Anda di halaman 1dari 27

Disusun oleh:

Nama : Syafina Syarif


Kelas : XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 2
NISN : 0026116865

SEJARAH INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 PINRANG
T/A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian
shalawat dan salam tak lupa di ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang mana telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang, penuh dengan ilmu pengetahuan. Alhamdulillah penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang mudah-mudahan dapat
bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis sendiri. Makalah ini
berjudul “Sejarah Perjuangan Perempuan”. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, baik dalam
bentuk semangat, motivasi, maupun dalam pengadaan buku.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, maka
dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dengan harapan
penulis dapat membuat makalah lain yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat memenuhi tujuan pembuatannya dan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa dan mahasiswi. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

SEJARAH INDONESIA ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Makalah .............................................................................. 4
D. Manfaat Makalah ............................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 7
A. Perjuangan R.A Kartini demi Emansipasi Wanita .......................... 7
B. Raden Dewi Sartika pahlawan pendidikan bagi Indonesia ............. 13
C. Perjuangan Opu Daeng Risaju di Sulawesi Selatan ........................ 19
BAB III PENUTUP .................................................................................... 22
A. Kesimpulan ..................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24

SEJARAH INDONESIA iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjuangan yang dilakukan oleh kaum wanita di Indonesia terjadi
sejak masa penjajahan Hindia Belanda. Pada abad ke-20 beberapa tokoh
pejuang kaum wanita mulai lahir, antara lain R.A Kartini dan Dewi Sartika.
Tokoh seperti R.A Kartini dan Dewi Sartika menjadi pelopor tokoh pejuang
kaum wanita di berbagai daerah. Perjuangan yang dilakukan oleh kaum
wanita secara perorangan mengawali pergerakan kaum wanita di Indonesia.
Pergerakan tokoh wanita yang melakukan pergerakan dilatar belakangi oleh
keadaan kaum wanita yang sangat memprihatinkan.
Perjuangan yang dilakukan kaum wanita secara perorangan membuat
kaum wanita mulai sadar bahwa peningkatan derajat kaum wanita sangat
penting. Masyarakat Indonesia masih menganggap pendidikan kaum wanita
tidak penting, karena tugas kaum wanita hanya mengurusi rumah tangga.
Pada perkembangan selanjutnya perjuangan kaum wanita dilakukan melalui
perkumpulan kaum wanita. Pada tahun 1912 di Jakarta untuk pertama kalinya
didirikan sebuah perkumpulan wanita yang bernama Puteri Merdika.
Perkumpulan wanita Puteri Merdika bergerak dalam peningkatan
derajat kaum wanita melalui bidang pendidikan dengan mendidiK dan
mengajar kaum wanita. Perkumpulan kaum wanita awalnya hanya dilakukan
oleh para wanita yang berasal dari kalangan ningrat. Perkumpulan wanita
berkembang menjadi semakin meluas. Tidak hanya dari kalangan ningrat yang
mendirikan perkumpulan wanita, para wanita terdidik kemudian mendirikan
perkumpulan wanita. Perkumpulan wanita tidak hanya didirikan oleh kaum
wanita saja tetapi organisasi lainnya, seperti organisasi Muhammadiyah yang
mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Aisyah.
Perkumpulan wanita kemudian berkembang menjadi organisasi
wanita. Perkembangan organisasi wanita mulai tumbuh dan berkembang

SEJARAH INDONESIA 1
pesat pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Pada masa revolusi
kemerdekaan Indonesia kaum wanita berjuang melalui organisasi wanita.
Perjuangan kaum wanita melalui organisasi terbagi dalam beberapa periode
yaitu periode sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, periode setelah
proklamasi kemerdekan (1945- 1965), periode pasca 1965 (Orde Baru).
Keadaan organisasi wanita dalam setiap periode mengalami perbedaan dari
periode sebelumnya.
Periode sebelum proklamasi kemerdekaan, perjuangan organisasi
wanita lebih terfokus kepada usaha untuk mengusir penjajahan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Periode setelah kemerdekaan
(1945-1965) organisasi wanita lebih beragam tetapi mempunyai tujuan yang
sama, yaitu memperbaiki nasib kaum wanita dan meningkatkan derajat kaum
wanita. Periode pasca 1965 (Orde Baru), organisasi wanita lebih banyak
ditandai oleh berdirinya organisasi istri dan perjuangan organisasi wanita
bersifat fungsionalis.
Pada masa Orde Baru organisasi wanita memiliki corak yang sama
dengan masa penjajahan Jepang. Masa penjajahan Jepang memberlakukan

