Anda di halaman 1dari 15

GERAKAN WANITA INDONESIA

(GERWANI)

Disusun Oleh Kelompok 1 Kelas XI MIPA 3

1. Denisya Nazwa Mulyasabila (09)


2. Khairunnisa Mardhiyah Attaufiq (18)
3. Rizky Faturrahman (29)
4. Zahwa Aurora Susanto (41)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 5 DEPOK


Perumahan Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan – Depok
Website: http://www.sman5depok.sch.id email:smanlid@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Sejarah Indonesia .Selain itu, Kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Achmad Muharrom, S.Pd
selaku guru Sejarah Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 28 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 Sejarah Gerwani .................................................................................................................... 3
2.2 Faktor Utama Pembentukan Gerwani ................................................................................... 7
2.3 Tempat dan waktu terbentuknya Gerwani ............................................................................ 7
2.4 Pendiri Gerwani .................................................................................................................... 7
2.5 Alasan Gerwani dibubarkan .................................................................................................. 8
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pergerakan perempuan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang sangat panjang.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, telah banyak muncul tokoh- tokoh dan organisasi-organisasi
perempuan dibangun untuk kepentingan kaum perempuan, perempuan memperjuangkan posisi di
dalam perkawinan dan kehidupan keluarganya, mempertinggi kecakapan dan pemahaman ibu
sebagai pemegang dan yang menentukan jalannya rumah tangga dalam suatu keluarga. Dengan
jalan menambah lapangan pengajaran, memperbaiki pendidikan, dan mempertinggi kecakapan-
kecakapan sebagai perempuan, hal itu merupakan yang utama bagi organisasi tersebut.
Organisasi yang ada di Indonesia seperti Gerwani pada mulanya adalah independen yang
memperhatikan masalah-masalah sosialis dan feminis.
Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada
tahun 1954-an dan 1965-an. Tahun 1954 merupakan awal terbentuknya organisasi Gerakan
Wanita Indonesia yang oleh masyarakat lebih kenal dengan Gerwani. Kelompok ini memiliki
hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia, namun sebenarnya merupakan organisasi
independen yang memperhatikan masalah-masalah sosialisme dan feminisme. Organisasi ini bisa
dikatakan organisasi pertama yang mencoba mendobrak kodrat perempuan. Mereka memprotes
setiap hal-hal yang merugikan perempuan. Organisasi ini mengajarkan perempuan untuk berpikir
maju kedepan. Tidak hanya monoton pada tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Organisasi ini
mencoba memperjuangkan hak-hak perempuan.
Dalam perjalanan gerakan wanita, Gerwani sebetulnya memiliki peran yang cukup berarti
dengan mengangkat isu-isu kontroversial pada masanya itu. Seperti isu hak pilih dan isu
poligami. Kekritisan para wanita terhadap ketidakadilan dan penindasan kaumnya merupakan
sesuatu yang bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi gerakan wanita selanjutnya. Terdapat
beberapa hal penting yang berpengaruh pada para wanita dalam organisasi Gerwani sehingga
menjadi kritis dan terkesan radikal, antara lain karena adanya kawin paksa, perceraian sepihak,
larangan bersekolah, dan penghinaan-penghinaan lain yang sangat menyudutkan kaum wanita.
Hal-hal itu merupakan bagian dari praktik sistem budaya warisan feodal yang masih sangat
melekat pada masyarakat Indonesia pada saat itu.
Gerwani memilih Semarang sebagai basis karena secara historis merupakan "Kota Merah",
kota kelahiran partai yang berideologi komunis yaitu PKI. Banyak anggota Gerwani yang juga
merupakan anggota PKI karena hanya partai inilah yang dilihat bersungguh-sungguh dalam
melawan penindasan terhadap rakyat. Aktivitas Gerwani di kota Semarang sesuai dengan hal-hal
yang tercantum dalam Program-Program Kerja Gerwani. Meskipun program-program kerja
tersebut baru dibuat dan dikeluarkan pada tahun 1964, namun sebelumnya sudah diterapkan di
daerah- daerah termasuk di kota Semarang.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perjalanan sejarah dari organisasi Gerwani?
2. Apa saja faktor pendukung dibentuknya organisasi Gerwani?
3. Kapan dan dimanakah organisasi Gerwani terbentuk?
4. Siapa saja tokoh pendiri organisasi Gerwani?
5. Mengapa organisasi Gerwani dibubarkan?

