Anda di halaman 1dari 19

Table of Contents

No. Title Page


1 PERKEMBANGAN MUSIK JAZZ DI SURABAYA 1960-1985 97 - 106
2 Perang Revolusi Di Surabaya Dan Keterlibatan Karsono Agustus-November 1945 107 - 114
3 Tebu Rakyat Intensifikasi di P.G. Poerwodadi Magetan 1965-1970 115 - 123
4 Perumahan Rakyat Miskin: Perumnas Tandes I Kota Surabaya 1974-1984 124 - 133
5 Aktivitas Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Kota Surabaya Dalam 134 - 140
Pemilihan Umum Tahun 1977-1987
6 Kota Mojokerto Pada Masa Pemerintahan Walikota Samioedin 1979-1989 141 - 149
7 Gereja Kristen Jawi Wetan Pepanthan Kampak, Trenggalek Tahun 1957-1975 150 - 156
8 Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan PKK dan KB Tahun 1968-1983 157 - 172
9 Dinamika Aktivitas Pendidikan Sekolah THHK Mojokerto Pasca Kemerdekaan 173 - 188
10 Partisipasi Politik Gp Ansor Cabang Sidoarjo Dalam Pemilu 1953-1955 189 - 199
Vol. 2 - No. 2 / 2014-06
TOC : 8, and page : 157 - 172

Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan PKK dan KB Tahun 1968-1983

Author :
Vitriyana Kusuma Dewi |
Fakultas Ilmu Budaya
Gayung Kasuma |
Fakultas Ilmu Budaya

Abstract

This Jounal examines women's identity on setup of the new order in the years 1968-1983. Policy PKK and KB was
originally formed to control the movement of women in the political space. This policy eventually became a very important
thing, it is used as a tool of state control. This Study can be seen that the state policy is not always for the welfare and the
interest of society. Legitimasi of power as a tool for personal or groupinterest, and the exclusion of the right of its people
first commit acts of violence to implement policies that have been ancted.

Keyword : :, Structuring, the, identity, Policy, Women,

Daftar Pustaka :
1. Cora Vreede-De Stuers, (2008). Sejarah perempuan Indonesia . Jakarta : Komunitas Bambu
2. Saskia E. Wierenga, (2009). Penghancuran Gerakan Perempuan Indonesia.. Jakarta : Kalyanamitra

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


PEREMPUAN MASA ORDE BARU
(STUDI KEBIJAKAN PKK dan KB TAHUN 1968-1983)

Vitriyana Kusuma Dewi1)


2)
Gayung Kasuma

Abstrak
Jurnal ini mengkaji tentang penataan identitas perempuan pada masa orde baru di
tahun 1968-1983. Kebijakan PKK and KB pada awalnya dibentuk untuk
mengontrol gerak perempuan dalam ruang politik.ev Pada akhirnya kebijakan ini
menjadi hal yang sangat penting, digunakan sebagai alat kontrol negara.
Penelitian ini dapat diketahui bahwa kebijakan negara tidak selamanya untuk
kesejahteraan dan kepentingan masyarakatnya. Legitimasi kekuasaan dijadikan
alat untuk kepentingan masyarakatnya. Legitimasi kekuasaan dijadikan alat
untuk kepentingan pribadi atau beberapa golongan, dan mengkesampingkan hak-
hak rakyatnya terlebih melakukan tindakan kekerasan untuk menjalankan
kebijakan yang telah disahkan. Pada periode tersebut merupakan masa transisi
dalam kehidupan perempuan Indonesia

Kata Kunci : Penataan Identitas, Kebijakan, Perempuan.

Abstract
This Jounal examines women's identity on setup of the new order in the years 1968-
1983. Policy PKK and KB was originally formed to control the movement of
women in the political space. This policy eventually became a very important
thing, it is used as a tool of state control. This Study can be seen that the state policy
is not always for the welfare and the interest of society. Legitimasi of power as a
tool for personal or groupinterest, and the exclusion of the right of its people first
commit acts of violence to implement policies that have been ancted.

Keywords: Structuring the identity, Policy, Women

Pendahuluan perempuanlah awal generasi baru


Kajian Historigrafi tentang menerima didikan, tidak heran jika
penataan identitas perempuan Indonesia ketidakmajuan perempuan mempengaruhi
Masa Orde Baru dari ranah sosial ke berkembang atau maju dan tidaknya suatu
politik, telah banyak tulisan yang bangsa. Dalam sejarah Indonesia,
membahas mengenai peranan perempuan perempuan memiliki dinamika tersendiri
tetapi tidak banyak yang menulis dalam sejarah peranannya, keikutsertaan
bagaimana transisi penyebab perubahan perempuan dalam segala aspek pada
peranan itu terjadi dari kepemimpinan kehidapan berbangsa dan bernegara tidak
masa Orde Lama kepemimpinan masa dapat diabaikan. Meskipun mayoritas
Orde Baru. Perempuan memiliki peranan perempuan di Indonesia berada di bawah
yang penting dalam proses pembentukan dominasi patriakhi, sejalan dengan
sebuah peradaban baru, karena dari tuntutan jaman dan kondisi real

1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

2) Dosen Jurusan Ilmu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

157
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

lingkungan sekitar, perempuan juga ketegangan situasi politik yang semakin


dituntut berperan aktif pada sektor publik. memburuk di Indonesia, sebagai wadah
Pada awal abad ke-20 perjuangan untuk gerakan perempuan yang lahir
perempuan mulai mengarah pada bersamaan dengan gerakan nasionalis
kemajuan dalam mencapai kebebasan tidak sempat melanjutkan perbincangan
yang sama dengan laki-laki. Dimulainya untuk mengatasi perbedaan-perbedaan di
dengan merealisasikan gagasan yang dalam tubuh KWI dan membangun
dituliskan oleh kartini mengenai kekuatan perempuan yang lebih kokoh,
kesadaran tentang pendidikan bagi mengakibatkan terjadinya perpecahan di
perempuan, yang didasari bahwa dengan dalam tubuh organisasi tersebut. Ditengah
pendidikan dapat membawa pengaruh ketegangan antar golongan politik di
besar terhadap kemajuan dan perubahan Indonesia yang sangat rawan, terjadi
karena dari perempuan awal dari generasi sebuah aksi politik, yang merubah serta
penerus bangsa menerima menghancurkan tatanan kehidupan
didikan,(Majalah Wanita No.5, 1965 : masyarakat di Indonesia. Peristiwa politik
1965) oleh karena itu bukan tanpa sebab pada 1 0ktober 1965 (Gestapu/Gestok).
tokoh-tokoh perempuan terdidik di Merubah tatanan kehidupan masyarakat,
Indonesia memulai perjuangannya di dikarenakan adanya politik adu domba,
bidang pendidikan untuk perempuan. dengan melakukan penuduhan
Seiring berkembangnya pendidikan bagi pembunuhan dan perbuatan yang tidak
perempuan, hal itu berdampak pada bermoral yang dilakukan oleh kelompok
meluasnya peranan perempuan dalam politik dari golongan angkatan kepada
kehidupan bermasyarakat hingga pada golongan politik kiri, yang memiliki
masa revolusi fisik (1945-1950), terlihat tujuan untuk menguasai kursi
gerak perempuan Indonesia sangat kepemerintahan dengan melakukan
progresif dalam upaya pendirian negara propaganda dan kampanye fitnah kepada
Indonesia. Banyak muncul dan golongan PKI dan organisasi sosial dan
berkembang organisasi-organisasi organisasi perempuan yang memiliki
perempuan di Indonesia serta peran aktif p a h a m s a m a , s e p e r t i o rg a n i s a s i
perempuan dalam wilayah politik perempuan Gerwani yang juga turut
(Majalah Keluarga No.1, 1952 : 23), hal terkena dampaknya, seperti yang terlihat
itu tanpa mengesampingkan peranannya dalam pemberitaan surat kabar yang
sebagai ibu dan istri dalam rumah tangga. beredar antara bulan Oktober sampai
Pergerakan yang telah dilakukan oleh Desember 1965. Hingga pada akhirnya
perempuan pada masa itu, melebihi dari terjadi pembersihan kelompok golongan
cita-cita kartini yang tertulis dalam surat- politik kiri dan para organisasi-organisasi
surat kartini. pendukungnya di Indonesia.
Pada perkembangannya organisasi Golongan-golongan perempuan yang
perempuan yang ada mulai terancam kontra terhadap Gerwani membentuk
keberadaannya, rasa kerjasama dan KAWI (Kesatuan Aksi Wanita Indonesia),
kekompakan organisasi-organisasi mereka menuntut agar semua organisasi
perempuan yang tergabung dalam badan dibersihkan dari unsur-unsur PKI, dan
koordinasi perempuan Indonesia yaitu agar semua organisasi kiri dinyatakan
Kongres Wanita Indonesia (KWI) tidak terlarang dan juga melakukan kampanye
bertahan lama, dikarenakan hitam untuk melengserkan presiden
dilatarbelakangi adanya perbedaan- Sukarno sebagai Presiden dikarenakan isu
perbedaan kepentingan antar organisasi yang berkembang bahwa Sukarno
perempuan, mengakibatkan adanya termasuk dalam pendukung PKI dan
pegeseran visi dan misi dari KWI, pada Gerwani. Berakhirnya masa
awal terbentuknya, serta adanya kepemimpinan Sukarno (Orde Lama),

158
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

pembersihan golongan politik dan adat pinggitan sebelum memiliki


organisasi kiri (PKI dan GERWANI). suami(Cora Vreede-DE Stuers, 2008: 45).
Berakhir juga masa kebebasan bagi kaum Di kehidupan para perempuan di
perempuan, dimana dimulainya masa Indonesia memiliki sedikit perbedaan,
penataan tubuh dan gerak perempuan di dimana kehidupan yang dijalani oleh para
Indonesia, terlihat dari munculnya perempuan bangsawan berbeda sedikit
kebijakan-kebijakan baru yang dengan perempuan-perempuan dari
diperuntukkan untuk perempuan. golongan kelas sosial yang rendah.
Perubahan pandangan tentang Dalam tiap kelas sosial kehidupan
representasi dan peranan perempuan tidak perempuan berbeda-berbeda, meskipun
hanya akibat dari perkembangan situasi para perempuan dari golongan yang lebih
politik maupun perjuangan perempuan. rendah terlihat lebih bebas dan keras,
Melalui media pemerintah melancarkan tetapi pernikahan dini juga terjadi di kelas
propaganda untuk mengubah dan sosial ini sama seperti yang terjadi di
membentuk cara pandang masyarakat. kelas-kelas sosial lainnya. Selain adanya
Selain arah pergerakan perempuan pernikahan dini, posisi perempuan pada
yang dengan sengaja dibentuk oleh masa itu berada dalam keadaan di bawah
Negara, untuk mengontrol pergerakan dominasi laki-laki dalam budaya
perempuan yang telah ada melalui sarana parthiaki, banyak ketidakadilan yang
organisasi PKK, negara juga melakukan terjadi pada diri perempuan seperti adanya
kontrol terhadap perempuan hingga ranah praktek poligami yang bebas, pergundikan
pribadi yakni menata tubuh perempuan dan adanya pandangan bahwa perempuan
dengan mengeluarkan kebijakan KB hanya sebagai konco wingking. Realitas
untuk menekan angka kelahiran yang pada tersebut mengakibatkan kehidupan
masa sebelumnya kebijakan ini tidak perempuan terpuruk, jauh dari kebebasan
pernah ada dan dibahas oleh pergerakan dan kemajuan.
perempuan sebelumnya sehingga hal ini Melalui kebijakan politik etis awal
merupakan hal baru terhadap mula harapan perempuan Indonesia dapat
perkembangan kehidupan perempuan menikmati pendidikan barat, salah satu
Indonesia. kebijakan politik etis mengenai
pendidikan, dimana pemerintah kolonial
Dinamika Pergerakan Kehidupan berkewajiban untuk meningkatkan
Perempuan Di Jawa Awal Abad Ke-20 standar kehidupan koloninya dengan
Sampai Orde Baru menyelenggarakan pendidikan bagi
Kehidupan perempuan Indonesia rakyat ditanah jajahannya, pemerintah
sangat memprihatinkan, dimana mereka kolonial mendirikan sekolah dasar untuk
tidak dapat mengakutualisasikan diri kalangan kelas atas yang terdiri dari anak-
sesuai dengan kehendak mereka. anak pegawai pemerintah dan mereka juga
Kehidupan sosial mereka diatur oleh membuka sekolah untuk masyarakat kelas
tradisi; Hak dan kewajiban kaum bawah yang diperuntukkan bagi anak-
perempuan lebih rendah di bandingkan anak pegawai pemerintah yang lebih
kaum laki-laki. Tradisi dan adat istiadat rendah, meskipun sekolah-sekolah yang
ketimuran membelenggu tubuh dan gerak didirikan oleh pemerintah belanda masih
perempuan Indonesia. Beranjak menjadi sangat terbatas tidak manjangkau secara
seorang gadis, perempuan Indonesia menyeluruh pada semua kelas sosial
mengalami yang namanya adat pinggitan, masyarakat di Indonesia.
jika bersentuhan dengan dunia luar Bersamaan dengan berdirinya
merupakan pelanggaran besar terhadap sekolah-sekolah yang didirikan oleh
hukum adat-istiadat wilayah kami dan Belanda, juga terdapat sekolah yang
tidak diperbolehkan untuk meninggalkan didirikan oleh kaum perempuan

159
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

bangsawan seperti Dewi Sartika dan itu belum terlahir sebagai sebuah realitas,
adapun pula sekolah Kartini yang tetapi untuk membebaskan tanah leluhur,
didirikan oleh pihak swasta, pemerintah gunung-gunung, bukit, sungai, pulau dan
Hindia Belanda juga mendirikan sekolah rakyatnya dari Belanda, yang masih
kelas bawah yang bersifat umum di bersifat kedaerahan yang terjadi pada
Indonesia, hal tersebut mendapat akhir abad 19.
tanggapan yang positif yang terlihat dari Pergerakan perempuan di Jawa
banyak para orang tua yang mengijinkan mulanya hanya gerak orang seorang,
dan menyuruh anak-anaknya, yang sebagai aksi dari beberapa orang
terlebih kepada anak perempuannya untuk perempuan maupun sendiri-sendiri, tidak
pergi kesekolah, menjadikan semakin dalam susunan perkumpulan.(A.K
meningkatnya taraf kehidupan Pringodigdo, 1994:5)Awalnya pergerakan
perempuan, namun bukanlah dilihat dari perempuan untuk memperjuangkan dan
banyaknya jumlah murid perempuan yang mempertinggi kedudukan sosial, sebagai
bersekolah yang mempengaruhi lahirnya gerak perbaikan kedudukan dalam hidup
kebangkitan dana kemajuan perempuan keluarga, menentang poligami dan
Indonesia, melainkan karena adanya perkawinan. Usaha perempuan
usaha dari beberapa perempuan yang bangsawan untuk kemajuan para
dapat bekerja secara bebas dan mengubah perempuan mendapat perhatian dari
pola pikir masyarakat dan mempengaruhi organisasi pemuda salah satunya yakni
kebijakan pemerintah tentang pendidikan Budi Utomo, dengan bantuan Budi Utomo
modern. Hal itu yang membuat terus di tahun 1912 berdiri organisasi
bertambah jumlah para perempuan perempuan Putri Mardika, organisasi itu
terdidik, yang banyak melahirkan didirikan untuk tujuan memajukan
perkembangan baru seperti mulai banyak pengajaran anak-anak perempuan,
muncul perkumpulan-perkumpulan menumbuhkan sikap yang merdeka, tegas
perempuan yang sederhana hingga dan melepaskan tindakan malu-malu yang
perempuan yang terorganisir yang melewati batas. Pergerakan yang
tergabung dalam organisasi. Organisasi dilakukan untuk kemajuan perempuan
yang didirikan bertujuan untuk dilakukan dengan cara perlahan-lahan dan
meningkatkan pendidikan bagi kaum tidak ada cara penyerangan, seperti pada
perempuan dan kerja sosial. masa pergerakan perempuan pertama.
Masa pencerahan datang akibat Putri Mardika berkembang dengan pesat,
adanya pendidikan barat dan bahan bacaan setelah setahun didirikan organisasi ini
yang membahas tentang pergerakan mampu menerbitkan surat kabar
bangsa barat yang tertulis dalam bahasa mingguan sebagai media propaganda,
Belanda dan Inggris yang akhirnya dapat yang membahas seputar permasalahan
membuka pikiran kaum terpelajar poligami dan pernikahan dini yang
Indonesia yang dapat menggugah dialami oleh perempuan jawa. Perubahan
semangat para pemuda untuk berkumpul, keadaan menjadi lebih baik seiring
bicara, berdiskusi dan menentukan sikap. berjalannya waktu dengan meningkatnya
Kemudian di tahun 1908 lahir dan kesadaran akan pentingnya pendidikan
terbentuknya organisasi Budi Utomo. bagi perempuan Jawa, mulai
Namun, jauh sebelum sejumlah priyayi berkembangnya perkumpulan-
terdidik Jawa mengumumkan tentang perkumpulan perempuan di Indonesia
pergerakan dan perjuangan nasional dalam ruang lingkup yang lebih luas yang
melalui perangkat modern yakni disebut dengan organisasi.
organisasi, perjuangan melawan Belanda Tujuan didirikannya organisasi
telah ada di mana-mana, tetapi bukan untuk menuju kesadaran perempuan
untuk pembebasan Indonesia, karena hal Indonesia dan mempersatukan kaum

160
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

perempuan terpelajar dan perempuan dari mendistribusikan bahan makanan


golongan miskin untuk membentuk satu dimanfaatkan para kaum perempuan
organisasi bersama. Orgaisasi perempuan untuk memobilisasi dalam
berkembang dengan pesat seiring pengorganisiran para pejuang
berjalannya waktu, banyak diadakan kemerdekaan secara sembunyi-sembunyi
agenda rutin untuk mengadakan kongres yang tergabung dalam beberapa barisan
guna untuk membicarakan masalah- bentukan Jepang. Hal ini terus dilakukan
masalah yang dihadapi oleh perempuan hingga masa pendudukan jepang berakhir.
dan negara Indonesia. Jalannya Setelah berakhirnya masa pendudukan
pergerakan perempuan Indonesia sempat Jepang, segera pula para pejuang
terhenti di tahun 1942 saat koloni Jepang kemerdekaan untuk memproklamasikan
berhasil menduduki negara Indonesia kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
pasca kekalahan Belanda pada perang Agustus 1945 yang diwakilkan oleh
pasifik. Masa pendudukan Jepang Sukarno dan Hatta.
merupakan masa yang gelap bagi Segera setelah proklamasi
pergerakan organisasi di Indonesia. kemerdekaan diumumkan, perkumpulan
Pergerakan organisasi tidak lagi berjalan perempuan Fujinkai dibubarkan karena
secara publik dan bebas, oleh karena itu merupakan bentukan Jepang, kemudian
pergerakan perempuan yang mulai dibentuk kembali menjadi Persatuan
berkembang progresif menjadi pasif Wanita Indonesia (Perwani), kemudian
akibat adanya kebijakan pelarangan lahir kembali organisasi-organisasi
berdirinya organisasi-organisasi yang perempuan diantaranya, di Jakarta
tidak secara resmi didirikan oleh pihak dibentuklah Wanita Negara Indonesia
pemerintah Jepang. Sekalipun terjadi (Wani) yang dipimpin oleh Ny. Suwarni
pembubaran seluruh organisasi Pringgodigdo tugas mereka mendirikan
perempuan dan pelarangan berdirinya dapur umum dan mengatur
organisasi, tidak menjadi halangan bagi pendistribusian beras guna mendukung
perempuan yang memiliki semangat perjuangan kemerdekaan, di Bandung
tinggi dalam perjuangan untuk merdeka, juga berdiri Laksar Wanita (Laswi) yang
mereka tetap bergerak melakukan merupakan barisan perempuan bersenjata
perjuangan meski dalam situasi yang sulit, pertama kali dibentuk pada oktober 1945
dengan melakukan gerakan bawah tanah anggota Laswi berasal dari anggota
dan melakukan pertemuan secara Barisan Srikandi yang juga dibentuk oleh
sembunyi-sembunyi baik diluar atau di Jepang, ada juga berdiri Barisan Buruh
dalam Fujinkai, dengan tujuan untuk tetap Perempuan dibawah kepemimpinan Ny.
melakukan misi dan perjuangannya yakni Trimurti di Klaten 1946, pada golongan
agar Indonesia merdeka, sedangkan keagamaan mendirikan kembali
pembahasan mengenai permasalahan organisasi mereka yakni Aisyah dan
perempuan yang telah dibahas dalam Wanita Katolik dan muncullah Partai
pergerakan sebelumnya tidak begitu Wanita Rakyat, merupakan partai
banyak dibicarakan, dikarenakan situasi perempuan yang berdiri pertama kali di
yang tidak memungkinkan untuk Indonesia pada tahun 1945 di bawah
membahas permasalahan perempuan kepemimpinan Ny. Sri Mangunsarkoro,
secara khusus, baik dalam masalah partai ini bersifat militan dengan prinsip
pemerkosaan yang dilakukan oleh para pokok nasionalisme dan monogami.
serdadu jepang dan pemaksaan kepada Para kaum nasionalis menyadari
kaum perempuan untuk bekerja di rumah- akan peran penting perempuan
rumah bordil milik militer Jepang. berpartisipasi dalam mempertahankan
Peranan perempuan yang diberikan kemerdekaan Indonesia, dan kepentingan
oleh Jepang untuk mempersiapkan dan kaum perempuan hanya akan dapat

161
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

terwujud dalam fase sosialis yang akan khawatir akan kabar bohong yang beredar
mengikuti proses nasionalis, untuk itu dalam masyarakat.
para perempuan harus aktif dan turut ikut Pada tanggal 10 Oktober 1965 atas
maju di barisan depan dalam pergerakan perintah Suharto mulai melakukan
revolusi nasional untuk mempertahankan tindakan penjarahan dan pembantaian
kemerdekaaan dan kepada para kaum laki- secara besar-besaran pada anggota PKI,
laki harus dapat mengontrol egonya dan sedangkan pada Gerwani mereka
mengajak kaum perempuan untuk melakukan penangkapan paksa, dianiaya,
berjuang sebagai roda pasangan kereta diperkosa, dibunuh dan sekaligus
perangnya, sayap kedua garuda nasional disebarkannya kampanye fitnah seksual
kita. Pergerakan perempuan yang sempat melalui radio dan surat kabar tentang
terhenti pada masa pendudukan Jepang pembunuh keenam jenderal dengan
dibangun kembali dan beberapa organisasi memberitakan bahwa secara khusus
membentuk federasi berorientasi nasional Gerwani telah ikut serta dalam
dalam sebuah Kongres. Kongres diadakan pembunuhan tersebut, dengan cara
untuk menata kembali pergerakan mereka menari-menari dengan
perempuan yang sempat terhenti, usaha mengenakan pakaian seronok sebelum
yang dilakukan perempuan pasca koloni melakukan pembunuhan hingga akhirnya
jepang lebih berkembang dalam proses para jendral itu mati terbunuh. Akibat
utuk memperoleh kemerdekaan hingga adanya kampanye fitnah seksual yang
perempuan berperan aktif dalam politik di beredar pada masyarakat dalam surat
Indonesia.Hal ini tidak berlangsung lama kabar maupun televisi terhadap Gerwani
setelah terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan para perempuan Indonesia
dilakukan oleh Suharto pada tanggal 1 mulai mengalami dilema akan identitas
Oktober 1965, terjadi kudeta politik menjadi perempuan Indonesia, cara ini
tersebut diawali dengan adanya sengaja dilakukan oleh Suharto untuk
pembunuhan enam jenderal dan seorang kepentingan merebut kekuasaan dari
letnan, dan jasadnya di buang dalam tangan Sukarno, bukanlah pekerjaan yang
sumur yang sekarang dikenal dengan mudah untuk melengserkan Sukarno dari
nama Lubang Buaya, tempat pembuangan kursi kepresidenan dan kemudian Kowani
jasad tersebut tidak jauh dari lapangan juga mengadakan kongres pada 29
tempat latihan baru untuk para Oktober 1965, dengan agenda memecat
sukarelawan kampanye Ganyang keanggotaan Gerwani dari Kowani, dan
Malaysia, yang pada waktu itu dengan memecat ketua Kowani yakni Ny.
sengaja diperintahkan kepada anggota Subandrio yang dianggap bagian dari PKI.
PKI dan Gerwani untuk mengadakan Kampanye fitnah yang ditujukan terhadap
latihan di Lubang Buaya. Hal ini yang Gerwani dan PKI bukan saja untuk untuk
mengakibatkan munculnya kampanye merubah kekuasaan sebenarnya, tetapi
fitnah yang ditujukan kepada PKI dan juga memberikan landasan ideologi bagi
Gerwani yang dituduh sebagai pembunuh kekuasaan rezim militer Orde Baru, hal ini
keenam Jenderal tersebut, mereka yang kemudian dijadikan untuk legitimasi
merupakan kelompok politik yang pemerintah Suharto untuk merebut
memiliki pengaruh penting dan memiliki kekuasaan dari Sukarno dengan
massa yang besar. Melalui media cetak menjadikan PKI dan Gerwani sebagai
dan elektronik pembunuhan keenam penghianat terhadap negara.(Saskia E.
jendral tersebut di publikasikan dan Wierenga, 1999: 150) Kampanye fitnah
menuduh Gerwani dan PKI sebagai pelaku ini merupakan suatu jalan keluar yang tak
pembunuhannya, semakin beredarnya dapat terhindarkan dari ketegangan yang
kabar yang beredar mengenai hal itu menumpuk di masyarakat Indonesia,
membuat para anggota Gerwani dan PKI dalam kampanyenya bukan hanya berhasil

