Anda di halaman 1dari 21

REPRESENTASI PEREMPUAN JEPANG MODERN

MELALUI TOKOH LIMI NARA DALAM SERIAL


FOLLOWERS DENGAN TEORI FEMINISME LIBERAL

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:
IRMA SULISTYANINGRUM
185110200111016

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


JURUSAN BAHASA & SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi Sarjana berjudul


REPRESENTASI PEREMPUAN JEPANG MODERN MELALUI TOKOH LIMI
NARA DALAM SERIAL F O L L O W E R S : K AJ I A N F E M I N I S M E L I B E R A L
a ta s na m a I RM A SULISTYANINGRUM telah disetujui oleh Dewan Penguji
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra.

Tanggal Ujian: 05 Juli 2022

YOHANES PADMO ADI NUGROHO, S.S., M.HUM., Ketua/


Penguji
NIP. 198808192019031008

Ni Made Savitri Paramita, M.A., Anggota/


Pembimbing
NIP. 2016118601182001

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik

Nanang Endrayanto, M.Sc. NIP.


19740823 200212 1 001
REPRESENTASI PEREMPUAN JEPANG MODERN
MELALUI TOKOH LIMI NARA DALAM SERIAL
FOLLOWERS DENGAN TEORI FEMINISME LIBERAL

Irma Sulistyaningrum
185110200111016

ABSTRAK

Perbedaan antara peran perempuan Jepang modern dan masa lalu terlihat
jelas, karena perempuan Jepang pada masa lalu dikonstruksikan dengan
pernikahan dan memiliki anak saja. Akan tetapi, kini perempuan Jepang diberikan
kebebasan untuk berperan di sektor publik dan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi di masyarakat tanpa bergantung dengan lawan jenis. Penelitian ini
mengkaji bagaimana perempuan Jepang modern berperan di masyarakat dengan
menggunakan objek penelitian tokoh Limi Nara dari serial Followers. Metode
penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah metode penelitian
deskriptif.

Data yang dianalisis berasal dari transkripsi dialog dan adegan yang
memperlihatkan bagaimana Limi Nara menggambarkan perempuan Jepang
modern. Peneliti menggunakan teori Feminisme Liberal oleh Susan Wendell
(1987) dan teori Mise-en-Scène untuk menganalisis data. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa Limi Nara merepresentasikan perempuan Jepang modern
yang memiliki kebebasan dalam tubuhnya sendiri, kegigihannya untuk tidak
menyerah di dunia karir, dan kemampuannya untuk menyemangati sesama
perempuan agar memanfaatkan kebebasan mereka yang tidak ditemukan di
Jepang pada masa lalu.

Kata Kunci: Feminisme liberal, patriarki, diskriminasi

1
Pendahuluan

Peran perempuan di masyarakat yang dibatasi merupakan akibat dari sistem


patriarki yang membuat perempuan menduduki posisi yang lebih inferior
dibandingkan laki-laki di hierarki sosial. Patriarki adalah pandangan yang
melahirkan adanya persepsi gender bahwa laki-laki dan perempuan memiliki sifat
yang berbeda, sehingga laki-laki memiliki dominasi untuk mendapatkan
penghargaan, penghormatan dan menjaga kewibawaannya (Israpil, 2017:142).
Akibatnya, perempuan menjadi pihak yang rentan mengalami tindakan
diskriminasi, terlebih di dunia kerja. Berdasarkan riset mengenai diskriminasi
pada karyawan hamil yang dilakukan oleh EHRC (Equality and Human Rights)
pada tahun 2010, sebanyak 10 persen karyawan perempuan mengalami
diskriminasi ketika hamil dan setelah menggunakan cuti hamil. Diskriminasi
terhadap perempuan dalam kehidupan sehari-hari menjadi latar belakang
munculnya feminisme untuk mendukung hak perempuan.

Feminisme adalah konsep yang dapat mencakup ideologi dan gerakan


perubahan sosial politik berdasarkan analisis kritis terhadap hak istimewa laki-laki
dan subordinasi perempuan dalam masyarakat tertentu (Offen, 1988:151). Untuk
membantu mengenalkan ideologi feminisme ke masyarakat, maka ada beberapa
hal yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi
menggunakan media. Hal itu membantu tujuan feminisme tersebar ke berbagai
masyarakat di dunia, salah satunya Jepang. Jepang sendiri masih termasuk ke
dalam negara dengan tingkat diskriminasi pada perempuan yang tinggi.
Berdasarkan data mengenai kesenjangan gender dalam lingkup global yang
ditampilkan oleh World Economic Forum, pada tahun 2021 Jepang berada di
peringkat 120 dari 156 negara dalam daftar negara dengan ketidaksetaraan gender
tertinggi.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan arus informasi, masyarakat


Jepang secara perlahan-lahan menjadi lebih menyadari adanya ketimpangan

2
gender sehingga membuka feminisme agar semakin diterima di masyarakat
Jepang. Berdasarkan artikel berjudul Japanese Women Are Fighting Back Against
Pervasive Sexism yang ditulis oleh jurnalis Christine Levy di situs The Nation
pada tahun 2022, ketua Komite Olimpiade Tokyo 2020 yakni Yoshiro Mori,
mendapat kecaman dari masyarakat luas setelah mengeluarkan komentar seksisme
yang merendahkan perempuan. Sebuah petisi yang menghendaki Mori untuk
dipecat dari jabatannya mencapai lebih dari 100 ribu teken, menjadi tanda bahwa
tingkat kesadaran masyarakat Jepang akan seksisme menjadi lebih tinggi daripada
sebelumnya.

Untuk membantu proses pengenalan gerakan feminisme di masyarakat luas,


serial berperan besar untuk merealisasikan tujuan tersebut karena serial mampu
menjangkau banyak penonton dari berbagai kelas sosial. Salah satu serial yang
berasal dari Jepang adalah serial berjudul Followers yang diluncurkan sejak tahun
2020 di layanan Netflix. Followers sendiri menceritakan kisah dua perempuan
bernama Natsume Hyakuta dan Limi Nara. Natsume Hyakuta merupakan gadis
muda yang bekerja keras untuk menjadi aktris baru. Sebaliknya, Limi Nara adalah
sosok perempuan yang sudah mencapai kesuksesan tinggi sebagai fotografer
untuk bidang fashion.

Pada usia hampir menyentuh 40 tahun, Limi Nara memutuskan bahwa dia
ingin memiliki anak berdasarkan keputusannya sendiri, karena dia menganggap
bahwa mungkin anak adalah sosok yang mampu membuat dirinya merasa
bahagia. Karena tidak memiliki suami atau pasangan, maka Limi Nara pun
memutuskan untuk hamil menggunakan metode bayi tabung dengan bantuan
temannya yang memiliki orientasi seksual biseksual untuk mendonorkan
spermanya. Limi Nara merupakan tokoh yang unik karena memiliki jalan pikir
yang realistis dan dilema yang dirasakannya pun merupakan hal yang juga
ditemukan pada perempuan modern. Untuk itu, penulis pun tertarik untuk meneliti
tokoh Limi Nara yang menjadi representasi perempuan Jepang modern karena
perempuan mampu menentukan pilihannya sendiri tanpa harus menyesuaikan diri
dengan standar yang selama ini dipercaya oleh masyarakat.

3
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah disampaikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi kaum
perempuan Jepang modern yang memiliki kebebasan penuh atas dirinya yang
sesuai dengan nilai Feminisme Liberal melalui tokoh Limi Nara dalam serial
Followers. Teori yang sesuai untuk meneliti tokoh Limi Nara adalah teori
Feminisme Liberal menurut Susan Wendell pada tahun 1987. Feminisme Liberal
memiliki tradisi seperti gerakan feminisme lainnya, yang mendukung bahwa nilai
perempuan sebagai manusia tidak hanya berkaitan dengan perannya sebagai istri
dalam menyediakan kesejahteraan bagi kaum laki-laki atau peran ibu dalam
membesarkan anak-anak, namun juga diakui kehidupan personal dan
kebebasannya sebagai manusia individu (Wendell, 1987:66).

Kajian Pustaka

1. Teori Feminisme Liberal

Feminisme dapat diartikan sebagai gerakan yang berusaha untuk mengubah


konstruksi sosial yang menganggap bahwa perempuan adalah kaum yang rendah
dengan memperjuangkan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh perempuan. Salah
satu aliran feminisme yang masih dianut oleh kaum perempuan hingga saat ini
adalah Feminisme Liberal. Tujuan politik feminisme liberal yang paling jelas
yakni membantu perempuan mendapatkan pengakuan yang lebih tinggi baik
sebagai perempuan dan dari segi individu, untuk memperoleh kesempatan yang
setara, kesempatan pendidikan yang sama baik untuk laki-laki atau perempuan,
untuk mengakhiri prasangka seksual dan diskriminasi, kesetaraan hak hukum, dan
penggunaan pendidikan sebagai alat untuk reformasi sosial (Wendell, 1987:66).
Nilai-nilai Feminisme Liberal yang ditemukan di serial Followers pun
menunjukkan bahwa perempuan berhak menentukan pilihan seperti ingin menjadi
seorang ibu yang tidak memiliki pasangan namun tetap mampu membesarkan
anak dengan kasih sayang dan perempuan pun berhak atas tubuhnya sendiri.

2. Peran Perempuan di Jepang

4
Jepang pada abad ke-12 hingga pertengahan abad ke-19 masih berada di
masa feodal dan di bawah kekuasaan Shogun Tokugawa sehingga budaya
patriarki pun terlihat kental dan membuat peran perempuan Jepang terbatas,
bahkan mereka hanya memiliki hak untuk melahirkan serta membesarkan anak
mereka (Amin, 2018:25). Pada masa feodal, perempuan Jepang menginginkan
anak bukan untuk memenuhi kepuasan emosional yang mereka miliki namun
untuk menjaga status suami mereka dan mereka sendiri di masyarakat.

Pasca Perang Dunia II berakhir, peran perempuan Jepang di masyarakat


secara berangsur-angsur mengalami perubahan. Pada tahun 1970-an hingga 1980-
an, sekumpulan buruh perempuan membentuk sebuah aliansi yang menuntut elit
politik agar mereka menciptakan kebijakan tentang kesetaraan gender di dalam
Undang-Undang Ketenagakerjaan (Okura, 2021:1). Kini, tingkat partisipasi
perempuan Jepang di dunia kerja mengalami peningkatan yang cukup menonjol
meskipun kesenjangan gender masih ditemukan. Peran perempuan di masyarakat
Jepang modern memang berkembang secara mumpuni, karena perempuan tidak
lagi diwajibkan untuk menjadi ibu rumah tangga dan hanya mengurus anak saja.
Pemerintah juga menggalakkan teknologi IVF (In Vitro Fertilization) atau bayi
tabung yang dulunya ditentang oleh masyarakat konservatif Jepang.

3. Teori Mise-en-scène

Aspek teknis yang penting untuk menyambungkan setiap elemen sinema sehingga
dapat berkesinambungan adalah mise-en-scène. Pratista melalui Agustiana
(2015:41) mengemukakan bahwa teori Mise-en-Scène terdiri atas beberapa aspek,
yakni 1) pemain; 2); make up (riasan wajah) dan wardrobe (kostum); 3) setting
(latar); 4) lighting (pencahayaan).

4. Penelitian Terdahulu

Sebelumnya, terdapat penelitian yang membahas mengenai tokoh


perempuan dalam serial drama yang melawan patriarki di negara Asia dengan
aspek penelitian yang berbeda. Penelitian pertama dilakukan oleh Yeni Mulyani
Supriatin (2017) yang disusun di Balai Bahasa Jawa Barat dan termasuk ke dalam

5
jurnal Atavisme nomor 1 volume 20 halaman 38 hingga 52 dengan judul
Perempuan Dalam Drama Seri Televisi ‘Greatest Marriage’: Perspektif Feminis
Liberal. Penelitian ini membahas mengenai tokoh utama yang melawan patriarki
dan hukum di Korea Selatan yang merugikan perempuan, namun hasil temuan
Yeni menyatakan bahwa sutradara drama Greatest Marriage justru mengafirmasi
nilai patriarki di dalamnya.

Penelitian kedua adalah penelitian berbentuk skripsi yang disusun oleh Dian
Marsyah Fabianty (2017) dari UIN Alauddin Makassar yang berjudul
Representasi Feminisme dalam Serial Televisi (Analisis Semiotika dalam Serial
Televisi Anandhi di ANTV. Penelitian ini membahas mengenai tokoh perempuan
di serial Anandhi yang menentang patriarki dan tradisi pernikahan dini di India,
akan tetapi Dian menggunakan pendekatan analisis semiotika kode-kode televisi
John Fiske. Sementara itu, penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk
menganalisis bagaimana tokoh Limi Nara mencerminkan perempuan Jepang pada
masa kini.

Metode

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif karena


metode tersebut sesuai untuk diterapkan dalam menganalisis penelitian yang
menggunakan objek penelitian berupa serial atau drama. Metode penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk menyelidiki kondisi, keadaan,
atau hal lain-lain yang bertujuan untuk membuat gambaran, lukisan, atau deskripsi
secara faktual, akurat, dan sistematis mengenai fakta serta hubungan antar
fenomena yang akan diselidiki (Marceline, 2018:31).

Data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan analisis untuk penelitian
ini meliputi adegan, pemeran, dan dialog yang ada di dalam serial Followers yang
berkaitan dengan teori Feminisme Liberal. Disamping itu, penulis juga berusaha
untuk menemukan bagaimana data pada serial Followers menunjukkan
representasi perempuan modern yang tinggal di Jepang.

6
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
metode observasi non partisipan. Metode obervasi non partisipan adalah metode
yang digunakan untuk melakukan penelitian sastra, ketika seorang peneliti tidak
menyatu secara langsung namun meneliti melalui apa yang didengar, dirasakan,
dan dilihat (Marceline, 2018:32).

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis satu per satu untuk mencari
jawaban atas rumusan masalah. Tahapan analisis data yang penulis lakukan
adalah:

1. Menganalisis data yang berhubungan dengan representasi perempuan


modern Jepang yang sesuai dengan nilai Feminisme Liberal menurut
Susan Wendell.
2. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis yang dilakukan dan menyajikan
hasil dari analisis secara terperinci.

Pembahasan
1. Tekad Limi Mencari Kebahagiaan Sebagai Perempuan dalam Mencapai
Impiannya

7
Gambar 4.2.1.1 Gambar Limi Nara Berpidato Mengenai Rasa Syukur Atas
Pencapaian Karirnya
Data 1 Episode 1, menit (00:10:04 – 00:10:30)
リミナラ :仕事も、女性としての幸せも、あたりまいだけどあきら
めない。そいう思い出、ここまでやってきました。若いころ、絶対に日本を代
表するフォトグラファーになると決めました。まだ、何ものでもない自分は、
そんな夢をかが得た時、あまりのその夢の通さに、足が触れました。でも、
逃げてはダメなんです。どんなに小さな夢は、必ず始めて実際のです。
Limi Nara : Shigoto mo, josei to shite no shiawase mo,
atarimaidakedo akiramenai. So iu omoide, koko made yattekimashita.
Wakai koro, zettai ni nihongo o daihyō suru fotogurafā ni naru to
kimemashita. Mada, nanimono demonai jibun wa, son'na yume o ka ga eta
toki, amari no sono yume no tōsa ni, ashi ga furemashita. Demo, nigete
wa damena ndesu. Don'nani chīsana yume wa, kanarazu hajimete jissai
nodesu.
Limi Nara : Memang hal ini adalah hal yang natural, namun saya
tidak akan menyerah pada pekerjaan saya ataupun mencari kebahagiaan
saya sebagai seorang perempuan. Saya sangat bangga sudah sampai pada
titik ini. Ketika masih muda, saya bersumpah untuk menjadi salah satu
fotografer terbaik di Jepang. Waktu itu, saya yang masih bukan siapa-siapa
memiliki impian tinggi. Rasanya sudah lama sekali hingga saya merasa
gemetar karena takut. Namun, kunci dari semuanya adalah tidak melarikan
diri. Sekecil apapun impian, memulai untuk mencapai impian itu adalah
hal yang penting.
Limi Nara menyatakan bahwa dia merasa bangga dengan pencapaian pada
saat ini karena pencapaiannya merupakan buah hasil dari usahanya sendiri. Limi
memiliki kebebasan untuk menentukan hidupnya sendiri, dan hal ini berbanding
terbalik dengan kebebasan perempuan Jepang pada masa feodal yang terbatas dan
tidak memiliki privilege yang lebih luas. Keinginan Limi Nara untuk tidak
menyerah dan tetap bahagia di dalam pekerjaannya sebagai fotografer ternama di
Jepang mencerminkan kebahagiaannya sebagai perempuan Jepang modern yang
bebas dan tidak dibatasi oleh apapun. Hal tersebut sesuai dengan Feminisme
Liberal menurut Wendell yang mendukung bahwa hak perempuan tidak dibatasi
oleh standar yang ada di masyarakat.
2. Kesetaraan Kesempatan Kerja Bagi Perempuan di Dunia Fotografi

