Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Hak Asasi Manusia dan Perspektif Gender

dalam Ilmu Politik


oleh: seta basri 4 komentar
pengantar ilmu politik
Share:

Hak Asasi Manusia dan Gender adalah isu yang perlu diberbincangkan di kelas Ilmu Politik.
Signifikansi HAM terlihat tatkala warganegara berhadapan dengan pemerintah, kelompok
sosial dominan, dan aneka gejala konflik seperti perang. HAM, khususnya isu HAM dalam
politik, merupakan bahasan guna memperkuat posisi perorangan atau kelompok saat
menghadapi agresi dari pihak lain.

Gender merupakan isu politik lain yang kerap diperbincangkan. Dalam masalah politik,
gender mencoba menganalisis mengapa mayoritas pimpinan dan pengambil keputusan politik
terdiri atas laki-laki. Ini cukup ironis mengingat perempuan memiliki jumlah yang banyak
atau setara. Persoalannya, keterwakilan politik mereka, yang jelas punya karakter pandangan
politik sendiri, sangat lemah. Potret Indonesia

Kedua isu ini, HAM dan Gender mungkin tampak bias. Bukankah isu
gender termasuk ke dalam isu HAM pula ? Jawabannya memang ya.
Namun, kajian mengenai gender akan lebih dirinci sebab ia memiliki akar
dalam struktur sosial yang berlangsung cukup lama. Pembagian peran
publik untuk laki-laki dan privat untuk perempuan, telah menggejala dan
menjadi mainstream di aneka belahan dunia.

Definisi HAM
HAM adalah kemerdekaan, kebebasan, dan perlindungan paling mendasar
bagi setiap manusia, bersifat lintas pemerintahan dan agama, tidak
berbeda baik saat perang maupun damai, serta bersifat tetap. Saat ini,
kajian HAM meliputi:
1. Hidup, kebebasan, dan keamanan
Kemerdekaan beragama, berpikir, berpolitik, melakukan gerakan, berserikat,
berpendapat, dan berorganisasi;
2. Menempuh jalur hukum, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, memiliki sesuatu,
berkebudayaan;
3. Berumah-tangga dan berkeluarga;
4. Bebas dari diskriminasi, penghukuman yang tidak adil, tirani, dan penindasan.

Secara resmi, Hak Asasi Manusia menjadi isu internasional setelah


diproklamasikannya Universal Declaration of Human Rights tanggal 10
Desember 1948 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Deklarasi
tersebut telah diterjemahkan ke dalam 360 bahasa untuk keperluan
sosialisasi ke seluruh penjuru dunia. Harapannya adalah pemerintah di
seluruh dunia mau mempelajari dan memasukkan substansi deklarasi
tersebut ke dalam sistem konstitusinya. Indonesia sendiri telah
memasukkan point-point Hak Asasi Manusia di dalam Bab XA
(amandemen ke-2 UUD 1945). Ini merupakan bukti keseriusan pemerintah
Indonesia untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip HAM di dalam
sistem hukum paling tingginya.

Sejarah HAM
Bukti tertulis perjuangan mengkodifikasi HAM dapat ditelusuri hingga
Declaration of Independence tahun 1776, yaitu pernyataan kemerdekaan
Amerika Serikat atas Kerajaan Inggris. Salah satu kalimat deklarasi
kemerdekaan tersebut adalah all men are created equal, that they are
endowed by their Creator with certain inalienable rights, that among these
are Life, Liberty and the pursuit of Happiness. [ setiap laki-laki
diciptakan sama, bahwa mereka dilengkapi Sang Pencipta dengan hak-hak
tertentu yang tidak bisa diabaikan, diantaranya Hidup, Kebebasan, dan
mengejar Kebahagiaan]

Perlu dicatat, bahwa di deklarasi tersebut disebut all men created equal
[setiap laki-laki diciptakan setara] bukan all people created equal [setiap
orang diciptakan setara]. Artinya, di deklarasi tersebut manusia yang
berkedudukan sama adalah laki-laki. Lalu perempuan ? Perempuan baru
boleh ikut Pemilu di Amerika Serikat 18 Agustus 1920. Jadi, Amerika
Serikat pun saat baru berdiri masih belum mengakui hak-hak politik kaum
perempuan.