pembentukan organisasi wanita yang sepaham dan sealiran.3 Masa Orde Baru
memberlakukan kembali pembentukan organisasi wanita yang sealiran dan
sepaham. Pembentukan organisasi wanita yang sepaham dan sealiran
merupakan kumpulan dari kaum wanita yang mempunyai pemikiran serta
pandangan yang sama dalam berorganisasi agar tercapai tujuan dari masing-
masing organisasi wanita.
Periode pasca 1965 (Orde Baru), setelah terjadi tragedi G 30S PKI
tidak hanya berdampak terhadap keadaan politik, tetapi organisasi wanita
terkena dampak dari tragedi G 30S PKI. Golongan agama, mahasiswa, dan
masyarakat biasa melakukan pembersihan serta penghancuran terhadap
organisasi-organisasi yang berhaluan komunis di Indonesia yaitu: PKI dan
Gerwani. Pada masa setelah tragedi G 30S PKI didirikan beberapa kesatuan
untuk melakukan pembersihan dan membantu TNI AD dalam memberantas
organisasi yang berhaluan komunis.

SEJARAH INDONESIA 2
Kaum wanita saat itu ikut serta dalam pembersihan organisasi-
organisasi yang berhaluan komunis dengan membentuk KAWI (Kesatuan
Aksi Wanita Indonesia). KAWI aktif dalam melakukan aksi pembersihan
terhadap segala hal yang berhaluan komunis agar Indonesia bersih dari paham
komunis.
Keadaan organisasi wanita ketika masa transisi dari pemerintahan
Orde Lama ke masa pemerintahan Orde Baru mengalami kekacauan dan
masih diwarnai dengan aksi pembersihan terhadap organisasi yang berpaham
komunis. Pada bulan Oktober 1965 Kowani secara resmi mengeluarkan
Gerwani dalam keanggotaan organisasi. Pembersihan terhadap paham
komunis dalam organisasi wanita dilakukan melalui cara dikeluarkan dari
anggota organisasi wanita. Masa transisi Orde Lama ke Orde Baru segala hal
mengenai paham komunis dihancurkan termasuk organisasi Gerwani.
Penghancuran Gerwani merupakan titik balik pergerakan kaum wanita dan
organisasi wanita mulai memasuki masa pemerintahan Orde Baru.
Masa pemerintahan Orde Baru mewajibkan kaum wanita untuk
berperan dalam proses pembangunan nasional dan mensukseskan program
pemerintah dalam pembangunan. Kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah
Orde Baru tidak terkecuali istri-istri dari pegawai Republik Indonesia, oleh
karena itu dibentuklah sebuah organisasi Dharma Wanita. Organisasi Dharma
Wanita merupakan kumpulan para istri yang suaminya berkerja sebagai
pegawai negeri Republik Indonesia. Organisasi ini memiliki jumlah anggota
yang banyak, karena anggotanya terdiri dari berbagai Departemen dan
Instansi pemerintahan. Para istri dari anggota Dharma Wanita berperan
sebagai pendamping sang suami dalam menjalankan tugas mereka.
Organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar memiliki nilai historis.
Sebelum Banjar menjadi pemerintahan kota, organisasi Dharma Wanita di
Banjar tergabung dengan organisasi Dharma Wanita di pemerintahan
Kabupaten Ciamis. Pada masa transisi pemerintahan organisasi Dharma
Wanita di Kotif Banjar sempat vakum dari segala kegiatan. Banyak anggota
organisasi Dharma Wanita yang meninggalkan kepengurusannya di

SEJARAH INDONESIA 3
organisasi Dharma Wanita Kotif Banjar dan menjadi anggota organisasi
Dharma Wanita Kabupaten Ciamis. Para anggota Dharma Wanita Kotif
Banjar saat itu meninggalkan kepengurusan karena mengikuti tugas sang
suami yang ditarik ke pemerintahan Kabupaten Ciamis.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Organisasi
Dharma Wanita di Kota Banjar pada masa akhir Orde Baru sampai
Reformasi. Pembentukan dan pengaktifan kembali organisasi Dharma Wanita
di Kota Banjar merupakan hal yang penting dalam proses pembentukan
pemerintahan Kota Banjar. Organisasi Dharma Wanita memiliki peran dalam
proses pembentukan pemerintahan Kota Banjar. Pembentukan struktur dan
pengaktifan kembali organisasi Dharma Wanita sebagai partner bagi
pemerintahan Kotif Banjar untuk segera mensukseskan pembentukan
pemerintahan Kota Banjar.

B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya
oleh peneliti, maka dari penjelasan latar belakang tersebut peneliti dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Organisasi Dharma Wanita?
2. Bagaimana peranan organisasi Dharma Wanita di pemerintahan Kota
Banjar Patroman?
3. Bagaimana pengaruh pembentukan organisasi Dharma Wanita di Kota
Banjar Patroman?

C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum Makalah:
a) Meningkatkan disiplin intelektual, khususnya dalam bidang
sejarah.
b) Sebagai sarana mempraktikan penerapan metodologi penelitian sejarah
yang kritis.
c) Menambah karya sejarah tentang “Peranan organisasi Dharma

SEJARAH INDONESIA 4
Wanita di Kota Banjar Patroman pada masa akhir Orde Baru
sampai masa Reformasi”.
d) Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus Makalah:
a) Menganalisis latar belakang berdirinya organisasi Dharma Wanita.
b) Menganalisis peranan organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar
Patroman
c) Menganalisis pengaruh pembentukan kembali organisasi Dharma
Wanita di Kota Banjar Patroman.

D. Manfaat Makalah
Penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak yang ingin
mengetahui dan mempelajari tentang Peranan organisasi Dharma Wanita di
Kota Banjar Patroman pada masa akhir Orde Baru sampai masa Reformasi
1. Bagi Pembaca:
a) Tulisan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca tentang latar belakang berdirinya organisasi Dharma Wanita.
b) Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
peranan organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar Patroman.
c) Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
pengaruh pengaktifan organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar
Patroman.
d) Skripsi ini diharapkan dapat menambah referensi untuk penulisan
selanjutny.
2. Bagi Penulis:
a) Skripsi ini menjadi tugas akhir penulis guna menyelesaikan studi dan
memperoleh gelar sarjana strata I.
b) Skripsi ini dapat digunakan sebagai tolak ukur kemampuan penulis dalam
merekonstruksi, menganalisis dan menyajikan suatu peristiwa sejarah
dalam merekonstruksi, menganalisis dan menyajikan suatu peristiwa

SEJARAH INDONESIA 5
sejarah dalam suatu karya ilmiah yang objektif.
c) Penulis memperoleh pengetahuan lebih jelas dan mendalam mengenai
Peranan Organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar
d) Patroman pada masa akhir Orde Baru sampai masa Reformasi. Melatih
kemampuan penulis dalam meneliti suatu peristiwa sejarah secara
objektif dan kritis.

SEJARAH INDONESIA 6
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Perjuangan R.A Kartini demi Emansipasi Wanita

Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini


Tempat lahi : Jepara, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 21 April 1879
Meninggal : 17 September 1904 (Umur 25 Tahun)
Warga Negara : Indonesia
Ayah : R.M. Sosroningrat

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Ia


lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan oleh sebab itu ia memperoleh gelar
R.A (Raden Ajeng) di depan namanya, gelar itu sendiri (Raden Ajeng)
dipergunakan oleh Kartini sebelum ia menikah, jika sudah menikah maka gelar
kebangsawanan yang dipergunakan adalah R.A (Raden Ayu) menurut tradisi
Jawa.