1.3 Tujuan Masalah


Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Menjelaskan sejarah organisasi Gerwani
2. Memaparkan faktor utama dibentuknya organisasi Gerwani
3. Menjelaskan waktu dan tempat terbentuknya organisasi Gerwani
4. Menjabarkan siapa saja pendiri organisasi Gerwani
5. Memberi gambaran mengapa organisasi Gerwani dibubarkan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Gerwani


Ketika didirikan pada tahun 1950 dengan nama Gerwis, organisasi ini merupakan

organisasi dengan perjuangan menuntut hak-hak wanita dan anak- anak. Bisa dikatakan

bahwa organisasi ini adalah organisasi yang murni mengarah ke organisasi sosial. Pada

tahun 1954 ketika diputuskan bahwa Gerwis berganti nama menjadi Gerwani, organisasi

memiliki tambahan arah perjuangan, yaitu selain berjuang untuk tujuan-tujuan yang

bersifat sosial, organisasi juga bergerak dan berjuang untuk tujuan-tujuan yang bersifat

politis. Hal itu dimulai dengan mendekatkan organisasi pada Sukarno. Tujuannya agar

mendapatkan simpati dari orang nomor satu Indonesia tersebut.

Meskipun Gerwani sudah beranjak terjun ke kancah politik Indonesia semakin tahun

semakin jauh, tetapi Gerwani tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Gerwani tetap

menjadikan dirinya sebagai organisasi sosial. Semakin lama, pergerakan politik dari

Gerwani semakin reformis dan progresif, meskipun tidak meninggalkan sisi keibuannya.

Gerwani juga aktif dalam pemilu tahun 1955 dan mencalonkan beberapa

kadernya melalui PKI dan PRI. Para kader yang nantinya terpilih, harus lebih

mementingkan tujuan dari organisasi daripada tujuan partai “Gerwani memberikan

kewajiban kepada anggota-anggota tersebut untuk memperjuangkan tuntutan undang-

undang perkawinan sesuai dengan konsepsi DPP dan bersama-sama dengan itu

3
memperjuangkan tuntutan-tuntutan rakyat.Hal itu mengukuhkan posisi Gerwani sebagai

organisai yang non-partai. Selain itu dalam kongres terakhir Gerwani tahun 1961 juga

masih disebutkan bahwa Gerwani merupakan organisasi yang non-partai.

Setelah tahun 1955, aktivitas Gerwani dalam dunia politik semakin intens. Isu-

isu yang diperjuangkan juga meluas. Gerwani tidak lagi hanya berbicara soal politik

dalam negeri, tetapi juga berbicara soal masalah politik yang ada di dunia internasional.

Geakan politik dari Gerwani ini ditunjang oleh relasi atas dan relasi bawah yang

dilakukan oleh Gerwani, sehingga oerganisasi ini memiliki akses berpilitik yang mudah.

Selain itu, program rekrutmen dari Gerwani yang tidak memandang ras, suku, agama

dan ideologi, membuatnya semakin leluasa berpolitik karena memiliki dukungan dari

berbagai kalangan.

Beberapa aktivitas itu dilakukan Gerwani sampai peristiwa Gestok terjadi dan

Gerwani dinyatakan sebagai organisasi yang terlarang. Beberapa aktivitas Gerwani yang

penting, mulai dari awal berdirinya, dan dalam tabel berikut.