Bukan itu saja, kaum kulit hitam di Amerika Serikat tetap dianggap
warganegara kelas dua hingga tahun 1964. Kaum kulit hitam dan kulit
putih dipisahkan tempat duduk di bus umum, kloset umum, dan rumah-
rumah makan. Kaum kulit hitam (laki-laki dan perempuan) tidak mendapat
hak ikut Pemilu. Kondisi ini berubah tatkala pada tanggal 11 Juni 1963,
Presiden John F. Kennedy mempromosikan Undang-undang Anti Segregasi
(pemisahan) berdasar warna kuilt, termasuk memberikan hak pilih kepada
warga kulit hitam. Undang-undang ini disahkan tahun 1964, setelah
Presiden Kennedy terbunuh. Tidak terbayang bukan, bahwa Amerika
Serikat, negara yang kabarnya gencar mempromosikan demokrasi
ternyata memiliki pandangan yang diskriminatif terhadap kaum
perempuan dan warganegara kulit hitam. Kaum perempuan yang
memperoleh hak pilih tahun 1920 adalah wanita kulit putih, sementara
kaum kulit hitam baru menjadi warga negara umum tahun 1964.

Gender
Gender adalah konstruksi sosial yang menjelaskan tentang peran manusia
berdasarkan jenis kelamin. Sebab itu, masalah gender lahir dan
dipertahankan oleh masyarakat. Masyarakat umumnya didominasi oleh
peran laki-laki (patriarki). Laki-laki memiliki peran publik (bekerja,
berorganisasi, berpolitik), sementara perempuan memiliki peran privat
(mengurus anak, mencuci, melahirkan, memasak). Ini merupakan
konstruksi gender yang mainstream.
Pada perkembangannya, kaum perempuan merupakan jumlah yang cukup
banyak di masyarakat. Mereka memiliki potensi publik (berorganisasi,
berpolitik, dan bekerja) yang ternyata setara dengan laki-laki. Namun,
potensi tersebut terhambat untuk muncul akibat pembatasan oleh budaya
gender yang patriarkis. Sebab itu, muncul gerakan emansipasi wanita
(kini dikenal dengan feminis) yang berupaya mensetarakan peran laki-laki
dan perempuan, baik di sektor publik maupun privat. Gerakan feminis
terbagi ke dalam 2 gelombang.

Gelombang pertama berlangsung awal dekade 1900-an, berfokus pada


persamaan hak sipil dan politik. Gelombang kedua era 1960-an, berfokus
pada peran yang lebih besar dalam hak-hak seksual dan keluarga. Gender
Equality Sebagian besar, gerakan emansipasi perempuan bertujuan
membangun Gender Equality (kesetaraan gender). Gender Equality ini
penting oleh sebab adanya kondisi-kondisi kaum wanita sebagai berikut:
1. Harus kerja lebih keras ketimbang laki-laki untuk mempertahankan hidup
2. Punya kendali yang terbatas seputar penghasilan dan aset
3. Punya kesempatan yang lebih kecil untuk membangun dirinya
4. Menjadi korban kekerasan dan intimidasi
5. Punya posisi sosial yang subordinat
6. Kurang terwakili dalam kebijakan dan pembuatan keputusan
7. Ketidaksetaraan gender mencerminkan hilangnya potensi manusia, baik untuk laki-
laki maupun perempuan

Melalui sebuah survey bertajuk Gender Gap yang dilakukan tahun 2007 ,
dapat dilihat kondisi ketidaksetaraan gender dalam 4 bidang :
Kesempatan dan Partisipasi Ekonomi, Menikmati Pendidikan,
Pemberdayaan Politik, serta Kesehatan dan Pertahanan Hidup. Negara-
negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika rata-rata memiliki tingkat
Kesempatan dan Partisipasi Ekonomi perempuan yang rendah. Ini juga
terjadi di ketiga bidang lainnya (Menikmati Pendidikan, Pemberdayaan
Politik, serta Kesehatan dan Pertahanan Hidup). Indonesia, dalam hal
Kesempatan dan Partisipasi Ekonomi perempuan, menempati rangkin ke
82, Menikmati Pendidikan rangking ke-93, Kesehatan dan Ketahanan
Hidup rangking ke-81, serta Pemberdayaan Politik rangkin ke-70.

