Amal pertama yang tidak terputus meskipun orang tersebut itu telah
meninggal dunia adalah sedekah jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya
terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada
orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal dunia. Contohnya
sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat sumur. Selama masjid
dan sumur itu masih di pergunakan orang lain , maka pahalanya terus mengalir
kepada yang membangun mesjid/sumur tersebut. Dan hadirin, kita melihat fakta
saat ini dimana keadaan masjid kita saat ini dalam proses pembangunan/renofasi.
maka ini adalah momentum yang sangat baik bagi kita untuk ikut berpatisipasi
dalam pembangunan tersebut. Bagi kita yang memiliki harta yang banyak maka
gunakan harta kita untuk menambah bekal kita di akhirat, sebab harta kita yang
kita kumpulkan di dunia selama ini tidak akan kita bawa sampai mati, kecuali
dengan harta tersebut kita manfaatkan dalam hal kebaikan seperti berpartisipasi
dalam pembangunan masjid. Dan bagi kita yang tidak memiliki harta untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan masjid maka gunakan kekuatan dan tenaga kita
untuk ikut bergotong royong dalam pembangun tersebut. Dan ketika kita tidak bisa
berpartisipasi dalam harta dan membantu dengan tenaga maka cukuplah kita
mendoakan bukan yang ke empat yaitu hanya sibuk mencari-cari kesalahan dalam
pembangunan tersebut. Dalam sebuah riwayat di ceritakan bahwa ketika penduduk
alam kubur mendengar siksaa api neraka, melihat siksaan api neraka, dan ia
merasakan siksaan api neraka, beliau berkata pada tuhannya ya robbi kembalikan
kami di dunia ini, kami berjanji akan melaksanakan sedekah yang kelak amalnya
tidak akan pernah terputus. Dalam riwayat ini hadirin, riwayat tersebut
memberikan isyarat kepada kita bahwasanya berjuta-juta manusia yang ingin
kembali di dunia,berjuta-juta orang di akhirat yang merasakan kerugiaan, karna
tidak memiliki bekal yang banyak dan tidak memanfaatkan harta bendanya untuk
di salurkan di jalan allah swt. Dan sebelum kita meninggalkan dunia ini, dan nafas
kita belum sampai pada tenggorokan kita maka hendaklah kita renungi bersama
riwayat yang diatas tadi jangan sampai kelak kita termasuk orang yangberteriak
untuk meminta kembali di dunia kelak,Dan perlu kita ketahui untuk bersedekah di
jalan allah swt tidak harus dengan nominan yang banyak,1000 2000 rp asalkan
beliau ikhlas maka tetap dinamakan sedekah. allah tidak melihat berapa banyak
kita sedekahkan tetapi yang allah lihat adalah bagaimana niat kita ketika kita
bersedekah. Dan hadirin perlu kita ketahui bahwasanya sampai saat ini, di dalam
al-quran, hadis dan perkataan ulama dan ilmu apapun yang ada di dunia ini tidak
ada yang mengajarkan bahwa memberi/bersedekah membuat manusia bangkrut,
justru ajaran islam mengajarkan ketika engkau memberi maka allah akan
membalasnya dengan berlipat ganda. Ketika kita bersedekah, nominalnya
memang berkurang. Akan tetapi keberkahannya bertambah. Maka dari itu
Nabi mengatakan:
Oleh karena itu hadirin pada momentum ini adalah sebuah kesempatan
besar kita untuk bisa membuat sebuah amal yang tidak pernah terputus sesuai
yang dikatakan dalam hadis yang diatas. Dan tentunya kita semua niatkan karena
allah swt bukan karena ingin menyombongkan diri dsb.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal
adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada orang lain, lalu
orang itu mengalamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain, dan demikian
seterusnya. Maka sepanjang ilmu itu terus bergulir, diajarkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya dan diamalkan, orang yang mengajarkannya mendapatkan
limpahan pahala yang terus mengalir.
Ilmu adalah kunci pintu kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Allah
SWT mewajibkan kepada setiap bayi yang baru lahir sampai masuk liang lahat
untuk menuntut ilmu. Jiwa dan raga ini tanpa ilmu layaknya ruangan gelap tanpa
cahaya. Tidak ada petunjuk dan arah yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat kelak.
Dari hadits di atas, bisa kita petik kesimpulan bahwa menuntuk ilmu atau belajar
tidak pandang siapa dia, dimana dia, dan kapan saja?. Siapapun, dimanapun, dan
kapanpun harus menuntut ilmu berapaun umurnya, baik anak-anak, remaja,
dewasa, bahkan sampai tua. Kemudian belajar itu tidak harus di sekolah, tidak
harus di pondok pesantren, tapi dimana saja baik itu di sawah, di ladang, bahkan
di laut sekalipun kita bisa belajar. Jikapun kita yang bisa belajar di sekolah,
madrasah, pondok pesantren ataupun di tempat yang lebih baik dari itu, maka
harus kita syukuri dengan cara terus menuntut ilmu,
Apa yang membuat seorang pesepeda sampai pada tujuannya? Karena ia
berkali-kali mengayuh sepedanya, berulang dan terus berulang.
Apa yang membuat seorang manusia sampai pada titik kesuksesan? Karena
ia terus belajar, belajar dan belajar. Tetaplah mengayuh, semoga sampai pada
tujuanmu, tetaplah belajar walaupun terasa pahit, terus belajar sampai kamu
merasakan yang namanya kesuksesasan.