Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Hukum tata negara dengan Ilmu politik

Untuk mengetahui hubungan Hukum tata negara dengan Ilmu politik,dapat dilihat dari pendapat
Berents yang memberikan perumpamaan bahwa Hukum tata negara (HTN) diumpamakan
debagai kerangka manusia,sedangkan Ilmu politik diumpamakan sebagai daging yang ada
disekitarnya.

Melalui perumpamaan tersebut disimpulkan bahwa Hukum tata negara dan Ilmu politik tersebut
merupakan dua ilmu pengetahuan yang dapat dibedakan,namun tidak dapat dipisahkan. Artinya
adalah bahwa untuk mempelajari timbulnya suatu peraturan atau Undang-undang maka
sebaiknya dibantu oleh ilmu politik karena peristiwa-peristiwa politik yang terjadi pada suatu
negara sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan ketatanegaraan dari suatu negara
tersebut. Misalnya : Indonesia pada masa reformasi tahun 1998 membawa pengaruh jatuhnya
kekuasaan Presiden Soeharto.

Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang


mengatur organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari
kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.  Setiap produk
Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik
karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh
Lembaga-Lembaga politik, sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-
Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan
Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah
ditetapkan oleh Hukum Tata Negara. Dengan kata lain Ilmu Politik
melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara sebaliknya Hukum Tata
Negara merumuskan dasar dari perilaku politik/

kekuasaan. Menurut Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka


manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging yang membalut
kerangka tersebut.
Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi
kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku
kekuasaan tersebut. Baik Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik memiliki objek yang sama yaitu :
Negara.

Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena
setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik,
sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk
oleh alat-alat perlengkapan
Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh Hukum
Tata Negara.
Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara sebaliknya
Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku politik/kekuasaan.
Contoh Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik :

·       Terbentuknya UU diisi dengan kebijakan politik yang ditarik pada waktu penyusunanya, kita perhatikan
pembukaan UUD, disitu jelas akan mengetahui politik suatu Negara. Begitu pula dengan
amandemen UUD 45 oleh MPR.
·         Retifikasi yang dilakukan DPR dalam pembentukan UU, rancangannya dipengaruhi oleh suara
wakil rakyat yang ada dalamDPR, sedangkan DPR merupakan wakil dari organ-organ politik.

Menurut Barents dalam bukunya De Wetenshap der Politiek, diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia kurang lebih berarti : Ibarat tubuh manusia, ilmu Hukum Tata Negara diumpamakan
sebagai kerangka tulang belulangnya, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging-daging
yang melekat disekitarnya (het vlees er omheen beziet).
Oleh sebab itu, untuk mempelajari hukum tata negara, terlebih dahulu kita memerlukan ilmu
politik sebagai pengantar untuk mengetahui apa yang ada dibalik daging-daging disekitar
kerangka tubuh manusia yang hendak diteliti.

Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat dinamis yang ditandai dengan peristiwa
hukum ketatanegaraan sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Pada etape keempat sejarah
Republik ini berawal dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 masuk ke pemerintahan Orde Lama,
Orde Baru, hingga Orde Reformasi tahun 1998 telah mengalami gelojak komunikasi politik yang
berdampak kepada gelombang demokrasi yang berujung pada reformasi demokrasi dan pemilihan
umum. Peristiwa peralihan kekuasaan tersebut, bukan hanya peristiwa politik, melainkan peristiwa
hukum tata negara. Dalam ilmu hukum tata Negara terdapat dua struktur ketatanegaraan yakni pertama
supra struktur politik yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan alat kelengkapan negara berupa
kedudukan, kekuasaan, wewenangnya yang diatur dalam konstitusi negara. Kedua infra struktur politik
meliputi lima aspek yakni partai politik, golongan kepentingan atau interest group, komunikasi politik,
golongan penekan atau pressure group dan tokoh politik atau political figure. Salah satu infra struktur
politik adalah komunikasi politik yang menjadi bagian terpenting dalam mengawal demokrasi melalui
penyelenggaraan pemilihan umum yang salah satu tahapannya adalah kampanye. Relevansi kajian
hukum tata negara sebagai bagian ilmu hukum dan kajian ilmu komunikasi sebagai bagian kajian ilmu
sosial dan ilmu politik menjadi menarik dikaji baik secara teoritis dan empiris. Dalam kajian teoritis
hukum tata Negara memiliki hubungan dengan ilmu sosial dan ilmu politik. Dalam kajian empris hukum
tata Negara memberikan kontribusi keilmuan dalam membangun tatanan berdemokrasi dan berpolitik
secara kontitusional, begitupun dengan ilmu komunikasi memberikan kontribusi terhadap membangun
pola komunikasi politik yang beretika dan tidak melanggar peraturan perundangan-undangan.
Realitasnya kemudian memerlukan pengkajian secara mendalam terhadap relevansi hukum tata negara
dengan ilmu komunikasi yang indikatornya dalam penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia.
Pemilihan umum memiliki variabel komunikasi politik dalam membangun popularitas dan elaktabilitas
dalam memperoleh suara rakyat secara signifikan. Rakyat memiliki peran sentral dalam proses
komunikasi politik dalam menerima pesan dalam bentuk janji dan program konstestan pemilihan umum
ketika kelak terpilih. Disinilah peran strategis komunikasi politik dalam melahirkan hasil pemilihan umum
yang berintegritas dan konstitusional sehingga terjadilah koneksitas antara ilmu komunikasi dengan
hukum tata dengan pemilihan umum dalam proses komunikasi politik

Anda mungkin juga menyukai