Anda di halaman 1dari 17

P-ISSN

E-ISSN

Jurnal Ilmiah Mahasiswa


Volume 1 Nomor 1, Juni 2023

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PENTINGNYA


PEMBELAJARAN RENANG DI SEKOLAH SMA NEGERI 1
TELUK DALAM (SIMEULUE)

Ririn Sulfiandi*1, Munawar2, dan Septi Hariansyah3


1,2
Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh

Abstrak
Para siswa dalam menjalani aktivitas pelajaran PJOK hanya menyukai pembelajaran secara
praktik dan sangat minim dilakukan pembelajaran secara teori di kelas. Hal ini tentu
mempengaruhi tingkat pemahaman siswa akan kebugaran jasmani atas kegiatan olahraga
yang dilaksanakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang pembelajaran renang, upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pentingnya pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam dan kendala
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang di Sekolah
SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixet methode yaitu
kuantitatif dan kualitatif. Jenis penelitian PTK. Sampel penelitian ini terdiri dari guru dan
15 siswa. Teknik pengumpulan data tes, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil
pengolahan data diketahui bahwa pemahaman siswa SMA Negeri 1 Teluk Dalam terhadap
pembelajaran renang sudah tergolong cukup baik yang ditandai hasil tes antara siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan. Dimana nilai rata-rata siklus I diperoleh sebesar
62,66 dalam kategori kurang baik dan naik menjadi 76,66 tergolong cukup baik. Upaya
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang di Sekolah
SMA Negeri 1 Teluk Dalam dilakukan dengan meningkatkan pola belajar yang menarik
bagi siswa, memilih startegi dan metode mengajar yang menarik, menggunakan sarana dan
prasarana yang sesuai materi renang, mempusatkan proses belajar mengajar kepada siswa

*correspondence Addres (munawar)


1

E-mail: ririnsulfiandi@gmail.com
dengan menjadikan peran sebagai mediator dan fasilitator dan aktif menyelenggarakan
pembelajaran secara praktik di lapangan.

Kata kunci: upaya, pemahaman siswa, pembelajaran renang.

ABSTRACT

Students in undergoing PJOK lesson activities only like practical learning and very
minimal theoretical learning in class. This certainly affects the level of students'
understanding of physical fitness for sports activities carried out. Therefore, this study aims
to find out students' understanding of swimming learning, efforts to increase students'
understanding of the importance of swimming learning at SMA Negeri 1 Teluk Dalam
School and obstacles to increase students' understanding of the importance of swimming
learning at SMA Negeri 1 Teluk Dalam. This research uses a mixet method approach,
namely quantitative and qualitative. Types of PTK research. The sample of this study
consisted of teachers and 15 students. Test data collection techniques, interviews and
documentation. Based on the results of data processing, it is known that the understanding
of SMA Negeri 1 Teluk Dalam students towards swimming learning is quite good, which
is marked by improved test results between cycle I and cycle II. Where the average value
of the first cycle was obtained at 62.66 in the poor category and rose to 76.66 classified as
quite good.

Efforts to increase student understanding of the importance of swimming learning at SMA


Negeri 1 Teluk Dalam School are carried out by improving interesting learning patterns for
students, choosing interesting teaching strategies and methods, using appropriate facilities
and infrastructure for swimming material, focusing the teaching and learning process to
students by making a role as a mediator and facilitator and actively organizing practical
learning in the field.

Keywords: effort, student understanding, swimming learning.


PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa, terutama
dalam meningkatkan sumber daya manusia sebagaimana yang menjadi tujuan dari
pendidikan nasional. Hal ini diperkuat oleh pendapat Winarno & Dwiyogo, (2019:111)
yang menyatakan bahwa peran pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia,
generasi muda sekarang yang mengemban ilmu pendidikan disiapkan untuk terampil dalam
dunia pendidikan dan mampu mengubah perubahan kehidupan yang lebih baik melalui
Pendidikan, begitu juga pelaksanaan pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani menurut Rahayu (2018: 62-63) merupakan proses melalui
aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik guna mengembangkan dan
meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, perseptual, kognitif, dan
emosional, dalam rangka sistem pendidikan nasional. Mata pelajaran Penjasorkes
merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental,
emosional, sportivitas, spiritual dan sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan
jasmani. Nurdiansyah (2015:821) mengemukakan tujuan dari penjasorkes tidak hanya
untuk mengembangkan dari segi jasmani saja, akan tetapi penjasorkes juga bertujuan untuk
mengembangkan seluruh potensi yang ada pada siswa. penjasorkes selain bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan dan kebugaran jasmani, juga mengembangkan aspek
emosional, penalaran, dan tindakan moral. Nurdiansyah (2015:822) juga mengemukakan
bahwa Penjasorkes sangat penting dilaksanakan dengan baik karena memberikan pengaruh
yang sangat besar bagi keshatan siswa baik jasmani maupun rohani, seperti perkembangan
pengetahuan, penalaran, dan perkembangan emosional saja melainkan yang sangat penting
ialah kebugaran dan kesehatan jasmani”.
Mengingat betapa besarnya pengaruh pembelajaran Pendidikan Jasmani terhadap
siswa baik untuk kesehatan dan kebugaran jasmani, maka menurut Dermawan (2020: 3)
sudah seharusnya dilaksanakan dengan baik dan maksimal oleh pihak sekolah, mulai di
tingkat SD, SMP hingga SMP agar siswa dapat memahami unsur-unsur yang ada di dalam
pembelajaran tersebut.
Ulinnuha (2017:4) mendefinisikan pemahaman sebagai kemampuan seseorang
dalam mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu dipahami dan diingat, atau
dengan kata lain, memahami adalah mengerti atau dapat menjelaskan apa yang telah
diingat dan telah dipelajari dari sesuatu yang telah didapatkan. Sanjaya (2017: 45)
menyebutkan bahwa pemahaman seseorang dapat dilihat dari bukan hanya sekedar
mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan menjelaskan makna atau suatu konsep,
dapat mendeskripsikan, mampu menerjemahkan, mampu menafsirkan, mendeskripsikan
secara variabel dan mampu membuat estimasi.
Salah satu aspek olahraga yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) ialah
olahraga renang. Pemahaman yang diberikan mulai dari pengertian olahraga renang, teknik
dasar, lapangan dan lain sebagainya. Martindar dan Hartati (2017:165) mengemukakan
renang sebagai suatu jenis olahraga yang dilakukan di air yang diajarkan kepada siswa agar
siswa dapat mengetahui teknik-teknik renang yang benar dan mampu mempraktekkan
secara langsung. Menurut Gani dan Sukur, (2019:108) renang merupakan materi pelajaran
wajib di SMA karena banyak memberikan manfaat bagi siswa seperti pola bernafas dan
otot yang bekerja pada saat berenang. Oleh karena iti Sorayah (2018:2) menyebutkan
materi renang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMA,
terutama kemampuan dan tingkat pemahaman siswa tentang teknik dasar dalam
pembelajaran renang guna ketercapaian proses pembelajaran renang itu sendiri.
Iriyanto (2019: 2) mengemukakan jika mengacu pada kurikulum yang ada,
pembelajaran renang yang dillakukan di SMA meliputi: (1) gaya bebas, (2) gaya dada, (3)
gaya punggung, serta memperagakan renang penyelamatan. Di dalam kurikulum yang ada
KD untuk 3 renang di tandai dengan tanda bintang tiga ini dimaksudkan pembelajaran
renang ini tidak wajib di berikan kepada siswa, ini artinya pembelajaran renang boleh
dilaksanakan tetapi jika memang tidak di laksanakan juga tidak mengapa.
Pembelajaran aktivitas renang dalam satu semester hanya melakukan praktik 2-3
kali pertemuan saja dan tidak ada pemberian teori di kelas yang secara khusus membahas
materi aktivitas renang. Untuk di SMA Negeri 1 Teluk Dalam pembelajaran renang juga
dilakukan di luar lingkungan sekolah, hal ini karena sekolah tidak memiliki fasilitas berupa
kolam renang untuk menunjang proses pembelajaran renang di sekolah. Hal ini tentunya
juga menjadi kendala dalam proses pembelajaran renang yang ada di sekolah. Dengan jam
praktik yang minim di setiap semesternya yang dilakukan hanya 2-3 kali pertemuan dan
juga tidak ada penjelasan secara khusus di kelas untuk aktivitas renang tersebut tentunya
membuat siswa kurang memahami secara baik tentang teknik dasar renang. Begitu juga
pemahaman tentang pentingnya olahraga renang dan komponen komponennya.
Berbagai komponen olahraga renang pada pembelajaran PJOK di tingkat sekolah
menengan atas (SMA) dituntut agar dipahami oleh siswa, termasuk para siswa yang ada di
SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang penulis lakukan,
para siswa dalam menjalani aktivitas pelajaran PJOK hanya menyukai pembelajaran secara
praktik dan sangat minim dilakukan pembelajaran secara teori di kelas. Hal ini tentu
mempengaruhi tingkat pemahaman siswa akan kebugaran jasmani atas kegiatan olahraga
yang dilaksanakan.
Hal ini penting dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Teluk Dalam, karena apabila
siswa memahami terlebih dahulu teori gerakan teknik dasar renang yang di berikan oleh
guru, maka siswa akan lebih mudah untuk melakukan gerakan renang di dalam air karena
konsentrasi mereka tidak akan terpecah antara mencoba gerakan dan mengingat gerakan
yang akan di lakukan. Hal itu dapat dilihat ketika siswa mengeksplorasi kemampuan
renang mereka, banyak dari mereka yang masih berenang dengan asal atau tidak sesuai
dengan teknik dasar renang yang semestinya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap
Pentingnya Pembelajaran Renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam
(Simeulue)”.

Indentifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan dilatar belakang di atas, maka kajian ini terfokus pada
peningkatan pemahaman siswa dan upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pentingnya pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam (Simeulue).

Pembatasan Masalah
Kajian ini memiliki batas masalah upaya guru meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pentingnya pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam
(Simeulue) dan kendala guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam (Simeulue).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini ialah:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang
di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam?
2. Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam?
3. Apa saja kendala dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam?

Tujuan Penelitian

Senada dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran
renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam.
2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam.
3. Untuk mengetahui kendala meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam.

Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini iadah:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran
renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam?
2. Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam?
3. Apa saja kendala dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
pendidikan Penjaspada umumnya, dan khususnya tentang kajian upaya meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1
Teluk Dalam (Simeulue). Serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk
mengadakan penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran olahraga,
khususnya tentang renang.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
masukan melaksanakan Pendidikan Jasmani secara maksimal khususnya tetang
olahraga renang.
c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau
sebagai referensi utnuk penelitian yang selanjutnya.
d. Bagi penulis, karya ini dapat bermanfaatkan sebagai penambah wawasan
pengetahuan terutama tentang upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di SMA Negeri 1 Teluk Dalam.

e. Renang merupakan cabang olahraga yang memperlombakan 4 gaya renang


yang berbeda-beda diantaranya renang gaya dada, gaya bebas, gaya punggung serta gaya
kupu-kupu. Olahraga renang ini merupakan salah satu olahraga yang menuntut kinerja otot
yang sangat kompleks karena semua komponen bergerak ketika atlet berada didalam air
(Priana, 2019: 23). Dalam olahraga renang mengenal adanya 3 macam tahanan: tahanan
dari depan, tahanan ketika atlek bergesekan dengan air dan tahanan pusaran air (Lekso,
2013:11).
a. Seorang atlet renang harus dapat menguasai teknik 12 renang yang dapat
mengurangi tahanan ketika melakukan renang. Renang merupakan bagian dari olahraga air
yang mengharuskan atletnya untuk melakukan gerakan yang efektif dan efesien, hal
tersebut dikarnakan dalam cabang olahraga ini menuntut kecepatan yang maksimal untuk
menghasilkan catatan waktu terbaik hingga finish sama halnya dengan cabang atletik
nomor lari (Priana, 2019). Dalam olahraga renang untuk dapat meraih prestasi harus
menguasai berbagai komponen, yaitu komponen fisik, komponen teknik dan mental.
Komponen fisik meliputi: kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kelenturan atau
fleksibilitas. Sedangkan komponen teknik adalah: start (mulai), gaya, turn (pembalikan),
dan finish (penyelesian).
Teknik Dasar Renang
Teknik dasar dalam renang merupakan sebuah langkah yang sangat penting untuk
mencapai hasil yang maksimal. Menurut Sadewa (2017:44-45) setiap perenang ketika
bergerak di dalam air selalu tergantung pada dua kekuatan, yaitu :
1. Tahanan
Kekuatan pertama dalam beraktivitas renang adalah memiliki kekuatan untuk
bergerak maju kedepan dimana kekuatan tahanan ini disebabkan oleh gesekan air yang
berada di depan perenang. Dalam renang ada tiga macam tahanan, yaitu:
a. Tahanan depan adalah tahanan yang secara langsung akan menahan tubuh perenang
untuk bergerak maju kedepan tahanan ini sangat berpengaruh terhadap gaya renang
yang akan digunakan ketika atlet akan berenang.
b. Tahanan gesekan air yang disebabkan oleh gerakan air melewati badan atlet secara
langsung dan akan menghasilkan hambatan bagi atlet renang.
c. Tahanan pusaran air merupakan tahanan yang disebabkan oleh air yang tidak cepat
mengisi air bagian belakang atlet sehingga dapat menarik tubuh atlet perenang
dalam bergerarak ke depan (Sadewa, 2017: 44).
2. Dorongan
Kekuatan kedua adalah kekuatan yang akan menyebabkan perenang bergerak
maju disebut dengan dorongan. Kekuatan dorongan ini disebabkan atau dihasilkan oleh
gerakan lengan dan gerakan 15 tungkai dalam berenang. Dorongan adalah kekuatan
yang mendorong perenang maju ke depan, dorongan ini dihasilkan oleh lengan dan
tungkai. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang diciptakan oleh lengan dan tungkai
sewaktu menekan air ke belakang. Prinsip yang dipakai dalam teknik gaya renang
adalah hukum gerakan ketiga dari Newton atau disebut juga hukum aksi dan reaksi,
setiap aksi akan menghasilkan reaksi yang berlawanan besarnya sama (Sadewa, 2017:
45). Dengan adanya dua kekuatan yang mempengaruhi gerakan ke depan maka
perenang dalam usahanya untuk dapat berenang lebih cepat harus mengurangi tahanan,
menambah dorongan, mengurangi tahanan sekaligus menambah dorongan.
3. Teknik Renang Gaya Dada
Dalam olahraga renang, gerakan utamanya, yaitu: gerakan lengan dan gerakan
tungkai untuk menghasilkan tenaga dorong supaya tubuh secara keseluruhan bergerak
dan meluncur maju. Teknik renang gaya dada dibagi menjadi beberapa gerakan, yaitu:
posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan napas, dan
gerakan koordinasi (Sadewa, 2017: 45).
a. Posisi tubuh Posisi badan pada gaya dada berubah-ubah, yaitu:
(1) Posisi awal sebelum lengan dan tungkai memulai gerakan kayuan dan
tendangan, tubuh sejajar dengan permukaan air dengan pinggang dekat
dipermukaan air dan tungkai di bawah permukaan air.
(2) Wajah atau kepala harus selalu di bawah permukaan air selama kayuhan lengan
dan diangkat ke atas permukaan air selama pengambilan nafas.
(3) Badan lebih rendah dari kepala dan tungkai lebih rendah dari badan saat tungkai
melakukan recovery (David, 2019: 35).
b. Gerakan lengan
(1) Sapuan Luar
Tujuan sapuan luar adalah untuk menempatkan tangan pada posisi untuk
melakukan sapuan dalam yang efektif. Permulaan sapuan luar dan akhir recovery
saling melengkapi sehingga hambatan ke depan dari tangan dapat diatasi. Tangan
mulai bergerak ke arah luar-bawah sampai melewati bahu. Tangan harus tetap
melebar selama sapuan luar sampai mencapai kedalaman 50-80 cm. Tangan di
gerakan ke luar hampir membentuk sudut 30º-40º relatif terhadap arah ke luar dari
gerakan tangan (David, 2019: 35).
(2) Sapuan Dalam
Sapuan dalam merupakan sapuan yang menghasilkan daya dorong terbesar
pada gaya dada. Gerakan ini dimulai ketika tangan mendekati titik terdalam pada
gerakan menangkap (catch). Sapuan tangan harus berubah dari arah luar-bawah ke
arah dalamatas dengan sudut serangan 30º, kecepatan sapuan dalam harus ditambah
menjadi 5-6 m/detik. Sapuan dalam berakhir saat tangan mulai bergerak keatas-
depan untuk gerakan recovery (Sumarno, 2018: 15).

METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kualitatif (Mix Metode) yaitu suatu
metode penelitian yang mengkombinasikan/menggabungkan antara metode kuantitatif dan
metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian
sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif (Sugiyono,
2019). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model John Elliot. Model ini terdiri dari empat tahapan
yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan seluruh subjek atau responden yang ingin diteliti dalam
sebuah penelitian. Menurut Arikunto (2018:173) populasi adalah “Keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini ialah seluruh guru Penjas Orkes yang berjumlah 2 orang
dan siswa SMA N 1 Teluk Dalam sebanyak 120 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian


3.2.3 sampel merupaka sebagian dari poluasi yang ingin diteliti. Menurut Arikunto
(2018:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample, maka penelitian
itu disebut penelitian sampel. Dalam penelitian kualitatif sam[el disebut
dengan informan yaitu pihak yang menjadi sampel yang dituju oleh peneliti
untuk diteliti (Sugiyono, 2018:171). Informan dalam penelitan ini diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang ditetapkan
secara sengaja oleh peneliti dengan menentukan kriteria pada sampel tersebut
(Faisal, 2017:67). Adapun sampel dalam penelitian ini ialah guru Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMA N 1 Teluk Dalam yang terdiri dari 2
orang dan perwakilan siswa 15 orang.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan demikian, penggunaan
instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah,
fenomena alam maupun sosial (Sugiyono, 2018: 133). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
menggunakan lembar wawancara dan tes.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah seluruh guru Penjas
Orkes yang berjumlah 2 orang dan siswa SMA N 1 Teluk Dalam sebanyak 120 orang.
Adapun sampel dalam penelitian ini ialah guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan di SMA N 1 Teluk Dalam yang terdiri dari 2 orang dan perwakilan siswa 15
orang. Informan dalam penelitan ini diambil dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu:
1. Tes
Adapun tes yang digunakan berupa tes subjektif, yang pada umumnya
berbentuk esai (uraian) yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang
pembelajaran renang setelah model pembelajaran discovery learning.
2. Wawancara
Adapun informan dalam penelitian ini ialah guru Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan di SMA N 1 Teluk Dalam yang terdiri dari 2 orang dan
perwakilan siswa 15 orang. Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka artinya
informan bebas memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.
3. Observasi
Bagian yang di observasi dalam penelitian ini seperti kegiatan guru Penjas
dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan kegiatan guru lainnya dalam
rangkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran renang.
4. Studi Dokumentasi
Adapun dokumen resmi yang penulis maksud dalam penelitian ini berupa
profil sekolah SMA N 1 Teluk Dalam, dokumen sarana dan prasarana dan foto-foto
penelitian.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil tes, wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari analisis hasil tes dan hasil data wawancara.
Data tingkat pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata
Nilai rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus statistik yang dikemukakan
oleh Sudjana (2012:56), yaitu sebagai berikut:

=
Keterangan:

= Mean atau nilai rata-rata yang dicari

= Jumlah score X

N = Jumlah sampel.

