(GERWANI)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Sejarah Indonesia .Selain itu, Kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Achmad Muharrom, S.Pd
selaku guru Sejarah Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perjalanan sejarah dari organisasi Gerwani?
2. Apa saja faktor pendukung dibentuknya organisasi Gerwani?
3. Kapan dan dimanakah organisasi Gerwani terbentuk?
4. Siapa saja tokoh pendiri organisasi Gerwani?
5. Mengapa organisasi Gerwani dibubarkan?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
organisasi dengan perjuangan menuntut hak-hak wanita dan anak- anak. Bisa dikatakan
bahwa organisasi ini adalah organisasi yang murni mengarah ke organisasi sosial. Pada
tahun 1954 ketika diputuskan bahwa Gerwis berganti nama menjadi Gerwani, organisasi
memiliki tambahan arah perjuangan, yaitu selain berjuang untuk tujuan-tujuan yang
bersifat sosial, organisasi juga bergerak dan berjuang untuk tujuan-tujuan yang bersifat
politis. Hal itu dimulai dengan mendekatkan organisasi pada Sukarno. Tujuannya agar
Meskipun Gerwani sudah beranjak terjun ke kancah politik Indonesia semakin tahun
semakin jauh, tetapi Gerwani tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Gerwani tetap
menjadikan dirinya sebagai organisasi sosial. Semakin lama, pergerakan politik dari
Gerwani semakin reformis dan progresif, meskipun tidak meninggalkan sisi keibuannya.
Gerwani juga aktif dalam pemilu tahun 1955 dan mencalonkan beberapa
kadernya melalui PKI dan PRI. Para kader yang nantinya terpilih, harus lebih
undang perkawinan sesuai dengan konsepsi DPP dan bersama-sama dengan itu
3
memperjuangkan tuntutan-tuntutan rakyat.Hal itu mengukuhkan posisi Gerwani sebagai
organisai yang non-partai. Selain itu dalam kongres terakhir Gerwani tahun 1961 juga
Setelah tahun 1955, aktivitas Gerwani dalam dunia politik semakin intens. Isu-
isu yang diperjuangkan juga meluas. Gerwani tidak lagi hanya berbicara soal politik
dalam negeri, tetapi juga berbicara soal masalah politik yang ada di dunia internasional.
Geakan politik dari Gerwani ini ditunjang oleh relasi atas dan relasi bawah yang
dilakukan oleh Gerwani, sehingga oerganisasi ini memiliki akses berpilitik yang mudah.
Selain itu, program rekrutmen dari Gerwani yang tidak memandang ras, suku, agama
dan ideologi, membuatnya semakin leluasa berpolitik karena memiliki dukungan dari
berbagai kalangan.
Beberapa aktivitas itu dilakukan Gerwani sampai peristiwa Gestok terjadi dan
Gerwani dinyatakan sebagai organisasi yang terlarang. Beberapa aktivitas Gerwani yang
4
Tahun Keterangan
5
• Aktif mengambil bagian dalam seminar pendidikan wanita
Asia di Seilon
mengintervensi Laos
Barat
dan RDRK
berdirinya tahun 1950 sampai akhirnya terlarang setelah terjadi Gestok, Gerwani dapat
6
digolongkan sebagai gerakan sosial yang reformis, yaitu gerakan sosial yang menuntut
adanya perubahan sosial. Selain itu Gerwani juga beraktivitas dalam dunia politik dan
Hal itu juga didukung oleh penjelasan Spancertentang gerakan sosial reformis, bahwa
gerakan ini biasanya melakukan perbaikan pada sistem yang ada dengan menuntut hak-
hak mereka. dan Gerwani memang menuntut untuk sebuah perbaikan dalam kehidupan
wanita dan anak-anak, yakni hak-hak mereka dan juga menuntut adanya perubahan
Gerwani (sumber:Tirto.id)
Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.