SEJARAH INDONESIA 7
Beliau dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional yang dikenal gigih
memperjuangkan emansipasi wanita kala ia hidup. Ayahnya bernama R.M.
Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV, seorang bangsawan
yang menjabat sebagai bupati jepara, beliau ini merupakan kakek dari R.A
Kartini. Ayahnya R.M. Sosroningrat merupakan orang yang terpandang sebab
posisinya kala itu sebagai bupati Jepara kala Kartini dilahirkan. Ibu kartini
yang bernama M.A. Ngasirah, beliau ini merupakan anak seorang kiai atau
guru agama di Telukawur, Kota Jepara. Menurut sejarah, Kartini merupakan
keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI, bahkan ada yang mengatakan
bahwa garis keturunan ayahnya berasal dari kerajaan Majapahit.
Ibu R.A Kartini yaitu M.A. Ngasirah sendiri bukan keturunan
bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja, oleh karena itu peraturan
kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati harus menikah
dengan bangsawan juga, hingga akhirnya ayah Kartini kemudian
mempersunting seorang wanita bernama Raden Adjeng Woerjan yang
merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja Madura ketika
itu.
Kita bisa membaca buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng
Kartini yang terkenal yang berjudul “Door Duistermis tox Licht, (Habis Gelap
Terbitlah Terang)". Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat - sahabatnya di
negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari
seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah
membudaya pada zamannya.
Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam
memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di
atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis
di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan
kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir
dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir
menjadi manusia seutuhnya.

SEJARAH INDONESIA 8
Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita
negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum
diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum
diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa
tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita,
juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman - temannya yang
pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita - wanita Belanda, akhirnya
menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan
kurang baik itu. Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa
Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat
itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese
Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit
sebagaimana kebiasaan atau adat - istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya
dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar,
gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk
menikah.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul
dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku -
buku mengenai kemajuan wanita seperti karya - karya Multatuli "Max
Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari
betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita
bangsa lain terutama wanita Eropa.
Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah
sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati.
Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak
pernah disekolahkan sama sekali.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan
wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya

SEJARAH INDONESIA 9
bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita - citanya itu, dia
mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah
kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit,
menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa
memungut bayaran alias cuma - cuma.
Bahkan demi cita - cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti
Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi
seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah
berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena
larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun
memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat,
seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan
pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di
Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum
menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh
wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-
masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan
Cirebon.
Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai
banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri
Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para
sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya
memajukan wanita negerinya. Kepada teman - temannya yang orang Belanda
dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita - citanya tersebut, tentang
adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.
Setelah meninggalnya Kartini, surat - surat tersebut kemudian
dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda
berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang
terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan
wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi

SEJARAH INDONESIA 10
perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.
Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya
kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak
lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang
kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda,
usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra
pertamanya.
Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama
negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia
mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964,
tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk
diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari
Kartini.
Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar
agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing - masing pihak
memberikan pendapat masing - masing. Masyarakat yang tidak begitu
menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun
merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan -
pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan,
masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini.
Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan
Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan
penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah
mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang
mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh
nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah
berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop
nasional.

SEJARAH INDONESIA 11
Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran -
pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini
sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah
seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928. Terlepas dari pro kontra
tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama - nama
pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang,
Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha
Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara
yang berbeda.
Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada
yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan
Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat
senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara
lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan - pahlawan
bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat
tersendiri di hati kita dengan segala cita - cita, tekad, dan perbuatannya. Ide -
ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan
kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan
keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari
belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini
kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak
tersebut.
Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak
dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Itu semua
adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria
yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu
sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah
lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.

SEJARAH INDONESIA 12
B. Raden Dewi Sartika pahlawan pendidikan bagi Indonesia

Nama Lengkap : Raden Dewi Sartika


Tempat Lahir : Bandung
Tanggal Lahir : Kamis, 4 Desember 1884
Zodiac : Sagittarius
Warga Negara : Indonesia

