Anda di halaman 1dari 2

KELUARGA BERENCANA

Pada 1950-an, pertumbuhan penduduk tidak dapat dikontrol. Bersamaan


dengan kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia yang belum mencapai taraf
sejahtera. Keadaan tersebut terjadi karena besarnya jumlah suatu keluarga. Hal ini
juga ditandai oleh kecepatan pertambahan penduduk, sedangkan angka kematian
menurun (Repelita 1960/70 – 1973/74). Sementara itu, data pertumbuhan
penduduk Indonesia antara tahun 1939 sampai tahun 1961, mencapai 1,5% per
tahun. Keadaan ini mengalami kenaikan pada 1962 hingga 1971 yaitu menjadi
2.1% per tahun.

Dalam abad-abad terakhir, jumlah penduduk dunia berkembang cepat.


Pengendalian penduduk terasa semakin penting. Angka kelahiran yang masih
tinggi menjadi faktor utama meningkatnya kepadatan dan peledakan penduduk di
berbagai daerah (Rusli, 1983: 9). Fenomena ini yang menjadikan pemerintahan
masa orde baru di awal kepemimpinannya memprioritaskan program untuk
mengatasi ledakan penduduk.

Peranan perempuan telah ada jauh sebelum pembangunan masa orde baru. Sejak
masa pergerakan telah ada perkumpulan-perkumpulan wanita yang masaih
bersifat kedaerahan (Jawa) atau berasaskan agama (Aisyah, Wanita Katolik).
Bersatuu menjadi gerakan nasional dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Dengan semangat yang menjiwa demi
persatuan bangsa, kemudian di Yogyakarta pertama kali mengadakan Kongres
Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928. Kongres pada hari itu
menghasilkan suatu federasi, bernama Perikatan Perkumpulan Perempuan
Indonesia (PPPI) (Notopuro,1979:13).
Memasuki kemerdekaan Indonesia tidak diatur jelas peran wanita. Padahal
kian penting dan berpotensi terhadap pembangunan. Sudah menjadi seharusnya
mengembangkan kemampuan wanita dengan meningkatkan kesadaran
pengetahuan akan peranan wanita dalam masyarakat dan dimata hukum serta
banyak bidang lainnya. Dengan ini diperlukan pengarahan untuk menjadikan
peran wanita masuk kedalam pembangunan di segala bidang yang menjadi syarat
demi keberhasilan tujuan nasional. Karena meningkatkan peranan wanita di dalam
pembangunan artinya sama dengan meningkatkan ketahanan nasinal bangsa
Indonesia, khususnya ketahanan nasional dalam bidang Sosial Budaya.
Pada masa era pemerintahan Orde Baru oleh Soeharto diangkat seorang
Menteri Muda khusus menangani Urusan Peran Wanita. Sebagai wadah untuk
menampung sumbangan pikiran bagi pemerintah dan masyarakat. Dengan ini
kaum wanita perlu mengerti, menyadari, menghayati eksistensi kedudukannya dan
menunjukkan kepada masyarakat. Bahwa peranan kaum wanita adalah tidak kalah
pentingnya dengan kaum pria guna membangun kesejahteraan bangsa dan negara.
Memulai perjuangan kaum wanita sebagai sosok yang heroik pada
masa pergerakan beberapa pendekar wanita seperti: Tjut Nyak Dien, Christina
Martha Tijahahu, Dewi Sartika, Kartini, Rasuna Said, Rahmah el Yunusiah dan
lainnya merupakan bukti nyata keikutsertaan para pahlawan wanita yang sama-
sama didorong rasa semangat memperjuangkan keadilan dan rasa cinta bangsa.
Terutama Kartini sosok yang merintis pembebasan kaumnya dari kegelapan
menjadi titik terang melalui pendidikan, sampai saat ini yang menjadikan sinar
kian menjadi terang benderang. Hal ini yang menjadikan landasan tujuan berbagai
gerakan wanita di Indonesia.

A. Aktivitas Peran Siti Hartinah dalam Pemberdayaan Masyarakat Masa


OrdeKeadaan Sosial-Budaya Masyarakat Orde Baru
a. Pendidikan
b. Sosial
c. Kesehatan
B. Peran Siti Hartinah dalam Program Keluarga Berencana
a. Sejarah berdirinya Keluarga Berencana Masa Orde Baru

Anda mungkin juga menyukai