4
Tahun Keterangan

1950 Gerwis dibentuk

• Gerwis berubah nama menjadi Gerwani

1954 • Mendekat ke Sukarno dengan bersikap diam atas keputusan

kawin lagi Sukarno

• Aktif berkampanye dan mengikuti Pemilu


1955
• Mencalonkan kader Gerwani melalui PKI dan PRI

• Mengirim delegasi ke Sukarno Penolakan bom nuklir

1956 • Menolak intervensi AS

• Lebih aktif di GWDS

1957 Mendukung penuh konsep demokrasi terpimpin

1959 Mendukung Manipol USDEK

• Konfrontasi dengan Malaysia

1961 • Menentang Amerika Serikat

• Memboikot film-film Amerika

• Menduduki posisi ketua koordinator pimpinan di KOWANI

• Melakukan seminar dengan wanita tani


• Mengikuti latihan sukarelawan pembebasan Irian Barat
1962
Pemboikotan aset asing

5
• Aktif mengambil bagian dalam seminar pendidikan wanita

Asia di Seilon

• Mengirim surat kepada pemerintah AS untuk tidak

mengintervensi Laos

• Mengirim surat kepada pemerintah Spanyol agar tidak

membunuh kaum buruh yang mogok kerja

• Mengirim surat kepada presiden Natser agar menutup terusan

Suez kepada kapal-kapal Belanda

1963 • Membuka training centre untuk perjuangan pembebasan Irian

Barat

• Melakukan pertemuan persahabatan dengan rakyat Kuba,

Korea, dan Vietnam

• Mengunjungi Uni Soviet, Korea, China, dan Kuba

• Memenuhi undangan ke Uni Soviet, China, Bulgaria, Kuba

dan RDRK

• Menyambut kedatangan delegasi dari Uni Soviet,

Cekoslovakia dan Hungaria

• Melakukan demonstrasi di kedutaan besar Amerika dan


1965
Marshall Green

• Melakukan latihan Ganyang Malaysia

• Gerwani menjadi organisasi terlarang


1966

Berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Gerwani mulai dari

berdirinya tahun 1950 sampai akhirnya terlarang setelah terjadi Gestok, Gerwani dapat

6
digolongkan sebagai gerakan sosial yang reformis, yaitu gerakan sosial yang menuntut

adanya perubahan sosial. Selain itu Gerwani juga beraktivitas dalam dunia politik dan

terkadang progresif dalam gerakannya, misal ketika melakukan beberapa demostrasi.

Hal itu juga didukung oleh penjelasan Spancertentang gerakan sosial reformis, bahwa

gerakan ini biasanya melakukan perbaikan pada sistem yang ada dengan menuntut hak-

hak mereka. dan Gerwani memang menuntut untuk sebuah perbaikan dalam kehidupan

wanita dan anak-anak, yakni hak-hak mereka dan juga menuntut adanya perubahan

sosial secara keseluruhan.

2.2 Faktor Utama Pembentukan Gerwani


dibangun untuk kepentingan kaum perempuan, untuk memajukan status perempuan pribumi
dibidang sosial, politik, dan pendidikan.

2.3 Tempat dan waktu terbentuknya Gerwani

Gerwani (sumber:Tirto.id)

Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.

2.4 Pendiri Gerwani


Pada 4 Juni 1950, enam wakil organisasi wanita di Indonesia berkumpul di Semarang.

7
Keenam wakil tersebut berasal dari organisasi:

• Rukun Putri Indonesia (Rupindo)


• Persatuan Wanita Sedar dari Surabaya
• Isteri Sedar dari Bandung
• Gerakan Wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri
• Wanita Madura dari Madura
• Perjuangan Putri Republik Indonesia
Keenam wakil dari organisasi tersebut bersepakat untuk melebur dan mendirikan Gerakan
Wanita Sedar atau Gerwis yang kemudian berganti nama menjadi Gerwani.

Susunan pengurus Gerwani disepakati dalam kongres di Semarang pada 3-6 Juni 1950, yaitu
Tris Metty sebagai ketua, Umi Sardjono sebagai Ketua II, dan ketua III SK Trimurti.

2.5 Alasan Gerwani dibubarkan

Memasuki tahun 1960-an, organisasi Gerwani dikabarkan memiliki keterkaitan dengan Partai
Komunis Indonesia. Keterlibatan Gerwani dengan PKI semakin terlihat dalam peristiwa di
Lubang Buaya. Pada 1 Oktober 1965, tampak sejumlah anggota Gerwani hadir di
sana. Gerwani dituduh telah melakukan aksi pembunuhan brutal kepada para jenderal, salah
satunya adalah dengan memutilasi mereka. Oleh sebab itu, ketika Soeharto naik sebagai
presiden, ia melarang adanya organisasi Gerwani.