2. Menghitung Persentase
Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode analisis statistik
sederhana dengan perhitungan persentase yang disebut dengan distribusi frekuensi.
Dengan rumus dari Hadi (2018:229) yaitu :

Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip
wawancara, atau bahan-bahan yang ditemukan di lapangan. Menurut Sugiyono (2018:246),
analisis kualitatif terbagi menjadi empat tahapan bagian, yaitu pengumpulan data, reduksi
data, display data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan penelitian di atas maka dapat dijelaskan
bahwa tingkat pemahaman siswa tentang pembelajaran renang sudah tergolong cukup baik.
Hal ini ditunjukkan dari hasil tes Siklus I hanya 5 orang atau 33% siswa yang tuntas
(Kurang Baik) dan 10 orang atau 67% siswa tidak tuntas. Pemahaman ini mengelami
peningkatan pada siklus II naik menjadi 11 orang atau 73% siswa yang tuntas (Cukup
Baik) dan 4 orang atau 27% tidak tuntas, sebagaimana terlihat pada Grafik 1 di bawah ini.
Grafik 1. Peningkatan Pemahaman Siswa Siklus I dan Siklus II
Meningkatnya persentase pemahaman juga dapat ditunjukkan pada nilai rata-rata
hasil test pada siklus I dan siklus II sebagaimana terlihat pada Grafik 2. di bawah ini.

Grafik 2. Peningkatan Pemahaman Siswa Siklus I dan Suklus II


Berdasarkan Grafik 2 di atas maka dapat diketahui bahwa terjadinya kenaikan
pemahaman siswa antara siklus I dan siklus II. Dimana rata-rata nilai tes siklus I hanya
mencapai 62,66 dalam kategori cukup dan naik menjadi 76,66 tergolong kategori tuntas
dengan baik. Masih adanya sebagian siswa yang belum memiliki tingkat pemahaman yang
baik pada pembelajaran renang tersebut, tentu dibutuhkan upaya dari guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang di sekolah
SMA Negeri 1 Teluk Dalam tersebut. Langkah utama yang dilakukan ialah meningkatkan
pola belajar yang menarik bagi siswa, hal ini dilakukan guru dengan memilih startegi dan
metode mengajar yang menarik, menggunakan sarana dan prasaran pembelajaran dan
meningkatkan penguasaan terhadap materi renang yang hendak disampakan kepada siswa
dan meningkatkan kualitas belajar dengan menyesuaikan materi renang sama metode yang
digunakan serta melengkapinya dengan media pendukung pembelajaran. Hartanti
(2019:237) bahwa guru menjadi faktor utama dalam proses belajar-mengajar, karena guru
yang berkompeten mampu membuat pola proses pembelajaran menjadi optimal dan efektif
sehingga sasaran yang dicapai akan menjadi maksimal.
Guru dalam upaya memberikan pemahaman kepada siswa terkait materi renang di
SMA Negeri 1 Teluk Dalam selalu mempusatkan proses belajar mengajar kepada siswa,
guru hanya sebagai mediator dan fasilitator saja sehingga siswa dapat mudah memahami
isi materi renang yang disampaikan gurunya di kelas. Hal ini didukung penelitian Hartanti
(2019: 235) yang menyebutkan bahwa pola belajar tersebut akan membantu pencapaian
tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang akan digunakan, keputusan-keputusan
yang mesti dilaksanakan dalam pembelajaran, rencana pembelajaran yang harus
dilaksanakan.
Upaya yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran renang di SMA Negeri 1 Teluk Dalam ialah dengan aktif menyelenggarakan
pembelajaran secara praktik di lapangan yakni dengan melibatkan siswa pada
pembelajaran praktik lapangan. Sumarsono (2019:103) mengemukakan tuntutan siswa
setelah mempelajari adalah mampu melakukan dan mempraktekkan semua aktivitas yang
ada pada materi yang dipelajarinya. Peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
renang juga dilakukan dengan menjadikan renang bagian dari kegiatan olahraga
ekstrakurikuler.
Upaya yang dilakukan oleh guru tersebut tentu tidak selalu berjalan dengan lancar,
melainkan adanya bebera kendala meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Anggara (2018)
mengemukakan bahwa tidak semua sekolah mampu memasukan materi renang ke dalam
mata pelajaran pendidikan jasmaninya. Sandra (2020:60) mengemukakan bahwa faktor
sarana dan prasarana menjadi penyebab faktor penghambat belajar renang. Hal ini terlihat
seperti tidak lengkapnya fasilitas kolam dan kurangnya rasa nyaman peserta didik ketika
kolam ramai pengunjung.
Menurut Lestari (2021), kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa adalah kurangnya pemahaman siswa atas suatu materi, fokus siswa yang
terganggu dengan situasi yang tidak kondusif, dan berbagai hal lainnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman siswa SMA Negeri 1 Teluk Dalam terhadap pembelajaran
renang sudah tergolong baik yang ditandai hasil tes antara siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Dimana nilai rata-rata siklus I diperoleh sebesar 62,66
dalam kategori cukup dan naik menjadi 76,66 tergolong baik.
2. Upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pembelajaran renang
di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam dilakukan dengan merancang pembelajaran
sesuai dengan materi renang, meningkatkan pola belajar yang menarik bagi siswa di
kelas maupun di lapangan, memilih startegi dan metode mengajar yang menarik.
3. Kendala guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya
pembelajaran renang di Sekolah SMA Negeri 1 Teluk Dalam ialah masih
terbatasanya fasilitas pendukung dalam melakukan praktik renang, minimnya minat
dan motivasi sebagian siswa terhadap pelajaran renang itu sendiri, keterbatasan
bahan bacaan tentang renang dikalangan siswa,
4. sebagian siswa saat belajar kurang aktif di kelas dan banyaknya materi Pendidikan
Jasmani yang harus dikuasai siswa, sehingga terkendala guru dalam membuat siswa
untuk hanya paham pada satu sub materi renang.