8
Gambar 4.2.2.1 Gambar Limi Nara Membalas Komentar Fotografer Senior
yang Merendahkan Dirinya
Data 2 Episode 3, menit (00:01:10 – 00:01:37)
先生 :タミオ君の写真は、尊厳しましたような適切な写
真です。これ敬かいというよりも女の子写真だなやっぱり。男たちの赤
裸々を撮るかまわないよ。ただね、もうちょっと男とすきあったまえ。女の子
だったら、タミオ君みたいな男の子とすきあわないと。
ミナラ :お言葉ですが、やっぽゆずって、タミオ君みたいに
なれかせいかいですよね。それと、私は女の子じゃないんだよ!
Sensei : Tamio-kun no shashin wa, songen shimashita yōna
tekisetsuna shashindesu. Kore keikai to iu yori mo on'nanoko shashinda
na yappari. Otoko-tachi no sekirara o toru kamawanai yo. Tada ne, mō
chotto otoko to suki atta mae. On'nanokodattara, Tamio-kun mitaina
otokonoko to suki awanai to.
Limi Nara : Okotobadesuga, yappo yuzu tte, Tamio-kun mitai
ni nare ka seikaidesu yo ne. Soreto, watashi wa on'nanoko janai nda yo! 
Fotografer senior : Foto Tamio-kun tampak sangat bermartabat. Untuk
Limi, fotomu terlihat seperti foto yang diambil anak gadis meskipun tidak
sepenuhnya kurang bermartabat. Tidak masalah apabila kamu ingin
memotret laki-laki yang berpakaian terbuka, tapi cobalah untuk berkencan
dengan laki-laki. Itupun kalau kamu memang anak gadis. Cobalah
berkencan dengan laki-laki seperti Tamio.

9
Limi Nara : Dengan penuh hormat, pak, meskipun yang bapak
bilang adalah hal benar, sebenarnya bapak hanya ingin agar saya bisa
menjadi orang seperti Tamio. Ditambah lagi, saya bukanlah ‘anak gadis’.

Gambar 4.2.2.2 Gambar Limi Nara Menyatakan Impiannya Sebagai


Fotografer Tersohor di Jepang
Data 3 Episode 1 Menit (00:10:19 – 00:10:22)
リミナラ :若いころ、絶対に日本を代表するフォトグラファーになると
決めました。
Limi Nara : Wakai koro, zettai ni nihongo o daihyō suru fotogurafā ni
naru to kimemashita
Limi Nara : Saat masih muda, saya bersumpah untuk menjadi salah
satu fotografer terbaik di Jepang.
Keberanian Limi Nara dan kegigihannya dalam menunjukkan bahwa dirinya
dapat menjadi seorang fotografer yang bergengsi di dunia fotografi yang
didominasi dan dikontrol oleh laki-laki menggambarkan nilai Feminisme Liberal.
Menurut Wendell, Feminisme Liberal tidak mendukung perempuan untuk hanya
bekerja di bidang pekerjaan khusus laki-laki semata, namun perempuan juga
memiliki kebebasan untuk merintis karir yang cemerlang pada bidang apapun
bahkan pada bidang pekerjaan yang sebelumnya hanya dipenuhi oleh keberadaan
laki-laki seperti dunia fotografi.