Tuduhan yang dilemparkan kepada anggota Gerwani dituliskan dalam koran Berita Yudha dari
Angkatan Bersenjata. Dalam koran tersebut juga disebutkan bahwa nama pelaku anggota
Gerwani tersebut yaitu Jamilah dan Fainah. Namun, Fainah dengan tegas mengatakan bahwa
yang sebenarnya terjadi saat itu ialah ia dipaksa menari di hadapan para jenderal sebelum
peristiwa pembunuhan terjadi. Selain itu, berdasarkan hasil visum, tidak ditemukan adanya

8
tanda-tanda bahwa para jenderal tewas karena dimutilasi seperti yang dituduhkan kepada
anggota Gerwani. Justru hasil visum memperlihatkan bahwa para jenderal meninggal akibat luka
tembak. Kenangan mitos keterkaitan Gerwani dalam Lubang Buaya kemudian diwujudkan
dalam bentuk Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta Timur.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada

4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah. Organisasi Gerwani ini telah memiliki lebih dari

650.000 anggota pada 1957. Kemudian, tahun 1963, total anggota sebanyak 1,5 juta orang. Lalu,

tahun 1965, Gerwani telah memiliki sebanyak 3 juta anggota.

Akan tetapi, setelah Soeharto menjabat sebagai presiden, keberadaan Gerwani

dilarang oleh Presiden Soeharto. Hal ini dikaitkan dengan tuduhan atas keterlibatan sejumlah

anggota Gerwani sebagai pembunuh para jenderal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.

Akhirnya, tahun 1965, organisasi Gerwani resmi berakhir.

3.2 Saran
Meskipun banyak penulisan sejarah tentang Gerwani, namun tidak selalu ada

jaminan kebebasan dalam penulisan sejarah itu, karena masih terdapatnya campur tangan

dari penguasa dalam penulisan sejarah idealisnya tidak tergantung kepada penguasa

negara, sehingga tidak terjadi lagi rekayasa sejarah melalui proses pencitraan buruk

terhadap pihak yang tidak disenanginya atau sebaliknya. Seperti perlakukan Rezim Suharto

kepada organisasi Gerwani yang memberikan stigma buruk, ternyata stigma buruk itu

bohong belaka. Sehingga dalam sejarah itu sudah tidak obyektif lagi ,artinya rezim Orde

Baru itu telah berhasil membohongi dan bersikap tidak jujur kepada rakyat Indonesia yang

telah berlangsung selama 32 tahun.

Bagi penguasa baru di Era sekarang ini hendaknya dapat bersikap jujur kepada

10
rakyat Indonesia dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk meninjau

ulang suatu peristiwa sejarah dan melakukan pelurusan fakta- fakta sejarah yang terlanjur

diyakini sebagai yang benar oleh masyarakat Indonesia. Terutama masa reformasi karena

zaman sudah semakin maju maka perempuan juga harus tetap berjuang yang salah satunya

sekarang ini perempuan ada di kursi parlemen. Hal ini terlihat sebagaimana adanya stigma

negatif kepada Gerwani yang masih melekat sampai dengan sekarang, padahal itu bohong

belaka. Maka kita sebagai seorang sejarawan dan generasi penerus lainnya yang harus

meluruskannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hikmah Diniah, Gerwani Bukan PKI, (Yogyakarta: Carasvati Books,2007)

James Luhulima, Menyikap Dua Hari Tergelap Di Tahun 1965, (Jakarta: Kompas,2006)

Ratna Sari Mustika, Gerwani Stigmatisasi dan Orde Baru, (Yogyakarta:Lab. JIP Fak.
Sospol,2007)

F Ita nadia, Suara Perempuan Korban Tragedy 1965, (Yogyakarta: Percetakan


Galangpress,2007)

Fauzie Ridjal dkk, Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, (Yogyakarta: PT.Tiara


Wacana, 1993)
Maria Ulfah Subandrio , S.H, KOWANI Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1978)

Wieringa, Saskia Eleonora, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia,


(Jakarta: Garba Budaya Kalyanamitra,1999)

12

Anda mungkin juga menyukai