162
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

mendaptka dukungan tetapi juga berhasil Citra perempuan mencoba diarahkan


mengakarkan manipulasi keadaan terhadp kedalam apa yang mereka pandang
ketaksadaran budaya kolektif, seksual dan sebagai tempat yang sah, yang
agama penduduk Indonesia hal ini yang sepenuhnya berbeda dari kawasan laki-
dimanfaatkan untuk membentuk citra laki dalam kehidupan masyarakat,
yang diciptakan oleh Suharto tersebut penilaian perempuan menurut kodrat
bukan tanpa alasan yang pada akhirnya dalam penilaian kaum konservatif
startegi-strategi perebutan kekuasaanpun disebarluaskan dan Gerwani sebagai
dilakukan untuk memperlancar jalan korban yang dicontohkan sebagai
dalam proses merebut kekuasaan. perempuan amoral yang mengambarkan
bahwa ketidakpatuhan perempuan akan
Penataan Identitas Perempuan berdampak pada kerusakan moral
Indonesia dalam Kebijakan Negara masyarakat.
(PKK dan KB) 1968-1983 Memiliki pengaruh dalam pandangan
Seperti dalam penjelasan sebelumnya, masyarakat, memiliki nilai lebih tersendiri
melalui pemberitaan dalam media cetak bagi sang pemilik kekuasaan, dikarenakan
tentang kampanye fitnah terhadap secara tidak langsung akan lebih
keterlibatan para anggota Gerwani pada berpengaruh dalam masyarakat dan
peristiwa Lubang Buaya.(Hartosutejo, memiliki dominasi yang besar. Sifat
2010: 189) Dalam kampanye fitnah dominasi dan kemandirian dibentuk
tersebut, organisasi Gerwani disudutkan dengan mencitrakan pesan akan
dengan pemberitaan tentang bahayanya maskulinitas, sedangkan pada hal
berpolitik dengan seksualitas perempuan kepatuhan, kepasifan, dan perawatan
yang tak terkendali, dengan adanya diasosiasikan dengan pesan akan
pernyataan tersebut secara tidak langsung femininitas. Hal ini yang membuat secara
menyatakan bahwa PKI dan Orde Lama tidak langsung mempengaruhi munculnya
secara keseluruhan tidak memiliki moral perbedaan peranan antara perempuan dan
karena telah memperbolehkan perempuan laki-laki. Dalam usaha untuk membentuk
menjadi sedemikian liar, penyataan itu sebuah citra tidaklah semudah
menyebabkan munculnya arti lain tentang membalikkan telapak tangan, karena citra
kodrat perempuan, maka pemerintahan tidak dapat terbentuk dalam waktu yang
orde lama dianggap bertanggung jawab singkat melainkan adanya proses
atas pelecehan kodrat perempuan karena perluasaan akan citra yang telah ada pada
perempuan memiliki kebebasan berpikir masa sebelumnya. Citra yang sengaja
dan bertindak sesuai pemikiran diri dibentuk oleh Suharto merupakan citra
sendiri. yang telah ada pada abad XIX, yang
Pada periode ini makna gender di kembali pada citra perempuan masa feodal
Indonesia dibentuk dan ditata ulang secara yang peranannya hanya terbatas dalam
kasar, perjuangan kaum perempuan masa peran 3M yakni macak, manak, masak,
sebelumnya yang memperjuangkan dan perempuan tidak memiliki hak
persamaan hak antara laki-laki dan otoritas untuk mengaktualisasikan diri
perempuan dalam bidang politik, sosial sesuai pikiran dan keinginannya.
dan ekonomi tidak ada artinya, semua Selain membentuk citra baru
sengaja dikaburkan dan dikubur, sehingga mengenai identitas keperempuanan
militansi perempuan dalam sosok prajurit Indonesia, pemerintah khususnya Suharto
Srikandi yang bertolak belakang dengan juga melakukan depolitisasi terhadap
sosok Sumbadra dianggap menjadi sosok gerakan perempuan yang membatasi
perempuan yang telah melakukan ruang gerak kerja perempuan hanya dalam
pelanggaran terhadap kodrat perempuan ranah sosial karena perempuan dianggap
yang dirumuskan oleh kaum konservatif. tak perlu ikut serta dalam dunia politik dan

163
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

kewajiban perempuan hanya pada pemerintah mengatur masyarakatnya


kesejahteraan keluarga. Pemerintah Orde dengan membuat suatu kebijakan, melalui
Baru sejak awal memperhitungkan gerak kebijakannya pemerintah dapat dengan
kaum perempuan, dikarenakan gerak mudah untuk mendapatkan stabilitas
perempuan sangatlah aktif dan progresif negara dalam kotrolnya, seperti halnya
terlibat dalam berbagai bidang politik dan yang terjadi pada peranan perempuan
sosial dalam proses pembangunan bangsa sebelum melegitimasikan dalam sebuah
dan negara dari masa pergerakan nasional kebijakan terlebih dulu, pemerintah Orde
hingga mencapai kemerdekaan. Oleh Baru membentuk sebuah wacana tentang
karena itu dalam masa kekuasaannya kewajiban-kewajiban peranan perempuan
pemerintahan Orde Baru juga Indonesia, yang fungsinya agar kebijakan
membutuhkan keterlibatan perempuan yang dikeluarkan bersifat natural, seakan
dalam segala bidang untuk usaha sesuai dengan kodrat sebagai perempuan.
pembangunan negara, tetapi pemerintah Langkah awal pemerintah melakukan
berhati-hati dan memastikan bahwa hegemoni citra bahwa kewajiban seorang
keterlibatan kaum perempuan tidak perempuan ada dalam keluarga, maka
menganggu dan mengacaukan tatanan dengan itu secara tidak langsung
sosial yang sengaja ditata dan ditetapkan kesejahteraan keluarga dibebankan
oleh pemerintah dan para kaum kapitalis didalam tanggung jawab perempuan atau
penanam modal di Indonesia, sehingga seorang ibu, mengakibatkan pemahaman
keterlibatan perempuan pada akhirnya tentang keperempuanan di Indonesia
ditetapkan secara resmi hanya dalam batas menjadi menyempit, keberhasilan seorang
wilayah peranan yang telah ditetapkan perempuan hanya dinilai dari tataran
oleh pemerintah yakni rumah tangga dan keberhasilan mereka dalam mengelola
keluarga. Pemerintah juga tidak keluarga. Hal ini yang memunculkan
membuang sia-sia organisasi perempuan adanya pandangan tentang kodrat
yang sebelumnya sudah terbentuk dengan perempuan sebagai ibu rumahtangga yang
sangat baik dalam dinamika pergerakan seringkali dimunculkan sebagai bentuk
perempuan, tetapi organisasi perempuan pembenaran kesesuaian antara laki-laki
yang telah ada kembali ditata ulang dan dan perempuan dalam memberikan
dialih fungsikan sesuai tatanan sosial baru perbedaan soal pembagian tugas-tugas,
yang mencoba dibentuk oleh pemerintah membuat berbagai argumen biologis dan
yang didasarkan pada pembagian dan reduksionis dimunculkan dengan tujuan
perbedaan peranan kerja antara untuk mempertahankan posisi keberadaan
perempuan dan laki-laki. perempuan dalam hal kewajiban
Suharto juga membuka kembali perempuan di rumah untuk mengelolah
masuknya modal asing di Indonesia sejak keluarga. Pandangan ini juga dianut dalam
disahkan dan dikeluarkannya UU PMA hukum agama dan hukum-hukum
No.1/1967, hal ini yang secara tidak tradisional yang ada pada sebagian suku-
langsung juga mempengaruhi tujuan suku di Indonesia, dan semakin
adanya pembentukan citra dan penataan dilegalitaskan pemahaman tersebut
identitas pada perempuan di Indonesia, melalui kebijakan dalam negara, dimana
agar nantinya kebijakan negara untuk menyatakan bahwa kebutuhan perempuan
perempuan yang berhubungan dengan berpartisipasi di ruang publik diakui dan
masuknya modal asing di Indonesia tidak hanya dianggap sebagai peran ganda yang
ada penolakan dari masyarakat khususnya dilakukan oleh perempuan, hal ini pertama
jika ada kebijakan yang berhubungan kali dinyatakan secara terbuka dalam
dengan perempuan Indonesia, sebagai Repelita V tahun 1984-1989, yang
upaya kelancaran pembanggunan negara menyatakan bahwa perempuan memiliki
tanpa adanya kontra dari masyarakat, hak yang sama dengan laki-laki, namun