3. Menentang Patriarki

10
Gambar 4.2.3.1 Gambar Limi Nara Menyemangati Perempuan dalam Acara
Penghargaan Women of The Future Award 2020
Data 4, Episode 9 menit (00:25:56 – 00:27:18)
リミナラ :彼女たちの作品と、世代との出会いをとして、それは、諦
める必要ないものだということを思いださせてもらいました。いつも怒りに
みち、気づづいても前につつむ、やりたいことの手をばす。あなたの一番
フォロワーは、あなたです。残念ながら、女性だからできないこと、ふじゅな
ことはまだたくさんあります。それでも、真っ直ぐたて戦うためには、自分
の意志で席に思って生きる強さが必要です。男性を通じてしか社会と繋
がれない女性にはならないでください。精神てきにも、荊妻てきにも、自立
した女性でありつづけてください。女性であること肯定し、しなやかに凛と
して温かいきましょう。それこそが、自由への扉です。
Limi Nara : Kanojotachi no sakuhin to, sedai to no deai o to shite,
soreha, akirameru hitsuyō nai monoda to iu koto o omoidasa sete
moraimashita. Itsumo ikari ni michi, ki dzudzu ite mo mae ni tsutsumu,
yaritai koto no te oba su. Anata no ichiban forowā wa, anatadesu.
Zan'nen'nagara, joseidakara dekinai koto, fujyuna koto ha mada takusan
arimasu. Soredemo, massugu-tate tatakau tame ni wa, jibun no ishi de
seki ni omotte ikiru tsuyo-sa ga hitsuyōdesu. Dansei o tsūjite shika shakai
to tsunaga renai josei ni wa naranaide kudasai. Seishin te ki ni mo,
keisaite ki ni mo, jiritsu shita joseideari tsudzukete kudasai. Joseidearu
koto kōtei shi, shinayaka ni rintoshite atataka ikimashou. Sore koso ga,
jiyū e no tobiradesu.
Limi Nara : Melihat karya para perempuan yang ada di sini, dan
bertemu perempuan muda dari generasi sekarang, mereka mengingatkan
saya bahwa kita tidak perlu menyerah. Tetaplah berapi-api dan jangan

11
menyerah meskipun selalu terluka. Lakukan apa saja yang ingin kamu
inginkan. Follower nomor satumu yang paling berharga adalah dirimu
sendiri. Meskipun cukup disayangkan, masih ada banyak hal yang kita
hadapi dan tidak bisa kita lakukan hanya karena kita adalah perempuan.
Untuk berdiri melawan itu semua, kamu harus memiliki keinginan untuk
hidup dan bertanggung jawab atas pilihan yang kamu pilih. Jangan
menjadi perempuan yang hanya bisa masuk ke masyarakat dengan bantuan
laki-laki. Berusahalah menjadi perempuan yang mandiri, secara finansial
dan mental. Tegaskan bahwa kamu adalah perempuan dan berjuanglah
secara anggun dengan cara yang bermartabat. Itulah pintu untuk menuju
kebebasan.
Limi Nara memberi pidato ketika menghadiri acara Women of The Future
Award 2020 tentang bagaimana sebagai seorang perempuan, menyerah bukan
jawaban dan perempuan modern harus mampu bertanggung jawab dengan
kebebasan yang sudah dimiliki.

Limi Nara pun menyatakan bahwa meskipun perempuan masih harus


berhadapan dengan beberapa halangan dan rintangan, namun perempuan harus
mampu berjuang sendiri tanpa harus bergantung dengan laki-laki. Patriarki yang
menjunjung tinggi kedudukan laki-laki hanya akan menguntungkan laki-laki,
sehingga perempuan harus mampu mencapai kedudukan tinggi dan meraih
kebahagiaan tanpa harus meminta bantuan laki-laki.

4. Perempuan Jepang Memiliki Hak Atas Tubuhnya Sendiri

12
Gambar 4.2.4.1 Gambar Limi Nara Berbincang dengan Dokter Kandungan
Mengenai Kandungannya yang Gugur
Data 5 Episode 1, Menit (00:28.33 – 00:28.52)
チドリ先生 :最初の学期の流産どうしょうがないなのよ。場合
がある問題の赤ちゃんのように、染色体異常はありませんよ。
リミナラ :あの、チドリ先生、最初の流産のせいで子供がな
がれやすくなってること?
チドリ先生 :そんなに苦しむないの。十年前の流産と今回のこ
とは、関係ないはよ。
Chidori-sensei : Saisho no gakki no ryūzan shouganai nano yo.
Baai ga aru mondai no akachan no yō ni, senshokutaiijō wa arimasen yo.
Limi Nara : Ano, Chidori-sensei, saisho no ryūzan no sei de
kodomo ga nagare yasuku natteru koto?
Chidori-sensei : Son'nani kurushimu nai no. Jūnenmae no ryūzan
to konkai no koto wa, kankeinai wa yo.
Dokter Chidori : Tidak ada yang bisa kamu lakukan mengenai
keguguran saat trimester pertama. Hal ini sering terjadi jika ada masalah
pada janin, seperti kelainan kromosom.
Limi Nara : Dokter Chidori, apakah ini berarti saya akan selalu
mengalami keguguran?
Dokter Chidori : Jangan menyalahkan dirimu sendiri seperti itu.
Keguguranmu sepuluh tahun yang lalu tidak ada hubungannya dengan ini.

