Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOGRAFI GATOT SUBROTO

Salah satu tokoh yang punya peranan penting dalam upaya kemerdekaan yang isinya terdiri dari:

1.Riwayat Hidup sang Tokoh

2.perannya dalam kemerdekaan

DI

SUSUN

OLEH:

NAMA:NUR ALIANTI

KELAS :XII IPA 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah saya yang berjudul “Makalah Biografi Gatot Subroto
salah satu Tokoh yang Punya Peranan penting dalam Kemerdekaan Indonesia".

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada [bapak guru/bapak Bahtiar] yang telah
membantu saya dalam mengerjakan Makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan Makalah ini.

Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada Makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa saya harapkan demi kesempurnaan Makalah
saya.Semoga Makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang
[topik Makalah].
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah telah mencatatkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dari masa ke masa dengan
pemaparan tempat, waktu, tokoh, sebab akibat, dan bagaimana sebuah peristiwa itu terjadi.

Catatan sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, banyak sekali peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
dari awal kemerdekaan Indonesia hingga pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

setelah diresmikannya hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)1 di Den Haag Belanda, dan dalam kurun
waktu itu ada peristiwa-peristiwa yang menarik untuk dikaji lebih mendalam yang ternyata saling
terkait dan terhubung satu sama lain menjadi persoalan yang multidimensional.Surakarta sebagai
Karesidenan yang berdiri sendiri menjadi magnet yang menarik bagi golongan oposisi untuk
memusatkan kegiatan dan memantau kelangsungan pemerintahan di Ibukota Yogyakarta.

Tan Malaka sebagai pemimpin oposisi memusatkan kegiatan kirinya di Surakarta melakukan
provokasi untuk mengacaukan jalannya pemerintahan. Sutan Syahrir yang menghendaki diplomasi
sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan ternyata bertentangan dengan keinginan para pemuda
yang menganggap revolusi adalah waktu yang penuh improvisasi dan kegairahan, kemerdekaan
bukanlah suatu.waktu yang penuh improvisasi dan kegairahan, kemerdekaan bukanlah suatu

1. KMB, Konferensi Meja Bundar konferensi tingkat internasional sebagai bentuk campur tangan PBB
dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda yang diselenggarakan di Den Haag Belanda 23
Agustus hingga 2 November 1949. konsep poltik tetapi suatu pengalaman kebebasan pribadi.

2. Kekecewaan para pemuda menjadi titik celah yang dimanfaatkan Tan Malaka dengan mencari
dukungan dari partai politik dan badan perjuangan yang menghendaki perjuangan revolusi total dan
pengakuan kemerdekaan seratus persen. Tanggal 4 Januari 1946 terbentuk “Persatuan Perjuangan”
sebagai gerakan revolusi Tan Malaka dengan menetapkan Surakarta sebagai basis pergerakan dan
“Minimum Program” sebagai asas organisasinya

.3 Persatuan Perjuangan menjadikan revolusi sosial berupa gerakan-gerakan antiswapraja di


Surakarta yang melemahkan status dan kedudukan pemerintahan Kraton Kasunanan dan
Mangkunegaran di Surakarta. Keamanan Surakarta berhasil dikacaukan dan memaksa pemerintah
mengambil langkah penyelesaian, dalam hal ini adalah Sutan Syahrir sebagai pimpinan kabinet
bersama jajaran stafnya dengan diketahui presiden, wakil presiden dan Jendral Sudirman menggelar
sidang kabinet mendadak dan menghasilkan keputusan untuk membentuk Pemerintahan Daerah
Rakyat dan Tentara. Pembentukan pemerintahan militer ini belum mampu mengatasi ketegangan
dan kekacauan di Surakarta hingga Masa transisi jatuhnya Kabinet Sutan Syahrir karena
pengkhianatan rekan-rekan dari partainya sendiri dalam sosialisasi perjanjian Linggarjati. Bersamaan
dengan jatuhnya Kabinet Sutan Syahrir, serangan Belanda datang menduduki wilayah-wilayah
penting yang merupakan wilayah pendukung ekonomi utama Republik yaitu Jakarta, Bandung,

B.Rumusan Masalah

1.kisah hidup Gatot subroto?

2.perannya Dalam Kemerdekaan?


ISI:

A.kisah hidup

Nama Lengkap:Letnan Jenderal Gatot Subroto

Alias:No Alias

Tempat Lahir

Banyumas

Tanggal Lahir:Minggu, 10 Oktober 1909

Zodiak:Balance

Warga Negara:Indonesia

Relation:-

Biografi

Jenderal TNI Gatot Subroto lahir di Jatilawang, Jawa Tengah pada 10 Oktober 1907. Seperti dilansir
situs Sejarah TNI, Gatot kecil sudah bisa masuk sekolah dasar khusus untuk anak-anak Belanda dan
orang Indonesia terpilih. Namun, ia dikeluarkan karena berkelahi dengan anak Belanda.

