Anda di halaman 1dari 2

“SEJARAH DAN DINAMIKA GERAKAN PEREMPUAN

PADA MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perempuan Indonesia selalu mengambil peran penting dalam pembangunan

dan kemajuan bangsa. Semangat nasionalisme dan spirit gerakan perempuan pasca

kemerdekaan telah mengilhami perempuan indonesia untuk terus memberikan

kontribusinya. Gerakan perempuan telah ada pada zaman penjajahan kolonial Belanda

sekitar tahun 1900-an yang pada masa itu Negara kita masih memakai nama Hindia

Belanda.

Gerakan perempuan dimulai dari perjuangan individu yang berawal dari dalam

keluarga. Adanya ketertindasan dan ketidak adlian yang dialami kaum perempuan

pertama kali dalam keluarga, sehingga mereka merasa ingin melawan sistem yang

menindas diri mereka sebagai seorang perempuan. Oleh karna itu munculah gerakan

yang ingin melakukan perubahan, salah satunya adalah gerakan emansipasi

perempuan. Emansipasi perempuan dapat diartikan sebagai usaha untuk

memperjuangkan kebebasan dan menuntut persamaan hak kaum perempuan terhadap

kaum laki-laki. (Wahyuningsih, 2013:52)

Gerakan emansipasi merupakan sebuah aksi yang di lakukan oleh

perkumpulan perempuan indonesia untuk mempertinggi kedudukan sosial dari segi

pendidikan maupun kehidupan dalam ruang publik. Semakin masifnya gerakan

perempuan guna mencapai cita-cita kemajuannya sehingga membentuk sebuah

kelompok yang lebih besar hingga disebut organisasi. Organisasi dijadikan sebagai
wadah menyalurkan aspirasi guna memahami permasalahan-permasalahan perempuan

yang sulit terselesaikan secara individual. Namun karna masih rendahnya kesadaran

kaum perempuan untuk menolak perlakuan sistem yang menjadikan mereka dalam

ketidak bebasan sehingga organisasi ini bergerak lebih lambat dibandingkan

pergerakan atau organisasi politik lainnya.

Sebelum masa orde lama yakni dimasa pemerintahan Soekarno muncul

organisasi perempuan yaitu organisasi gerakan wanita sedar (Gerwis). Kemudian

berubah nama menjadi gerakan wanita Indonesia yang kegiatannya mencakup

berbagai aspek dibidang ekonomi, sosia, pendidikan, budaya, kepemimpinan, dan

politik. Sedangkan pada masa orde baru dibawah kekuasaan presiden Soeharto, semua

organisasi perempuan dikontrol oleh pemerintah. Dalam hal ini sering dikatakan

sebagai masa penghancuran gerakan perempuan dimana seluruh aktivitas organisasi

perempuan dibatasi. Mereka hanya diperbolehkan menyelenggara pertemuan

pengajian dan kegiatan amal untuk perempuan miskin tetapi tidak boleh mengungkap

hal-hal tidak adil yang terjadi dimasa pemerintahan waktu itu, bahkan organisasi-

organisasi yang independen sekalipun telah kehilangan kekuatan mereka.

Berakhirnya masa pemerintahan Soeharto dan dimulainya masa reformasi

menjadi awal kebangkitan organisasi perempuan yang mana pada masa sebelumnya

mengalami kehancuran, hal ini ditandai banyaknya organisasi perempuan diberbagai

daerah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai