Anda di halaman 1dari 13

RELASI GENDER

DALAM MASYARAKAT
INDONESIA
OLEH
PAULUS WIRUTOMO
SISTEM SOSIAL INDONESIA
(2015)
 Relasi gender dalam masyarakat Indonesia dapat dilihat lebih mendalam dari kondisi social
perempuan.
 Kondisi social perempuan pada suatu masa memperlihatkan relasi antara laki-laki dan perempuan
pada masa tersebut.
 Relasi gender yang selama ini berkembang di Indonesia masih menunjukkan ketimpangan.
 Hal ini tidak terlepas dari budaya patriarki yang menyelubungi kehidupan social antara perempuan
dan laki-laki.
 Berbagai upaya dilakuak untuk mengurangi ketimpangan tersebut, namun hingga saat ini belum
terlihat adanya keseimbangan dalam relasi gender.
 Sejak sebelum kemerdekaan, posisi social budaya perempuan berada di bawah laki-laki; kemerdekaan
tercapai namun tidak membebaskan perempuan dari posisi sosial budayanya.
 Pergantian kekuasaan mulai perode lama orde baru hingga masa reformasi belum dapat
menyeimbangkan posisi social budaya antara perempuan dan laki-laki.
 Bahkan ketika perempuan menjadi pemimpin tertinggi di pemerintahan pun tak memberi angina segar
bagi hubungan antara perempuan dan laki-laki
Pra- kemerdekaan
 Relasi gender dalam masyarakat Indonesia pada masa pra-kemerdekaan merupakan hasil dari
pecampuran antara kebudayaan colonial dengan kebudayaan masing-masing daerah.
 Relasi gender pada masa ini dapat dibagi kedalam dua periode penting, yaitu periode 1904-1928 dan
1928-1945. berikut adalah uraian kedua periode tersebut.
 1. periode 1904-1928
 Pada periode ini, gerakan perempuan lebih bersifat individual dan tidak terlepas dari pengaruh
kemunculan feminism liberal pada abad ke-18 di daratan Eropa.
 Salah satu pengaruh dari gerakan perempuan pada periode ini adalah ide bahwa keterbelakangan
perempuan diakibatkan oleh kurangnya kesempatan perempuan dalam mendapatkan pendidikan.
 Periode ini ditandai denan pendirian sekolah-sekolah untuk perempuan, seperti sekolah untuk
perempuan, seperti sekolah istri yang didirikan Dewi Sartika dibandung pada 1904, yang pada tahun
1905 berganti nama menjadi sekolah keutamaan Istri
 Kemudian tahun 1912, R.A. Kartini mendirikan sekolah perempuan di semarang ,
dalam kumpulan suratnya Habis Gelap Terbitlah Terang yang dikumpulkan Mr. J.M.
Abendanom.
 Kartini mengemukakan beberapa hal penting mengenai kondisi kaum perempuan pada
masa itu, seperti kawin paksa, poligami, peceraian,
 Kartini menyadari budaya negerinya yang secara tegas membedakan laki-laki dan
perempuan secara hirarkis, ia melihat karakteristik pasif, submisif, interior dan
irasional pada perempuan.
 Ia melihat hal ini sebagai kontruksi dan komunitas.
 Kaertini mempercayai pendidikan di sekolah dapat menjadi sarana yang
memungkinkan perempuan bisa berdiri sama tinggi denan laki-laki dan menetralisasi
perbedaan sifat kekinian dan keperempuanan yang merupakan hasil rekayasa budaya
tersebut.
 2 periode 1928-1945
 sifat gerakan perempuan pada peride ini adalah melawan penjajahan; sejalan
dengan perjuangan kaum laki-laki untuk meraih kemerdekaan.
 Pergerakan kaum perempuan pada periodeini dimulai dengan diselenggarakan ny
kongres perempuan Indonesia I pada 22-26 Desember 1928.
 yang dipersoalkan dalam kongres ini adalah pendidikan dan perkawinan atau
pembatasan perempuan padas sector domestik.
 Lalu pada tahun 1929 didirikan perikatan perkumpulan perempuan Indonesia
(PPPI) dengan focus perjuangan pada peningkatan peran perempuan 1935, tujuan
perjuangan perempuan menunjukan perluasan dengan dibentuknya badan
penyelidikan perburuan kaum perempuan.
 Organisasi-organisasiperempuan tersebut menyatakan tidak akan
mencampuri urusan politik, namun dalam kenyataanya beberapa
organisasi perempuan, seprti Istri sedar, seringkali dengan pedas
menyerang imperialism dan kolonialisme dan berusaha agar
perempuan memiliki posisi dalam dewan dewan kota.
 Pada tahun 1938, pemerintah pada saat itu memberikan kesempatan
kepada kaum perempuan untuk dipilih sebagai anggota badan
perwakilan, namun perempuan belum diberi kesempatan untuk
memilih, hal ini direspon dalam kongres ke III yang diadakan pada
tahun yang sama.
Masa kemerdekaan
 Pada masa kemerdekaan, tujuan gerakan perempuan adalah untuk melawan kemiskinan dan
ketidak adilan; memperjuangkan kesamaan politik; hak memperoleh pendidikan dan kesempatan
bekerja.
 Diskriminasi terhadap perempuan tidaklah berkurang meskipun secara legal telah ada jaminan hak
politik perempuan yaitu pasal 27 UUD 45 dan UU 80/1958 tentang persamaan upah pekerja laki-
laki dan perempuan.
 Pada masa ini, organisasi perempuan yang terbentuk harus bernaung dibawah politik (murniati
2004 : 19).
 Kondisi ini dimulai pada tahun 1960 yang mengharuskan organisasi perempuan pada masa
Indonesia merdeka diganti dengan persatuan Negara wanita Indonesia (perwani).
 Perempuan Indonesia secara hokum dan undang-undang tidak mengalami halangan yang keras,
ini karena begitu merdeka tahun 1945.
 perempuan Indonesia telah menerima hak-haknya yang penuh sebagai warga Negara.
Masa orde baru
 Pada masa orde baru, posisi perempuan lebih banyak dititikberatkan pada
perannya sebagai ibu rumah tangga, hal ini dibakikan dalam undang-undang
perkawinan 1974, terutama pada Bab VI yang mengatur hak dan kewajiban
suami dan isteri. Pada bab tersebut terdapat salah satu pasal, yaitu pasa 31 ayat (3)
yang berbunyi suami adalah kepala rumah tangga dan istri ibu rumah tangga.
 Undang –undang tersebut melegalkan kedudukan laki-laki dan perempuan yang
tadinya hanya sebagai hasil budaya menjadi sesuatu yang tadinya hanya sebagai
hasil budaya menjadi sesuatu yang memiliki ketetapan hukum karena dibakukan
dalam sebuah undang-undang
Masa reformasi
 Perjuangan gerakan sejak tahin 1998 hingga saat ini adalah perluasan perjuangan yang didukung
oleh jaringan nasional dan internasional.
 Perjuangan ini bertujuan mencapai keadilan gender dan bersifat inklusif melalui peningkatan
wawasan perempuan dalam berbagai aspek khiduan masyarakat.
 Berikut ini adalah uraian tentang data perubahan kondisi prempuan Indonesia dalam berbagai
bidang
 1.pendidikan
 Partisipasi perempuan dalam pendidikan untuk semua batasan umur sejak tahun 1971 hingga 2004
lebih rendah dibandingkan laki-laki.
 Namun sejak tahun 2000 partisipasi perempuan dalam bidang tersebut mengalami peningkatan.
 Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mencanangkan program pendidikan dasar 9
tahun dan mulai munculnya kesadaran masyarakat mengenai pendidikan.
 Adanya kebijakan pendidikan dasar 9 tahun mempengaruhi jumlah perempuan yang berpendidikan
hingga SMP, karena pada jenjang pendidikan tersebut pemerintah membebaskan biaya sekolah
2 kesehatan
 Selama periode 1971-2005 angka kematian bayi (infant mortality rate)
mengalami penurunan, namun angka kematian bayi laki-laki lebih tinggi
daripada angka kematian bayi perempuan, yaitu laki-laki 37 sedangka perempuan
28, seperti yang ditunjukkan.
 Tingginya angka kematian bayi laki-laki bayi perempua menunjukan stereotype
perempuan lebih lemah dibandigkan laki-laki
 3 politik
 Dalam bidang politik, presentase perempuan yang terpilih sebagai anggota DPR
mengalami penurunan, bahwa terjadi penurunan yang duduk sebagai anggota
DPR pada tahun 2004 (8,00 %) dibandingkan tahun 1997 (12,6%), dan tahun
1990 (12,4)
Ekonomi
 Dalam bidang ekonomi, secara umum partisipasi perempuan masih rendah,
kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan berusaha masih
rendah, begitupula akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi, hal ini
ditunjukakan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang masih jauh
lebih rendah dibandingkan laki-laki.
 5. kekerasan terhadap perempuan
 Persoalan lainnya yang dialami oleh kaum perempuan adalah tindak kekerasan.
 Perempuan seringkali menjadi korban kekerasan baik secara fisik maupun non
fisik dan dapat terjadi pada setiap fase kehidupan, peta kekerasan terhadap
perempuan dengan segala bentuk dan situasi
1. kekerasan seksual
2. kekerasan fisik
3. kekerasan ekonomi
4. Kekerasan emosional
Kondisi kesetaraan dan keadilan gender

Kesetaraan dan keadilan gender isu sangat


penting dan menjadi komitmen bangsa-
bangsa di dunia termasuk Indonesia, sehingga
seluruh Negara menjadi terikat dan harus
melaksanakan komitmen tersebut

Anda mungkin juga menyukai