Mengawali karir militer dengan menjadi anggota KNIL, tentara Hindia Belanda, setelah sebelumnya
sempat bekerja sebagai pegawai pemerintah yang hanya sebentar saja dilakoni, Gatot Subroto
dikenal sebagai tentara yang solider terhadap rakyat kecil meski tengah bekerja sebagai tentara
kependudukan Belanda dan Jepang. Ia merupakan contoh seorang pemimpin yang layak diapresiasi
berkat jasa-jasanya.

Bergabung dengan KNIL membuat Gatot Subroto paham dan mengerti bagaimana seorang tentara
harus bertindak. Sempat menjadi sersan kelas II saat dikirim di Padang Panjang selama lima tahun,
Gatot Subroto kemudian dikirim ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan lanjutan, pendidikan
masose.

Belanda berhasil didudukkan Jepang pada saat Perang Dunia II, tanpa komando Gatot Subroto
bergabung dengan Pembela Tanah Air (Peta), organisasi militer milik Jepang yang merekrut tentara
pribumi untuk berperang. Di sanalah karir Gatot Subroto mulai merangkak naik. Selepas lulus dari
pendidikan Peta, ia diangkat menjadi komandan kompi di Banyumas sebelum akhirnya ditunjuk
menjadi komandan batalyon.

Selama menjabat sebagai komandan kompi dan komandan batalyon, Gatot Subroto dinilai sering
memihak kepada rakyat pribumi. Hal itulah yang sering kali membuat ia ditegur oleh atasannya.
Namun, bukan berarti sering mendapat teguran dari atasan membuat Gatot Subroto kapok dan
patuh terhadap perintah. Justru hal itulah yang membuat Gatot Subroto mendapatkan angin segar
untuk sekedar 'menakuti dan mengancam' pihak Jepang. Saat itu, ia mengancam bahwa dirinya
mengundurkan diri sebagai komandan kompi dengan melemparkan atribut senjata perangnya.
Melihat tindakan berani Gatot Subroto, atasannya kemudian meluluskan apa yang dikerjakan Gatot
Subroto, yakni memihak pribumi terlebih rakyat kecil. Ia juga menentang Jepang jika berbuat
semena-mena dan kasar terhadap anak buahnya

Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil didapat, Gatot Subroto kemudian membentuk Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal nama TNI yang ada kini. TKR dipimpin oleh Kol.
Sudirman di mana saat itu Gatot Subroto menjabat sebagai Kepala Siasat dan berganti menjadi
Komandan Devisi dengan pangkat Kolonel setelah prestasinya yang dianggap gemilang dalam
pertempuran Ambarawa.

Pada tahun 1948 terdapat pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang didalangi Muso (DI/
TII). Pemberontakan tersebut berada di wilayah Madiun, Jawa Timur, yang kemudian berakhir diatasi
dengan baik oleh TKR di bawah pimpinan Gatot Subroto. Saat melawan PKI, Gatot Subroto
melancarkan operasi militer agar dapat memulihkan keamanan.

Tak berbeda jauh dengan pemberontakan yang ada di Jawa, di Sulawesi Selatan juga terdapat
pemberontakan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpin oleh Kahar Muzakar pada
tahun 1952. Lagi-lagi karena dinilai pandai dalam memasang strategi, Gatot Subroto diserahi untuk
menumpas pasukan pemberontak dan kembali pulang dengan membawa kemenangan. Tak hanya
sekedar kemenangan, para pemberontak pun juga berhasil dibujuknya agar kembali dalam barisan
TKR. Berkat usahanya tersebut, Gatot Subroto diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T &
T) IV Diponegoro di tahun yang sama.

Selama memimpin, Gatot Subroto dikenal sebagai pemimpin yang disiplin, tegas, berani, dan
membela kaum yang tertindas. Maka, pada tahun 1953, ketika terjadi kerusuhan di istana negara
akibat tuntutan rakyat atas pembubaran parlemen ditolak, Gatot Subroto yang dituduh sebagai
dalang kerusuhan tersebut langsung mengundurkan diri dari jabatannya sekaligus dari dinas militer.
Namun, ia kembali dipanggil pemerintah untuk duduk dan menjabat sebagai Wakil Kepala Staf
Angkatan Darat (Wakasad) pada tahun 1956. Melalui tangannya, ia berhasil melumpuhkan
pemberontakan PRRI/ Permesta yang ada di Sumatera dan Sulawesi Utara.