Gerakan Feminis
Gerakan feminis dapat dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu : Feminis
Liberal, Feminis Sosialis, Feminis Marxis, Feminis Radikal, dan Feminis
Islam. Feminis Liberal adalah gerakan feminis yang muncul dalam gerakan
pro hak suara dan sosial pada masa gelombang gerakan perempuan 1.
Isu-isu yang diangkat adalah persamaan hak waris, ekonomi, hak politik,
serta hak-hak yang selama itu cuma dinikmati oleh kaum laki-laki. Tokoh-
tokohnya semisal Elizabeth Cady Stanton.
Feminis Marxis muncul seiring dengan gerakan pro ajaran Marx itu sendiri.
Isu yang diangkat adalah, ketidaksetaraan gender muncul akibat adanya
struktur kelas di dalam masyarakat kapitalis. Para kapitalis ini (pemodal)
adalah laki-laki yang melakukan penindasan struktural kepada buruh
perempuan. Isu yang diangkat adalah pembubaran sistem kapitalisme,
peran perempuan di bidang ekonomi, dan pengambilan keputusan di
tingkat negara yang pro kepada pekerja perempuan. Tokohnya semisal
Emma Goldman dan Gloria Steinem.

Feminis Sosialis lebih menekankan aspek kebudayaan, sebagai penyebab


munculnya ketidaksetaraan gender. Budaya masyarakat mainstream
adalah patriarki. Patriarki adalah budaya yang menekankan peran besar
laki-laki untuk memimpin dan mengambil keputusan di aneka bidang.
Kemudian terjadi pembagian peran : Perempuan peran privat, laki-laki
peran publik. Sasaran para feminis sosialis adalah membongkar budaya
patriarki sehingga terbuka peluang akan definisi baru peran berdasarkan
gender yang mengakomodasi perempuan. Tokohnya semisal Simone de
Beauvoir dari Perancis.

Feminis Radikal lebih menekankan pada aspek personal/pribadi. Masalah


ketidaksetaraan gender adalah masalah hubungan laki-laki dan
perempuan. Laki-laki secara fisik adalah kaum yang selalu hendak
mendominasi perempuan. Banyak Feminis Radikal yang berkesimpulan
untuk mengakhiri hubunan dengan laki-laki, termasuk pernikahan. Ini
mempopulerkan lesbianisme, sebagai upaya pertahanan diri status
perempuan agar tidak lagi didominasi laki-laki. Gloria Steinem adalah satu
di antara tokohnya. Feminis Islam lebih menekankan pada pengaruh tafsir
agama yang didominasi ulama laki-laki. Hasilnya, banyak produk
interpretasi hukum Islam yang lebih membela laki-laki ketimbang
perempuan. Feminis Islam berusaha menggali sumber-sumber klasik
ajaran Islam yang tidak terungkap dan lebih mengakomodasi peran
perempuan. Tokohnya antara lain Fatima Mernissi, Nawal El-Sadawi,
ataupun Irshad Manji.

---------------------------------------------
Referensi
1. K. Lee and Brenda Wilmoth Lerner, ed., Human and Civil Rights : Essential Primary
Sources, (Detroit: Thomson and Gale, 2007) p.3.
2. http://www.un.org/events/humanrights/udhr60/index.shtml
3. UUD 1945 amandemen terakhir (amandemen 4).
4. Margaret Walters, Feminism: A Very Short Introduction, (New York: Oxford
University Press, 2005)
5. Helen Derbyshire, Gender Manual: A Practical Guide for Development Policy Makers
and Practitioners, (United Kingdom: Department for International Department, 2002)
p. 6.
6. Ricardo Haussman, et.al,, The Global Gender Gap : Report 2007, (Geneva : World
Economic Forum, 2007).

tags:
pengertian hak asasi manusia definisi feminisme radikal sosialis liberal sejarah hak asasi teori
gender sebab-sebab munculnya gender

Anda mungkin juga menyukai