Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan PKK dan KB Tahun 1968-1983
Author :
Vitriyana Kusuma Dewi |
Fakultas Ilmu Budaya
Gayung Kasuma |
Fakultas Ilmu Budaya
Abstract
This Jounal examines women's identity on setup of the new order in the years 1968-1983. Policy PKK and KB was
originally formed to control the movement of women in the political space. This policy eventually became a very important
thing, it is used as a tool of state control. This Study can be seen that the state policy is not always for the welfare and the
interest of society. Legitimasi of power as a tool for personal or groupinterest, and the exclusion of the right of its people
first commit acts of violence to implement policies that have been ancted.
Daftar Pustaka :
1. Cora Vreede-De Stuers, (2008). Sejarah perempuan Indonesia . Jakarta : Komunitas Bambu
2. Saskia E. Wierenga, (2009). Penghancuran Gerakan Perempuan Indonesia.. Jakarta : Kalyanamitra
Abstrak
Jurnal ini mengkaji tentang penataan identitas perempuan pada masa orde baru di
tahun 1968-1983. Kebijakan PKK and KB pada awalnya dibentuk untuk
mengontrol gerak perempuan dalam ruang politik.ev Pada akhirnya kebijakan ini
menjadi hal yang sangat penting, digunakan sebagai alat kontrol negara.
Penelitian ini dapat diketahui bahwa kebijakan negara tidak selamanya untuk
kesejahteraan dan kepentingan masyarakatnya. Legitimasi kekuasaan dijadikan
alat untuk kepentingan masyarakatnya. Legitimasi kekuasaan dijadikan alat
untuk kepentingan pribadi atau beberapa golongan, dan mengkesampingkan hak-
hak rakyatnya terlebih melakukan tindakan kekerasan untuk menjalankan
kebijakan yang telah disahkan. Pada periode tersebut merupakan masa transisi
dalam kehidupan perempuan Indonesia
Abstract
This Jounal examines women's identity on setup of the new order in the years 1968-
1983. Policy PKK and KB was originally formed to control the movement of
women in the political space. This policy eventually became a very important
thing, it is used as a tool of state control. This Study can be seen that the state policy
is not always for the welfare and the interest of society. Legitimasi of power as a
tool for personal or groupinterest, and the exclusion of the right of its people first
commit acts of violence to implement policies that have been ancted.
157
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
158
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
159
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
bangsawan seperti Dewi Sartika dan itu belum terlahir sebagai sebuah realitas,
adapun pula sekolah Kartini yang tetapi untuk membebaskan tanah leluhur,
didirikan oleh pihak swasta, pemerintah gunung-gunung, bukit, sungai, pulau dan
Hindia Belanda juga mendirikan sekolah rakyatnya dari Belanda, yang masih
kelas bawah yang bersifat umum di bersifat kedaerahan yang terjadi pada
Indonesia, hal tersebut mendapat akhir abad 19.
tanggapan yang positif yang terlihat dari Pergerakan perempuan di Jawa
banyak para orang tua yang mengijinkan mulanya hanya gerak orang seorang,
dan menyuruh anak-anaknya, yang sebagai aksi dari beberapa orang
terlebih kepada anak perempuannya untuk perempuan maupun sendiri-sendiri, tidak
pergi kesekolah, menjadikan semakin dalam susunan perkumpulan.(A.K
meningkatnya taraf kehidupan Pringodigdo, 1994:5)Awalnya pergerakan
perempuan, namun bukanlah dilihat dari perempuan untuk memperjuangkan dan
banyaknya jumlah murid perempuan yang mempertinggi kedudukan sosial, sebagai
bersekolah yang mempengaruhi lahirnya gerak perbaikan kedudukan dalam hidup
kebangkitan dana kemajuan perempuan keluarga, menentang poligami dan
Indonesia, melainkan karena adanya perkawinan. Usaha perempuan
usaha dari beberapa perempuan yang bangsawan untuk kemajuan para
dapat bekerja secara bebas dan mengubah perempuan mendapat perhatian dari
pola pikir masyarakat dan mempengaruhi organisasi pemuda salah satunya yakni
kebijakan pemerintah tentang pendidikan Budi Utomo, dengan bantuan Budi Utomo
modern. Hal itu yang membuat terus di tahun 1912 berdiri organisasi
bertambah jumlah para perempuan perempuan Putri Mardika, organisasi itu
terdidik, yang banyak melahirkan didirikan untuk tujuan memajukan
perkembangan baru seperti mulai banyak pengajaran anak-anak perempuan,
muncul perkumpulan-perkumpulan menumbuhkan sikap yang merdeka, tegas
perempuan yang sederhana hingga dan melepaskan tindakan malu-malu yang
perempuan yang terorganisir yang melewati batas. Pergerakan yang
tergabung dalam organisasi. Organisasi dilakukan untuk kemajuan perempuan
yang didirikan bertujuan untuk dilakukan dengan cara perlahan-lahan dan
meningkatkan pendidikan bagi kaum tidak ada cara penyerangan, seperti pada
perempuan dan kerja sosial. masa pergerakan perempuan pertama.