Pada tanggal 11 Juni 1962, Gatot Subroto meninggal di usia 55 tahun. Pangkat terakhir yang
disandangnya adalah Letnan Jenderal. Pantas saja ia mendapatkan pangkat tertinggi dalam bidang
militer tersebut mengingat jasanya tak bisa dibilang kecil. Ia adalah penggagas dibentuknya tentara
gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang disebut AKABRI pada tahun
1965.

Melengkapi pangkatnya, seminggu setelah ia dimakamkan di desa Mulyoharjo, Ungaran, Jogjakarta,


gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional menurut SK Presiden RI No.222 tanggal 18 Juni 1962
disematkan atasnya

Riset dan Analisa: Atiqoh Hasan

Pendidikan:Europeesche Lagere School (ELS)

Holands Inlandse School (HIS)

Sekolah Militer, Magelang, 1923

Pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta),Tentara Keamanan Rakyat (TKR)


Karir:

Wakil Kepala Staff Angkatan Darat, 1953

Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV Diponegoro

Gubernur Militer Daerah Surakarata dan sekitarnya, 1945-1950

Panglima Corps. Polisi Militer, 1945-1950

Panglima divisi II, 1945-1950

Komandan Batalyon,Komandan kompi, Sumpyuh, Banyumas

Anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda)

Pegawai pemerintah

Penghargaan Pahlawan Kemerdekaan Nasional menurut SK Presiden RI No.222 tanggal 18 Juni 1962

B.perannya dalam Kemerdekaan

1. Gatot Subroto pernah memimpin perlawanan pada Jepang di Ambon

(Gatot Soebroto) Dok. Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat

(Gatot Soebroto) Dok. Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat

Pada 1928, Gatot menempuh pendidikan militer ketika pemerintah Hindia Belanda membuka
kesempatan bagi anak-anak Indonesia berijazah sekolah rendah. Tiga tahun mengenyam pendidikan,
ia bergabung menjadi tentara Koninklijk Nederlands lndische Leger (KNIL) dengan pangkat Sersan
Kelas II dan bertugas di Padang Panjang, Sumatera Barat Selama lima tahun.

Pada perang dunia II, Gatot disebut mengalami pertempuran melawan Jepang di Ambon. Sayang, ia
kalah dan Ambon jatuh ke Tangan Jepang. Ia pun menyingkir ke Makassar.

Pada saat penjajahan Jepang, Gatot diminta memimpin sebuah detasemen Polisi. Kemudian ia juga
dididik menjadi komandan Tentara Pembela Tanah Air (PETA).

2. Gatot Subroto pernah menjabat sejumlah posisi penting di militer

Mengutip situs Pemprov DKI Jakarta, ia memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian
berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah Indonesia merdeka.

Pada 16 September 1948 ia diangkat menjadi Gubernur Militer untuk Keresidenan Surakarta dan
Keresidenan Semarang dengan tugas mendamaikan dan merasionalisasi pasukan sesudah
pemberontakan Madiun.

Kemudian, usai Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan ia menjabat sebagai panglima Tentara
dan Teritorium (T&T) IV/Diponegoro pada 6 Oktober 1949. Ia berhasil memulihkan keamanan
dengan adanya peleburan TNI dan KNIL menjadi Angkatan perang Republik Indonesia Serikat (APRIS)
berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.
Lalu, ia menjabat panglima T & T VII Wirabuana yang meliputi daerah Sulawesi, Maluku, Bali, dan
Nusa Tenggara (1952).

3. Gatot Subroto ditetapkan sebagai pahlawan pada 1962

Sebelum meninggal pada usia 55 tahun, Gatot sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan
Darat. Atas jasanya, presiden Sukarno mengangkatnya sebagai pahlawan pembela kemerdekaan
pada 1962. Untuk menghormatinya, namanya digunakan sebagai nama sejumlah jalan di Indonesia.
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pada 1928, Gatot menempuh pendidikan militer ketika pemerintah Hindia Belanda membuka
kesempatan bagi anak-anak Indonesia berijazah sekolah rendah. Tiga tahun mengenyam pendidikan,
ia bergabung menjadi tentara Koninklijk Nederlands lndische Leger (KNIL) dengan pangkat Sersan
Kelas II dan bertugas di Padang Panjang, Sumatera Barat Selama lima tahun.

Pada perang dunia II, Gatot disebut mengalami pertempuran melawan Jepang di Ambon. Sayang, ia
kalah dan Ambon jatuh ke Tangan Jepang. Ia pun menyingkir ke Makassar.

Pada saat penjajahan Jepang, Gatot diminta memimpin sebuah detasemen Polisi. Kemudian ia juga
dididik menjadi komandan Tentara Pembela Tanah Air (PETA).

B.Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untun kita semua,agar kita lebih memahami dan menghargai
perjuangan para pahlawan yang telah mebela indonesia hingga gugur.dan saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saran dari teman-teman akan sangat
membantu untuk makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai