Anda di halaman 1dari 7

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo

Volume 17 No 2, Desember 2018

UPAYA MEMPERBAIKI HASIL BELAJAR SERVIS FOREHAND


TINGGI DALAM PEMBELAJARAN BULU TANGKIS DENGAN
PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 22 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018-2019
Ujang Rohman, Suto Wibowo
PKO FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
email: ujang_roh64@unipasby.ac.id
SMP Negeri 22 Surabaya
email: 22sutowibowo@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar bulutangkis servis
forehand tinggi dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Jenis penelitian tindakan kelas,
menggunakan pendekatan gaya mengajar iklusi. Objek penelitian adalah peserta didik kelas IX SMP
Negeri 22 Surabaya. Rancangan penelitian mengunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri
dari empat tahapan yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan 4)
refleksi. Berdasarkan analisis data menunjukkan hasil belajar bulutangkis servis forehand tinggi pada
siklus I sebesar 38,46% (10 orang) kemudian pada siklus II meningkat sebesar 92.30% (24 orang)
dinyatakan tuntas. Hasil belajar bulutangkis servis forehand tinggi peserta didik secara keseluruhan
pada siklus I masih mencapai 0 ≤ KKM < 75 dinyatakan belum tuntas belajar, kemudian meningkat
pada siklus II menjadi 75 ≥ KKM ≤ 100 dinyatakan sudah tuntas belajar, sehingga capaian pada
siklus II ada peningkatan 41.66% dan penuruan 12.50%. Hasil analisis menunjukkan ketuntasan hasil
belajar servis forehand tinggi dengan penerapan gaya mengajar inklusi tertuang pada siklus I ke siklus
II mengalami perbaikan dan perubahan peningkatan ketuntasan secara individual maupun secara
klasial.

Kata Kunci: servis forehand tinggi, gaya mengajar inklusi


Abstract
This study aims to improve and improve the learning outcomes of high forehand service badminton by
using inclusion teaching styles. This study was a type of classroom action research, using a mixed
teaching style approach. The object of the research was the IX grade students of SMP Negeri 22
Surabaya. The research design uses the Kemmis and Mc models. Taggart which consists of four stages,
namely 1) Action planning, 2) Implementation of action, 3) observation and 4) reflection. Based on the
data analysis shows the results of high forehand badminton service learning in the first cycle amounted
to 38.46% (10 people) than in the second cycle increased by 92.30% (24 people) declared complete.
High forehand service badminton learning outcomes of students as a whole in the first cycle still
reached 0 ≤ KKM <75 stated not yet completed learning, then increased in the second cycle to 75 ≥
KKM ≤ 100 was declared completed learning, so the achievement in the second cycle there was an
increase of 41.66% and reduction of 12.50%. The results of the analysis show the completeness of high
forehand service-learning outcomes by applying the inclusion teaching style contained in the first cycle
to the second cycle experienced improvement and changes in the increase in completeness individually
or in clarity.
Keywords: high forehand service, inclusion teaching style

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
111
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