164
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

modernisasi menuntut perempuan mencetak kegiatan Kowani melalui azas


mengambil peran khusus sebagai “inti yang terkandung dalam Panca Dharma
keluarga dan pembawa norma-norma dan Wanita. Upaya pemerintahan Orde Baru
nilai masyarakat.” Isi dokumen tersebut untuk menata perempuan pada
juga menyiratkan bahwa meningkatnya kewajibannya mengurus keluarga tidak
peran ganda perempuan dalam periode berhenti pada proses itu saja, setelah
pembangunan yang lebih luas berarti diperkenalkannya peran ganda secara
meningkatkan pemahaman mereka terselubung pada perempuan sebagai ibu
sebagai ibu dan istri dalam keluarga suatu rumah tangga dan istri, pemerintah juga
masyarakat sesuai dengan pemahaman mempersempit pilihan perempuan hal ini
kodrat dari para kaum konservatif. terjadi pada penilaian tentang siapa
Pada lingkungan sosial dan politik, mereka tergantung pada hirarki suami, hal
peranan perempuan hanyalah dianggap itu terjadi pada istri-istri pegawai negeri
sebagai peranan sekunder dalam sipil dan militer yang didefinisikan dengan
kehidupan bermasyarakat, sedangkan jelas oleh negara. Bagi kaum perempuan
pergerakan perempuan sebelumnya yang kelas menegah dan atas serta selebihnya
tergabung dalam organisasi-organisasi media massa menjalankan peran negara
perempuan yang diarahkan untuk dalam menyebarluaskan tentang citra-
memenuhi tujuan pemerintah pada masa citra ibu rumah tangga dan istri yang
Orde Lama yang menganut sistem terbalut dalam kemasan liberal dan kulit
pluralisme, sedangkan pada masa Orde muka yang mengkilap, hal ini betumpang
Baru organisasi perempuan yang sudah tindih dengan kehidupan perempuan di
ada dijadikan organisasi resmi negara dan wilayah perdesaan yang memiliki
sistem organisasi menganut paham perbedaan yang sangat signifikan dimana
partiakhi. Selama masa Orde Baru perempuan perdesaan harus bekerja keras,
pemahaman keperempuanan disesuaikan menyebabkan kesenjangan antara
untuk memenuhi kepentingan negara, kenyataan sehari-hari dengan program-
secara resmi keperempuanan Indonesia program yang dirumuskan oleh negera
didefinisikan dalam Panca Dharma untuk perempuan Indonesia.
Wanita yang berisikan sebagai berikut; Melalui Kowani awalnya program-
perempuan sebagai “pendamping” laki- program yang ditujukan khusus
laki, sebagai pembawa keturunan dan perempuan itu dijalankan, dengan cara
pendidik bagi anak-anak, pengelola rumah memobilisasi kelompok-kelompok sosial,
tangga, pencari nafkah tambahan dan juga melakukan pelatihan serta mendanai
sebagai warga negara dan anggota organisasi-organisasi perempuan yang
masyarakat. Panca Dharma Wanita telah ada sejak jaman orde lama termasuk
diibaratkan seperti “Pancasila” tetapi Kowani, pasca peristiwa'65 anggota
khusus diperuntukkan bagi perempuan, Kowani banyak di dominasi dari
yang merupakan prinsip-prinsip yang organisasi perempuan Golkar, dan
tertulis yang secara tidak langsung wajib organisasi-organisasi para istri pegawai
diikuti tanpa diberikan kesempatan untuk negeri sipil seperti Dharma Wanita,
mempertanyakan apa tujuan dan fungsi Dharma Pertiwi yang namanya mulai
yang terkandung dalam Panca Dharma dibesarkan. Kedua organisasi ini ada
Wanita. dalam keanggotaan Kowani memiliki
Panca Dharma Wanita ini disahkan hubungan yang erat dengan pemerintah,
secara resmi oleh pemerintah kepada sehingga Kowani menjadi organisasi
Kowani, maka secara resmi juga kowani semi-pemerintahan, dikarenakan banyak
telah berhenti menjadi alat perjuangan dikontrol oleh pemerintah. Setelah pada
independen kaum perempuan, karena tigkat pusat perempuan sudah ditata
membiarkan pemerintah mengontrol dan sedemikian rapinya dalam pergerakan

165
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

maupun peranannya, untuk menyebarkan menyeluruh kepada masyarakat, maka


kontrol pemerintah pada tingkat yang Surat Keputusan Menteri PP & K No.
lebih luas hingga perdesaan maka 27/61/No. A.48008/UU tertanggal 28
dibentuklah sarana untuk perempuan di Agustus 1961 dicabut dan diganti dengan
perkotaan hingga perdesaan maka Surat Keputusan dari Kementerian PP & K
dibentukklah kelompok-kelompok sosial No. 81/ 1963 tertanggal 14 Agustus 1963.
sebagai wadah untuk mengontrol Adanya keputusan tersebut, maka
perempuan dalam golongan masyarakat pendidikan mengenai kesejahteraan
umum pada tingkat bawah di kota maupun keluarga dapat dilakukan dalam skala
di desa. yang lebih luas yakni skala nasional, hal
Gagasan munculnya organisasi ini berfungsi untuk memudahkan
perempuan PKK berawal dari sebuah berkembangnya jaringan pengajaran
seminar Home Economics yang mengenai Pendidikan Kesejahteraan
diselenggarakan oleh Kementrian Keluarga(PKK). Setelah tersusun
Kesehatan dari divisi Pendidikan dan perencanaan dan persiapan pengajaran
Lembaga Gizi Masyarakat yang diadakan untuk skala nasional, melalui beberapa
di kota Bogor, pada tanggal 9-14 instansi pemerintah yang bertugas untuk
september 1957, salah satu topik yang m e n g u r u si m e n g e n a i p e n d i d i k a n
dibahas dalam seminar mengenai usaha kesejahteraan keluarga merekrut tenaga
untuk menunjang peningkatan terlatih dari peserta-peserta yang telah
kesejahteraan masyarakat khususnya di mengikuti seminar Home Economic untuk
daerah pedesaan. Para peserta seminar menjadi pendidik dalam penyebarluasan
terdiri dari perwakilan-perwakilan dari pendidikan kesehatan keluarga meskipun
Kowani, juga organisasi-organisasi sebelumnya telah dipersiapkan pelatih inti
Perempuan yang tergabung dalam pada tahun 1957, tetapi untuk
Kowani, dan beberapa instansi pemerintah perkembangan dalam skala yang lebuh
antara lain;Kementerian P&K, luas maka dilakukan perekrutan pendidik
Kementerian Pertanian, Kementerian pelatihan tersebut. Adanya perencanaan
Penerangan, Kementerian Sosial, yang matang, maka pada tanggal 2 Mei
Kementerian Perburuhan, Kementerian 1962 diresmikan dan sekaligus diadakan
Dalam Negeri, dan lain-lain. pelatihan angkatan pertama pendidikan
Adanya upaya untuk menindaklanjuti kesejahteraan keluarga di pusat pelatihan
mengenai pembahasan dalam seminar PKK di daerah Ragunan, Pasar Minggu
tersebut, dilakukan kesepakatan dan Jakarta. Sejak semula sasaran pendidikan
pernyataan bersama antar organisasi- kesejahteraan keluarga adalah segenap
organisasi perempuan dan instansi- lapisan masyarakat baik pria maupun
instansi pemerintah dalam mengerakkan perempuan, di desa maupun di kota, tetapi
peningkatan kesejahteraan keluarga, maka karena adanya keterbatasan dana maka
tahun 1961 terbitlah SK Menteri P&K No. pendidikan pada tingkat awal difokuskan
27/1961 tentang pembentukan “Panitia pada guru SKKP dan SKKA, yang dalam
Penyusunan Tata Susunan Pelajaran” perkembangannya para guru SKKP dan
ditunjuklah beberapa tokoh perempuan SKKA yang mengikuti pelatihan dapat
untuk menyusun daftar mata pelajaran menyebarkan materi dari pendidikan
yang dianggap sesuai untuk mendidik kesejahteraan keluarga pada masyarakat
masyarakat mengenai kesejahteraan baik laki-laki maupun perempuan.
keluarga, kemudian terciptalah materi Usaha penyebarluasan mengenai
pokok yang berisi 10 program pokok. pendidikan kesejahteraan keluarga
Untuk menyebarluaskan dan mendapat respon yang sangat antusias dari
menetapkan materi tentang Pendidikan berbagai kalangan masyarakat, termasuk
Kesejahteraan Keluarga(PKK), secara dari para pemimpin-pemimpin daerah,

166
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

setelah mengadakan konfrensi di tahun besar dalam kemerdekaan negara sengaja


1960 di Jakarta para Gubernur dilupakan begitu saja melalui moment
menyempatkan mengadakan kunjungan terjadinya kudeta politik tahun 1965 yang
untuk menilik secara langsung PLPKK di mencitrakan bahwa perempuan tidak
Ragunan. Setelah melakukan peninjauan seharusnya berada dalam dunia politik,
langsung PLPKK para gurbenur tertarik wilayah perempuan berada pada ranah
untuk memberikan pendidikan sosial dan budaya. Terjadi depolitisasi
kesejahteraan keluarga pada masyarakat dalam kehidupan perempuan, hal ini
di daerahnya masing-masing, kemudian sengaja dilakukan pemerintah Orde Baru
untuk pertama kalinya Jawa Tengah dengan tujuan untuk memastikan bahwa
menjadi daerah pertama dilaksanakannya kaum perempuan, terutama para
pendidikan kesejahteraan keluarga yang perempuan yang telah terdidik
dilaksanakan pada tahun 1963, Gubernur berorganisasi dan berpolitik di masa
Jawa Tengah mengeluarkan intruksi untuk sebelumnya, mendapatkan ganti dalam
menjalankan pelaksanaan PKK sebagai suatu tempat yang dianggap layak untuk
bagian dari upaya pembanggunan daerah. mengantikan peranannya dalam
Dharma Pertiwi, salah satu organisasi istri pergerakan perempuan sebelumnya
pejabat di Jawa Tengah digerakkan untuk dengan membentuk satu organisasi
menyebarluaskan dan melaksanakan perempuan tunggal dalam masyarakat
prinsip-prinsip PKK. dibawah kontrol negara, hal itu yang
Perkembangan pelatihan PKK di menyebabkan perempuan yang pada
propinsi Jawa Tengah mendapatkan mulanya berperan dalam dunia politik
keberhasilan, yang pada akhirnya mengalami perubahan yang sangat drastis
pelatihan PKK tersebut dijadikan pilot dengan digantikannya dalam progam
proyek nasional dalam program PKK.
pendidikan kesejahteraan keluarga, yang Proses negara dalam upaya untuk
kedepannya akan dilaksanakan pada penataan ruang gerak perempuan juga
propinsi-propinsi lainnya di Indonesia. bersamaan dengan berjalannya upaya
Pada awalnya PKK hanyalah sebuah pemerintah melakukan penataan atas
program pemerintah yang mengajarkan tubuh perempuan, dengan dalih untuk
tentang pendidikan kesejahteraan menyukseskan pembangunan yang di
keluarga kemudian pasca terjadinya dengung-dengungkan dalam Repelita
peristiwa kudeta politik tersebut program pada masa pemerintahan Orde Baru,
tersebut dilembagakan menjadi sebuah dengan cara mengatasi pengendalian
organisasi masyarakat dari kota hingga jumlah angka kelahiran. Persoalan
pelosok desa yang wajib diikuti khususnya mengenai pengendalian kelahiran sudah
oleh para perempuan di Indonesia, yang ada pada masa kolonial pada tahun 1920
digunakan untuk mengantikan organisasi dan 1930-an, pemerintah kolonial Hindia
perempuan Indonesia yang telah ada Belanda mulai dihadapkan dengan
sebelumnya, menjadikannya organisasi masalah kependudukan yang tumbuh
tunggal sebagai upaya untuk menjinakkan dengan cepat dan rendahnya moralitas
kaum perempuan. Agar organisasi seksual. Pemerintah kolonial harus
perempuan yang masih ada hanya menjadi berhadapan dengan berbagai persoalan
gerakan pendukung kebijakan yang yang berhubungan dengan pengendalian
dikeluarkan oleh rezim Orde Baru. kelahiran yang datang dari golongan
Tradisi berpolitik yang ada dalam agama yang menolak pengendalian
pergerakan organisasi perempuan sengaja kelahiran dengan pemakaian alat
dihapuskan, jasa-jasa perempuan dalam kontrasepsi dan juga dianggap tidak
dunia perpolitikan sebelum dan pasca praktis di negara dengan tingkat
kemerdekaan yang juga memiliki andil pendidikan yang rendah, seperti di

167
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

Nusantara. Permasalahan politik, budaya pengendalian populasi, juga tidak ingin


dan ekonomi mempengaruhi ditekan dengan program-program
pengendalian kelahiran di Indonesia, advokasi massa yang akan diidentifikasi
terutama berkaitan dengan aborsi dan dengan amoralitas.
kontrasepsi. Aborsi merupakan salah satu Masa transisi pemerintah setelah
tindak pidana dan kontrasepsi dibatasi kudeta dan kontra-kudeta pada tahun
oleh peraturan impor dan praktek medis. 1965-1966 menjadi penanda penting
Pemikiran yang dimiliki oleh munculnya hubungan antara politik dan
masyarakat, ternyata satu pandangan Keluarga Berencana di Indonesia. Sejarah
dengan pemikiran Presiden Soekarno menunjukkan bahwa Presiden Soekarno
yang dengan berani menolak untuk melarang adanya program keluarga
melembagakan program pengendalian berencana, sedangkan di bawah Orde
penduduk dan menyatakan bahwa Baru, Presiden Suharto menandatangani
Indonesia dapat mendukung populasi Deklarasi On Population para pemimpin
ganda. Soekarno beradu argumen dengan dunia mengenai populasi pada tahun 1967.
Louis Fischer mengenai pengendalian Setelah melakukan penandatanganan
penduduk ketika mereka mengunjungi deklarasi tersebut, presiden Suharto
kompleks kumuh militer, lingkungan segera melakukan tindakan-tindakan
miskin, dan desa-desa di Jawa, Bali dan untuk menjalankan program KB di
Sulawesi. Fischer menemukan bahwa Indonesia, pemerintah melalui PKBI
kemiskinan tercermin dalam keletihan banyak melakukan penelitian dengan
para ibu muda dengan banyak anak, melakukan survey secara langsung
sementara Soekarno menunjuk pada tentang pendapat masyarakat mengenai
perempuan yang sama sebagai model jumlah yang ideal memiliki anak dalam
kekuatan, keindahan, dan ketahanan. satu keluarga, hasil survey terebut
Fischer tidak mampu meyakinkan sebagian para responden menjawab
Soekarno dengan menggunakan argumen memiliki 4 orang anak merupakan
berdasarkan hubungan antara keluarga ideal. Presiden Suharto
pertumbuhan penduduk dan kemudian membentuk lembaga keluarga
pembangunan ekonomi, namun Soekarno berencana (LKBN) di tahun 1969, sejak
dapat menerima argumen tentang perencanaan Repelita I pada tahun 1969
membatasi jarak kelahiran untuk program KB sudah menjadi bagian utama
melindungi kesehatan ibu, mengurangi strategi yang dilakukan pemerintah dalam
beban keluarga dan mengurangi angka menyelesaikan masalah kelaparan dan
kematian dari ibu dan anak. Namun, kemiskinan di Indonesia.
presiden menolak mendukung Pemerintah Orde Baru bersikap sangat
pengendalian kelahiran dengan hati-hati dalam mendesak rakyatnya untuk
menggunakan alat kontrasepsi atau pil anti menjalankan program KB, maka agar
hamil. Dalam pemikirannya, Soekarno tidak menimbulkan kontra dari
berpikir bahwa pemakaian alat masyarakat. PKBI berperan penting dalam
kontrasepsi memiliki hubungan erat meluaskan pelaksanaan program KB pada
terkait dengan kelemahan moral yang tahap awal, PKBI dibawah lembaga
beliau lihat dalam masyarakat Barat. LKBN melakukan penyuluhan mengenai
Sukarno memahami masalah kesuburan pembatasan kelahiran di daerah-daerah di
dan kesehatan perempuan secara pribadi seluruh wilayah di Indonesia, tetapi
maupun dalam konteks teoritis. Meskipun akhirnya pada tahun 1970 LKBN dilebur
demikian, sebagai presiden, Soekarno menjadi BKKBN(Badan Koordinasi
tidak ingin menerima saran secara Keluarga Berencana Nasional) dan
mentah-mentah dari orang asing tanpa bertanggung jawab langsung kepada
melihat keadaan Indonesia mengenai Presiden. Peleburan menjadi BKKBN itu

