PENDAHULUAN
(HAM) dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat
seperti Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Selain
sejak abad ke-9 Masehi. Tokoh-tokoh pejuang perempuan yang terkenal dalam
sejarah misalnya: Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Din, Cut Meutia, R. A.
Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, dan Haji
berarti kita sedang membahas suatu gerakan yang mempunyai keterkaitan dengan
sejarah. Rekam sejarah mencatat, sejak sebelum Indonesa merdeka kita sudah
Dapat dikatakan demikian, karena berangkat dari asumsi bahwa peran perempuan
komponen masyarakat2.
1
M. C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004, alih bahasa Satrio Wahono, dkk.
(Jakarta: Serambi, 2005)
2
Artikel Syahfitri Anita, Gerakan Perempuan: Tinjauan Sejarah Sebagai Pengantar Diskusi
Lingkar Studi Perempuan, (Jakarta, Jumat 7 April 2006), hlm. 3.
Indonesia dari tangan kolonial. Sosok R.A Kartini umumnya disebut-sebut
sebagai tokoh perempuan pada zamannya, dan yang paling terkenal. Perempuan
jalan untuk pembebasan itu. Namun menurut Kartini, titik tolak kemerdekaan
bumiputera tidak akan maju pesat bila perempuan ketinggalan dalam usaha itu,
yaitu perempuan jadi pembawa peradaban”4 Hingga saat ini, Kartini menjadi
simbol gerakan perempuan Indonesia dan hari lahirnya, 21 April selalu dirayakan
oleh Fujinkai yaitu kegiatan sosial salah satunya dibidang pemberantasan buta
3
Arbaningsih, Kartini dari Sisi Lain: Melacak Pemikiran Kartini tentang Emansipasi Bangsa,
(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2005), hlm. 33.
4
Ibid., hlm. 35
huruf5. Keikutsertaan kaum perempuan Indonesia di sektor publik telah
berlangsung lama sejak zaman pra kolonial yang antara lain ditandai oleh
maupun luar Jawa. Demikian juga pada masa perang kemerdekaan Indonesia
tahun 1945-1949, kaum perempuan Indonesia secara langsung dan tidak langsung
khususnya di wilayah Jawa karena pada dasarnya sistem hirarki Jawa mengatur
hanya didominasi oleh kaum Adam. Namun pada masa akhir kekuasaan Belanda
bahwa mereka merupakan individu yang memiliki kesamaan dengan kaum pria
untuk memperoleh hak dan kewajiban. Jika dicermati sejarah gerakan kaum
perempuan dapat dikemukakan bahwa pada mulanya lebih tertuju pada bidang
pendidikan. Hal ini tampaknya didasari oleh kesadaran bahwa pendidikan dapat
membawa pengaruh yang besar pada perubahan dan kemajuan. Beberapa contoh
Mardika (tahun 1912 di Jakarta), Putri Budi Sejati (Surabaya), Keutamaan Istri
(Jawa Barat), Sarekat Kaum Ibu Sumatera (Bukit Tinggi) dan PIKAT
(Minahasa)7.
5
Saskia E. Wieringa, op. cit., hlm. 5
6
Nana Nurliana, dkk, Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950,
(Jakarta: Depdikbud Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1986), hlm.1.
7
Nana Nurliana, op.cit., hlm. 7-8.
Pada masa Jepang yang mengusung ”Perang Asia Timur Raya” untuk
yang telah merasa jenuh dengan penjajahan bangsa Belanda. Rakyat Indonesia
dengan segenap tenaga dan harta membantu Jepang dalam Perang Asia Raya.
Jepang sendiri.
Dalam berbagai kajian dan pengaturan dari instrumen hukum nasional dan
kaum minoritas, pengungsi dan lainnya. Masuknya perempuan sebagai salah satu
kelompok rentan dalam HAM adalah karena berbagai kondisi sosial, budaya,
yang lemah dan tak terlindungi dan karenanya berada dalam resiko dan bahaya
b. Hak-hak kewarganegaraan
8
Krisnalita, L.Y. (2018). Perempuan, HAM dan Permasalahannya di Indonesia. Binamulia
Hukum, 7 (1). 71-81.
Dalam kenyataannya, seringkali perempuan diposisikan tidak setara
perempuan merupakan manusia yang memiliki derajat yang sama dengan laki-laki
PEMBAHASAN
Kata gender berasal dari bahasa inggris berarti jenis kelamin 9. Dalam
tampak antara lakilaki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku 10.
konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distiction) dalam hal peran,
(cultural expectation for women and men) 12. Pendapat ini sejalan dengan pendapat
component of gender)13.
relasi gender, hubungan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, tetapi lebih
dari itu al-Qur’an juga mengatur keserasian pola relasi antara mikro-kosmos
9
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1983, Kamus Inggeris Indonesia, Cet. I; Jakarta: Gramedia,
cet. XII
10
Neufeldt, Victoria (ed.), 1984, Webster's New World Dictionary,New York: Webster's New
World Cleveland.
11
Tierney (Ed.), Helen Women's Studies Encyclopedia, Vol. I, NewYork: Green Wood Press.
12
Lips, Hilary M. 1993, Sex & Gender an Introduction, California, London, Toronto: Mayfield
Publishing Company.
13
Lindsey, Linda L. 1990, Gender Roles a Sociological Perspective, New Jersey: Prentice Hall.
(manusia), makrokosmos (alam), dan Tuhan. Konsep berpasang-pasangan (azwâj)
dalam al-Qur’an tidak saja menyangkut manusia melainkan juga binatang QS. al-
Syura: 11, dan tumbuh-tumbuhan QS. Thaha: 53. Bahkan kalangan sufi
dengan suami yang menyimpan air QS. al-Thariq: 11 dan bumi diumpamakan
isteri yang menerima limpahan air yang nantinya melahirkan janin atau berbagai
pasangan ialah Sang Khaliq Yang Maha Esa QS. al-Ikhlas: 14.
yaitu terciptanya hubungan harmonis yang didasari rasa kasih sayang (mawaddah
terwujudnya komunitas ideal dalam suatu negeri damai penuh ampunan Tuhan
menuju ke pola hidup ummah, seperti disebutkan dalam QS. al-Baqarah: 213
Manusia itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembiran dan pemberi peringatan, dan
Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan
beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan
Pola hidup ummah adalah pola hidup yang lebih mendunia dan lebih
memperoleh kesempatan itu. Dalam pola hidup ummah, lakilaki dan perempuan
sebagai berikut:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
antara laki-laki dan perempuan siapa yang banyak amal ibadahnya, maka
15
Umar, Nasaruddin 1999, Argumen Kesetaraan Gender perspektif alQur’an.Cet. I; Jakarta:
Paramadina.
itulah mendapat pahala yang besar tanpa harus melihat dan
mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal.
dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis
tertentu.
disamping untuk menjadi hamba (âbid) yang tunduk dan patuh serta
satu jenis kelamin atau kelompok etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan
Tuhan.
c. Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian Primordial
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
"Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
Menurut Fakhr al-Razi tidak ada seorang pun anak manusia lahir di
muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan, dan ikrar
mereka disaksikan oleh para malaikat. Tidak ada seorang pun yang
Sejak awal sejarah manusia. Dengan demikian dalam Islam tidak dikenal
diharapkan.
kepadanya.
17
Umar, Nasaruddin 1999, Argumen Kesetaraan Gender perspektif alQur’an.Cet. I; Jakarta:
Paramadina.
1. Sebelum terjadi kasus pelanggaran (spiritual decline) postur tubuh
aslinya
Tuhan kepadanya
setia laki-laki.
kutukan itu juga langsung atau tidak langsung menimpa juga kaum
18
Umar, Nasaruddin 1999, Argumen Kesetaraan Gender perspektif alQur’an.Cet. I; Jakarta:
Paramadina.
Meskipun dalam Kristen dan Yahudi mempunyai banyak persamaan
kultur, tetapi kutukan tersebut tidak umum diakui dalam tradisi Kristen.
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
anak cucu Adam, tanpa membedakan jenis kelamin, suku bangsa, dan
warna kulit. Dalam al-Qur’an tidak pernah ditemukan satu ayat pun yang
itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang
Nya).”
kata ganti untuk dua orang (huma), yakni kata ganti untuk Adam dan
“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga
saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang
tipu daya.Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi
Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan
kamu berdua?”
“Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang
yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada
terutama jika dikaitkan dengan spektrum masalah dewasa ini yang semakin luas
dan kompleks. Salah satu masalah mendasar yang muncul kemudian ialah apakah
muncul. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mujtahid dalam menggali dan
SAW, sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian ketika terjadi kesalahan
produk hukum Islam dalam kasus tertentu boleh jadi penyebabnya adalah person
pembuat hukum itu sendiri bukan Islam dan ajarannya yang bersumber dari Allah.
Salah satu bukti perkembangan hukum Islam yang sangat pesat sejak
zaman permulaan Islam dan pengaruhnya terasa hingga sekarang ialah munculnya
berbagai mazhab dalam pemikiran hukum Islam dari kalangan Sunni maupun
Syi’ah, baik yang masih bertahan sampai sekarang maupun yang sudah punah.
Salah satu penyebab munculnya berbagai mazhab tersebut ialah adanya perbedaan
muslimin tidak perlu terpaku pada pendapat salah satu mazhab. Dengan kata lain
bahwa pendapat setiap imam mazhab dapat dijadikan pegangan yang menjadi
tolok ukur dalam memegang suatu pendapat dari mazhab tertentu ialah
Implikasinya kesetaran gender dan dalam hukum Islam antara lain dapat
maupun hadis. Seperti pada hukum poligami dan kewarisan dalam Islam.
perempuan dan profesi lainnya yang umumnya dilakukan oleh kaum laki-
laki (kepemimpinan).
selama ini disadari atau tidak masih terdapat produk hukum di negara ini
19
Shihab, Umar. 1996, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran.Cet. I; Semarang: Dina Utama
yang kurang mengakomodir kepentingan dan keadilan bagi kaum
perempuan.
dalam masyarakat, hukum, dan kehidupan sehari-hari. Konsep ini didasarkan pada
yang sama dengan laki-laki dalam hal akses terhadap pendidikan, pekerjaan,
kekerasan.
Dalam berbagai kajian dan pengaturan dari instrumen hukum nasional dan
kaum minoritas, pengungsi dan lainnya. Masuknya perempuan sebagai salah satu
kelompok rentan dalam HAM adalah karena berbagai kondisi sosial, budaya,
yang lemah dan tak terlindungi dan karenanya berada dalam resiko dan bahaya
untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan berkala yang bebas untuk
20
Krisnalita, L.Y. (2018). Perempuan, HAM dan Permasalahannya di Indonesia. Binamulia Hukum,
7 (1). 71-81.
menentukan wakil rakyat di pemerintahan; dan Hak untuk ambil bagian
2. Hak-hak kewarganegaraan.
terkait.
dalam pemerintahan. Hak ini adalah salah satu aspek penting dari hak-hak politik
perempuan, hak pilih perempuan telah diakui dan diimplementasikan secara lebih
luas. Beberapa tonggak penting dalam sejarah hak pilih perempuan antara lain:
1. New Zealand pada tahun 1893 adalah negara pertama di dunia yang
tahun 1920.
Pilih pada tahun 1918 dan kemudian diperluas lagi pada tahun 1928.
Banyak negara lain di seluruh dunia telah mengikuti contoh ini dan
memberikan hak pilih kepada perempuan dalam berbagai periode waktu. Hak
pilih perempuan adalah bagian penting dari demokrasi modern dan prinsip
Dengan hak pilih mereka, perempuan dapat memilih perwakilan yang mewakili
aspek:
1. Akses ke Pendidikan
2. Ketersediaan Pendidikan
pendidikan, seperti sekolah, guru, buku teks, dan fasilitas, harus memadai.
dan matematika. Tidak boleh ada stereotip gender yang membatasi pilihan
pelajaran.
4. Kualitas Pendidikan
berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Guru
penting.
institusi pendidikan.
yang sehat tentang tubuh mereka sendiri dan hak-hak reproduksi mereka.
pendidikan.
dalam pembangunan sosial dan politik. Oleh karena itu, hak pendidikan
perempuan diakui dan diberikan prioritas dalam banyak konvensi dan deklarasi
"gender pay gap" dalam bahasa Inggris, merujuk pada perbedaan rata-rata dalam
pendapatan yang diterima oleh perempuan dan laki-laki dalam suatu pekerjaan
atau ekonomi. Kesenjangan upah ini telah menjadi isu yang signifikan di banyak
negara dan merupakan salah satu aspek dari kesetaraan gender yang belum
perempuan:
2. Diskriminasi Penggajian
utama kesenjangan upah. Ini dapat terjadi ketika perempuan dibayar lebih
3. Pilihan Karier
dipilih oleh laki-laki. Ini bisa menjadi hasil dari stereotip gender dan peran
lebih besar, seperti merawat anak-anak atau anggota keluarga yang sakit.