13
Gambar 4.2.4.2 Gambar Limi Nara dan Yuruko Saat Limi Nara
Memutuskan Untuk Tetap Memiliki Anak
Data 6, Episode 1 (00:37:05 – 00:37:13)
ユルコ  :もう決めたわけだ。
リミナラ :やっぱり、子供を欲しい。
ユルコ  :仕事は?
リミナラ :もちろんやる。私決めたの。百パーセントを仕事と子
供を分けるんじゃなくて、仕事も子供も両方百パーセント。
Yuruko : Mō kimeta wakeda.
Limi Nara : Yappari, kodomo o hoshī.
Yuruko : Shigoto wa?
Limi Nara : Mochiron yaru. Watashi kimeta no. Hyaku pāsento o
shigoto to kodomo o wakeru n janakute, shigoto mo kodomo mo ryōhō
hyaku pāsento.
Yuruko : Jadi kamu sudah memutuskan?
Limi Nara : Iya, pada akhirnya aku tetap menginginkan anak.
Yuruko : Lalu kerjaanmu?

14
Limi Nara : Tentu saja tetap berlanjut, aku sudah memutuskan.
Aku tidak akan fokus membagi 100 persen antara pekerjaan atau
mengasuh anak, tapi aku akan memberi 100 persen yang kubisa untuk
pekerjaan dan mengasuh anak.

Gambar 4.2.4.3 Gambar Limi Nara, Yuruko, dan Temannya Saat Membahas
Kegagalannya Mendapatkan Donor Sperma
Data 7, Episode 3 (00:08:18 – 00:08:23)
リミナラ:子供をしなくていいし、どきょもしなくていい。子供を育てるのを
手伝うためにそれらを必要とさえしないし。
ユルコ :だがが精液ねえ。。
Limi Nara : Kodomo o shinakute īshi, dokyomo shinakute ii. Kodomo
o sodateru no o tetsudau tame ni sorera o hitsuyō to sae shinaishi.
Yuruko : Daga ga seieki nē..
Limi Nara : Padahal mereka tidak perlu mengakui anak kita dan tidak
perlu tinggal bersama denganku. Bahkan aku tidak ingin meminta bantuan
mereka untuk membesarkan anak kita.
Yuruko : Padahal hanya sperma saja..

15
Gambar 4.2.4.4 Gambar Limi Nara dan Isamu Berbincang Mengenai
Permintaan Limi Mengenai Donor Sperma
Data 8 Episode 5, menit (00:11:39 – 00:12:50)
勇 :この間のさ、メールのけんだけど。。
リミナラ :ごめん、変なことたのんでも。。
勇 :いいよ。私は、昔貧乏だったころ、リミはよくココイチおこっ
てくれたから
リミナラ :あのさ、精子をくださいって話だよ
勇 :うん、あたしはバイだから、頑張ればセックスができるよ。
会ってみたいよ、自分の遺伝子。。この国ね、私たちみたい
な人は子供をつくもとはかにょうかないからさ
Isamu : Konoaida no-sa, mēru no kendakedo..
Limi Nara : Gomen, hen'nakoto tanon demo..
Isamu : Ī yo. Watashi wa, mukashi binbōdatta koro, Limi wa yoku
kokoichi okotte kuretakara
Limi Nara : Ano sa, seishi o kudasai tte hanashida yo
Isamu : Un. Atashi ha bai dakara, gambareba sekkusu ga dekiru
yo. Ai tte mitai yo, jibun no idenshi. Kono kuni ne,
watashitachi mitaina hito wa kodomo o tsuku moto wa
kanyoukanaikarasa

Isamu : Mengenai pesan yang kamu kirim tempo hari...


Limi Nara : Maaf ya, itu permintaan yang sangat aneh, kan?
Isamu : Tidak apa-apa. Saat aku miskin dulu, kamu sering
membelikanku Cocoichi, anggap saja ini timbal balik

16
Limi Nara : Tapi aku meminta donor sperma, lho.
Isamu : Tidak masalah, karena aku biseksual, aku juga bisa
berusaha untuk berhubungan badan kok. Lagipula aku ingin
melihat bagaimana genku tumbuh menjadi anak. Di negara
ini, orang sepertiku masih tidak diperbolehkan memiliki
anak.