168
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

terjadi karena program KB telah menjadi yang menjadi tantangan terbesar untuk
Program Nasional yang telah meluas menarik minat perempuan dalam
kesepuluh propinsi lainnya di luar pulau menggunakan alat kontrasepsi yakni
jawa dan Bali yang telah tertulis dalam kenyataan bahwa perempuan Indonesia
Repelita I, dilain pihak terjadinya secara tradisional telah memiliki cara-cara
peleburan dalam wadah yang lebih besar, tersendiri untuk membatasi angka
dikarenakan program KB mendapatkan kelahiran dengan cara melakukan puasa
dukungan dana Asing dari UNFPA(United bersenggama(yang sekarang sering
Nations Fun For Population Activities) dikenal dengan KB tanggalan),
dan IPPF( International Planned memperpanjang waktu menyusui, dan
Parenthood Federation) pada tahun 1971. meminum ramuan tradisional yakni jamu,
Program KB di Indonesia juga tetapi hal ini dapat di atasi dengan cara
menarik perhatian pengusaha perusahaan pentuluhan-penyuluhan yang diadakan
alat kontrasepsi yang ternama, Norplant dengan lebih menekankan pada
untuk menjadikan Indonesia sebagai pentingnya KB sebagai langkah
tempat yang tepat untuk dijadikan sebagai modernisasi dalam keluarga, dengan
sarana percobaan untuk melakukan uji menerima penggunaan alat kontrasepsi
coba alat kontrasepsi sebelum diedarkan modern dan meninggalkan tradisi lama
secara meluas di seluruh negara, maka tentang cara mengendalikan angka
perusahaan Norplant memberikan kelahiran, juga membentuk keluarga kecil
bantuan alat kontrasepsi jenis susuk untuk yang dicitrakan sebagai bentuk kemajuan
program KB untuk dipergunakan di pemikiran.
Indonesia. Setelah masuknya produk Semakin gencarnya kampanye
norplant masuk ke Indonesia, sekitar 50% penggunaan alat kontrasepsi dalam
perempuan Indonesia menjadi konsumen program KB yang dilakukan oleh
produksi Norplant, tetapi kampanye pemerintah, semakin banyaknya cara yang
penggunaan alat kotrasepsi susuk norplant dilakukan untuk mensukseskan program
tidak diimbangi dengan pengetahuan yang KB dengan tujuan dalam mencapai target
luas dari petugas medis yang yang telah ditargetkan, dari upaya yang
memasangkan KB susuk mengenai dilakukan oleh instansi pemerintah yang
perawatan pasca penggunaan susuk, melakukan penyuluhan dengan
tentang masa keefektifan penggunaan mengunakkan media film untuk menarik
susuk dan adanya efek samping yang para peminat akseptor yang terjadi pada
mempengaruhi kesehatan organ-organ tahun 1975, selain pada media film
reproduksi perempuan, sedangkan mereka sedangkan pada tingkat desa juga
hanya terlatih hanya untuk melakukan dilakukan upaya untuk kelancaran dan
penanaman susuk. keberhasilan program KB dengan cara
Hal itu juga ternyata terjadi tak hanya memberikan tanda dengan membunyikan
pada alat kontrasepsi susuk saja tentang kentongan yang ada di desa-desa tiap jam
pengetahuan paramedis yang terbatas, 6 sore sebagai tanda waktu bagi para ibu
juga terjadi dalam beberapa macam alat untuk minum pil anti hamil dalam rangka
kontrasepsi yang digunakan dalam kesuksesan program keluarga berencana
program KB, yang mereka lakukan hal ini dilakukan di desa Banyuwangi dan
hanyalah memberikan informasi program Situbondo. Segala cara dilakukan untuk
KB sebagai fungsi untuk mengendalikan menata tubuh perempuan hingga
angka kelahiran guna mensukseskan mengesampingkan hak-hak asasi
pembanggunan negara, dan setiap peserta perempuan, hal itu dijalankan dengan
KB mendapatkan gelar sebagai pahlawan alasan untuk mengatasi dan
pembanggunan. mengendalikan angka pertumbuhan
Dalam perkembangan program KB, penduduk dengan dalih untuk

169
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

kesejahteraan kehidupan rakyat Wanita, dan PKK. Kegiatan Safari KB


Indonesia, tidak hanya berbagai tindakan sering diselenggarakan pada hari-hari
yang dilakukan pemerintah untuk besar nasional, seperti Hari Peringatan
mensukseskan program KB tetapi juga, Kemerdekaan, Hari Ibu, hingga Hari
pemerintah juga menyediakan banyak Angkatan Bersenjata. Kegiatan Safari KB
pilihan alat kontrasepsi dalam program ini sering mendapatkan sorotan dari media
KB untuk menarik minat para kaum ibu sebagai media propaganda kesuksesan
untuk tertarik, yakni IUD, susuk, pil KB, program KB untuk menunjang
hingga permen anti hamil berbentuk pembanggunan negara. Dalam institusi
perangko yang cara mengkonsumsinya ABRI kegiatan Safari KB masuk dalam
dengan cara dijilai. program ABRI masuk desa, yang dimana
Keintesifan pemerintah dalam didalam institusinya ABRI telah
mensukseskan program KB berada diluar menyediakan unit khusus untuk
kewajaran hak negara untuk mengatur menanggani KB, yang dijadikannya
rakyatnya, pemerintah mendesak dengan program KB dalam sebuah operasi militer
cara mewajibkan rakyat, khusunya para yang disebut dengan KB-Kesehatan
ibu untuk mengikuti program KB dalam ABRI. ABRI dijadikan alat oleh
pemakaian alat kontrasepsi, hal ini pemerintah untuk mensukseskan program
pemerintah telah mengatur lebih dalam KB sesuai dengan target yang harus di
hingga ke ranah pribadi hak asasi dari capai, didalam benak mereka ditanamkan
rakyatnya, ketidakwajaran itu terlihat bahwa kesuksesan program KB menjadi
adanya target terhadap calon akseptor, hal bagian tanggung jawab mereka untuk
ini dijadikan ladang keuntungan bisnis dapat mencapai masyarakat yang aman
untuk menarik investor asing agar mau dan makmur.
memberikan investasinya ke Indonesia. Pada awal pelaksanaannya, safari
Sarana yang ditawarkan oleh diawali dengan pertemuan antara kepala
pemerintah dengan adanya pemberian desa, dokter, petugas BKKBN, dan aparat
dana pinjaman bagi akseptor baru, kurang keamanan untuk merancang kegiatan dan
berhasil meyakinkan para ibu-ibu untuk menentukan tim yang akan bergerak untuk
menerima alat kontrasepsi modern, hingga merekrut calon akseptor. Melalui institusi
diambillah strategi baru untuk negara yang berada di lingkup kecil yakni
mensukseskan penataan tubuh perempuan PKK, yang dimulai dari anggota PKK
melalui program KB dengan melibatkan yang melakukan penjemputan calon
aparat keamanan yang diberi nama Safari akseptor dari rumah ke rumah untuk
KB, meskipun keterlibatan aparat dibawa ke Balai Desa/RW, jika penduduk
keamanan telah ada di tahun-tahun yang didatangi khususnya para kaum ibu-
sebelumnya, hanya melakukan ibu menolak untuk datang dan terlibat
pengamanan dalam kegiatan KB dalam program ini maka melalui tindakan
sedangkan keterlibatannya saat ini lebih kekerasan scara psikis aparat akan datang
terbuka dan secara meluas yang terjadi untuk memaksa mereka ikut serta.
pada tahun 1980, safari KB menjadi Pemaksaan yang dilakukan aparat ini talah
pendekatan baru dalam upaya peningkatan melanggar hak asasi manusia, dibeberapa
jumlah akseptor. Pendekatan safari KB ini tempat aparat keamanan juga sering
menjadi sangat efisien untuk pemerintah melakukan kekerasan secara verbal
dengan jangkauan wilayah yang luas dan melalui penuduhan terhadap mereka yang
dengan waktu yang cepat mendapatkan menolak mengikuti program KB sebagai
ribuan akseptor tiap hari. Kegiatan ini PKI atau komunis. Sedangkan untuk
banyak melibatkan institusi pemerintah wilayah-wilayah lain yang tidak sempat
selain aparat negara ABRI dan Polri juga untuk dijangkau safari KB, untuk
antara lain BKKBN, Korpri, Dharma mendapatkan calon akseptor baru