pendapatan mereka.
budaya dan struktural dalam masyarakat dan tempat kerja. Upaya untuk
Hak reproduksi perempuan adalah bagian penting dari hak asasi manusia
yang mencakup hak perempuan untuk memiliki kendali atas tubuh mereka sendiri,
membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi, dan memiliki akses ke layanan
kesehatan reproduksi yang aman dan berkualitas. Hak ini melibatkan sejumlah
isu, termasuk:
1. Akses ke Informasi
2. Akses ke Kontrasepsi
layanan aborsi yang aman dan legal, terutama dalam kasus kehamilan yang
seksual.
persalinan yang aman dan kualitas tinggi. Ini melibatkan upaya untuk
yang ingin mereka miliki dan kapan mereka ingin memiliki anak. Ini
memiliki kendali atas kesehatan reproduksi mereka dan keputusan mereka tentang
2.7 Legislatif
suatu negara. Ini mencakup peran perempuan sebagai anggota parlemen atau
wakil rakyat yang terpilih untuk membuat undang-undang dan berpartisipasi
dari kesetaraan gender dan demokrasi yang inklusif. Dalam banyak negara di
seluruh dunia, perempuan telah lama menghadapi hambatan untuk memasuki dan
maju dalam politik, dan sebagai hasilnya, tingkat keterwakilan perempuan dalam
lembaga legislatif sering kali lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Upaya
termasuk:
1. Kuota Gender
2. Kampanye Kesadaran
perempuan.
kepemimpinan.
4. Penghapusan Diskriminasi
langkah penting menuju kesetaraan gender yang lebih besar dalam masyarakat
dan pemerintahan.
4.8
mengikuti pola peran gender yang kuat, di mana laki-laki dianggap sebagai
atas pekerjaan rumah tangga dan perawatan anak. Namun, berbagai faktor sosial,
keluarga, termasuk:
1. Kesetaraan Gender
bekerja di luar rumah dan memiliki karier mereka sendiri, yang berarti
mereka tidak hanya berperan sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
perawatan anak dan rumah tangga. Ayah saat ini lebih mungkin terlibat
membersihkan.
4. Pilihan Hidup
berbasis pada pernikahan yang lebih seimbang, atau keluarga yang tidak
5. Dukungan Sosial
cuti orang tua yang fleksibel, dan dukungan sosial lainnya dapat
siapa yang melakukan apa, tetapi juga tentang mengakui bahwa setiap anggota
keluarga memiliki keahlian, minat, dan kontribusi yang berharga dalam kehidupan
keluarga. Kesetaraan gender dalam keluarga memiliki potensi untuk
perubahan ini positif, masih ada tantangan dan hambatan yang perlu diatasi dalam
perjalanan menuju peran gender yang lebih seimbang dalam keluarga dan
masyarakat.
4.9
"Home vs. Work" dalam konteks perempuan merujuk pada perbandingan atau
perbedaan antara peran dan tanggung jawab perempuan dalam kehidupan pribadi
(rumah) dan kehidupan profesional (pekerjaan). Ini adalah isu yang sering
Peran di Rumah:
untuk memiliki peran utama dalam tugas-tugas rumah tangga, seperti merawat
Dalam beberapa situasi, ini dapat menjadi tanggung jawab tambahan yang
mereka memiliki pekerjaan atau karier yang memerlukan waktu dan usaha.
Pekerjaan perempuan dapat beragam, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan,
Keseimbangan ini dapat mempengaruhi waktu yang tersedia untuk waktu luang,
kesempatan untuk kemajuan karier, merupakan isu yang masih relevan dalam
banyak negara.
Pilihan Hidup:
Penting untuk diingat bahwa setiap perempuan memiliki pilihan dalam bagaimana
mereka mengatur peran dan tanggung jawab mereka di rumah dan di tempat kerja.
Beberapa perempuan memilih untuk fokus pada karier mereka, sementara yang
lain mungkin memilih untuk mengutamakan peran sebagai ibu dan pengurus
rumah tangga.
Keseimbangan antara peran perempuan di rumah dan di tempat kerja adalah isu
kompleks yang berkaitan dengan budaya, norma sosial, dan kebijakan. Upaya
terus menerus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan mendukung