peserta didik melakukan beberapa pukulan


PENDAHULUAN
diantaranya servis forehand tinggi, gerakan dan
Dalam menghadapi arus globalisasi yang hasil yang dilakukan belum sesuai dengan
makin kuat dan perkembangan teknologi yang gerakan dan perlakuan yang diharapkan,
semakin canggih, dunia kini memasuki era sehingga hasil servis forehand tinggi tidak
revolusi industri 4.0, yakni suatu era yang oftimal, sehingga perolehan nilai formatif
menekankan pada pola yang dikenal dengan peserta didik kelas IX-E SMP Negeri 22
istilah fenomena disruptive innovation. Untuk Surabaya di dalam penilaian servis forehand
menghadapi era revolusi industri 4.0 pola tinggi rata-rata masih rendah. Selain itu
pengajaran di sekolah dituntut untuk berubah, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa guru
termasuk dalam menghasilkan peserta didik PJOK masih kurang memilliki variasi dalam
berkualitas bagi generasi masa depan. Dalam kegiatan pembelajaran sehingga kesan mengajar
menghadapi era revolusi industri 4.0, terutama terlihat masih monoton, disamping belum
dalam usaha pencapaian pendidikan di sekolah didukung oleh tersedianya sarana prasarana
diharapkan guru mampu meningkatkan seluruh yang cukup memadai.
potensi yang dimiliki sehingga mampu Salah satu solusi dalam memperbaiki
melaksanakan tugas utamanya sebagai pendidik, proses pembelajaran permainan bulutangkis
pengajar, pembimbing, penilai dan servis forehand tinggi, diantaranya dengan
mengevaluasi peserta didik mulai dari jenjang menerapkan gaya mengajar inklusi. Gaya
pendidikan dasar (SD, MI) sampai dengan mengajar inklusi dalam proses pembelajaran ini
menengah (SMP, MTs, SMA, SMK, MA). sangat memperhatikan perbedaan individu yang
Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan dimiliki oleh setiap peserta didik, karena gaya
tersebut, dapat dilakukan melalui kegiatan mengajar inklusi mengenal berbagai tingkatan
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan tugas. Dalam gaya ini peserta didik didorong
kesehatan (PJOK) di sekolah yang diterapkan untuk menentukan tingkat kemampuannya.
dengan baik dan benar serta diarahkan untuk Gaya pembelajaran inklusi bertujuan agar siswa
mencapai hasil belajar yang oftimal. Sasaran kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam
pembelajaran PJOK menbantu dan memberikan mempelajari suatu keterampilan gerak, juga
kesempatan pada peserta didik untuk terlibat siswa diberi kebebasan untuk memilih dan
langsung dalam aneka pengalaman belajar menentukan pada tingkat kesulitan mana untuk
melalui aktivitas jasmani, bermain dan memulai belajar suatu gerakan (Aris Pajar,
berolahraga yang dilakukan secara sistematis, 2012).
terarah dan terencana. Proses pembelajaran Pembelajaran bulu tangkis yang
PJOK mengajarkan berbagai keterampilan gerak dirancang dengan penerapan gaya mengajar
dasar, teknik dan strategi permainan olahraga. inklusi diharapkan dapat memperbaiki dan
Di lihat dari isi kurikulum PJOK bahwa meningkatkan hasil belajar permainan
salah satu materi pelajaran yang diajarkan bulutangkis servis forehand tinggi. Hasil
adalah permainan bola kecil yang didalamnya penelitian Zen dan Ardiansyah (2015:11),
ada permainan bulutangkis. Bulutangkis “gaya mengajar inklusi menggunakan media
merupakan cabang olahraga yang terdiri dari yang dimodifikasi dapat meningkatkan hasil
gerakan-gerakan servis, smas dan lob. belajar tolak peluru”. Sedangkan menurut Igit
Permainan bulutangkis merupakan salah satu Agus dan Mashud, (2016:159), penggunakan
mata pelajaran yang diajarkan di SMP Negeri 22 gaya mengajar inklusi meningkatan
Surabaya, namun dalam pelaksanaannya keterampilan siswa dalam melakukan gerakan
pelajaran bulutangkis belum dapat dilaksanakan teknik servis atas bolavoli. Berdasarkan
sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai. beberapa konsep tentang gaya mengajar inklusi
Sehingga hasil pelajaran bulutangkis di sekolah dan hasil penelitian tersebut di atas, maka
kurang maksimal. Hal ini dapat di lihat ketika mengetahui apakah gaya mengajar inklusi dapat
Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
112
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

