ASUHAN KEBIDANAN
“ Sejarah Perjuangan Perempuan di Tingkat Nasional”
Ayu Fitriani
Ayuni Hartati
Depi Prawitasari
Dinah Lathifah
UNIVERSITAS FALETEHAN
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberi
nikmat iman dan kesehatan, sholawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
ilmu dari zaman jahiliyah ke zaman yang sekarang ini. Sehingga kami
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang “ Sejarah
perjuangan perempuan tingkat nasional “.
Penulisan makalah ini salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliahAsuhan Kebidanan. Makalah ini berisi tentang latar belakang dan
pembahasan tentang Sejarah perjuangan perempuan tingkat nasional.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan
bagi para pembaca.
Sekian makalah yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan Terima Kasih
kepada Guru Pembimbing yang telah membantu, memberi masukan dan
mendukung dalam penulisan makalah sehingga dapat terselesaikan dengan
tepat pada waktunya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
hanya dari kalangan ningrat yang mendirikan perkumpulan wanita,
para wanita terdidik kemudian mendirikan perkumpulan wanita.
Perkumpulan wanita tidak hanya didirikan oleh kaum wanita sajatetapi
organisasi lainnya, seperti organisasi Muhammadiyah yang mendirikan
sebuah perkumpulan wanita bernama Aisyah. Organisasi Wanita di
Tingkat Nasional.
4
yang sepaham dan sealiran merupakan kumpulan dari kaum wanita
yang mempunyai pemikiran serta pandangan yang sama dalam
berorganisasi agar tercapai tujuan dari masing-masing organisasi
wanita, yang dinamakan ormawa.
B. Tujuan
a. Setelah mempelajari materi ini peserta dapat meningkatkan
pengetahuan dan memahami tentang sejarah perjuangan
perempuan.
b. Dapat menjelaskan tentang sejarah perjuangan perempuan di
tingkat Internasional maupun Nasional dalam rangka
memahami tentang pelajaran Gender.
c. Mendiskusikan atau tukar pikiran tentang perjuangan yang di
hadapi oleh perempuan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada tahun 1966 pemerintah Orde Baru dibantu dengan organisasi massa
dan masyarakat melakukan penghancuran terhadap organisasi yang
berhaluan kiri. Periode 1966 sampai dengan 1975 ditandai dengan makin
bertumbuhnya organisasi-organisasi istri dan karyawati bahkan di
lingkungan ABRI serta banyak kantor pemerintahan sipil telah ditetapkan
sebagai semi dinas.
6
proses pembangunan dengan cara mendampingi dan mendukung sang
suami dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara dan masyarakat, agar
dukungan yang dilakukan para istri terarah maka dibentuklah organisasi
Dharma Wanita.
7
1. Masa Kecil Dewi Sartika
Dari biografi Dewi Sartika, kita juga dapat melihat masa kecilnya.
Setelah kedua orang tua Dewi Sartika meninggal, Dewi Sartika diasuh
oleh pamannya yang merupakan kakak kandung dari Nyi Raden Ayu
Rajapermas. Patih Aria, paman Dewi Sartika adalah seorang patih di
Cicalengka. Dari pamannya lah, Dewi Sartika meningkatkan ilmu
pengetahuannya terkait adat budaya sunda.
Dari situlah telah terlihat bahwa Dewi Sartika memiliki minat yang
lebih terhadap dunia pendidikan. Ia juga memiliki kemampuan
berbahasa Bahasa Belanda. Menginjak remaja, ia mulai mengajarkan
baca dan tulis kepada warga sekitar. Saat itulah Dewi Sartika berpikir
agar anak-anak perempuan dapat memperoleh pendidikan yang sama.
8
a. Sekolah Isteri
9
yang baik, mandiri dan terampil. Semua pelajaran berkaitan dengan
pembinaan rumah tangga diajarkan di sekolah Keutamaan Istri.
10
Hindia Belanda kemudian memberikan apresiasi dengan
membangunkan. sebuah gedung sekolah baru yang lebih besar dari
sebelumnya.
Memasuki usia Senja Dewi Sartika hidup bersama warga dan pejuang di Sunda.
Tahun 1947 Belanda kembali melakukan serangan agresi militer. Seluruh
rakyat pribumi, Pejuang serta Dewi Sartika dan Keluarga ikut melakukan
perlawanan untuk membela tanah air. Seluruh penduduk kemudian mengungsi
untuk mempertahankan Indonesia.
11
makam Dewi Sartika dipindahkan ke kompleks Pemakaman Bupati Bandung di
Jl. Karang Anyar – Bandung.
Dari biografi dewi sartika diperoleh banyak sekali ilmu. Salah satunya adalah
keikhlasan. Dewi Sartika baru mendapat gelar pahlawan 19 tahun setelah ia
meninggal. Ia sama sekali tak pernah mengharapkan gelar itu. Karena Dewi
sartika melakukannya dengan ikhlas.
Dari biografi Dewi Sartika juga kita dapat mengetahui bahwa perjuangan beliau
sebagai Pahlawan Nasional berbeda dengan pahlawan Nasional lainnya.
Kebanyakan Pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata dalam medan
perang. Dewi Sartika tidak, ia berjuang melalui pendidikan. Ia mampu
menginspirasi perempuan sunda lainnya yang memiliki cita-cita yang sama.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa Orde Baru, pemerintah mengarahkan peranan kaum wanita
untuk berpartisipasi dalam terlaksananya pembangunan di Indonesia. Pada
masa itu pemerintah juga membuat kebijakan-kebijakan terhadap kaum
wanita. Pemerintah telah mengatur peranan kaum wanita pada pelaksanaan
pembangunan di dalam GBHN. Pemerintah Orde Baru juga menetapkan
kebijakan bahwa kaum wanita diwajibkan untuk masuk dalam salah satu
organisasi wanita, seperti istri PNS diwajibkan untuk masuk menjadi
anggota Dharma Wanita.
B. Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia, khususnya wanita Indonesia harus
menghargai dan tetap meneruskan perjuangan-perjuangan yang telah
dilakukan oleh para pejuang wanita pada zaman dulu. Seperti halnya,
Dewi Sartika yang telah berjuangan mendirikan sekolah-sekolah dan
mendapatkan banyak penghargaan. Walaupun kita tidak bisa berjuang
dengan mengangkat senjata dan melawan penjajah, setidaknya kita
berjuang untuk membangun pendidikan yang lebih maju dalam rangka
meningkatkan kecerdasan bangsa dan negara.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/21413/2/BAB%201.pdf
14