7
Keenam wakil tersebut berasal dari organisasi:
Susunan pengurus Gerwani disepakati dalam kongres di Semarang pada 3-6 Juni 1950, yaitu
Tris Metty sebagai ketua, Umi Sardjono sebagai Ketua II, dan ketua III SK Trimurti.
Memasuki tahun 1960-an, organisasi Gerwani dikabarkan memiliki keterkaitan dengan Partai
Komunis Indonesia. Keterlibatan Gerwani dengan PKI semakin terlihat dalam peristiwa di
Lubang Buaya. Pada 1 Oktober 1965, tampak sejumlah anggota Gerwani hadir di
sana. Gerwani dituduh telah melakukan aksi pembunuhan brutal kepada para jenderal, salah
satunya adalah dengan memutilasi mereka. Oleh sebab itu, ketika Soeharto naik sebagai
presiden, ia melarang adanya organisasi Gerwani.
Tuduhan yang dilemparkan kepada anggota Gerwani dituliskan dalam koran Berita Yudha dari
Angkatan Bersenjata. Dalam koran tersebut juga disebutkan bahwa nama pelaku anggota
Gerwani tersebut yaitu Jamilah dan Fainah. Namun, Fainah dengan tegas mengatakan bahwa
yang sebenarnya terjadi saat itu ialah ia dipaksa menari di hadapan para jenderal sebelum
peristiwa pembunuhan terjadi. Selain itu, berdasarkan hasil visum, tidak ditemukan adanya
8
tanda-tanda bahwa para jenderal tewas karena dimutilasi seperti yang dituduhkan kepada
anggota Gerwani. Justru hasil visum memperlihatkan bahwa para jenderal meninggal akibat luka
tembak. Kenangan mitos keterkaitan Gerwani dalam Lubang Buaya kemudian diwujudkan
dalam bentuk Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta Timur.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang berdiri pada
4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah. Organisasi Gerwani ini telah memiliki lebih dari
650.000 anggota pada 1957. Kemudian, tahun 1963, total anggota sebanyak 1,5 juta orang. Lalu,
dilarang oleh Presiden Soeharto. Hal ini dikaitkan dengan tuduhan atas keterlibatan sejumlah
anggota Gerwani sebagai pembunuh para jenderal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.
3.2 Saran
Meskipun banyak penulisan sejarah tentang Gerwani, namun tidak selalu ada
jaminan kebebasan dalam penulisan sejarah itu, karena masih terdapatnya campur tangan
dari penguasa dalam penulisan sejarah idealisnya tidak tergantung kepada penguasa
negara, sehingga tidak terjadi lagi rekayasa sejarah melalui proses pencitraan buruk
terhadap pihak yang tidak disenanginya atau sebaliknya. Seperti perlakukan Rezim Suharto
kepada organisasi Gerwani yang memberikan stigma buruk, ternyata stigma buruk itu
bohong belaka. Sehingga dalam sejarah itu sudah tidak obyektif lagi ,artinya rezim Orde
Baru itu telah berhasil membohongi dan bersikap tidak jujur kepada rakyat Indonesia yang
Bagi penguasa baru di Era sekarang ini hendaknya dapat bersikap jujur kepada
10
rakyat Indonesia dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk meninjau
ulang suatu peristiwa sejarah dan melakukan pelurusan fakta- fakta sejarah yang terlanjur
diyakini sebagai yang benar oleh masyarakat Indonesia. Terutama masa reformasi karena
zaman sudah semakin maju maka perempuan juga harus tetap berjuang yang salah satunya
sekarang ini perempuan ada di kursi parlemen. Hal ini terlihat sebagaimana adanya stigma
negatif kepada Gerwani yang masih melekat sampai dengan sekarang, padahal itu bohong
belaka. Maka kita sebagai seorang sejarawan dan generasi penerus lainnya yang harus
meluruskannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
James Luhulima, Menyikap Dua Hari Tergelap Di Tahun 1965, (Jakarta: Kompas,2006)
Ratna Sari Mustika, Gerwani Stigmatisasi dan Orde Baru, (Yogyakarta:Lab. JIP Fak.
Sospol,2007)
12