Kita semua pasti tahu Biografi Dewi Sartika yg merupakan pelopor


kaum wanita. Setelah Raden Ajeng Kartini meninggal, perjuangan beliau
dilanjutkan oleh penerus perempuan bangsa. Beliau adalah Dewi Sartika. Dewi
Sartika memiliki cita-cita yang sama dengan R.A. Kartini yakni memajukan
pendidikan para wanita serta demi masa depan anak bangsa.
Beliau adalah seorang gadis yang turut tumbuh dalam barisan
perjuangan kemerdekaan. Oleh karena itu biografi Dewi Sartika juga menarik
untuk dibicarakan. Dewi Sartika ialah sosok perempuan yang dilahirkan di
sebuah kota Bandung tepatnya di Cicalengka pada bulan Desember tanggal 4
tahun 1884. Biografi Dewi Sartika tidak dapat dijelaskan secara detail
dikarenakan data-data yang terkumpul minim. Ia tumbuh dari seorang priyayi
sunda yaitu Raden Somanagara. Ibunya juga merupakan perempuan sunda
yang bernama Nyi Raden Ayu Rajapermas.

SEJARAH INDONESIA 13
Orang tua Dewi Sartika merupakan pejuang Indonesia yang terang-
terangan menentang pemerintah Hindia Belanda. Hal tersebut mendapat
hukuman keras dari pemerintah Hindia Belanda sehingga harus diasingkan ke
Ternate dan terpisah dari Dewi Sartika.

 MASA KECIL DEWI SARTIKA


Dari biografi Dewi Sartika, kita juga dapat melihat masa kecilnya.
Setelah kedua orang tua Dewi Sartika meninggal, Dewi Sartika diasuh oleh
pamannya yang merupakan kakak kandung dari Nyi Raden Ayu
Rajapermas. Patih Aria, paman Dewi Sartika adalah seorang patih di
Cicalengka. Dari pamannya lah, Dewi Sartika meningkatkan ilmu
pengetahuannya terkait adat budaya sunda.
Seorang Residen Asisten Residen berkebangsaan Belanda juga telah
mengajarkannya tentang budaya dan adat bangsa Barat. Kedua orang tua
Dewi Sartika memang sudah mengenalkan pendidikan sejak kecil, meskipun
hal tersebut bertentang bagi perempuan. Dewi Sartika pernah mengikuti
pendidikan Sekolah Dasar Cicalengka.

 KETERTARIKAN DEWI SARTIKA TERHADAP PENDIDIKAN


Ketika masih kanak-kanak, seringkali Dewi Sartika bermain guru-
guruan dengan anak seusianya. Ia sering kali berperan sebagai guru, karena
saat ia telah mampu baca dan tulis. Ia mengajarkan kepada anak-anak di
sekitarnya terutama anak perempuan pribumi.
Dari situlah telah terlihat bahwa Dewi Sartika memiliki minat yang
lebih terhadap dunia pendidikan. Ia juga memiliki kemampuan berbahasa
Bahasa Belanda. Menginjak remaja, ia mulai mengajarkan baca dan tulis
kepada warga sekitar. Saat itulah Dewi Sartika berpikir agar anak-anak
perempuan dapat memperoleh pendidikan yang sama.

SEJARAH INDONESIA 14
 SEKOLAH-SEKOLAH YANG DIDIRIKAN DEWI SARTIKA
Sebagai seseorang yang konsen pada pendidikan, Dewi Sartika
menditikan beberapa sekolah. Lantas apa saja sekolah-sekolah yang
didirikan Dewi Sartika? Berikut ini pembahasannya untuk anda :
1. Sekolah isteri
Tanggal 16 Januari 1904 Dewi Sartika mulai mendirikan
sekolah impiannya. Kakeknya Raden Agung A Martanegara dan seorang
Inspektur Kantor Pengajaran yaitu Den Hamer memberikan respon
positif. Dewi Sartika akhirnya berhasil mendirikan sebuah sekolah untuk
kaum perempuan yang diberi nama “Sekolah Isteri”.
Saat pertama kali dibuka, Sekolah Isteri memiliki murid seorang
wanita berjumlah 20 orang. Disana para wanita tidak hanya belajar
membaca, menulis dan berhitung saja, mereka juga belajar menjahit,
merenda serta belajar agama. Masyarakat pun semakin berantusias
dengan “Sekolah Isteri”.
Sekolah Isteri hanya memiliki dua ruang kelas tidak dapat
menampung banyak murid. Sedangkan jumlah wanita yang bersekolah
terus meningkat. Akhirnya ruang kelas pun ditambah dengan meminjam
sebagian ruang kepatihan Bandung.
2. Sekolah Keutamaan Isteri
Masyarakat yang mendaftar semakin hari semskin banyak,
hingga ruang kepatihan Bandung yang telah dipinjam sudah tak cukup
lagi. Sekolah pun di pindahkan. Perpindahan tempat juga merubah nama
sekolah menjadi Sekolah Keutamaan Isteri. Tahun 1910 sejalan dengan
kepindahan sekolah Isteri, Sekolah Keutamaan Isteri resmi dibuka di
gedung yang lebih luas.
Sekolah keutamaan Isteri yang telah dibuka juga memiliki
beberapa perbedaan dari sebelumnya. Para wanita tidak hanya diajarkan
keterampilan seperti menjahit saja namun juga dididik untuk menjadi
istri. Gadis-gadis yang notabene akan menjadi istri mendapat pelajaran

