Sarinah Dan
Sejarah Geralan
Perempuan Indonesia
BONDAN KANUMOYOSO
Perempuan dan Wanita 2
Dalam Bahasa Indonesia kata Perempuan dan Wanita sering digunakan secara
bergantian
Bentuk kata perempuan sering dihubungkan dengan kata pu atau empu yang
memiliki arti tempat kehormatan atau orang yang sangat dimuliakan
Secara etimologis, istilah wanita sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vanita,
yang memiliki arti “yang diinginkan”
Karena maknanya yang lebih positif, kata perempuan saat ini lebih banyak
digunakan daripada wanita
Perempuan dalam 3
Tentang Perempuan
Sukarno adalah pemikir holistik yang salah satu
gagasannya adalah memperjuangakan peran perempuan
dalam membentuk masyarkat
Gagasan awalnya awalnya tentang perempuan dapat
dibaca dalam artikel “Konggres Kaum Ibu” (Suluh
Indonesia, 1928, dimuat ulang dalam DBR Jilid I)
Menurut Sukarno dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia tidak akan mungkin dicapai tanpa adanya
peran dan perjuangan perempuan di dalamnya
Sukarno juga memproyeksikan bahwa setelah Indonesia
merdeka pembentukan negara dan masyarakat hanya
dapat diwujudkan jika perempuan turut berjuang
Humanisme Sukarno 5
Masyarakat Merdeka
Dalam Sarinah Sukarno mengutarakan bahwa perjuangan
perempuan bukan hanya sekedar untuk menuntut
emansipasi
Masyarakat Indonesia hingga saat itu tidak merdeka
sepenuhnya karena kaum perempuan buruh, petani, dan
nelayan mengalami penindasan oleh proses produksi
yang bercorak kapitalis
Gerakan persamaan hak perempuan tidak mampu
menjawab persoalan karena tidak mampu
mengakomodasi upaya mengubah struktur masyarakat
jajahan
Menurut Sukarno perempuan Indonesia dapat terlepas
dari penindasan dengan turut berjuang mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Perempuan Indonesia 9
Masa Pergerakan
Munculnya kesadaran perempuan Indonesia untuk
bergerak dipengaruhi oleh gerakan nasional dan
internasional yang memperjuangkan emansipasi dan
pembebasan dari kolonialisme
Contoh gerakan seperti ni adalah Poetri Mardika, Poetri
Indonesia, Wanito Muljo, Aisijah, Wanito Oetomo dan
lain-lain
Pada Konggres Perempuan I (22-25 Desember 1928)
berbagai gerakan perempuan itu menyatu dan membentuk
Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI)
Dalam Konggres ke II PPPI (1930) isu yang diangkat
antara lain adalah hak suara perempuan, perdagangan
perempuan, keadaan sanitasi masyarakat, dan tingginya
kematian bayi
Gerakan Perempuan Paska Revolusi 10
Kemerdekaan
Pada era ini kaum perempuan menikmati
kebebasan yang besar yang tidak pernah mereka
nikmati dalam periode sebelumnya
Pada tahun awal tahun 1950-an perempuan telah
diakui haknya sehingga dapat ikut dalam Pemilu
1955 dan duduk dalam parlemen dan konstituante
Pada tahun 1958 pemerintah mengeluarkan
UU80/1958 yang berisi tentang sistem
penggajian yang tidak membedakan antara laki-
laki dan perempuan
Perempuan dalam periode ini tidak lagi sekedar
menjalankan peran domesti dan mulai terlibat
aktif dalam kegiatan pemerintahan, kesehatan,
pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat
Perempuan Indonesia 11
TERIMA KASIH