signifikan terhadap kemajuan perempuan Indonesia yang lain. Data di lapangan menunjukkan
bahwa sampai hari ini diskriminasi gender, kekerasan terhadap perempuan, timpangnya
pendidikan dan kesehatan antara perempuan dan laki-laki, dan akses dan kontrol yang tidak
setara dalam dunia politik mengindikasikan bahwa kesenjangan gender (gender gap) masih
terjadi di mana-mana.
DAFTAR PUSTAKA
URL :
https://www.jurnalperempuan.org/wacana-feminis/menilik-kembali-peran-organisasi-perempuan-
di-masa-orde-baru
https://kapalperempuan.org/gerakan-perempuan-20-tahun-reformasi/
tanggal tayang :
Judul Jurnal : JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK Volume 3 No. 1 Jan-Jun 2008 pp.
120-139
CATATAN KAKI
[1] Istilah “tumpas kelor” diambil dari bahasa Jawa. Negara menganggap seluruh keluarga
komunis harus ditumpas sampai ke akar-akarnya, mulai dari keluarga yang dipersangkakan
hingga generasi anak, cucu, dst. Lihat Hersri Setiawan, Kamus Gestok, Galang Press,
Yogyakarta, 2003. hlm 296.
[2] Istilah “Keluarga komunis”, meliputi PKI dan ormas-ormas kaitannya, yaitu Gerwani
(Gerakan Wanuta Indonesia), Pemuda Rakyat, SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia), BTI (Barisan Tani Indonesia), Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), dan HSI
(Himpunan Sarjana Indoneia). Baca Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan
Peremuan di Indonesia, Garba Budaya dan Kalyanamitra, Jakarta, 1999. Hal xxxix