SEJARAH INDONESIA 15
tentang bagaimana menjadi ibu rumah tangga yang baik, mandiri dan
terampil. Semua pelajaran berkaitan dengan pembinaan rumah tangga
diajarkan di sekolah Keutamaan Istri.
Tepat dua tahun setelah perpindahan sekolah Keutamaan Isteri,
wanita-wanita sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi
Sartika mulai berani mendirikan sekolah-sekolah untuk wanita. Hingga
tahun 1912, jumlah sekolah Isteri mencapai 9 sekolah.
3. Organisasi Keutamaan Isteri
Banyaknya sekolah perempuan di Sunda memunculkan kembali
ide untuk mendirikan organisasi. Tahun 1913 Organisasi Keutamaan
Isteri berdiri dengan tujuan untuk menaungi sekolah-sekolah yang telah
didirikan di Tasikmalaya. Organisasi ini sengaja dibentuk untuk
menyatukan sistem pembelajaran dari sekolah-sekolah yang telah
dibangun Dewi Sartika.
4. Sekolah Keutamaan Perempuan
Tahun selanjutnya, Sekolah Keutamaan Istri merubah kembali
namanya menjadi Sekolah Keutamaan Perempuan. ¼ wilayah Jawa
Barat telah berdiri Sekolah Keutamaan Perempuan, tinggal ¾ lagi yang
perlu ditata. Seorang wanita bernama Encik Rama Saleh kembali
terinspirasi oleh Dewi Sartika, ia memberanikan diri untuk mendirikan
sekolah di wilayah Bukittinggi.
5. Sekolah Raden Dewi
25 tahun setelah pendirian sekolah Isteri, namanya pun berubah
kembali. Ini merupakan kali terakhir perubahan nama dari sekolah yang
didirikan Dewi Sartika. Tahun 1929 Sekolah Keutamaan Perempuan
berubah menjadi Sekolah Raden Dewi. Pemerintah Hindia Belanda
kemudian memberikan apresiasi dengan membangunkan. sebuah gedung
sekolah baru yang lebih besar dari sebelumnya.

SEJARAH INDONESIA 16
 CITA-CITA DAN PENGHARGAAN DEWI SARTIKA
Mimpi Dewi Sartika untuk menjadikan wanita berpendidikan telah
tercapai. Ia juga ingin agar seluruh wanita dapat menjadi istri yang baik.
Namun, ia tidak hanya berhenti disitu perjuangan Dewi Sartika. Ia turut
serta banting tulang bekerja siang-malam untuk membayar pengeluaran
operasional sekolah. Dewi Sartika tak pernah mengeluh, ia justru merasa
sangat terobati saat melihat kaumnya.
Sesuai SK Presiden RI no 152/1966 Dewi Sartika mendapat
penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Tepatnya pada tanggal 1
Desember 1966 ketika sekolah Keutamaan Isteri berusia 35 tahun ia
mendapat gelar Orde van Oranje-Nassau.