memperbaiki hasil belajar permainan Populasi dan Sampel


bulutangkis servis forehand tinggi, perlu Subjek penelitian ini yang dijadikan
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) populasi adalah peserta didik kelas IX SMP
dengan judul “Upaya Memperbaiki Hasil Negeri 22 Surabaya pada semester ganjil tahun
Belajar Servis Forehand Tinggi Dalam pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 256 orang.
Pembelajaran Bulu Tangkis Dengan Alasan yang mendasari penelitian ini di lakukan
Pendekatan Gaya Mengajar Inklusi Pada pada kelas IX adalah hasil studi pendahuluan
Peserta didik Kelas IX-E SMP Negeri 22 yang dilakukan peneliti dan hasil wawancara
Surabaya Tahun Pelajaran 2018-2019”. Tujuan dengan guru PJOK ditemukan adanya kesulitan
penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan dalam proses pembelajaran materi pokok
meningkatkan hasil belajar bulutangkis servis bulutangkis servis forehand tinggi. Dari
forehand tinggi dengan menggunakan gaya keseluruhan populasi kelas IX, akan dipilih 1
mengajar inklusi pada peserta didik. Sedangkan kelas yang nantinya akan dijadikan sampel
urgensi penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dengan teknik Purposive Sampling. Purposive
acuan dan rekomendasi dalam rangka sampling adalah salah satu teknik pengambilan
meningkatkan kinerja guru PJOK dalam proses sampel nonramdom (nonprobability sampling),
pembelajaran, terutama dalam menerapkan gaya dimana pengambilan sampel dengan cara
mengajar inklusi pada mata pelajar PJOK di menetapkan ciri-ciri khusus sesuai tujuan
sekolah. Disamping itu, temuan penelitian ini penelitian (Sugiyono, 2012).
diharapkan dapat berkonstribus dalam Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh
meningkatkan dan pengembangkan kreativitas kelas yang nilai rata-ratanya rendah adalah kelas
guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran IX-E. Jumlah objek kelas IX-E dalam penelitian
PJOK sehingga diperoleh hasil belajar yang adalah 26 peserta didik terdiri dari 11 orang
optimal sesuai kompetensi yang diharapkan. berjenis kelamin laki-laki dan 15 orang berjenis
kelamin perempuan
METODE Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah jenis penelitian Cara memperoleh data dikenal sebagai
tindakan kelas (classroom action research). Jenis teknik pengumpulan data. Pada tahap ini data
penelitian ini mengkombinakan prosedur mentah yang diperoleh dari hasil pengukuran
penelitian dengan subtantif suatu tindakan yang dirangkum dan dikumpulkan. Teknik
dilakukan dalam suatu usaha seseorang untuk pengumpulan data pada PTK ini meliputi: 1)
memahami apa yang sedang terjadi (inquiri) Masukan (input), penerapan gaya mengajar
sambil terlibat dalam suatu proses perbaikan dan inklusi pada peserta didik. 2) Proses (process),
perubahan. (Rochiati, 2008). Proses penelitian hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta
ini dilakukan tindakan untuk memecahkan didik dan kinerja guru selama proses
permasalahan dalam proses belajar mengajar di pembelajaran bulu tangkis servis forehand tinggi
kelas. Berdasarkan hal tersebut, penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan
tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini (observasi) dan wawancara (interview). 3)Hasil
adalah tindakan guru untuk mengorganisasikan (output), hasil tes akhir pembelajaran bulu
kondisi praktek pembelajaran dengan mencoba tangkis servis forehand tinggi pada peserta
suatu gagasan perbaikan dalam praktek didik. Tes dilakukan untuk mengetahui
pembelajaran yang secara langsung menyentuk penguasaan dan pemahaman peserta didik
masalah yang ada di kelas terhadap materi pokok pembelajaran bulu
Rancangan Penelitian tangkis servis forehand tinggi yang di ajarkan
Rancangan PTK yang digunakan dalam guru. Jika siklus I belum ada perubahan dan
penelitian ini mengunakan model Kemmis dan perbaikan sesuai target, maka dilakukan siklus II
Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2004) yang dan seterusnya.
terdiri dari empat tahapan (langkah) yaitu 1)
Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan 4) refleksi

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
113
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN peserta didik terdapat 18 peserta didik yang


Siklus I belum mendapat nilai ketuntasan belajar,
Penelitian pada siklus I dilaksanakan 1 sedangkan 8 peserta didik sudah mencapai
kali pertemuan sesuai jadwal pelajaran tingkat ketuntasan belajar. Hasil belajar sebelum
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan menggunakan pendekatan gaya mengajar inklusi
(PJOK) pada kelas IX-E SMP Negeri 22 dalam proses pembelajaran bulutangkis servis
Surabaya. Pembelajaran dalam siklus I ini forehand tinggi dari 26 peserta didik terdapat 10
dilakukan dalam satu kali pertemuan, dengan peserta didik atau sebanyak 38,46% yang telah
proses pelaksanaan dimulai dari tahapan sebagai mendapat nilai ketuntasan dalam belajar
berikut: sedangkan 16 peserta didik atau sebanyak
Perencanaan 61,53% belum mencapai tingkat ketuntasan
Dalam perencanaan ini, diawali melalui belajar. Nilai rata-rata kelas yang telah diperoleh
tahapan membuat skenario pembelajaran yang pada siklus I ini mencapai 72,75
berisikan langkah-langkah kegiatan Siklus II
pembelajaran materi pokok permainan Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan
bulutangkis servis forehand tinggi dengan pada siklus I, maka perlu dilakukan siklus II,
menggunakan gaya mengajar inklusi selama sebagai upaya mengatasi permasalahan yang
proses pembelajaran. belum terselesaikan pada siklus I. dengan proses
Tindakan pelaksanaan dimulai dari tahapan sebagai
Pada tahapan tindakan ini, dilakukan berikut
peneliti bersama dengan guru mitra melakukan Perencanaan
beberapa perbaikan hasil belajar gerakan servis Pada tahap siklus II kegiatan yang
forehand tinggi pada permainan bulutangkis. dilaksanakan membuat perencanaan tindakan
Untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik, sebagai upaya mengatasi kesulitan peserta didik
maka peneliti melakukan pengamatan dalam melakukan gerakan servis forehand
(observasi) kepada peserta didik selama proses tinggi. Kegiatan lainnya adalah menyusun RRP
pembelajaran berlangsung, sehingga pada akhir dan tes hasil belajar pada siklus II
siklus dilakukan tes akhir (pos-test) untuk Tindakan
mengetahui hasil belajar yang diperoleh peserta Berdasarkan permasalahan pada siklus
didik. I, maka peneliti dan guru mitra melakukan
Observasi upaya mengatasi masalah tersebut dan terus
Data pada tabel 1 hasil pengamatan menberikan motivasi secara langsung kepada
terlihat pada aspek yang dinilai, bahwa motivasi peserta didik, Kemudian guru membuka
peserta didik masih kurang dalam proses pelajaran dan menyampaikan lagi tujuan
pembelajaran, hal ini dirasakan oleh peneliti pembelajaran yang ingin dicapai dengan
karena kurang memberikan menberikan menjelaskan teori servis forehand tinggi.
penguatan kepada peserta didik untuk Selanjutnya peneliti membagi peserta didik
mendukung terlaksananya pembelajaran dengan dalam beberapa kelompok dan melakukan
baik. Hasil test akhir pada siklus I yang proses pembelajaran siklus II.
dilakukan memperlihatkan kemampuan peserta Observasi
didik pada tes awal siklui I yaitu 10 peserta Berdasarkan hasil obsevasi pada siklus
didik sebesar 38,46% yang mencapai ketuntasan I, Hasil test pada siklus II yang dilakukan
belajar dan yang belum mencapai ketuntasan memperlihatkan kemampuan capaian peserta
belajar 16 peserta didik sebesar 61.53%. didik meningkat sebanyak 24 peserta didik
Refleksi sebesar 92,30% yang mencapai ketuntasan
Data hasil tes menunjukkan kemampuan belajar dan yang belum mencapai ketuntasan
tes awal (pre-test) sebelum diberi pembelajaran belajar sebanyak 2 peserta didik sebanyak
melalui pendekatan gaya mengajar inklusi, 7,70% jika dibandingkan dengan tes akhir
peserta didik dalam melakukan gerakan servis siklusi I. dalam pelasanaan kegiatan ini, peserta
forehand tinggi masih tergolong rendah, dari 26 didik mampu melakukan gerakan servis

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
114
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

forehand tinggi melalui tahapan gerakan sikap peningkatan proses pembelajaran servis
awal, pelaksanaan dan akhir dengan baik. Hasil forehand tinggi. Analisis yang dilakukan,
ini menunjukkan masih adanya perbaikan- diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dari
perbaikan gerakan servis forehand tinggi pada tes hasil belajar siklus I penerapan pembelajaran
peserta didik dari mulai tahap persiapan, melalui pendekatan gaya mengajar inklusi
pelaksanaan dan lanjutan. Hasil tes pada siklus capaiannya masih rendah, hal ini dikarenakan
II, sebagian besar peserta didik sudah mulai masih adanya kesulitan-kesulitan yang dialami
menguasai gerakan servis forehand tinggi dan peserta didik selama proses pembelajaran.
mampu mempraktekkan dengan baik dan benar. Kesulitan tersebut antara lain disebabkan oleh
Refleksi kurang maksimalnya dalam mengelola dan
Hasil tes dapat disimpulkan bahwa melaksanakan kegiatan belajar peserta didik.
pembelajaran bulutangkis servis forehand tinggi Hal ini dapat di lihat dari data tes akhir (post-
dengan penerapan gaya mengajar inklusi yang test) hasil belajar pada siklus I. Hasil analisis
terlihat pada hasil belajar siklus II mengalami menunjukkan hasil belajar bulutangkis servis
perubahan peningkatan dan ketuntasan hasil forehand tinggi pada siklus I sebesar 38.46%
belajar baik secara individual dan klasikal kemudian meningkat sebesar 92.30% pada
dibandingkan pada siklus I. Data menunjukkan siklus II. Hasil belajar bulutangkis servis
bahwa pada siklus II hasil proses belajar forehand tinggi peserta didik secara keseluruhan
mengajar berjalan lebih baik jika dibandingkan pada siklus I masih mencapai < 72% kemudian
dengan siklus I. Jika pada siklus I aktivitas meningkat pada siklus II menjadi >75%,
peserta didik secara keseluruhan hanya sehingga capaian pada siklus II dinyatakan telah
memperoleh capaian sebesar 38,46% kemudian tuntas.
meningkat pada siklus II menjadi sebesar Ketercapaian gaya mengajar inklusi
92.30% dalam proses perbaikan pembelajaran
Dari data hasil belajar siklus II yang bulutangkis servis forehand tinggi dikarenakan
didapat terlihat bahwa kemampuan peserta didik saat pembelajaran guru menberikan motivasi
dalam melakukan tes hasil belajar secara klasial kepada peserta didik untuk lebih berperan aktif
sudah meningkat. Dari 26 peserta didik terdapat melakukan gerakan servis forehand tinggi
24 peserta didik mencapai persentase sebesar dengan baik dan benar, seperti posisi badan,
92,30% yang telah mencapai ketuntasan belajar perkenaan shutlecock pada raket dan arah
sedangkan 2 peserta didik mencapai persentasi penempatan sasaran, sehingga peserta didik
sebesar 7,70%. Dalam siklus ini proses belajar tidak kelihatan takut dan ragu dalam melakukan
mengajar berjalan lebih baik jika dibandingkan gerakan servis forehand tinggi serta memiliki
dengan siklus I. Jika pada siklus I aktivitas kemampuan dalam melakukan gerakan servis
secara keseluruhan hanya mencapai 38,46% forehand tinggi dalam permainan bulutangkis.
kemudian ada peningkatan capaian hasil belajar
pada siklus II sebesar 92.30%. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anallisis dan
PEMBAHASAN pembahasan penelitian ini dapat simpulkan
Berdasarkan analisis data yang telah bahwa upaya yang dilakukan dalam mengajar
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pendekatan servis forehand tinggi pada proses pembelajaran
proses pembelajaran bulutangkis servis forehand permainan bulutangkis dengan pendekatan gaya
tinggi melalui penerapan gaya mengajar inklusi, mengajar inklusi terbukti dapat memperbaiki
peserta didik dapat memperbaiki hasil dan meningkatkan hasil belajar servis forehand
belajarnya. Hasil analisis data diketahui bahwa tinggi pada peserta didik kelas IX-E di SMP
hasil belajar peserta didik dari tes hasil belajar Negeri 22 Surabaya. Hal ini diketahui dari hasil
servis forehand tinggi sebelum penerapan gaya analisis data tes akhir (post-test) menunjukkan
mengajar melalui pembelajaran inklusi sangat hasil belajar bulutangkis servis forehand tinggi
rendah, maka setelah dilakukan penerapan gaya pada siklus I sebesar 38,46% kemudian
mengajar inklusi hasilnya ada perbaikan dan meningkat sebesar 92,30% pada siklus II.

