Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Identifikasi Risiko..........................................................................................3
2.1.1 Analisis Risiko........................................................................................3
2.1.2 Peta Risiko...............................................................................................3
2.2 Upaya Mitigasi...............................................................................................5
2.2.1 Penguatan Infrastruktur...........................................................................5
2.2.2 Sistem Peringatan Dini............................................................................5
2.2.3 Pelatihan dan Pendidikan Masyarakat.....................................................6
2.3 Koordinasi dan Keterlibatan Pihak Terkait....................................................6
2.3.1 Pembentukan Tim Penanggulangan Bencana.........................................6
2.3.2 Kerjasama dengan Pihak Eksternal.........................................................7
2.4 Komunikasi dan Koordinasi...........................................................................7
2.5 Partisipasi Masyarakat....................................................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................9


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.1 Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir merupakan bencana alam yang umum terjadi di Indonesia, negara
kepulauan dengan kondisi geografis dan iklim tropis. Dampak bencana ini
melibatkan serangkaian konsekuensi serius terhadap kehidupan masyarakat,
ekonomi, dan lingkungan. Di tengah upaya nasional untuk meningkatkan
ketahanan terhadap bencana, pemahaman mendalam mengenai risiko dan strategi
penanggulangan banjir di tingkat lokal menjadi suatu keharusan.
Jumlah penduduk desa Woyla tahun 2016 sebanyak 13.565 jiwa terdiri
dari 6.813 jiwa laki-laki dan 6.752 jiwa perempuan dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 3.559 RT. Desa/Gampong Kuala Bhee memiliki jumlah penduduk yang
paling banyak (1.015 jiwa), dan Desa/Gampong Alue Sundak paling sedikit (94
jiwa). Kepadatan penduduk yang paling tinggi pada tahun 2016 terdapat pada
Desa/gampong Blang mee (505 jiwa/Km2) dan paling rendah berada pada
Desa/Gampong Darul Huda (5 jiwa/Km2). Pertumbuhan Penduduk Yang tertinggi
pada tahun 2016 berada pada Desa/gampong Gunong Hampa (3,09 persen) dan
Pertumbuhan penduduk yang terendah berada pada Desa/Gampong Pulo ie (1,45
persen).
Desa Woyla menjadi contoh nyata dari kerentanan yang tinggi terhadap
banjir. Faktor-faktor seperti topografi, struktur tanah, dan pola cuaca ekstrem
secara konsisten menempatkan desa ini dalam risiko yang signifikan. Perubahan
pola penggunaan lahan dan pertumbuhan populasi yang cepat semakin
memperumit tantangan penanggulangan bencana banjir di Desa Woyla. Oleh
karena itu, rancangan manajemen penanggulangan bencana di Desa Woyla
menjadi penting sebagai upaya menyeluruh untuk memitigasi risiko, membangun
ketangguhan masyarakat, dan meningkatkan koordinasi antarstakeholder.
Rancangan ini diharapkan tidak hanya menjadi respons terhadap dampak langsung
banjir tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat untuk pengembangan ketahanan
bencana di tingkat lokal, menjadikan Desa Woyla sebagai contoh bagi daerah lain
dalam menghadapi tantangan serupa.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
perancangan ini adalah:
1. Bagaimana kondisi geografis dan iklim Desa Woyla memengaruhi risiko
terjadinya banjir?
2. Apa saja dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang timbul akibat
banjir di Desa Woyla?
3. Sejauh mana infrastruktur tangguh terhadap banjir telah dibangun dan
dijaga di Desa Woyla?
4. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat terhadap risiko banjir, dan
sejauh mana keterlibatan mereka dalam upaya penanggulangan bencana?
5. Apakah sistem peringatan dini yang ada di Desa Woyla telah efektif dalam
memberikan peringatan dan memungkinkan waktu yang cukup bagi
masyarakat untuk merespons?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari perancangan ini
adalah:
1. Mengurangi Dampak Negatif Banjir
2. Membangun Ketangguhan Infrastruktur
3. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat
4. Implementasi Sistem Peringatan Dini yang Efektif
5. Meningkatkan Koordinasi Antarstakeholder

6.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Risiko


2.1.1 Analisis Risiko
Berdasarkan studi kondisi geografis, iklim, dan pola hujan di Desa Woyla,
beberapa faktor risiko banjir telah diidentifikasi:
1. Curah Hujan Tinggi:
 Musim hujan yang intens dapat meningkatkan risiko banjir.
 Perubahan pola hujan yang tidak terduga.
2. Topografi Wilayah:
 Kondisi tanah yang kurang absorben meningkatkan aliran
permukaan.
 Elevasi rendah yang membuat daerah lebih rentan terhadap banjir.
3. Ketidakmampuan Infrastruktur:
 Sistem drainase yang tidak memadai
 Tanggul atau bendungan yang tidak terawat dengan baik.
4. Penggunaan Tanah yang Tidak Tepat
Pembangunan tanpa perencanaan yang baik dapat menghambat aliran air
dan meningkatkan risiko banjir.
5. Perubahan Iklim
Peningkatan suhu global dapat memengaruhi pola cuaca dan
meningkatkan risiko banjir.

