Disusun oleh :
1. Aflah Al-Chemi Hidayat
3. Wijayanto
XI MIPA 5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gerakan Pemuda &
Gerakan Perempuan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran sejarah. Selain itu, juga untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai
Gerakan Pemuda & Gerakan Perempuan serta menyampaikannya bagi pembaca maupun
kami sebagai penulis.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan maksimal
tanpa adanya dukungan dari semua pihak.
Kami sebagai penyusun, menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dari penyusunan, tata bahasa penyampaian, bahkan materi yang disampaikan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
- Kata pengantar
- Daftar isi
- BAB IV : Kesimpulan
BAB I
Latar Belakang, Pengertian, dan Tujuan
Pelaksanaan politik etis telah mendorong lahirnya kaum muda terpelajar. Pemikiran
mereka, semakin luas dan terbuka sehingga mempermudah munculnya paham baru,
contohnya tentang kebangsaan atau nasionalisme. Sehingga muncul juga kesadaran nasional,
kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan nasional. Namun, berbeda
dengan bentuk bentuk perjuangan sebelumnya yang bersenjata dan kedaerahan, perlawanan
terhadap kolonialisme harus bersifat diplomatik dan terorganisir. Paham ini kemudian
berkembang menjadi organisasi yang kemudian melakukan sebuah Gerakan atau aksi, hal
inilah yang dapat disebut dengan Gerakan pemuda dan Gerakan perempuan.
Pada awalnya, berbagai organisasi yang berkembang di era kebangkitan nasional baik
yang bercorak keagamaan atau yang sekuler, bercorak kedaerahan ataupun yang bersifat
nasional, yang kooperatif ataupun yang non-kooperatif, yang pemuda maupun yang wanita,
tampaknya belum mampu menciptakan persatuan yang kokoh untuk sama-sama melawan
penjajah. Mereka masih memikirkan bagaimana organisasinya berkembang. Hal ini menjadi
pemikiran serius dari kalangan pemuda untuk mewujudkan gerakan persatuan dan kesatuan
di antara berbagai organisasi.
BAB II
Contoh Organisasi-Organisasi
• Trikoro Darmo
Trikoro Darmo merupakan organisasi pemuda yang pertama berdiri di indonesia yaitu
pada 7 Mei 1915. Namanya berarti tiga tujuan yakni sakti, budi, dan bakti. Organisasi ini
diharapkan menjadi wadah pembinaan generasi muda di indonesia untuk menjadi pemimpin
yang cinta tanah air. Anggota Trikoro Darmo umumnya terdiri atas para pelajar STOVIA dari
jawa tengah dan jawa timur. Namun setelah kongresnya di solo pada 12 juli 1918 namanya
diganti menjadi jong java dengan harapan komunitas sunda dan kaum Betawi juga
bergabung menjadi anggota.
3. Muslich (Anggota)
4. Mosodo (Anggota)
2. Jong Ambon
3. Jong Minahasa
4. Jong Celebes
5. Sekar Rukun
Puteri Mardika adalah organisasi wanita yang berdiri pada 1912 di Jakarta. Organisasi
ini dibentuk untuk membantu dan membimbing pada gadis bumi putera saat menuntut ilmu
dan berpendapat di depan umum. Selain itu, Putri Mardika juga berfokus pada
pemberdayaan dan bertujuan untuk memperbaiki kehidupan perempuan dengan cara
memberikan beasiswa untuk belajar dan memberikan kursus kepada kaum perempuan agar
dapat menjadi bidan untuk proses persalinan. Organisasi ini juga menerbitkan sebuah majalah
sendiri dengan nama yang bertajuk sama, Putri Mardika. Majalah tersebut berfungsi untuk
menyebarluaskan gagasan perempuan berdikari. Organisasi ini juga menerbitkan pemikiran
para perempuan dalam bentuk pidato tentang kesetaraan gender. Para tokoh Putri Mardika
juga kerap menggunakan gagasan-gagasan milik R.A Kartini untuk dijadikan landasan
pergerakan organisasi.
Setelah itu, muncul dan berkembang organisasi perempuan di berbagai daerah, juga
organisasi-organisasi perempuan sebagai bagian dari organisasi yang sudah ada, seperti
organisasi wanita di Muhammadiyah, organisasi wanita di Taman Siswa, organisasi
perempuan di BU, dan begitu seterusnya.
Di samping organisasi itu, pada bulan September 1926 juga diadakan pertemuan para
pelajar atau mahasiswa. Dalam pertemuan itu berhasil dibentuk perkumpulan yang diberi
nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI). Selanjutnya untuk merealisasikan
gagasan fusi semua organisasi itu, PPPI segerta mengambil langkah-langkah dan
mengadakan pertemuan untuk membentuk panitia yang dikenal sebagai Panitia Kongres
Pemuda II. Pada bulan Juni 1928, panitia kongres dibentuk. lalu , Kongres Pemuda II ini
dialaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Dalam sidang pertama, Muh. Yamin memberikan ceramah tentang persatuan dan
kebangsaan Indonesia. Dalam ceramahnya itu Yamin menegaskan ada lima faktor yang dapat
memperkuat persatuan bangsa, yakni faktor: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan.
Pada saat waktu istirahat, W.R. Supratman memainkan lagu yang diberi judul
“Indonesia Raya”. Pada puncak Kongres Pemuda II ini diikrarkan sebuah sumpah yang
kemudian kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda senantiasa menjadi keputusan penting
yang historis dan monumental dalam Kongres Pemuda II. Naskah rumusan ikrar Sumpah
Pemuda ini selengkapnya dirumuskan oleh Muh. Yamin.
Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia
Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.