Masa pencerahan datang akibat Putri Mardika berkembang dengan pesat,
adanya pendidikan barat dan bahan bacaan setelah setahun didirikan organisasi ini
yang membahas tentang pergerakan mampu menerbitkan surat kabar
bangsa barat yang tertulis dalam bahasa mingguan sebagai media propaganda,
Belanda dan Inggris yang akhirnya dapat yang membahas seputar permasalahan
membuka pikiran kaum terpelajar poligami dan pernikahan dini yang
Indonesia yang dapat menggugah dialami oleh perempuan jawa. Perubahan
semangat para pemuda untuk berkumpul, keadaan menjadi lebih baik seiring
bicara, berdiskusi dan menentukan sikap. berjalannya waktu dengan meningkatnya
Kemudian di tahun 1908 lahir dan kesadaran akan pentingnya pendidikan
terbentuknya organisasi Budi Utomo. bagi perempuan Jawa, mulai
Namun, jauh sebelum sejumlah priyayi berkembangnya perkumpulan-
terdidik Jawa mengumumkan tentang perkumpulan perempuan di Indonesia
pergerakan dan perjuangan nasional dalam ruang lingkup yang lebih luas yang
melalui perangkat modern yakni disebut dengan organisasi.
organisasi, perjuangan melawan Belanda Tujuan didirikannya organisasi
telah ada di mana-mana, tetapi bukan untuk menuju kesadaran perempuan
untuk pembebasan Indonesia, karena hal Indonesia dan mempersatukan kaum
160
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
161
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
terwujud dalam fase sosialis yang akan khawatir akan kabar bohong yang beredar
mengikuti proses nasionalis, untuk itu dalam masyarakat.
para perempuan harus aktif dan turut ikut Pada tanggal 10 Oktober 1965 atas
maju di barisan depan dalam pergerakan perintah Suharto mulai melakukan
revolusi nasional untuk mempertahankan tindakan penjarahan dan pembantaian
kemerdekaaan dan kepada para kaum laki- secara besar-besaran pada anggota PKI,
laki harus dapat mengontrol egonya dan sedangkan pada Gerwani mereka
mengajak kaum perempuan untuk melakukan penangkapan paksa, dianiaya,
berjuang sebagai roda pasangan kereta diperkosa, dibunuh dan sekaligus
perangnya, sayap kedua garuda nasional disebarkannya kampanye fitnah seksual
kita. Pergerakan perempuan yang sempat melalui radio dan surat kabar tentang
terhenti pada masa pendudukan Jepang pembunuh keenam jenderal dengan
dibangun kembali dan beberapa organisasi memberitakan bahwa secara khusus
membentuk federasi berorientasi nasional Gerwani telah ikut serta dalam
dalam sebuah Kongres. Kongres diadakan pembunuhan tersebut, dengan cara
untuk menata kembali pergerakan mereka menari-menari dengan
perempuan yang sempat terhenti, usaha mengenakan pakaian seronok sebelum
yang dilakukan perempuan pasca koloni melakukan pembunuhan hingga akhirnya
jepang lebih berkembang dalam proses para jendral itu mati terbunuh. Akibat
utuk memperoleh kemerdekaan hingga adanya kampanye fitnah seksual yang
perempuan berperan aktif dalam politik di beredar pada masyarakat dalam surat
Indonesia.Hal ini tidak berlangsung lama kabar maupun televisi terhadap Gerwani
setelah terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan para perempuan Indonesia
dilakukan oleh Suharto pada tanggal 1 mulai mengalami dilema akan identitas
Oktober 1965, terjadi kudeta politik menjadi perempuan Indonesia, cara ini
tersebut diawali dengan adanya sengaja dilakukan oleh Suharto untuk
pembunuhan enam jenderal dan seorang kepentingan merebut kekuasaan dari
letnan, dan jasadnya di buang dalam tangan Sukarno, bukanlah pekerjaan yang
sumur yang sekarang dikenal dengan mudah untuk melengserkan Sukarno dari
nama Lubang Buaya, tempat pembuangan kursi kepresidenan dan kemudian Kowani
jasad tersebut tidak jauh dari lapangan juga mengadakan kongres pada 29
tempat latihan baru untuk para Oktober 1965, dengan agenda memecat
sukarelawan kampanye Ganyang keanggotaan Gerwani dari Kowani, dan
Malaysia, yang pada waktu itu dengan memecat ketua Kowani yakni Ny.
sengaja diperintahkan kepada anggota Subandrio yang dianggap bagian dari PKI.