 KEHIDUPAN RUMAH TANGGA DEWI SARTIKA


Dua tahun setelah mendirikan sekolah Isteri, tepatnya tahun 1906,
Dewi Sartika ternyata telah menikah. Ia menikah dengan salah seorang Guru
di Sekolah Karang Pamulang yang menjadi Sekolah Latihan Guru.
Kesamaan visi dan misi Dewi Sartika dan Raden Kanduruan Agah
Suriawinata menambah semangat Dewi Sartika.
Dua tahun setelah mendirikan sekolah Isteri, tepatnya tahun 1906,
Dewi Sartika ternyata telah menikah. Ia menikah dengan salah seorang Guru
di Sekolah Karang Pamulang yang menjadi Sekolah Latihan Guru.
Kesamaan visi dan misi Dewi Sartika dan Raden Kanduruan Agah
Suriawinata menambah semangat Dewi Sartika.

 MASA TUA DEWI SARTIKA


Memasuki usia Senja Dewi Sartika hidup bersama warga dan
pejuang di Sunda. Tahun 1947 Belanda kembali melakukan serangan agresi
militer. Seluruh rakyat pribumi, Pejuang serta Dewi Sartika dan Keluarga
ikut melakukan perlawanan untuk membela tanah air. Seluruh penduduk
kemudian mengungsi untuk mempertahankan Indonesia.

SEJARAH INDONESIA 17
Tanggal 11 bulan September tahun 1947 di Tasikmalaya tepatnya
saat berada di pengungsian Dewi Sartika menghembuskan nafas
terakhirnya. Seluruh rakyat berduka atas peninggalan Dewi Sartika. Karena
keadaan masih dalam masa perang, hanya pemakaman dan upacara
sederhana yang dilakukan. Pemakaman Cigagadon yang ada di Desa
Rahayu, Kecamatan Cineam adalah makam dari Dewi Sartika. Usai perang
Agresi Militer, sekitar tahun 1950 makam Dewi Sartika dipindahkan ke
kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jl. Karang Anyar – Bandung.
Dari biografi dewi sartika diperoleh banyak sekali ilmu. Salah
satunya adalah keikhlasan. Dewi Sartika baru mendapat gelar pahlawan 19
tahun setelah ia meninggal. Ia sama sekali tak pernah mengharapkan gelar
itu. Karena Dewi sartika melakukannya dengan ikhlas.
Perjuangan Dewi Sartika sangatlah berarti terutama untuk kaum
perempuan. Dengan semangat kegigihan dan ketulusan hatinya untuk
membangun masyarakat negeri, sekolah yang didirikannya sebagai sarana
pendidikan kaum wanita hingga masa kini. Dengan adanya ulasan biografi
Dewi Sartika ini diharapkan dapat menginspirasi kaum wanita seperti
halnya R. A. Kartini.

