H
Universitas : Sam Ratulangi
Jurusan : Akuntansi
4. Menunjukkan petikan makna hidup Kartini bagi remaja putri dan seminaris.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ini antara lain:
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi pustaka sebagai
bahan pokok. Studi Pustaka merupakan metode mendapatkan data dan informasi dengan
cara membaca buku. Studi pustaka ini penulis lakukan dengan cara membaca buku
mengenai R.A. Kartini. Penulis juga akan melakukan observasi dengan menggunakan
internet atau media massa lain sebagai sarana untuk mendapatkan data.
BAB IV
PEMBAHASAN
Hari Kartini tidak cukup hanya menjadi sebatas acara seremonial saja, tetapi
bagaimana memaknai semangat perjuangan Kartini untuk diterapkan sebagai pemicu
agar emansipasi dan kesetaraan gender tersebut bisa diterapkan dengan sebaik-baiknya,
dan dijalanlan dalam semua bidang baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Pemerintah harus memperkuat komitmennya untuk berbuat nyata serta mengevaluasi
kebijakannya, efektifitas kebijakannya, pelaksanaan kebijakan yang ada serta
melakukan langkah kongkrit, untuk masa depan perempuan Indonesia.
Indonesia harus terus berbenah dan terus melakukan pembaruan, ide Kartini
harus terus digulirkan, digelorakan, disuarakan dan direalisasikan sesuai dengan konteks
zamannya. Ide besarnya diambil, tetapi strateginya perlu dikembangkan sesuai
perkembangan zaman.
Dalam hidup ini Allah telah menciptakan alam seisinya dengan sangat
sempurna. Semua dirancang dan dikendalikan sesuai dengan tata hukum Sang Pencipta
yaitu Allah SWT. Penciptaannya berupa keteraturan yang terancang. Bukti dari semua
itu adalah diciptakannya segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Ada baik dan
buruk, panjang pendek, tinggi rendah, jauh dekat, pria wanita, dan atau laki-laki
perempuan. Semua itu merupakan bukti kesempurnaan.
Diakui atau tidak pada saat ini peranan wanita sangatlah besar dalam berbagai
bidang. Baik dalam peran pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan peranan wanita
telah kita rasakan diranah publik, seperti contohnya politik. Dan itu artinya wanita dapat
memajukan bangsa dan negara melalui SDM yang dimiliki oleh wanita Indonesia.
Dipelopori oleh sang pioner emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini yang
melegenda dengan kutipan bukunya “ Habislah gelap terbitlah terang” munculah istilah
emansipasi wanita. Berkat jasa beliau, diera globalisasi ini peran wanita bukanlah suatu
hal yang tabu untuk melakukan aktivitas yang diluar perkiraan wanita ,namun masih
dalam batas-batas yang wajib diperhatikan. Sebelum membahas lebih jauh antara
emansipasi dan kesetaraan gender, mari kita lihat maksud dan arti dari keduanya.
Sedangkan kesetaraan gender adalah suatu keadaan setara dimana antara pria
dan wanita dalam hak ( hukum ) dan kondisi ( kualitas hidup ) adalah sama. Gender
adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi
serta peran sosial kemasyarakatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepang pada tanggal 21 April 1879, jadi
bertepatan 127 tahun yang lalu. Beliau adalah Putri dari seorang Bupati Jepara pada
waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu dari Bupati
Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada waktu itu kelahiran Raden Ajeng Kartini, nasib
kaum wanita penuh dengan kegelapan, kehampaan, dari segala harapan, ketiadaan
dalam segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot kaum laki-laki belaka, dan
bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah, yaitu mengurus dan
mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas dan diinjak-injak harkat dan
martabatnya sebagai manusia.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk
bangsa indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan
tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa.
Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya
beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada
perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir,
tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
5.2 Saran
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan
penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku “HABIS GELAP TERBITLAH
TERANG”.
Mari kita pertahankan hasil perjuangan para pahlawan dengan mengisi
kemerdekaan dengan penuh kedamaian dan perdamaian bangsa.
DAFTAR PUSKATAKA
http://rakartini.com/opini-tentang-kebaya
http://indonesiancommunity.multiply.com/
http://www.museumindonesia.com/museum/21/1/Museum_R._A._Kartini_Jepara
http://for-mass.blogspot.com/2011/03/yuk-kunjungi-museum-kartini-jepara.html