Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

“ Gerakan Pemuda & Gerakan Perempuan”

Disusun oleh :
1. Aflah Al-Chemi Hidayat

2. Muhammad Rifky Gusviansyah

3. Wijayanto

XI MIPA 5

SMA NEGERI 5 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gerakan Pemuda &
Gerakan Perempuan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran sejarah. Selain itu, juga untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai
Gerakan Pemuda & Gerakan Perempuan serta menyampaikannya bagi pembaca maupun
kami sebagai penulis.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan maksimal
tanpa adanya dukungan dari semua pihak.

Kami sebagai penyusun, menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dari penyusunan, tata bahasa penyampaian, bahkan materi yang disampaikan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini.

Bengkulu, Januari 2023

Kelompok 6
ii

DAFTAR ISI

- Kata pengantar

- Daftar isi

- BAB I : Latar Belakang, Pengertian, dan Tujuan

- BAB II : Contoh Organisasi-Organisasi Halaman

- BAB III : Keterkaitan dengan Sumpah Pemuda

- BAB IV : Kesimpulan
BAB I
Latar Belakang, Pengertian, dan Tujuan

Pelaksanaan politik etis telah mendorong lahirnya kaum muda terpelajar. Pemikiran
mereka, semakin luas dan terbuka sehingga mempermudah munculnya paham baru,
contohnya tentang kebangsaan atau nasionalisme. Sehingga muncul juga kesadaran nasional,
kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan nasional. Namun, berbeda
dengan bentuk bentuk perjuangan sebelumnya yang bersenjata dan kedaerahan, perlawanan
terhadap kolonialisme harus bersifat diplomatik dan terorganisir. Paham ini kemudian
berkembang menjadi organisasi yang kemudian melakukan sebuah Gerakan atau aksi, hal
inilah yang dapat disebut dengan Gerakan pemuda dan Gerakan perempuan.

Pada awalnya, berbagai organisasi yang berkembang di era kebangkitan nasional baik
yang bercorak keagamaan atau yang sekuler, bercorak kedaerahan ataupun yang bersifat
nasional, yang kooperatif ataupun yang non-kooperatif, yang pemuda maupun yang wanita,
tampaknya belum mampu menciptakan persatuan yang kokoh untuk sama-sama melawan
penjajah. Mereka masih memikirkan bagaimana organisasinya berkembang. Hal ini menjadi
pemikiran serius dari kalangan pemuda untuk mewujudkan gerakan persatuan dan kesatuan
di antara berbagai organisasi.
BAB II
Contoh Organisasi-Organisasi

• Trikoro Darmo
Trikoro Darmo merupakan organisasi pemuda yang pertama berdiri di indonesia yaitu
pada 7 Mei 1915. Namanya berarti tiga tujuan yakni sakti, budi, dan bakti. Organisasi ini
diharapkan menjadi wadah pembinaan generasi muda di indonesia untuk menjadi pemimpin
yang cinta tanah air. Anggota Trikoro Darmo umumnya terdiri atas para pelajar STOVIA dari
jawa tengah dan jawa timur. Namun setelah kongresnya di solo pada 12 juli 1918 namanya
diganti menjadi jong java dengan harapan komunitas sunda dan kaum Betawi juga
bergabung menjadi anggota.

Tokoh-tokoh pada saat berdiri termasuk:

1. Dr. Satiman Wirjosandjojo (Ketua & Pendiri)

2. Wongsonegoro (Wakil Ketua)

3. Muslich (Anggota)

4. Mosodo (Anggota)

5. Abdul Rahman (Anggota)

Berkembangnya organisasi ini juga mendorong munculnya organisasi pemuda di berbagai


daerah, misalnya :

1. Jong Sumateranen Bond

2. Jong Ambon

3. Jong Minahasa

4. Jong Celebes

5. Sekar Rukun

6. Jong Betawi/Pemoeda Kaoem Betawi

7. Jong Bataks Bond

8. Jong Islamieten Bond


• Puteri Mardika

Puteri Mardika adalah organisasi wanita yang berdiri pada 1912 di Jakarta. Organisasi
ini dibentuk untuk membantu dan membimbing pada gadis bumi putera saat menuntut ilmu
dan berpendapat di depan umum. Selain itu, Putri Mardika juga berfokus pada
pemberdayaan dan bertujuan untuk memperbaiki kehidupan perempuan dengan cara
memberikan beasiswa untuk belajar dan memberikan kursus kepada kaum perempuan agar
dapat menjadi bidan untuk proses persalinan. Organisasi ini juga menerbitkan sebuah majalah
sendiri dengan nama yang bertajuk sama, Putri Mardika. Majalah tersebut berfungsi untuk
menyebarluaskan gagasan perempuan berdikari. Organisasi ini juga menerbitkan pemikiran
para perempuan dalam bentuk pidato tentang kesetaraan gender. Para tokoh Putri Mardika
juga kerap menggunakan gagasan-gagasan milik R.A Kartini untuk dijadikan landasan
pergerakan organisasi.

Setelah itu, muncul dan berkembang organisasi perempuan di berbagai daerah, juga
organisasi-organisasi perempuan sebagai bagian dari organisasi yang sudah ada, seperti
organisasi wanita di Muhammadiyah, organisasi wanita di Taman Siswa, organisasi
perempuan di BU, dan begitu seterusnya.