SEJARAH INDONESIA 18
C. Perjuangan Opu Daeng Risaju di Sulawesi Selatan

Nama Lengkap : Opu Daeng Risadju

Alias : Fammajah

Profesi : Pahlawan Nasional

Agama : Islam

Tempat Lahir : Palopo

Tanggal Lahir : Minggu, 0 -1 1880

Warga Negara : Indonesia

Suami : Muhammad Daud

Anak : Abdul Kadir Daud

SEJARAH INDONESIA 19
Opu Daeng Risaju ketika kecil dikenal sebagai Famajjah. Ia dilahirkan
di Palopo pada tahun 1880, dari hasil perkawinan antara Opu Daeng Mawellu
dengan Muhammad Abdullah to Barengseng. Nama Opu Daeng Risaju
merupakan symbol kebangsawanan kerajaan Luwu. Opu mendapatkan gelar ini
ketika ia sudah menikah dengan suaminya, H Muhammad Daud.
Walaupu tidak pernah mendapat pendidikan formal seperti sekolah
Belanda, Opu sejak kecil sudah banyak belajar tentang ilmu agama dan
budaya. Ia memang seorang yang “buta huruf” latin, namun ia banyak belajar
tentang Al-Qur’an, Fiqh, nahwu, sharaf, dan balaghah. Karena beliau hidup di
lingkungan bangswan, beliau juga belajar nilai-nilai moral dan tingkah laku.
Pada tahun 1927, Opu memulai karir organisasi politik dengan menjadi
anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) cabang Pare-Pare. Dari
keaktifannya sebagai anggota, Opu kemudian terpilih sebagai ketua PSII
Wilayah Tanah Luwu Daerah Palopo pada tanggal 14 Januari 1930. Dalam
masa kepemimpinannya di PSII, Opu berjuang dengan agama sebagai
landasannya. Karena perjuangannya, ia mendapat simpati dan dukungan yang
besar dari rakyat.
Karena dukungan dari rakyat yang sangat besar, pihak Belanda mulai
menahan Opu agar tidak melanjutkan perjuangannya di PSII. Pihak Belanda
yang bekerja sama dengan controleur afdeling Masamba menganggap Opu
menghasut rakyat dan melakukan tindakan provolatif agar rakyat tidak lagi
percaya kepada pemerintah. Akhirnya, Opu diadili dan dicabut gelar
kebangsawanannya. Tidak hanya itu, tekanan juga diberikan kepada suami dan
pihak keluarga Opu agar menghentikan kegiatannya di PSII. Setelah berbagai
ancaman dari pihak Belanda untuk Opu agar ia menghentikan kegiatan di PSII,
Opu akhirnya dipenjara selama 14 bulan pada tahun 1934.
Opu kembali aktif pada masa Revolusi. Opu dan pemuda Sulawesi
Selatan berjuang melawan NICA yang kembali ingin menjajah Indonesia.
Karena keberaniannya dalam melawan NICA, Opu menjadi buronan nomor
satu selama NICA di Sulawesi Selatan. Akhirnya Opu pun tertangkap di
Lantoro sehingga ia dibawa ke Watampone dengan berjalan 40 km. Akibat

SEJARAH INDONESIA 20
penyiksaan dari Belanda dan Ketua Ditrik Bajo saat itu, ia menjadi tuli dan
dijadikan tahanan luar. Opu wafat pada tanggal 10 Februari 1964. Ia
dimakamkan di perkuburan raja-raja Lokkoe di Palopo. Riset dan analisa oleh
Nastiti Primadyastuti :
1. KARIR
 Anggota SI cabang Pare-Pare
 Ketua PSII Wilayah Tanah Luwu Palopo
2. PENGHARGAAN
 Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra
Adipradana.

SEJARAH INDONESIA 21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perjuangan yang dilakukan kaum wanita secara perorangan membuat
kaum wanita mulai sadar bahwa peningkatan derajat kaum wanita sangat
penting. Masyarakat Indonesia masih menganggap pendidikan kaum wanita
tidak penting, karena tugas kaum wanita hanya mengurusi rumah tangga.
Pada perkembangan selanjutnya perjuangan kaum wanita dilakukan melalui
perkumpulan kaum wanita. Pada tahun 1912 di Jakarta untuk pertama kalinya
didirikan sebuah perkumpulan wanita yang bernama Puteri Merdika.
Perkumpulan wanita Puteri Merdika bergerak dalam peningkatan
derajat kaum wanita melalui bidang pendidikan dengan mendidiK dan
mengajar kaum wanita. Perkumpulan kaum wanita awalnya hanya dilakukan
oleh para wanita yang berasal dari kalangan ningrat. Perkumpulan wanita
berkembang menjadi semakin meluas. Tidak hanya dari kalangan ningrat yang
mendirikan perkumpulan wanita, para wanita terdidik kemudian mendirikan
perkumpulan wanita. Perkumpulan wanita tidak hanya didirikan oleh kaum
wanita saja tetapi organisasi lainnya, seperti organisasi Muhammadiyah yang
mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Aisyah.
Perkumpulan wanita kemudian berkembang menjadi organisasi
wanita. Perkembangan organisasi wanita mulai tumbuh dan berkembang
pesat pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Pada masa revolusi
kemerdekaan Indonesia kaum wanita berjuang melalui organisasi wanita.
Perjuangan kaum wanita melalui organisasi terbagi dalam beberapa periode
yaitu periode sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, periode setelah
proklamasi kemerdekan (1945- 1965), periode pasca 1965 (Orde Baru).
Keadaan organisasi wanita dalam setiap periode mengalami perbedaan dari
periode sebelumnya.

SEJARAH INDONESIA 22
B. Saran
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan
sesuai dengn waktunya.

SEJARAH INDONESIA 23
DAFTAR PUSTAKA
https://emakalahonline.blogspot.com/2013/04/sejarah-perjuangan-perempuan.html

SEJARAH INDONESIA 24

Anda mungkin juga menyukai