Kelompok 6
Awwanur iswan
Dahlia Indra lestari
Nadia Putri Apriyani
Reyhan Wicaksono
KATA PENGHANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, "Gerakan Perempuan” dapat kami
selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang Gerakan Perempuan.
selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada Guru Sejarah
Indonesia kami, yaitu Bapak Helmi Rifkyansyah, SP.d dan kami berterima kasih kepada
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah "Gerakan Perempuan".
Pada isi makalah akan menjelaskan sejarah dari Gerakan Perempuan dari mulai
terbentuknya sampai tokoh-tokoh yang berada di balik Gerakan Perempuan. Makalah
"Gerakan Perempuan" disusun oleh siswa/i kelompok 6 kelas 11 IPA 5 SMA YAPPENDA
Jakarta, dengan tujuan mengerjakan tugas tertulis.
Dengan demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Dan kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perempuan adalah makhluk yang memiliki sederajat sama dengan laki-laki hanya saja
terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki-laki dan perempuan
mempunyai peran yang sama di dalam masyarakat umum. Tetapi tidak sedikit orang
menganggap bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam segala bidang kehidupan.
Perempuan dalam pemikiran banyak orang adalah makhluk yang lemah, harus di lindungi
laki-laki, pekerjaan mereka hanya di kasur, dapur dan sumur. Pemikiran masyarakat awam
belum paham benar dengan tugas perempuan sebagai makhluk sosial yang juga bekerja di
dalam masyarakat. Sering kali perempuan di bedakan dari kehidupan politik, pendidikan
umum, bahkan dalam dunia pekerjaan. Inilah kondisi sistem yang selalu di jumpai dalam
masyarakat umum. Dikarenakan, Kondisi seperti ini akan melahirkan perlawanan yang di
sebut gerakan kaum perempuan yang ingin membebaskan diri dari ikatan yang di anggap
merugikan kaum perempuan.
Pergerakan perempuan Indonesia sangat berhubungan dengan pergerakan kebangsaan
Indonesia. Di samping memperjuangkan perbaikan kedudukan perempuan, pergerakan
perempuan Indonesia juga memperjuangkan tercapainya kemerdekaan Indonesia,
mempertahankannya dan kemudian membangun bangsa dan negara. Ruang lingkup dari
pergerakan perempuan Indonesia meliputi berbagai bidang yaitu pendidikan, sosial, budaya,
ekonomi dan politik.
Organisasi perempuan secara umum berkembang sejak awal abad 20 dalam berbagai
bentuk, ada yang berdiri sendiri, maupun dibuat oleh organisasi yang telah berkembang
sebelumnya dan selain itu isu-isu yang berkembang berbeda-beda sesuai dengan jaman
khususnya pada masa Orde Baru perubahan-perubahan terjadi pada ranah sosial-politik.
Pemerintah membentuk beberapa organisasi perempuan seperti Dharma Wanita dan PKK.
Organisasi ini dibentuk dengan harapan dapat membantu setiap program kerja yang dibuat
pemerintah. Namun pada realitanya organisasi ini tidak dapat memberdayakan perempuan
atau pun memecahkan isu perempuan dengan semestinya. Sehingga organisasi perempuan
buatan pemerintah ini dianggap tidak mampu menyelesaikan permasalahan perempuan yang
ada dan pergerakannya pun dirasa sangat terbatas.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka, rumusan masalah yang di dapat adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gerakan Perempuan
2. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya Gerakan Perempuan
3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dibalik Gerakan Perempuan
2.2 Perempuan
Kata perempuan dan wanita memang lazim digunakan secara bergantian dalam
bahasa Indonesia. Kata wanita dahulu dianggap sebagai lebih mulia daripada perempuan,
sedangkan perempuan bermakna peyoratif. Akan tetapi, kata perempuan kini justru lebih
sering digunakan daripada wanita. Kata ini sangat populer terutama di kalangan aktivis
gerakan perempuan (Kuntjara, 2001).
Fase-fase tersebut adalah era Kartini hingga era kemerdekaan pada 1945; periode
pasca-kemerdekaan hingga tahun 1965; era Orde Baru hingga 1998; dan tahun 1998 hingga
sekarang. Sebelum kemunculan Kartini pada akhir abad 19, sudah ada para perempuan di
kalangan bangsawan yang giat berusaha memajukan perempuan, tetapi masih terbatas pada
lingkungan kecil mereka.
Sukanti dalam buku yang sama juga mengatakan bahwa walaupun sudah banyak
tokoh-tokoh penggerak perjuangan perempuan di Indonesia, lambat laun dirasakan bahwa
tidak cukup bagi perempuan untuk berjalan sendiri-sendiri. Inisiatif untuk membentuk
organisasi perempuan pun muncul kemudian demi mewujudkan kesamaan hak perempuan
dan laki-laki.
Atas prakarsa Boedi Oetomo pada tahun 1912, didirikanlah organisasi perempuan
pertama di Jakarta bernama Poetri Mardika. Dalam upaya pemberdayaan perempuan dan
memperjuangkan hak-hak perempuan, organisasi ini melakukan kampanye dengan menerbitkan
surat kabar Poetri Mardika pada tahun 1914. Media ini melakukan banyak kampanye
pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan pengajaran.
Kebangkitan Gerakan Perempuan pada masa kolonial semakin terasa pada tahun 1928
dengan diselenggarakannya kongres Perempuan pertama di Yogyakarta dengan tujuan
memperjuangkan hak-hak perempuan terutama dalam bidang pendidikan, pernikahan, dan
hak politik. Dalam kongres ini pula, Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI),organisasi
payung perempuan Indonesia, berubah nama menjadi Perserikatan Perhimpunan Istri
Indonesia (PPPI).
Perkembangan organisasi perempuan mulai surut pada masa pendudukan Jepang
tahun 1942. Hal ini dikarenakan semua organisasi perempuan dilarang kecuali Fujinkai,
sebuah organisasi bentukan Jepang ini beranggotakan istri pegawai negeri. Kegiatan yang
dilakukan oleh Fujinkai yaitu kegiatan sosial seperti pemberantasan buta huruf, membuka
pelatihan ketrampilan. Meski kegiatan ini terbilang positif, motivasi pendirian Fujinkai untuk
mendukung kemenangan Jepang.