2.1.2 Peta Risiko


1. Topografi, Desa Woyla terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-
rata 50 meter di atas permukaan laut.
2. Curah hujan, Curah hujan di Desa Woyla rata-rata 2.500 mm per tahun.
3. Debit sungai, Debit sungai Woyla rata-rata 50 m3/detik.
4. Kondisi drainase, Kondisi drainase di Desa Woyla kurang baik. Banyak
saluran drainase yang tersumbat oleh sampah dan sedimentasi.

3
5. Kepadatan penduduk, Kepadatan penduduk di Desa Woyla rata-rata 500
jiwa/km2.
Untuk memvisualisasikan risiko banjir di Desa Woyla, dibuat peta risiko
yang mencakup:
1. Zona Merah
Daerah dengan risiko tinggi, memerlukan tindakan penanggulangan
segera.
2. Zona Kuning
Daerah dengan risiko sedang, perlu pemantauan dan mitigasi lebih lanjut.
3. Zona Hijau
Daerah yang relatif aman, namun tetap memerlukan perhatian terkait
pemantauan dan mitigasi risiko.
Peta risiko ini akan menjadi dasar dalam menetapkan prioritas tindakan
mitigasi dan memandu pengembangan strategi penanggulangan bencana banjir di
Desa Woyla.

Cohtoh Peta Resiko Rawan Bencana Banjir


(Sumber: Google

Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Desa Woyla


memiliki potensi tinggi untuk mengalami banjir. Hal ini disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:

1. Topografi dataran rendah yang rentan terhadap banjir


2. Curah hujan yang tinggi

4
3. Debit sungai yang besar
4. Kondisi drainase yang kurang baik
5. Kepadatan penduduk yang tinggi

Air yang merendam permukiman warga di Kabupaten Aceh Barat mulai surut,
Selasa, 30 Maret 2021. (Foto: Dok. BPBA)

2.2 Upaya Mitigasi


2.2.1 Penguatan Infrastruktur
1. Pembangunan Tanggul dan Bendungan:
 Membangun dan memperkuat tanggul di daerah rawan banjir.
 Menilai dan memperbaiki kondisi bendungan untuk mencegah
kebocoran.
2. Perbaikan Sistem Drainase:
 Meningkatkan kapasitas saluran drainase utama dan sekunder.
 Mengoptimalkan penggunaan sistem retensi air untuk
menanggulangi lonjakan air.
3. Pembangunan Saluran Air Bersih:
 Membangun saluran air bersih yang terpisah dari saluran air banjir
untuk menghindari pencemaran.
2.2.2 Sistem Peringatan Dini
1. Pemasangan Alat Pemantau Cuaca Otomatis

5
Memasang alat pemantau cuaca otomatis untuk mendeteksi
perubahan kondisi cuaca secara real-time.
2. Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Teknologi
Membangun dan mengimplementasikan sistem peringatan dini
melalui pesan teks, peringatan suara, dan media sosial.
3. Pelatihan Masyarakat tentang Tindakan Darurat
Melakukan pelatihan rutin kepada masyarakat mengenai tindakan
darurat dan cara merespons peringatan dini.

2.2.3 Pelatihan dan Pendidikan Masyarakat


1. Pelatihan Evakuasi
Melakukan simulasi evakuasi secara berkala untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat.
2. Pendidikan Tentang Penanganan Darurat
Memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis tentang
penanganan darurat kepada masyarakat, termasuk penggunaan peralatan
penyelamatan.
3. Penyuluhan Kesadaran Lingkungan
Mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang dampak pembangunan tanpa perencanaan terhadap risiko banjir.
Dengan penerapan upaya mitigasi ini, diharapkan Desa Woyla dapat
meminimalkan risiko dan dampak bencana banjir serta meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Upaya ini tidak hanya bersifat
reaktif tetapi juga proaktif dalam mengurangi potensi risiko di masa mendatang.

