunyai kedudukan
sama tinggi dan mempunyai hak yang sama tanpa adanya perbedaan yang memandang
keduanya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepang pada tanggal 21 April 1879, jadi
bertepatan 127 tahun yang lalu. Beliau adalah Putri dari seorang Bupati Jepara pada
waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu dari Bupati
Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada waktu itu kelahiran Raden Ajeng Kartini, nasib
kaum wanita penuh dengan kegelapan, kehampaan, dari segala harapan, ketiadaan
dalam segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot kaum laki-laki belaka, dan
bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah, yaitu mengurus dan
mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas dan diinjak-injak harkat dan
martabatnya sebagai manusia.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk
bangsa indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan
tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa.
Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya
beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada
perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir,
tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
5.2 Saran
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan
penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku “HABIS GELAP TERBITLAH
TERANG”.
Mari kita pertahankan hasil perjuangan para pahlawan dengan mengisi
kemerdekaan dengan penuh kedamaian dan perdamaian bangsa.
  
DAFTAR PUSKATAKA

http://rakartini.com/opini-tentang-kebaya
http://indonesiancommunity.multiply.com/
http://www.museumindonesia.com/museum/21/1/Museum_R._A._Kartini_Jepara
http://for-mass.blogspot.com/2011/03/yuk-kunjungi-museum-kartini-jepara.html

Anda mungkin juga menyukai