SARAN
Agar kajian ini dapat terealisasikan maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Kepada pihak sekolah, agar terus meningkatkan ketersediaan fasilitas olahraga
termasuk renang, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang
dipelajari.
2. Kepada guru, agar terus memberikan dorongan kepada siswa untuk terus giat dalam
belajar dengan tidak membanding-bandingkan mata pelajaran dan materinya satu
sama lain.
3. Kepada siswa, agar terus giat dalam belajar termasuk dalam memahami pentingnya
belajar renang.
4. Bagi Peneliti selanjutnya, upaya meningkatkan pemahaman renang merupakan
salah satu perkembangan yang penting terhadap siswa, oleh sebab itu peneliti
diharapkan dapat membuat peneliti mengenai upaya pentingnya renang sehingga
mampu meningkatkan kemampuan renang bterhadap siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Anggara, (2018). Revitalisasi Pendidikan Jasmani untuk Anak Usia Dini melalui
Penerapan Model Bermain Edukatif Berbasis Alam. Jurnal Pendidikan Jasmani
dan Olahraga, 41-51.

Gani dan Sukur, (2019). Peningkatan Kemampuan Renang Gaya Kupu-Kupu Melalui
Strategi Pembelajaran Variatif Bagi Mahasiswa. Multilateral Jurnal Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga,18(2), 107–113. https://doi.org/ 10.20527/ multilateral.
v18i2.7621

Hartanti, (2019). Pengaruh Pola Komunikasi dan Motivasi Guru Terhadap Pemahaman
Siswa dalam Pembelajaran Fiqih di MTs N 2 Bengkulu Selatan. Jurnal al-Bahtsu:
Vol. 4, No. 2.

Iriyanto, Isnan (2019) Tingkat Pemahaman Siswa Kelas X Terhadap Teknik Dasar Renang
di SMA Negeri 2 Playen Tahun Ajaran. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Lestari, S. (2021). Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah


Dasar. JMIE (Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 5(1), 141–147

Sandra, dkk, (2020). Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Belajar Renang. Jurnal


Research Physical Education and Sports p-ISSN: 2654-5233 Vol. 2, No. 2.
Sorayah. (2018). Pengaruh Gaya Mengajar Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar
Renang Gaya Bebas. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R


& D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, (2019). Audio Visual Media as An Effective Solution for Motor Learning.
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 4 No 1.

Anda mungkin juga menyukai