2.3 Koordinasi dan Keterlibatan Pihak Terkait


2.3.1 Pembentukan Tim Penanggulangan Bencana
1. Pembentukan Tim Tanggap Darurat
Mendirikan tim tanggap darurat yang terdiri dari petugas
kesehatan, petugas SAR, relawan, dan perwakilan masyarakat.
2. Pelatihan Rutin Tim Tanggap Darurat

6
Melakukan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan dan
koordinasi tim tanggap darurat.
2.3.2 Kerjasama dengan Pihak Eksternal
1. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah
Berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan
dukungan finansial dan logistik.
2. Kerjasama dengan Lembaga Kemanusiaan
Mengajukan kerjasama dengan lembaga kemanusiaan untuk
mendapatkan bantuan darurat dan sumber daya tambahan.
3. Keterlibatan Organisasi Non-Pemerintah (NGO)
Menggandeng organisasi non-pemerintah yang memiliki
pengalaman dalam penanggulangan bencana untuk memberikan
pendampingan dan bantuan teknis.

2.4 Komunikasi dan Koordinasi


1. Sistem Komunikasi Darurat
Membangun sistem komunikasi darurat yang efektif antar tim
penanggulangan bencana dan pihak terkait.
2. Rapat Koordinasi Rutin
Mengadakan rapat koordinasi rutin dengan pemerintah desa,
pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk menyinkronkan langkah-
langkah penanggulangan.
3. Penggunaan Teknologi Informasi
Menggunakan teknologi informasi, seperti aplikasi atau platform
daring, untuk berbagi informasi secara cepat dan efisien.

2.5 Partisipasi Masyarakat


1. Forum Keterlibatan Masyarakat
Mendirikan forum partisipasi masyarakat untuk mendiskusikan
rencana penanggulangan bencana dan mendapatkan masukan dari warga.

7
2. Pendidikan Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam program pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka dalam upaya
penanggulangan bencana.
Dengan terjalinnya kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga
kemanusiaan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, diharapkan
implementasi rancangan ini dapat berjalan lebih efektif dan responsif terhadap
kebutuhan yang muncul selama penanggulangan bencana banjir di Desa Woyla.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan ketangguhan Desa Woyla terhadap ancaman
banjir, penyusunan rancangan manajemen penanggulangan bencana menjadi suatu
langkah kritis. Analisis terhadap kondisi geografis, risiko, dan dampak banjir di
Desa Woyla memunculkan pemahaman mendalam mengenai kompleksitas
tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Melalui proposal ini, tujuan
utama untuk membangun sistem penanggulangan yang holistik, efektif, dan
berkelanjutan telah dirumuskan.
Pengembangan infrastruktur tangguh, implementasi sistem peringatan dini,
peningkatan kapasitas masyarakat, dan koordinasi yang erat antarstakeholder
menjadi fokus utama dalam rancangan ini. Dengan merinci rumusan masalah,
diharapkan proposal ini dapat memberikan solusi yang tepat sasaran dan memadai
terhadap masalah banjir di Desa Woyla.

3.1 Saran
1. Disarankan untuk mengimplementasikan rancangan ini secara bertahap,
memprioritaskan langkah-langkah yang kritis terlebih dahulu untuk
mengatasi risiko banjir dengan efisien
2. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam seluruh tahapan
implementasi, termasuk pelatihan dan simulasi evakuasi, agar
penanggulangan bencana lebih terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2020). Bencana Alam di Indonesia Tahun 2010 s/d 2020.

Hindarto, K. S., Hidayat, M. F., & Depari, E. K. (2013). Aplikasi Sistem


Informasi Geografis (SIG) untuk Pemodelan Spasial Disain Tata Guna
Lahan DAS Lemau Berdasarkan Tingkat Kekritisan Daerah Resapan.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing Universitas Bengkulu.

Kirana, P. H., Hizbaron, D. R., & Hadi, P. (2017). Pengaruh Curah Hujan dan
Perubahan Penutup Lahan Terhadap Banjir di Kabupaten Bandung Tahun
1995–2015. Jurnal Bumi Indonesia.

Rosyidie, A. (2013). Banjir: Fakta dan Dampaknya, serta Pengaruh dari


Perubahan Guna lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3), 241–
249.

Triutomo, S., Widjaya, B. W., & Amri, M. R. (Eds.). (2007). Pengenalan


Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Edisi II.
Jakarta: Direktorat Mitigasi, Lakhar BAKORNAS PB.

Umar, I. & Dewata, I. (2018). Arahan Kebijakan Mitigasi pada Zona Rawan
Banjir Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 8(2), 251–257.

Hutapea, E. (2019, January 26). Bencana Banjir di Sulsel Disebut Akibat


Penyalahgunaan Tata Ruang.

Firmansyah & Halim, D. (2019, May 2). 7 Fakta Bencana Alam di Bengkulu, 4
Penyebab Banjir hingga Perusahaan Tambang Bantah Jadi Biang Keladi
Bencana.

10

Anda mungkin juga menyukai