Berkembangnya berbagai organisasi wanita tersebut mendorong pergerakan wanita


untuk lebih berperan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Wanita yang
mengenyam pendidikan juga semakin banyak. Dengan demikian, wawasan mereka juga
semakin berkembang untuk memberi dukungan terhadap organisasi-organisasi pergerakan
pada umumnya.
BAB III
Keterkaitan Dengan Sumpah Pemuda

Pada tanggal 15 November 1925 dilaksanakan pertemuan organisasi organisasi


pemuda yang membahas tentang rencana kongres pemuda. Setelah dilakukan berbagai
persiapan maka pada 30 April – 2 Mei 1926, dilaksanakan Kongres Pemuda Pertama yang
bertujuan untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu membentuk suatu badan
sentral.

setelah Kongres Pemuda I berakhir, berkembang usulan agar dilakukan penggabungan


berbagai organisasi pemuda yang ada sehingga, pada tanggal 20 Februari 1927 ada
pertemuan yang digagas oleh Algemene Studie Club di Bandung. Pertemuan tersebut berhasil
mendirikan organisasi pemuda yang diberi nama Jong Indonesia.

Di samping organisasi itu, pada bulan September 1926 juga diadakan pertemuan para
pelajar atau mahasiswa. Dalam pertemuan itu berhasil dibentuk perkumpulan yang diberi
nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI). Selanjutnya untuk merealisasikan
gagasan fusi semua organisasi itu, PPPI segerta mengambil langkah-langkah dan
mengadakan pertemuan untuk membentuk panitia yang dikenal sebagai Panitia Kongres
Pemuda II. Pada bulan Juni 1928, panitia kongres dibentuk. lalu , Kongres Pemuda II ini
dialaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

Kongres itu dilaksanakan dalam tiga tahapan sidang.

 Rapat pertama 27 Oktober 1928

Dalam sidang pertama, Muh. Yamin memberikan ceramah tentang persatuan dan
kebangsaan Indonesia. Dalam ceramahnya itu Yamin menegaskan ada lima faktor yang dapat
memperkuat persatuan bangsa, yakni faktor: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan.

 Rapat kedua 28 Oktober 1928 08.00-12.00

Rapat membahas hal-hal yang berkait dengan pendidikan.


 Rapat ketiga 28 Oktober 1928 17.30-20.00

Pada saat waktu istirahat, W.R. Supratman memainkan lagu yang diberi judul
“Indonesia Raya”. Pada puncak Kongres Pemuda II ini diikrarkan sebuah sumpah yang
kemudian kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda senantiasa menjadi keputusan penting
yang historis dan monumental dalam Kongres Pemuda II. Naskah rumusan ikrar Sumpah
Pemuda ini selengkapnya dirumuskan oleh Muh. Yamin.

Sumpah pemuda berisi 3 poin yaitu:

Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia

Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Setelah Kongres Pemuda II berakhir, perkumpulan-perkumpulan pemuda segera


menyiapkan untuk melakukan proses fusi. Sebagai pematangan persiapan fusi, pada tanggal
24 April dan 25 Mei 1929 diadakan pertemuan dimana disepakati hasil fusi akan melahirkan
organisasi pemuda yang baru, dibentuklah suatu komisi besar yang anggotanya diambil dari
berbagai organisasi pemuda. Selanjutnya Komisi Besar Indonesia Muda ini
menyelenggarakan kongres pada tanggal 28 Desember 1930 - 2 Januari 1931 dimana
diputuskan organisasi baru sebagai hasil fusi berbagai organisasi pemuda yang diberi nama
Indonesia Muda. Pada saat diresmikan Indonesia Muda sudah memiliki 25 cabang di seluruh
Indonesia dengan 2.393 anggota Dengan berdirinya Indonesia Muda secara otomatis
perkumpulan atau berbagai organisasi pemuda yang ada menyatakan membubarkan diri.

Diadakannya Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda


tersebut nampaknya ikut menyemangati perjuangan organisasi pergerakan perempuan di
Indonesia. dengan pelaksanaan Kongres Pemuda II itu kemudian organisasi-organisasi wanita
yang telah berkembang di berbagai daerah di Indonsia itu mengadakan Kongres Perempuan
Indonesia I pada 22-25 Desember 1928, Kongres itu bertujuan untuk menjalin persatuan di
antara perkumpulan wanita, dan memajukan wanita. Dalam Kongres Perempuan Indonesia I
itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita. Kongres Perempuan Indonesia I itu merupakan bagian
penting bagi Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Untuk mengenang sejarah kongres
perempuan maka setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
BAB IV
Kesimpulan
Pergerakan Pemuda dan Perempuan adalah pergerakan-pergerakan yang dilakukan
untuk memperjuangkan Indonesia agar Indonesia Merdeka. Telah banyak organisasi-
organisasi yang telah dibuat oleh para pemuda dan perempuan,hal ini karena para pemuda
dan perempuan ingin memperjuangkan negara Indonesia agar Indonesia bisa merdeka.
Pergerakan-pergerakan ini akhirnya menghasilkan salah satu peristiwa paling bersejarah di
indonesia, yaitu sumpah pemuda, yang menyatukan perjuangan pemuda pemuda indonesia

Anda mungkin juga menyukai