170
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

dilakukan dengan cara menjemput secara Sebelum KB dan PKK disahkan


paksa warga tidak hanya dilakukan oleh dalam sebuah kebijakan di Indonesia,
aparat keamanan, masyarakat sipil pun perempuan Indonesia dengan bebas
ikut terlibat juga dalam melakukan mengaktualisasikan kehidupannya sesuai
tindakan pemaksaan bersikap seperti dengan pemikirannya, tanpa
seorang militer, tindakan kekerasan yang mengesampingkan kodratnya sebagai
telah dilakukan tidak dihiraukan dianggap perempuan, hal itu terlihat pada masa
hal itu sesuatu yang wajar terjadi, hal ini pergerakan nasional hingga masa
sengaja dilakukan untuk mendapatkan kemerdekaan. Pada proses untuk
calon akseptor dikarenakan keberhasilan mencapai kemerdekaan peranan
pembanggunan suatu wilayah dinilai dari perempuan terlihat dalam segala aspek
kuantitas dari keberhasilan mendapatkan kehidupan baik sosial maupun politik.
akseptor baru dalam jumlah yang besar. Melalui sebuah peristiwa kudeta
Jika suatu wilayah berhasil politik yang sering disebut dengan Gestok/
mendapatkan akseptor baru dalam jumlah G30S, merupakan awal dari penghancuran
besar Departemen Dalam Negeri secara peranan perempuan di Indonesia dan
rutin memberikan penghargaan kepada merupakan awal lahirnya kebijakan
wilayah tersebut dan pemimpin daerah penataan tubuh dan gerak perempuan.
mendapat promosi jabatan yang lebih Kebijakan tersebut memiliki nilai yang
tinggi, dengan adanya tindakan sangat penting, negara
kekerasaan dalam upaya untuk kesuksesan mengkonstruksikan perempuan dalam
penataan tubuh perempuan melalui sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh
program KB, pemerintah telah melanggar pemerintah. Kebijakan atas penataan
kewajibannya untuk menjamin Hak Asasi tubuh dan gerak perempuan memiliki
bagi rakyatnya khusunya kepada para nilaki yang sangat penting, meski
kaum perempuan, melalui kekerasan yang dianggap sesuatu yang remeh, tetapi dapat
telah dilakukan negara, akhirnya merubah tatanan kehidupan dalam
kesuksesan pelaksanaan program KB masyarakat. Hal itu sengaja dilakukan
tercapai sesuai target yang ditentukan. oleh pemerintahan masa Orde Baru pada
Sehingga pada tahun 1983 telah mencapai masa awal kepemimpinanya, yang
jumlah tertinggi dalam proses pelaksanaan bertujuan untuk melakukan korporasi
program KB yang terdapat dalam Pelita terhadap pergerakan perempuan hanya
III, yang terlihat dari peningkatan jumlah dalam satu organisasi sosial. Pemerintah
tim medis yang berfungsi untuk orde baru berpikir keras dan
menunjang dengan cepat pencapaian memeperhitungkan betul peranan apa
target dalam pelaksanaan program KB. yang tepat bagi kaum perempuan
Indonesia, agar nantinya tidak
Kesimpulan menghambat kinerja pemerintah yang
Negara memiliki peranan besar akan dijalankan oleh masa Orde Baru.
terhadap pembentukan suatu tatanan Pada tahun 1968 hingga 1983
dalam kehidupanrakyatnya. Melalui merupakan masa-masa yang paling
kebijakan, negara mengatur kehidpan penting dalam perubahan kehidupan
rakyatnya, pengaruh kebijakan dapat perempuan di Indonesia, dimana pasca
terlihat dari adanya perubahan dalam terjadi terjadi kudeta politik hingga
kehidupan rakyatnya. Maju atau tidaknya pergantian kepemimpinan negara
suatu negara terletak pada keputusan merupakan masa transisi dimana sangat
negara dalam mengeluarkan kebijakan, menentukan keberhasilan pemerintah
kebijakan tersebut dikeluarkan untuk Orde Baru dalam menata tubuh dan gerak
kepentingan rakyatnya atau hanya untuk perempuan dengan cara menerapkan
kepentingan beberapa golongan kebijakan PKK dan KB di Indonesia.

171
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983

Mulai dijalankannya kebijakan tersebut Majalah:


pada perempuan, ternyata memiliki aruh Majalah Keluarga, No.1 Desember 1952
yang besar terhadap perubahan kehidupan
pere di Indonesia. Perempuan tak lagi Majalah Wanita, No 5 25 September 1965
bebas mengtualisasikan dirinya sesuai
dengan kehendaknya, semua diatur oleh Buku:
negara sampai pada hak pribadi mereka Cora Vreede-De Stuers. 2008. Sejarah
sebagai seorang perempuan. perempuan Indonesia : Gerakan
Pemerintah menciptakan kesadaran dan Pencapaian. Jakarta:
semu dalam proses pembentukan Komunitas Bambu.
kebijakan atas penataan tubuh dalam KB
dan kebijakan penataan gerak dalam Harsutejo. 2010. Kamus Kejahatan Orde
PKK, meski kebijakan ini tidak secara Baru, Jakarta :Komunitas Bambu.
menyeluruh dilaksanakan oleh kaum
perempuan tapi sebagian besar perempuan 2009. Suara Perempuan Tragedi'65.
Indonesia melaksanakan kebijakan Yogyakarta: Galangpress.
tersebut, dikarenakan mayoritas penduduk
di Indonesia terletak dalam golongan Julia Suryakusuma. 2010. Agama, Seks,
menegah dan menengah kebawah. Pada dan Kekuasaan. Jakarta: Komunitas
proses penataan ini dibuat natural terejadi, Bambu.
menciptakan pandangan bahwa kebijakan
ini dibuat karena atas dasar kebutuhan dari Komnas Perempuan. 2009. Kita Bersikap:
masyarak sendiri. Kebijakan ini tetap Empat Dasawarsa Kekerasan
berjalan hingga sekarang dan menjadi Terhadap Perempuan dalam
sebuah kewajiban dalam kehidupan Perjalanan Berbangsa. Jakarta:
perempuan. Komnas Perempuan.

Saskia E. Wierenga. 2009. Penghancuran


DAFTAR PUSTAKA
Gerakan Perempuan Indonesia.
Arsip:
Jakarta: Kalyanamitra.
Arsip Nasional Republik Indonesia
No.319 Keputusan Presiden tentang
Repelita I Periode 1968.

172

Anda mungkin juga menyukai