Limi Nara sebelumnya pernah mengandung, namun mengalami keguguran


sebelum memasuki trimester kedua. Dirinya merasa bersalah dan menganggap
kejadian tersebut adalah kesalahannya, namun dia tetap memutuskan untuk
memiliki anak tanpa harus menikah dengan laki-laki. Limi meminta bantuan
Isamu untuk mendonorkan spermanya agar dia bisa hamil dengan metode bayi
tabung. Kebebasan Limi Nara atas tubuhnya sendiri tanpa harus mematuhi standar
yang ada di masyarakat merepresentasikan bagaimana perempuan Jepang modern
memiliki pilihan yang bebas untuk memiliki anak atau tidak, sebuah kebebasan
yang tidak akan bisa dirasakan oleh perempuan Jepang beberapa dekade silam.

Kesimpulan

Penelitian dengan judul Representasi Perempuan Jepang Modern Melalui


Tokoh Limi Nara dalam Serial Followers: Kajian Feminisme Liberal menganalisi
tentang bagaimana representasi perempuan Jepang pada masa modern yang
tercermin pada tokoh Limi Nara dalam serial Followers. Pada penelitian ini,
penulis menemukan representasi perempuan Jepang modern berdasarkan data
yang telah dianalisis pada tokoh Limi Nara. Bagi Limi, kebahagiaannya sebagai
perempuan dapat dicapai dengan merintis karirnya sebagai fotografer secara bebas
tanpa adanya halangan apapun dan dia pun menjadi seorang ibu tanpa harus
menikah dengan laki-laki.

Limi Nara juga menggambarkan perempuan yang mampu menyuarakan


pendapatnya dengan berani dan perempuan bebas yang memiliki hak penuh atas
tubuh, hidup, dan masa depannya sendiri. Perempuan modern menurut Limi
adalah perempuan yang mandiri dan bisa berdiri sendiri tanpa bergantung dengan
laki-laki. Hal tersebut mencerminkan nilai Feminisme Liberal menurut Susan

17
Wendell yang menyatakan bahwa nilai perempuan tidak berhubungan dengan
kaum lelaki dan perempuan memiliki kebebasan penuh atas dirinya sendiri.

REFERENSI

Amin, Muhammad. 2018. Feminisme pada Modernisasi di Jepang. Skripsi.


Universitas Sumatera Utara

Fabianty, Dian Marsyah. 2017. Representasi Feminisme dalam Serial Televisi


(Analisis Semiotika dalam Serial Televisi Anandhi di ANTV). Skripsi. UIN
Alauddin Makassar

Israpil. 2017. Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah


dan Perkembangannya). Jurnal. 5(7), 141-149

Marceline, Cindy Shely. 2018. Kritik Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat yang
Menjadi Penyebab Shousika dalam Drama Otona Koukou Karya Sutradara
Toichiro Ruto dan Naomi Kinoshita. Skripsi. Universitas Brawijaya

Offen, Karen. 1988. Defining Feminism: A Comparative Historical Approach.


Artikel Jurnal. 14(1), 119-157

Okura, Sae. 2021. Representing Women’s Interests in Japan’s Civil Society.


Artikel Jurnal. 11(3), 1-11

Supriatin, Yeni Mulyani. 2017. Perempuan dalam Drama Seri Televisi “Greatest
Marriage”: Perspektif Feminis Liberal. Artikel Jurnal. 20(1), 38-52

Wendell, Susan. 1987. A (Qualified) Defense of Liberal Feminism. Artikel Jurnal.


2(2), 65-93

Equality and Human Rights Commission. (2018, Mei 25). Pregnancy and
Maternity Discrimination Research Findings. Retrieved from Equality and
Human Rights Commission:
https://www.equalityhumanrights.com/en/managing-pregnancy-and-
maternity-workplace/pregnancy-and-maternity-discrimination-research-
findings

18
The Nation. (2022, Januari 10). Japanese Women Are Fighting Back Against
Persavise Sexism. Retrieved from The Nation:
https://www.thenation.com/article/world/japan-womens-movement/

World Economic Forum. (2021, Maret). Global Gender Gap Report. Retrieved
from World Ecoomic Forum:
https://www3.weforum.org/docs/WEF_GGGR_2021.pdf

Sumber Karya

Serial Followers arahan sutradara Mika Ninagawa, rilis tahun 2020 dengan
jumlah 9 episodes pada layanan streaming Netflix

19

Anda mungkin juga menyukai