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
115
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

Hasil belajar bulutangkis servis Diktorat jendral Pendidikan dasar dan


forehand tinggi peserta didik secara keseluruhan menengah bagian proyek penataan setara
pada siklus I masih mencapai < 72% kemudian D-XI
meningkat pada siklus II menjadi > 75%, Igit Agus Sara dan Mashud, 2016., Penerapan
sehingga capaian pada siklus II dinyatakan telah Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
tuntas. Ketuntasan hasil belajar tersebut Menggunakan Gaya Mengajar Inklusi
menunjukkan bahwa gaya mengajar inklusi Pada Siswa Kelas X Di SMK Grafika
dapat memperbaiki dan meningkatkan proses PGRI Pakis., Jurnal Multilateral, Jurusan
pembelajaran servis forehand tinggi pada Pendidikan Olahraga, FKIP Universitas
pembelajaran permainan bulutangkis. Temuan Lambung Mangkurat, p-ISSN: 1412-
hasil penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa 3428., e-ISSN: 2549-1415., 15 (2)., 154-
gaya mengajar inklusi terbukti dapat 159
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1992. The Action
servis forehand tinggi pada peserta didik kelas Research Planner. Australia: Deakin
IX-E di SMP Negeri 22 Surabaya. University Press.
Komara, Endang., 2012., Penelitian Tindakan
DAFTAR PUSTAKA Kelas dan Peningkatan Profesionalitas
Guru., Bandung, Refika Aditama.
Alimul Hidayat A.A., 2010. Metode Penelitian
Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Lutan, Rusli., Suherman., Adang., 2000.,
Jakarta: Heath Books Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.,
Jakarta., Departemen Pendidikan dan
Agus Kristiyanto. 2010. Penelitian tindakan
Kebudayaan.
kelas (PTK) dalam Penjas dan
Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Agus Mahendra. 2000. Senam .Jakarta :
Press Depdikbud Dirjen Pendidikan dasar dan
menengah bagian proyek penataran guru
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi.
SLTP D-III
2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: PT Bumi Aksara Mosston, 1994. Perencanaan Pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Bandung: Bina
Aris Pajar Pambudi, 2012., Gaya Mengajar
Media Informasi.
Inklusi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Makalah, FIK Universitas Poole ,J. 2004. Belajar Bulu Tangkis. Bandung.,
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. CV. Pioner Jaya.
Brotosuryo, dkk 1993. Perencanaan Purnama, K. S. 2010. Kepelatihan bulutangkis
Pengajaran Pendidikan Jasmani dan modern. Jakarta, Yuma Pustaka.
Kesehatan. Jakarta., Depatemen Pendidikan Sudjana., Nana. 2005. Dasar-dasar Proses
dan Kebudayaan Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Algensindo
Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Sudjana, 1990. Metode Statistik, Bandung : PT
Gramedia Pustaka Utama .Gramedia
Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Suherman., 2000., Dasar Dasar Pendidikan
Pendidikan Nasional., 2004. Kurikulum Jasmani. Departemen Pendidikan
2004. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Nasional Direktorat Jendral Pendidikan
dan Menengah. Dasar Menegah
H.E Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Sugiarto, 2002. Total Badminton, Manahan
Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Solo. Penerbit: CV. Setyaki Eka Anugrah
Rosdakarya Sugiyono, 2012., Metode Penelitian Kuantitatif,
Husdarta dan Saputra, 2000. Belajar dan Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas Methods)., Bandung., CV Alfabeta,

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
116
Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Ujang, Wibowo
Volume 17 No 2, Desember 2018

Subarjah, H. 2000. Bulutangkis. Departemen


Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian
Proyek Penataran Guru SLTA Setara D-
III
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-fakor yang
Mempengaruhinya, Jakarta., Renika Cipta
Tohar, 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis,
Jakarta., Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Wiriatmadja, Rochiati., 2008., Metode
Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Zen Fadli dan Ardiansyah Harahap, 2015.,
Penerapan Gaya Mengajar Inklusi
Menggunakan Media Modifikasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru
Pada Siswa Kelas Ix Smp N 1 Sosa
Kabupaten Padang Lawas Tahun Ajaran
2015/2016., FIK Universitas Negeri
Medan (Unimed), Medan

Copyright © 2018, Jurnal Multilateral, Print ISSN: 1412-3428, Online ISSN: 2549-1415
117

Anda mungkin juga menyukai