PKI dan Gerwani untuk mengadakan Kampanye fitnah yang ditujukan terhadap
latihan di Lubang Buaya. Hal ini yang Gerwani dan PKI bukan saja untuk untuk
mengakibatkan munculnya kampanye merubah kekuasaan sebenarnya, tetapi
fitnah yang ditujukan kepada PKI dan juga memberikan landasan ideologi bagi
Gerwani yang dituduh sebagai pembunuh kekuasaan rezim militer Orde Baru, hal ini
keenam Jenderal tersebut, mereka yang kemudian dijadikan untuk legitimasi
merupakan kelompok politik yang pemerintah Suharto untuk merebut
memiliki pengaruh penting dan memiliki kekuasaan dari Sukarno dengan
massa yang besar. Melalui media cetak menjadikan PKI dan Gerwani sebagai
dan elektronik pembunuhan keenam penghianat terhadap negara.(Saskia E.
jendral tersebut di publikasikan dan Wierenga, 1999: 150) Kampanye fitnah
menuduh Gerwani dan PKI sebagai pelaku ini merupakan suatu jalan keluar yang tak
pembunuhannya, semakin beredarnya dapat terhindarkan dari ketegangan yang
kabar yang beredar mengenai hal itu menumpuk di masyarakat Indonesia,
membuat para anggota Gerwani dan PKI dalam kampanyenya bukan hanya berhasil
162
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
163
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
164
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
165
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
166
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
167
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
168
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
terjadi karena program KB telah menjadi yang menjadi tantangan terbesar untuk
Program Nasional yang telah meluas menarik minat perempuan dalam
kesepuluh propinsi lainnya di luar pulau menggunakan alat kontrasepsi yakni
jawa dan Bali yang telah tertulis dalam kenyataan bahwa perempuan Indonesia
Repelita I, dilain pihak terjadinya secara tradisional telah memiliki cara-cara
peleburan dalam wadah yang lebih besar, tersendiri untuk membatasi angka
dikarenakan program KB mendapatkan kelahiran dengan cara melakukan puasa
dukungan dana Asing dari UNFPA(United bersenggama(yang sekarang sering
Nations Fun For Population Activities) dikenal dengan KB tanggalan),
dan IPPF( International Planned memperpanjang waktu menyusui, dan
Parenthood Federation) pada tahun 1971. meminum ramuan tradisional yakni jamu,
Program KB di Indonesia juga tetapi hal ini dapat di atasi dengan cara
menarik perhatian pengusaha perusahaan pentuluhan-penyuluhan yang diadakan
alat kontrasepsi yang ternama, Norplant dengan lebih menekankan pada
untuk menjadikan Indonesia sebagai pentingnya KB sebagai langkah
tempat yang tepat untuk dijadikan sebagai modernisasi dalam keluarga, dengan
sarana percobaan untuk melakukan uji menerima penggunaan alat kontrasepsi
coba alat kontrasepsi sebelum diedarkan modern dan meninggalkan tradisi lama
secara meluas di seluruh negara, maka tentang cara mengendalikan angka
perusahaan Norplant memberikan kelahiran, juga membentuk keluarga kecil
bantuan alat kontrasepsi jenis susuk untuk yang dicitrakan sebagai bentuk kemajuan
program KB untuk dipergunakan di pemikiran.
Indonesia. Setelah masuknya produk Semakin gencarnya kampanye
norplant masuk ke Indonesia, sekitar 50% penggunaan alat kontrasepsi dalam
perempuan Indonesia menjadi konsumen program KB yang dilakukan oleh
produksi Norplant, tetapi kampanye pemerintah, semakin banyaknya cara yang
penggunaan alat kotrasepsi susuk norplant dilakukan untuk mensukseskan program
tidak diimbangi dengan pengetahuan yang KB dengan tujuan dalam mencapai target
luas dari petugas medis yang yang telah ditargetkan, dari upaya yang
memasangkan KB susuk mengenai dilakukan oleh instansi pemerintah yang
perawatan pasca penggunaan susuk, melakukan penyuluhan dengan
tentang masa keefektifan penggunaan mengunakkan media film untuk menarik
susuk dan adanya efek samping yang para peminat akseptor yang terjadi pada
mempengaruhi kesehatan organ-organ tahun 1975, selain pada media film
reproduksi perempuan, sedangkan mereka sedangkan pada tingkat desa juga
hanya terlatih hanya untuk melakukan dilakukan upaya untuk kelancaran dan
penanaman susuk. keberhasilan program KB dengan cara
Hal itu juga ternyata terjadi tak hanya memberikan tanda dengan membunyikan
pada alat kontrasepsi susuk saja tentang kentongan yang ada di desa-desa tiap jam
pengetahuan paramedis yang terbatas, 6 sore sebagai tanda waktu bagi para ibu
juga terjadi dalam beberapa macam alat untuk minum pil anti hamil dalam rangka
kontrasepsi yang digunakan dalam kesuksesan program keluarga berencana
program KB, yang mereka lakukan hal ini dilakukan di desa Banyuwangi dan
hanyalah memberikan informasi program Situbondo. Segala cara dilakukan untuk
KB sebagai fungsi untuk mengendalikan menata tubuh perempuan hingga
angka kelahiran guna mensukseskan mengesampingkan hak-hak asasi
pembanggunan negara, dan setiap peserta perempuan, hal itu dijalankan dengan
KB mendapatkan gelar sebagai pahlawan alasan untuk mengatasi dan
pembanggunan. mengendalikan angka pertumbuhan
Dalam perkembangan program KB, penduduk dengan dalih untuk
169
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
170
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014
171
Perempuan Masa Orde Baru: Studi Kebijakan Pkk dan Kb Tahun 1968-1983
172